KESIMPULAN DAN SARAN 70 PENGARUH UKURAN BUTIRAN DAN KETEBALAN LAPISAN PASIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR YANG BERWARNA KUNING DAN DEBIT OUTLET PADA SARINGAN PASIR LAMBAT SEDERHANA.

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Perencanaan Instalasi Saringan Pasir Lambat SNI 3981:2008 8 Tabel 2.2 Desain Saringan Pasir Lambat Sederhana 9 Tabel 2.3 Klasifikasi air berdasarkan Daya Hantar Listrik DHL 30 Tabel 3.1Jadwal Penelitian 35 Tabel 3.2 Alat Penelitian 36 Tabel 3.3. Bahan Penelitian 37 Tabel 3.4. Pemeriksaan air baku berdasarkan ukuran butiran pasir 42 Tabel 3.5 Pemeriksaan air baku berdasarkan ketebalan lapisan pasir 43 Tabel 4.1 Pengukuran Air Baku Sebelum PerlakuanDiolah 49 Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Kadar Fe 49 Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Kelarutan Zat Padat TDS 50 Tabel 4.4 Data Pengukuran DHL Pada Variasi Ukuran Butiran 51 Tabel 4.5 Data Pengukuran DHL Pada Variasi Ketebalan Lapisan Pasir 51 Tabel 4.6 Data Pengukuran Kekeruhan Pada Variasi Ukuran Butiran Pasir 52 Tabel 4.7 Data Pengukuran Kekeruhan Pada Variasi Ketebalan Lapisan Pasir 52 Tabel 4.8 Data Pengukuran pH Pada Variasi Ukuran Butiran 53 Tabel 4.9 Data Pengukuran pH Pada Variasi Ketebalan Lapisan Pasir 54 Tabel 4.10 Data Perhitungan Debit Outlet Pada Variasi Ukuran Butiran 54 Tabel 4.11 Data Perhitungan Debit Outlet Pada Variasi Ketebalan Lapisan Pasir 55 Tabel 4.12 Data Pengukuran DHL 25°C Pada Variasi Ukuran Butiran 59 Tabel 4.13 Data Pengukuran DHL 25°C Pada Ketebalan Lapisan Pasir 60 Tabel 4.14 Data Pengukuran DHL Rata-Rata Pada Variasi Ukuran Butiran 60 Tabel 4.15 Variasi Ketebalan Lapisan Pasir 70 mesh DHL Rata-Rata 60 Tabel 4.16 Data Pengukuran DHL Rata-Rata dan Fe Rata-Rata 62 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Desain Saringan Pasir Lambat Sederhana 9 Gambar 2.2. Skema Saringan Pasir Lambat Sederhana 10 Gambar 2.3 Diagram Proses Sistem Saringan Pasir Lambat 12 Gambar 2.4 Cara kerja TDS meter 26 Gambar 2.5 Turbidimeter MI 415 28 Gambar 3.1 Peta Topografi Lokasi Penelitian 34 Gambar 4.1 Pengaruh Variasi Ketebalan Lapisan Pasir dengan Ukuran Butiran 70 mesh terhadap Kadar Fe mgL 56 Gambar 4.2 Pengaruh Variasi Ketebalan Lapisan Pasir dengan Ukuran Butiran 70 mesh terhadap Kelarutan Zat Padat mgL 58 Gambar 4.3 Pengaruh Variasi Ukuran Butiran dengan Ketebalan Lapisan Pasir 60 cm terhadap DHL RataRrata µmhocm,25°C 61 Gambar 4.4 Pengaruh Variasi Ketebalan Lapisan Pasir Dengan Ukuran Butiran 70 mesh Terhadap DHL Rata-Rata µmhocm, 25°C 62 Gambar 4.5 Hubungan DHL Rata-Rata Terhadap Ion Terlarut 63 Gambar 4.6 Pengaruh Variasi Ukuran Butiran Dengan Ketebalan Lapisan Pasir 60 cm Terhadap Kekeruhan Rata-Rata NTU 64 Gambar 4.7 Pengaruh Variasi Ketebalan Lapisan Pasir Dengan Ukuran Butiran 70 mesh Terhadap Kekeruhan Rata-Rata NTU 65 Gambar 4.8 Pengaruh Variasi Ukuran Butiran Dengan Ketebalan Lapisan Pasir 60 cm Terhadap pH Rata-Rata 66 Gambar 4.9 Pengaruh Variasi Ketebalan Lapisan Pasir Dengan Ukuran Butiran 70 mesh Terhadap pH Rata-Rata 67 Gambar 4.10 Pengaruh Variasi Ukuran Butiran Dengan Ketebalan Lapisan Pasir 60 cm Terhadap Debit Outlet Rata-Rata mjam 68 Gambar 4.11 Pengaruh Ketebalan Lapisan Pasir Dengan Ukuran Butiran 70 mesh Terhadap Debit Outlet Rata-Rata mjam 69 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Perhitungan DHL Air Sumur Bor Pada Suhu 25°C 74 Lampiran 2 Perhitungan Debit Outlet Air 75 Lampiran 3 Standar Kualitas Air Bersih 76 Lampiran 4 Gambar Susunan Saringan Pasir Lambat Sederhana 79 Lampiran 5 Foto Alat Penelitian 80 Lampiran 6 Foto Bahan Penelitian 81 Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian di Laboratorium Fisika UNIMED 84 Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian di Lapangan 85 Lampiran 9 Izin Penelitian BTKL PPM 86 Lampiran 10 Surat Balasan Penelitian BTKL PPM 87 Lampiran 11 Izin Penelitian Laboratorium Fisika Unimed 88 Lampiran 12 Surat Balasan Penelitian Laboratorium Fisika Unimed 89 Lampiran 13 Surat Balasan Lokasi Penelitian 90 Lampiran 14 Surat Permohonan Dosen Pembimbing Skripsi 91

