ARTIKEL PENELITIAN
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Usia Muda di Wilayah Puskesmas Sibela Surakarta
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta
7
3. Hubungan
antara Status
Ekonomi dengan
Kejadian Hipertensi
Berdasarkan hasil uji Chi Square diketahui bahwa tidak ada
hubungan antara status ekonomi dengan kejadian hipertensi nilai
p=0,450. Responden pada kedua kelompok
yang mempunyai
pendapatan yang
tinggi lebih
banyak dibandingkan
dengan pendapatan yang rendah. Selain itu,
responden yang
memiliki pendapatan yang rendah pada kedua
kelompok mempunyai
jumlah hampir sama.
Tabel 10. Hubungan antara Status Ekonomi
dengan Kejadian
Hipertensi
PEMBAHASAN A.
Hubungan antara Pola Makan dengan Kejadian Hipertensi
Berdasarkan hasil
analisis statistik
disimpulkan bahwa
ada hubungan antara pola makan dengan
kejadian hipertensi pada usia dewasa di wilayah Puskesmas Sibela Surakarta
nilai p= 0,0280,05. Hal tersebut dapat dilihat dengan pola makan yang baik
pada responden kelompok kontrol lebih banyak dibandingkan dengan
kelompok
kontrol, sedangkan
responden dengan pola makan yang buruk lebih banyak terdapat pada
kelompok kasus. Nilai estimasi faktor risiko pola makan dengan penurunan
tekanan darah diperoleh OR sebesar 2,667 95 CI=1,099-6,468 sehingga
dapat diartikan bahwa seseorang yang memiliki pola makan buruk berisiko
sebesar 3 kali untuk mengalami hipertensi.
Pada kelompok
kasus diketahui mempunyai kecenderungan
yang tinggi dalam mengkonsumsi ikan asin, makanan awetan, mie instan,
penggunaan bumbu penyedap dan tidak membaca label kandungan gizi pada
makanan kemasan. Sedangkan pada kelompok
kontrol mempunyai
kecenderungan yang tinggi dalam mengkonsumsi
makanan asin,
mengkonsumsi sayur-sayuran
dan konsumsi buah pisang.
Natrium memiliki hubungan dengan timbulnya hipertensi Semakin
banyak jumlah natrium dalam tubuh, maka akan terjadi peningkatan volume
plasma, curah jantung, dan tekanan darah.
Namun respon
seseorang terhadap kadar natrium di dalam tubuh
berbeda-beda Kartikasari,
2012. Beberapa bukti studi epidemologi telah
menggambarkan hubungan
antara konsumsi kalium dengan tekanan darah,
dan hubungan langsung antara rasio natriumkalium
pada urin
dengan tekanan darah, peningkatan konsumsi
kalium berhubungan
dengan efek
natriuretik dan kemungkinan efek dierutik. Pengurangan konsumsi kalium
meningkatkan kehilangan kalsium di urin, yang merupakan kation penting
yang mengatur tekanan darah. Pada situasi ini kehilangan kalsium dapat
mempercepat
stimulasi hormon
paratiroid, yang dapat mengkontribusi peningkatan
tekanan darah.
Peningkatan konsentrasi kalium dalam tubuh dapat mengurangi produksi
radikal bebas pada sel endhotel, yang dapat membantu menjaga tekanan darah
Cowin, 2009.
Status Ekonomi
Kasus Kontrol
P Value
n n
Buruk 33
78,6 30
75,0 0,450
Baik 9
21,4 12
25,0
Jumlah 42
100 42
100