2 1.
Putu Nurinten Cerai
Mati 50
Tamat SDSederajat
Buruh harian lepas
Kepala Keluarga
2. Putu Kertiasa
Alm -
- Tidak sekolah
3 Kadek
Kariadnyana Belum
Menikah 30
SLTPSederaj at
Buruh Harian Lepas
Anak
4 Komang Ayu
Riami Belum
Menikah 16
SLTAsederaj at
- Anak
Ibu Putu Nurinten merupakan seorang ibu tunggal dan memiliki 3 anak. Beliau harus menjadi kepala keluarga, karena suaminya meninggal karena sakit. Saat ini beliau hanya tiggal
bersama kedua anaknya yaitu Kadek dan Komang, karena anak pertamanya meninggal 10 tahun yang lalu karena sakit kejang. Semenjak suaminya meninggal, bu Nurinten harus bekerja keras
untuk menghidupi kedua anaknya dengan bekerja menjadi seorang buruh pembuat bata merah. Namun saat ini, bu Nurinten tidak hanya bekerja sendirian, karena putra keduanya juga ikut
bekerja menjadi buruh harian di pabrik pembuatan bata sama seperti ibunya. Untuk menambah penghasilan, setiap pagi dan sore hari bu Nurinten juga berjualan
canang dengan membuka lapak di dekat rumhanya. Karena kebaikan tetangganya, bu Nurinten tidak perlu menyewa uang tempat dan boleh berjualan di tempat tetangganya tersebut sesuai
kebutuhan bu Nurinten.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Keluarga ibu Nurinten hanya terdiri dari dua orang dewasa yang sudah bekerja, sementara anaknya yang ketiga masih duduk di bangku sekolah. Sehingga, pendapatan keluarga hanya
bersumber dari Ibu Nurinten dan anaknya, Kadek. Karena bekerja di pabrik bata, maka mereka berdua tidak memiliki penghasilan yang tetap, karena sistem dari pekerjaan mereka adalah
tergantung dari borongan. Penghasilan mereka ditentukan oleh berapa banyak jumlah bata yang mereka buat berdasarkan jumlah pesanan, dan itupun masih dibagi dengan anggota pekerja yang
lain. Ibu Nurinten sendiri, memiliki penghasilan tidak menentu setiap harinya. Jika mendapat
3 borongan banyak, maka uang yang diperoleh juga banyak. Perhitungan upah adalah 100 rupiah
per batanya. Jadi jika bu Nurinten membuat 100 bata, maka dia mendapat upah Rp. 10.000,00 begitu seterusnya.
Pendapatan bu Nurinten dan anaknya Kadek perhitungannya sama, hanya saja porsi kerja anaknya lebih besar mengingat usia Bu Nurinten yang sudah memasuki kepala 5. Untuk
tambahan, hasil berjualan canang kira-kira berkisar 100 ribu per hari, namun itu diguanakn beliau untuk belanja bahan canang kembali, karena bu Nurinten tidak memiliki modal awal,
sehingga untuk bahan-bahannya biasanya di drop oleh orang lain. Maka jika dihitung bersih, Bu Nurinten hanya mendapat uang 20 ribu perhari.
1.2.2 Pengeluaran keluarga
Berdasarkan hasil dari kunjungan dan perbincangan yang telah dilakukan beberapa kali, maka diketahui rincian dari pengeluaran keluarga Ibu Nurinten yang paling signifikan adalah
sebagai berikut: a.
Biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi sehari – hari kurang lebih
Rp.40.000-Rp.60.000 dalam seminggu. b.
Untuk penggunaan listrik dalam sebulan kurang lebih mengeluarkan biaya sebesar Rp.30.000 hingga Rp.35.000.
c. Keluarga Bu Nurinten tidak menerima bantuan beras miskin dari pemerintah
setempat, maka setiap 2 hari sekali beliau harus membeli beras sebanyak 1 kg. d.
Untuk biaya kesehatan, bu Nurinten memang tidak mengeluarkan uang untuk biaya berobat, namun beliau tetap mengeluarkan uang untuk pergi ke puskesmas atau
rumah sakit karena penyakit anaknya selalu kambuh dan jika mendesk harus dibawa ke rmah sakit yang jaraknya jauh dari rumah.
e. Pengeluaran selanjutnya adalah biaya sekolah Ayu. Saat ini anak perempuan
bu Nurinten duduk di bangku kelas 3 SMP, dan dia tidak mendapatkan bantuan. Oleh karena itu Bu Nurinten harus membayar uang buku dan uang saku Ayu sebesar
RP.10.000 per harinya. f.
Selain itu, terdapat juga biaya sosial yang harus dikeluarkan sebagai warga banjar, dan juga terdapat biaya lainnya untuk keagamaan.
4
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga
Identifikasi masalah yang dilakukan terhadap keluarga Ibu Nurinten dimulai dengan pendekatan secara langsung dan bertahap. Dalam hal ini, peserta KKN-PPM tidak bertanya
secara langsung perihal permasalahan yang sedang dihadapi oleh keluarga ini, tetapi mengidentifikasikan sendiri masalah tersebut melalui observasi lapangan baik di rumah keluarga
ini maupun di lahan pencahariannya. Observasi dilakukan dengan cara pendekatan langsung, dimana dilakukan kunjungan ke rumah keluarga Ibu Nurinten. Dari hasil kunjungan yang
dilaksanakan maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan dalam keluarga Ibu Nurinten sebagai berikut :
2.1.1 Ekonomi
Berdasarkan observasi dan keikutsertaan penulis di keluarga bu Nurinten, penulis mengambil kesimpulan bahwa ekonomi keluarga tersebut dikatakan tergolong sangat rendah,
karena uang hasil upah beliau dan anaknya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan mereka sehari-hari dan biaya sekolah anak Ibu Nurinten yang terakhir. Karena tidak memiliki
pengahsilan yang banyak, membuat Ibu Nurinten harus berjualan canang setiap pagi dan sore sehingga sangat menggangu waktu istirahatnya. Keadaan tersebut pada akhirnya membuat Ibu
Nurinten sering sakit, sehingga beliau harus mengeluarkan uang khusus untuk biaya ke puskesmas maupun ke rumah sakit. Keadaan ekonomi yang terbilang susah, juga berdampak
pada pola makan keluarga Ibu Nurinten. Setiap harinya, beliau hanya bisa memasak 0,5 kg saja untuk makan 3 orang. Karena naluri seorang ibu, Bu Nurinten selalu mendahulukan anaknya dan
beliau makan dalam porsi yang sangat sedikit. Oleh karena aitu, kondisi lesehatan beliau juga tidak baik.
2.1.2 Tempat Tinggal
Tempat tinggal Bu Nurinten secara keseluruhan hanya terbuat dari batako dan berukuran tidak luas,. Rumah beliau berada di lingkungan tempat kerjanya, yaitu menjadi satu dengan