PERUSAHAAN MULTINASIONAL dalam DI INDONESIA

PERUSAHAAN MULTINASIONAL DI INDONESIA
Dalam Industrialisasi, buruh mempunyai peran yang sangat penting sehingga secara tidak
langsung buruh juga berperan penting dalam perdagangan internasional. Dalam WTO pun isu
mengenai perlindungan buruh juga menjadi topik yang serius. Perlindungan buruh dalam
konteksnya sebagai bentuk proteksionisme baru sering diperdebatkan. Hal ini berdasarkan
banyak fakta mengejutkan dan memprihatinkan yang masih terjadi terhadap buruh tak terkecuali
buruh Nike di Indonesia.
Nike. Inc merupakan perusahaan multinasional terkemuka yang menghasilkan produk sepatu dan
perlengkapan olah raga ternama di dunia. Perusahaan ini menyerahkan semua pengerjaan
produksinya ke pihak ketiga termasuk Indonesia.
Pada tahun 1970an Nike memusatkan produksinya di Jepang karena upah buruh di Jepang lebih
murah dibanding di Amerika Serikat. Selanjutnya pada tahun 1982, sebagian besar produk Nike
dihasilkan di Korea dan Taiwan. Namun, karena upah buruh di kedua negara tersebut kian mahal,
Nike merelokasi perusahaannya ke Indonesia, Cina, dan Vietnam.
Dalam kasus buruh Nike Indonesia, Nike telah membuat banyak pelanggaran yang berkaitan
dengan kaum buruh. Nike telah mereduksi kekuatan kaum buruh sehingga kaum buruh amat
rentan kehilangan pekerjaan mereka dengan aneka alasan pabrik mudah digeser ke tempat lain
yang upah buruhnya lebih rendah. Buruh juga mudah kehilangan hak-haknya seperti dalam
masalah pesangon, dalam hal berserikat dengan para pekerja lainnya, dalam hal upah dan jam
kerja. Selain itu buruh juga sering mendapat kekerasan baik fisik maupun psikis.
o Profil Nike Indonesia

Pada awal tahun 1990-an, Produk Nike di hasilkan oleh enam pabrik yang mempekerjakan
25.000 pekerja. Empat diantaranya milik suplier Nike Korea. Nike mempunyai standar panduan
kebijakan pabrik perusahaan seperti yang dapat dilihat dalam kutipan berikut:
Standar inti ditetapkan di bawah ini.
1. Kerja Paksa. Kontraktor tidak menggunakan kerja paksa dalam bentuk apapun – penjara,
diwajibkan, terikat atau sebaliknya.
2. Pekerja Anak. Kontraktor tidak mempekerjakan orang di bawah usia 18 untuk memproduksi
alas kaki. Kontraktor tidak mempekerjakan orang di bawah usia 16 untuk memproduksi pakaian,
aksesoris atau peralatan. Jika pada saat produksi Nike dimulai, kontraktor mempekerjakan orangorang dari usia kerja hukum yang setidaknya 15, pekerjaan yang dapat terus, tetapi kontraktor
tidak akan mempekerjakan setiap orang maju yang lebih muda dari batas usia Nike atau hukum,
mana lebih tinggi. Untuk lebih memastikan standar-standar usia dipenuhi, kontraktor tidak
menggunakan segala bentuk pekerjaan rumah untuk produksi Nike.

3. Kompensasi. Kontraktor menyediakan setiap karyawan setidaknya upah minimum, atau upah
industri yang berlaku, mana yang lebih tinggi, memberikan setiap karyawan akuntansi, jelas
tertulis untuk setiap periode pembayaran, dan tidak memotong dari gaji karyawan untuk
pelanggaran disiplin.
4. Manfaat. Kontraktor menyediakan setiap karyawan semua manfaat hukum diamanatkan
5. Jam Kerja / Lembur. Kontraktor sesuai dengan jam kerja yang diamanatkan secara hukum,
menggunakan lembur hanya ketika setiap karyawan sepenuhnya kompensasi sesuai dengan