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak, mencuci, dan sebagainya harus diperhatikan. Air yang akan digunakan untuk kehidupan sehari-hari harus memenuhi syarat, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya Syahrinia, 2007. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405MENKESSKXI1990 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri terdapat pengertian air bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Parameter kualitas air bersih yang ditetapkan dalam PERMENKES 4161990 terdiri atas parameter fisik, parameter kimiawi dan parameter mikrobiologis. Adanya kemampuan air untuk melarutkan bahan-bahan padat, mengabsorbsi gas-gas dan bahan-bahan padat lainnya, mengakibatkan semua air alam mengandung mineral dan zat-zat dalam larutan diperoleh dari udara, tanah dan bukit-bukit yang dilaluinya. Kandungan bahan atau zat-zat ini dalam air dengan konsentrasi tertentu dapat menimbulkan efek gangguan kesehatan bagi pemakai. Permasalahan yang mungkin timbul pada air sumur adalah tingginya angka kandungan Total Dissolved Solids TDS, besi Fe, mangan Mn dan lain sebagainya. Kadar maksimum yang diperbolehkan untuk zat padat terlarut menurut PERMENKES 4161990 untuk air bersih adalah 1500 mgl. Sedangkan untuk kadar maksimum yang diperbolehkan untuk kandungan zat besi Fe untuk air bersih adalah 1,0 mgl. Masyarakat Kelurahan Sitirejo III tepatnya di Jalan Selamat Pulau Gg. Mawar, banyak sekali warga yang mengeluh tentang sumber air mereka, apa lagi yang banyak digunakan warga disana adalah air sumur. Air sumur umumnya masih mengandung racun dan zat-zat berbahaya lainnya, seperti misalnya besi Fe. Menurut Sugiharto 1985, adanya Fe akan memberikan warna coklat kekuning-kuningan dan baunya tidak enak. Hal ini terlihat jelas pada kasus air sumur bor Bapak Yusuf Siregar yang secara kasat mata kondisi air sumur bor nya terlihat berwarna kuning, berbau, menimbulkan endapan pada bak tempat penampungan air, menimbulkan warna merah karat pada peralatan rumah tangga, menimbulkan noda-noda pada pakaian berwarna putih bila dipakai untuk mencuci dan menyebabkan warna kuning pada dinding bak dan latai kamar mandi. Dari pemeriksaan awal zat padat terlarut TDS yang terkandung dalam air sumur bor pada kasus air sumur bor bapak Yusuf Siregar yang diperoleh tinggi yang hasilnya melampaui kadar maksimum yang telah ditetapkan disebabkan karena letak sumur bor dekat dengan parit busuk dimana masyarakat disana sering membuang sampah di parit busuk tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, perlu dilakukan pengolahan misalnya proses penjernihan, agar air sumur menjadi bersih dan berkualitas. Tujuan utama proses penjernihan air sumur adalah mengurangi kadarkonsentrasi bahan-bahan metal terlarut seperti Fe, Ca, Na, Mg, partikel tercampur serta mikroorganisme patogen dan nonpatogen Fauziah, 2011. Sesuai dengan fakta lapangan dan studi kasus air sumur bapak Yusuf Siregar di atas, maka perlu dilakukan upaya untuk mengatasi hal tersebut, yaitu membuat suatu alat proses penjernihan air sumur yang murah, sederhana, teknologinya baik dan bahannya mudah didapat di pasaran untuk digunakan meminimasi permasalahan air sumur yang kurang baik mutunya dengan menggunakan media bahan penjernih pasir, kerikil dan sabut kelapa. Salah satu teknologi pengolahan air adalah Saringan Pasir Lambat. Pengolahan dengan saringan pasir lambat merupakan salah satu proses pengolahan air yang efektif, murah dan sederhana. Efektif karena hanya dengan satu macam pengolahan saja dapat dihasilkan pemisahan atau pengurangan kekeruhan air sampai pada tingkat yang dapat ditoleransi untuk air bersih, penurunan derajat warna, dan konsentrasi bakteri yang cukup tinggi, serta penurunan kandungan zat organik dan besi. Murah karena pada dasarnya proses

