4
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga
Identifikasi masalah yang dilakukan terhadap keluarga Ibu Nurinten dimulai dengan pendekatan secara langsung dan bertahap. Dalam hal ini, peserta KKN-PPM tidak bertanya
secara langsung perihal permasalahan yang sedang dihadapi oleh keluarga ini, tetapi mengidentifikasikan sendiri masalah tersebut melalui observasi lapangan baik di rumah keluarga
ini maupun di lahan pencahariannya. Observasi dilakukan dengan cara pendekatan langsung, dimana dilakukan kunjungan ke rumah keluarga Ibu Nurinten. Dari hasil kunjungan yang
dilaksanakan maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan dalam keluarga Ibu Nurinten sebagai berikut :
2.1.1 Ekonomi
Berdasarkan observasi dan keikutsertaan penulis di keluarga bu Nurinten, penulis mengambil kesimpulan bahwa ekonomi keluarga tersebut dikatakan tergolong sangat rendah,
karena uang hasil upah beliau dan anaknya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan mereka sehari-hari dan biaya sekolah anak Ibu Nurinten yang terakhir. Karena tidak memiliki
pengahsilan yang banyak, membuat Ibu Nurinten harus berjualan canang setiap pagi dan sore sehingga sangat menggangu waktu istirahatnya. Keadaan tersebut pada akhirnya membuat Ibu
Nurinten sering sakit, sehingga beliau harus mengeluarkan uang khusus untuk biaya ke puskesmas maupun ke rumah sakit. Keadaan ekonomi yang terbilang susah, juga berdampak
pada pola makan keluarga Ibu Nurinten. Setiap harinya, beliau hanya bisa memasak 0,5 kg saja untuk makan 3 orang. Karena naluri seorang ibu, Bu Nurinten selalu mendahulukan anaknya dan
beliau makan dalam porsi yang sangat sedikit. Oleh karena aitu, kondisi lesehatan beliau juga tidak baik.
2.1.2 Tempat Tinggal
Tempat tinggal Bu Nurinten secara keseluruhan hanya terbuat dari batako dan berukuran tidak luas,. Rumah beliau berada di lingkungan tempat kerjanya, yaitu menjadi satu dengan
5 area pabrk pembuatan bata. Karena ukuran rumah yang tidak luas, maka rumah beliau tidak ada
space untuk ruang tamu, karena begitu memasuki halaman rumah beliau, hanya terdapat dua
pintu saja, yaitu untuk kamar Bu Nurinten dan anak laki-lakinya. Di samping bangunan rumahnya, terdapat satu dapur dan kamar mandi.
Status rumah Bu Nurinten, untuk bangunannya memang sudah punya beliau sendiri, namun untuk tanahnya, beliau masih menumpang pada bosnya, meskipun masih saudaranya sendiri.
Untuk biaya sewa, beliau tidak perlu membayar, hanya saja harus membayar iuran listrik setiap bulannya. Air yang digunakan juga memakai air sumur, maka untuk keperluan mandi dan
sebagainya, beliau dan anak-anaknya harus menimba terlebih dahulu. Untuk dapur yang beliau milik hanya berupa dapur darurat, dimana dapur ini letaknya berada di samping rumah beliau,
dan pisah dengan rumah dan kamar mandi.
2.1.3 Kesehatan