hukum setempat, menginformasikan setiap karyawan pada saat menyewa jika lembur wajib
adalah kondisi kerja, dan secara teratur dijadwalkan memberikan satu hari libur di tujuh, dan
tidak memerlukan lebih dari 60 jam kerja per minggu secara teratur dijadwalkan, atau sesuai
dengan batas-batas lokal jika mereka lebih rendah.
6. Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan (ES & H). Dari pemasok ke pabrik untuk distributor
dan pengecer, Nike menganggap setiap anggota rantai pasokan kami sebagai mitra dalam bisnis
kami. Dengan demikian, kami telah bekerja sama dengan mitra Asia untuk mencapai spesifik
lingkungan, kesehatan dan tujuan keselamatan, dimulai dengan sebuah program yang disebut
MESH (Pengelolaan Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan).
7. Dokumentasi dan Inspeksi. Kontraktor mempertahankan pada file semua dokumentasi yang
diperlukan untuk menunjukkan kepatuhan dengan Kode Etik dan hukum yang diperlukan; setuju
untuk membuat dokumen-dokumen yang tersedia untuk Nike atau monitor yang ditunjuk, dan
setuju untuk tunduk kepada inspeksi dengan atau tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Berdasarkan kutipan diatas terlihat jelas bahwa Nike membuat kesepakatan yang ideal mengenai
buruh nya diantaranya Nike tidak akan mempekerjakan buruh dibawah umur, Nike akan
memberikan upah yang layak, Nike akan memberikan banyak keuntungan, Nike akan
memberikan hak buruh setiap kali melakukan lembur, dll.
Data yang diambil dari sumber yang berbeda juga menujukan hal yang hampir sama, mengenai
pelanggaran kebijakan yang dibuat oleh Nike sendiri.
Standar Panduan Kebijakan Nike:

Karyawan kontraktor tidak bekerja lebih dari 60 jam per minggu, atau jam kerja reguler dan
lembur yang diperbolehkan oleh undang-undang di negara produsen, pilih yang paling sedikit.
Jam kerja lembur disetujui oleh kedua belah pihak dan mendapatkan kompensasi dengan bayaran
premium. Karyawan berhak atas minimal 24 jam istirahat secara berturut-turut untuk setiap
periode tujuh hari.

Fakta Jam kerja di Lapangan:
50% hingga 100% buruh Nike, jam kerja melebihi yang ditentukan oleh Code of Conduct.
25% hingga 50% pabrik Nike, buruh bekerja selama 7 hari dalam seminggu.
25% hingga 50% pabrik Nike, jam kerja buruh melebihi jam kerja yang diatur secara hokum.
25% pabrik Nike, pekerja dihukum ketika menolak bekerja lembur.
Fakta lain yang mengejutkan adalah mengenai upah para buruh yang tidak sebanding dengan
harga sepasang sepatu yang dibandrol oleh Nike. Gaji sebulan dari buruh pabrik HASI (tidak
termasuk lembur) yang sudah bekerja selama 10 tahun sebesar Rp 900.000,- atau sama dengan
$97,8 (dengan kurs Rp 9.200/ $1) yang berarti mereka hanya mendapatkan RP 30.000,-/harinya
atau setara dengan $ 3,3. Dengan pendapatan harian sebesar $3,3 terebut mereka bisa membuat
sejumlah sepatu Nike yang dijual oleh pabrik ke Nike di kisaran $11-$20. Sedangkan untuk satu
pasang sepatu Nike bisa dibanderol seharga $60 (Rp 552.000,-). Berdasarkan gambaran tersebut,
Nike sudah dipastikan tidak mengahargai buruh dengan sepantasnya. Mengingat dengan gaji Rp
900.000,-/bulan bagi buruh pabrik yang tinggal di Tangerang adalah jauh dari cukup karena

harga kebutuhan maupun ongkos transportasi semakin meningkat.
Sepasang sepatu Nike bisa berharga lebih dari 100 dollar AS. Dengan posisi ini, Nike jelas
mampu mengeruk uang dalam jumlah yang sangat besar. Bahkan Nike mampu membayar
Michael Jordan sebesar 20 juta dollar per tahun untuk membantu menciptakan citra Nike.
Demikian pula Andre Agassi yang bisa memperoleh 100 juta dollar untuk kontrak iklan selama
10 tahun. Sementara itu bos dan dedengkot Nike Inc, Philip H. Knight, mengantongi gaji dan
bonus sebesar 864.583 dollar dan 787.500 dollar pada tahun 1995. Jumlah ini belum termasuk
stok Nike sebesar 4,5 biliun dollar. Dari harga sepatu sekitar 100 dollar AS tersebut, hanya
sekitar 2,46 dollar per hari yang disisihkan untuk buruh di Indonesia. Itupun dihitung sebelum
ada krisis moneter. Sementara buruh di Vietnam hanya menerima 1 dollar.
Fakta yang terjadi di lapangan sangatlah berbeda dengan standar panduan kebijakan. Tidak ada
fakta yang berpihak pada kaum buruh
o Usaha pemerintah
Sejauh ini pemerintah Indonesia belum melakukan hal yang signifikan terhadap buruh. Hari
buruh yang ditandai dengan demo pun tampak sia sia belaka. Usaha proteksi yang dilakukan
pemerintah sangat lemah.
Pemerintah Indonesia berusaha mengupayakan akan meningkatkan upah buruh Nike minimun
terhadap tekanan yang dialami buruh Nike justru menjadi ancaman, karena Nike justru
mengancam akan memindahkan investasi ke Vietnam. Hal inilah yang ditakuti oleh pemerintah
Indonesia, karena pada dasarnya buruh Nike di indonesia yang berjumlah kurang lebih 14000