Dokumen yang terkait

Efektifitas Saringan Pasir Sederhana Tanpa Waterfall Aerator Dan Saringan Pasir Dengan Waterfall Aerator Dalam Menurunkan Kadar Fe (Besi) Pada Air Sumur Gali

0 48 52

Efektifitas Ketebalan Pasir Aktif Dalam Menurunkan Kadar Fe Pada Air Sumur Gali Kelurahan Kenali Asam Bawah Kota Jambi

0 32 39

Efektivitas Saringan Pasir Cepat dalam Menurunkan Kadar Mangan (Mn) pada Air Sumur dengan Penambahan Kalium Permanganat (KMnO4) 1%

21 132 87

PENGARUH BUTIRAN DAN KETEBALAN PASIR TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DELI DAN DEBIT OUTLET PADA SARINGAN PASIR LAMBAT.

0 2 22

PENGARUH BUTIRAN DAN KETEBALAN PASIR TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DELI DAN DEBIT OUTLET PADA SARINGAN PASIR LAMBAT.

0 3 21

PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MEDIA FILTER PASIR DAN ZEOLIT TERHADAP PENURUNAN KADAR KESADAHAN PADA Pengaruh Kombinasi Ketebalan Media Filter Pasir Dan Zeolit Terhadap Penurunan Kadar Kesadahan Pada Air Sumur Di Desa Kismoyoso Ngemplak Boyolali.

0 1 16

PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MEDIA FILTER PASIR DAN ZEOLIT TERHADAP PENURUNAN KADAR KESADAHAN PADA AIR SUMUR DI DESA Pengaruh Kombinasi Ketebalan Media Filter Pasir Dan Zeolit Terhadap Penurunan Kadar Kesadahan Pada Air Sumur Di Desa Kismoyoso Ngemplak B

0 1 10

PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN FILTER PASIR DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA TERHADAP Pengaruh Kombinasi Ketebalan Filter Pasir Dan Arang Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan Kadar Mangan (Mn) Air Sumur.

0 2 16

PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN FILTER PASIR DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA TERHADAP Pengaruh Kombinasi Ketebalan Filter Pasir Dan Arang Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan Kadar Mangan (Mn) Air Sumur.

0 3 15

BAB I PENDAHULUAN - PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SARINGAN PASIR LAMBAT DENGAN SARINGAN PASIR CEPAT(GRAVITY-FET FILTERING SYSTEM) DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) KEKERUHAN DAN WARNA PADA AIR SUMUR GALI TAHUN 2015 ( Study Pada Sumur Gali Di Kecamatan Sungai Ra

0 0 8