tersebut akan kehilangan pekerjaannya jika perpindahan investasi tersebut terlaksana. Hal
tersebut tentunya akan menambah jumlah pengangguran di Indonesia yang jelas sudah relatif
banyak, dan sampai saat ini belum ada tindakan dan upaya yang nyata untuk menanggulanginya.
Justru simpati banyak berdatangan dari aktivis buruh yang ada di Amerika, Sebagian masyarakat
AS pun berduyun-duyun menggelar aksi protes, bahkan gerakan anti-Nike muncul sebagai
dampak akan ketidaksetujuan mereka. Aksi protes dan gerakan anti-Nike ini tersebar di beberapa
negara bagian AS, sampai di beberapa bagian di belahan dunia. Di Oregon, tempat kantor pusat
Nike Inc, masyarakat tampak tak jenuh-jenuhnya menyatroni Nike Town di jantung kota
Portland dan kantor pusat Nike di Beaverton, tak jauh dari Portland.



CONTOH – CONTOH PERUSAHAAN MULTINASIONAL YANG ADA DI
INDONESIA

1. DUNKIN DONUTS
Dunkin’Donuts pertama kali masuk ke Indonesia melalui Penanaman Modal
Asing Langsungnya dengan membuka perusahaan pertamanya di Jakarta. Dunkin’
Donuts sebelumnya juga telah membuka cabang-cabangnya (franchise) di berbagai

negara, seperti negara-negara di Eropa. Dunkin’Donuts pada mulanya tumbuh dan
berkembang di kota Boston, Amerika Serikat pada tahun 1940 (dengan nama awal
Open Kettle). Kemudian perusahaan ini terus tumbuh dan berkembang hingga akhirnya
pada tahun 1970, Dunkin’Donuts telah berhasil menjadi perusahaan dengan merek
internasional. Kemudian pada tahun 1983 perusahaan Dunkin’Donuts dibeli oleh
Domecq Sekutu (Allied Domecq) yang juga membawahi Togo’s dan Baskin Robins. Di
bawah Allied Domecq, perluasan pasar Dunkin’Donuts secara internasional semakin
diintensifkan. Hingga akhirnya gerai Dunkin’Donuts tersebar tidak hanya di benua
Amerika saja, tetapi juga meluas ke benua-benua seperti Eropa dan Asia. Di Indonesia
sendiri, Dunkin’ Donuts mulai merambah pasarnya pada tahun 1985 dengan gerai
pertama didirikan di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat. Khusus wilayah Indonesia,
master franchise Dunkin’Donuts dipegang oleh Dunkin’ Donuts Indonesia[10]. Saat
pertama kali Dunkin’Donuts membuka gerai pertamanya di Indonesia (pada tahun
1980-an), tidak ada reaksi keras dari masyarakat yang menentang perusahaan tersebut
untuk masuk. Masyarakat cenderung menganggap positif atas upaya perusahaan
tersebut dalam memperluas jaringan pasarnya. Mereka justru cenderung merasa
senang atas hadirnya Dunkin’Donuts di Indonesia.
2.

LEVI’S JEAN


Sebuah kisah menggambarkan sejarah celana jeans yang telah diciptakan oleh
Levi Strauss tahun 1880 ini, delapan tahun setelah jeans masuk ke Amerika Serikat
(AS) tahun 1872. Jeans Levis pertama kali dibuat di Genoa, Italia tahun 1560-an. Kain
celana ini biasa dipakai oleh angkatan laut. Orang Prancis menyebut celana ini dengan
sebutan “bleu de Génes”, yang berarti biru Genoa. Meski tekstil ini pertama kali
diproduksi dan dipakai di Eropa, tetapi sebagai fashion, jeans dipopulerkan di AS oleh
Levi Strauss, seorang pemuda berusia dua puluh tahunan yang mengadu
peruntungannya ke San Francisco sebagai pedagang pakaian. Ketika itu, AS sedang
dilanda demam emas. Levi Strauss & Co. adalah produsen pakaian Amerika Serikat
yang didirikan pada tahun 1853 oleh Levi Strauss. Perusahaan ini bersifat internasional
dengan 3 divisi geografis Levi Strauss North Americas, bermarkas di San Francisco,
Levi Strauss Europe, dengan markas di Kota Brusel dan Levi Strauss Asia Pacific,
markas di Singapura. Jumlah karyawan perusahaan Levi Strauss & Co. sampai saat ini
telah mencapai sekitar 8.850 di seluruh dunia.
3. EPSON
Awalnya EPSON yang ada saat ini memang bukan berasal dari Indonesia. Produk
asal Jepang ini menjadikan Indonesia menjadi pusat produksinya didunia. Epson
sesungguhnya berawal dari usaha jam merek Seiko. Ya, merek jam yang selama ini kita
kenal itu merupakan cikal bakal berdirinya EPSON. Boleh dibilang EPSON adalah anak

kandung Seiko. Didirikan Hisao Yamazaki pada 1942, Seiko berada di bawah bendera
Daiwa Kogyo. Kala itu, Seiko amat terkenal akan keunggulannya dalam teknologi
presisi kinetiknya. Teknologi ini sangat memperhatikan detail, ketepatan, serta
keakuratan secara mekanis dan berulang. Sebuah teknologi yang mencerminkan gaya
hidup orang Jepang.
4. KFC
KFC (dulu dikenal dengan nama Kentucky Fried Chicken) adalah suatu merek
dagang waralaba dari Yum! Brands, Inc., yang bermarkas di Louisville, Kentucky,
Amerika Serikat. Didirikan oleh Col. Harland Sanders, KFC dikenal terutama karena
ayam gorengnya, yang biasa disajikan dalam bucket. Col. Sanders mulai menjual ayam
gorengnya di pom bensin miliknya pada tahun 1939 di Corbin, Kentucky yang
selanjutnya pindah ke sebuah motel. Ia menutup usahanya pada akhir 1940-an sewaktu
jalan tol Interstate melalui kotanya. Pada awal 1950-an, ia mulai berkeliling Amerika
Serikat dan bertemu dengan Pete Harman di Salt Lake City, Utah, dan pada tahun 1952
bersama-sama mendirikan restoran Kentucky Fried Chicken yang pertama di dunia
(restoran pertamanya tidak menggunakan nama tersebut). Sanders menjual seluruh
waralaba KFC pada tahun 1964 senilai 2 juta USD, yang sejak itu telah dijual kembali
sebanyak tiga kali. Pemilik terakhir adalah PepsiCo, yang menggabungkannya ke
dalam divisi perusahaan Tricon Global Restaurants yang sekarang dikenal sebagai
Yum! Brands, Inc. Pada tahun 1997, Tricon terpisah dari PepsiCo. Di Indonesia,

pemegang hak waralaba tunggal KFC adalah PT. Fastfood Indonesia, Tbk (IDX: FAST)
yang didirikan oleh Kelompok Usaha Gelael pada tahun 1978, dan terdaftar sebagai
perusahaan publik sejak tahun 1994. Restoran KFC pertama di Indonesia dibuka pada
bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta.

5. LG
Didirikan pada 1947, Lucky Chemical Industrial Co. (sekarang disebut LG
Chemical), adalah merupakan perusahaan kimia pertama di Korea. Perusahaan ini
merupakan sebuah kerja sama antara keluarga Koo dan Heo, yang telah memiliki bisnis
yang saling bersaing satu sama lain untuk beberapa generasi. Grup ini memperluas ke
peralatan rumah tangga pada 1958 di bawah nama Goldstar Electronics Co.
GeumSung being Planet Venus)(sekarang disebut LG Electronics), yang merupakan
perusahaan elektronik pertama di negara tersebut. LG Indonesia didirikan pada 15
Desember 1990 yang berpusat di Gedung Garuda Indonesia. LG Indonesia juga
sebagai sponsor resmi Persija Jakarta
6. BLACKBERRY
Berawal dari perusahaan kecil dengan modal hasil pinjaman, RIM berkembang
menjadi perusahaan yang paling di kagumi dan di hormati dai Kanada. Kisah sukses
perusahaan dengan nama lengkap Research In Motion Ltd, berawal dari keinginan
seorang pemuda yang di drop out dari kampusnya untuk membuktikan diri. Adalah

seorang yunani bernama Mike Lazardis yang berimigrasi dari Turki ke Kanada pada th
1967. Usianya yang ke 23 Lazardis mendapat kenyataan pahit karena di keluarkan dari
Universitas Waterloo, dimana dia mendalami teknik elektro. Lazardis mendapat
pinjaman modal usaha dari teman dan keluarganya. Dengan modal tersebut, Lazarsis
dan dua temannya mendirikan RIM di Waterloo,Ontario Kanada th 1984. BlackBerry
pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh
operator Indosat dan perusahaan Starhub. Perusahaan Starhub merupakan
pengejewantahan dari RIM yang merupakan rekan utama BlackBerry.