1.7. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian ini meliputi data, metode dan teknik penelitian. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
1.7.1. Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer terdiri dari data fisik lahan yang meliputi: - kemiringan lereng, kedalaman efektif tanah, keadaan erosi, pH, drainase, banjir,
muka air tanah, batu besar dan batu kecil. Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
- data curah hujan, - peta topografi skala 1 : 50.000, untuk mengetahui letak, luas dan batas,
morfometri dan proses geomorfologi , - peta geologi skala 1 : 100.000, untuk mengetahui struktur dan jenis batuan,
- peta tanah skala 1: 50.000, untuk mengetahui jenis dan persebaran tanah, - peta penggunaan skala 1 : 50.000, untuk mengetahui bentuk penggunaan lahan
di daerah penelitian. 1.7.2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dan analisa laboratorium. Metode pengambilan sampel menggunakan stratified sampling
dengan strata satuan lahan dan analisa datanya dengan pengharkatan. 1.7.3. Teknik Penelitian
Teknik penelitian adalah penjabaran dari metode penelitian ke dalam tindakan-tindakan operasional untuk mencapai tujuan. Teknik yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap, yaitu: 1. Tahap persiapan, meliputi:
- pengumpulan data dan informasi, - melengkapi data peta penggunaan lahan, seperti orientasi penggunaan
lahan, praktek-praktek pengelolaan lahan, - pembuatan peta satuan lahan, untuk kepentingan identifikasi dan
inventarisasi, yang dibuat dengan cara tumpangsusun antara peta bentuklahan, peta lereng, peta tanah dan peta penggunaan lahan.
2. Tahap Kerja Lapangan - pengukuran parameter-parameter fisikal yang menguntungkan dan yang
merugikan untuk penentuan kelas kemampuan lahan. yang menguntungkan adalah variabel-variabel yang mempunyai
kontribusi nilai tinggi terhadap kemampuan lahan. Variabel-variabel yang menguntungkan tersebut antara lain:
a. Kedalaman Efektif Tanah Kedalaman efektif tanah adalah kedalaman tanah yang merupakan
medium pertumbuhan perakaran, yang dapat menyimpan air dan memberikan bahan makanan yang tersedia. Kedalaman efektif tanah juga dapat diartikan
kedalaman tanah sampai batu krikil, batuan induk atau sampai kondisi tanah tidak memungkinkan perkembangan perakaran yang lebih baik untuk tumbuh-
tumbuhan normal. Kaitan kedalaman tanah dengan kemampuan lahan adalah semakin dalam kedalaman efektif tanah akan semakin besar kontribusinya
terhadap kemampuan lahan. Adapun kriteria kedalaman efektif tanah dapat dilihat pada tabel 1.3.
Tabel 1.3. Kriteria Kedalaman Efektif Tanah Kedalaman Efektif Cm
Kriteria Harkat
150 90 150
60 90 30 60
30 Sangat dalam
Dalam Sedang
Dangkal Sangat dangkal
5+ 4+
3+ 2+
1+
Sumber : Sitanala Arsyad 1989 b. Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan fraksi pasir, debu dan lempung dalam masa tanah. Fraksi tanah adalah butir tunggal tanah dengan ukuran
tertentu. Kaitan tekstur tanah dengan kemampuan lahan adalah semakin halus tekstur tanah akan semakin besar kontribusinya terhadap kemampuan lahan.
Adapun klasifikasi tekstur tanah yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.4.
Tabel 1.4. Kelas Tekstur Tanah Kelas
Tekstur Harkat
Halus Sedang
Kasar Lempung, lempung berpasir,lempung
berdebu. Geluh berlempung berpasir, debu, geluh
berdebu, geluh lempungan, geluh. Geluh berpasir, pasir bergeluh, pasir
3+ 2+
1+
Sumber : Norman Hudson 1973 dalam Gampang Budiyono, 1998 c. Permeabilitas Tanah
Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah untuk dapat meloloskan air baik secara vertikal maupun horizontal. Permeabilitas tanah ditentukan
dengan menghitung banyaknya perembesan air dalam cm dalam waktu satu jam pada jumlah tanah tertentu dalam keadaan jenuh. Kaitan permeabilitas
tanah dengan kemampuan lahan adalah semakin cepat atau semakin lambat permeabilitas tanah akan semakin kecil kontribusinya terhadap kemampuan
lahan. Permeabilitas tanah yang mempunyai kontribusi besar terhadap kemampuan lahan adalah yang mempunyai kelas sedang. Adapun klasifikasi
permeabilitas tanah dapat dilihat pada table 1.5. Tabel 1.5. Kelas Permeabilitas Tanah
Kelas Permeabilitas cmjam
Harkat Cepatsangat cepat
Agak cepat Sedang
Agak lambat Lambatsangat lambat
12,7 25,4 8,35 12,7
2,0 - 6,35 0,5 2,0
0,125 0,5 1+
2+ 3+
2+ 1+
Sumber: Sitanala Arsyad 1989 d. Drainase
Drainase adalah pengeringan air yang berlebihan pada tanah yang mencakup proses pengatusan dan pengaliran air yanga berada pada profil
tanah maupun permukaan tanah yang menggenang akibat pengaruh topografi. Drainase tanah yang mempunyai kelas sangat cepat mempunyai kontribusi
yang besar terhadap kemampuan lahan. Penentuan drainase permukaan tanah di dasarkan pada kelas kemiringan lereng seperti yang dapat dilihat pada tabel
1.6 sbagai berikut:
Tabel 1.6. Kelas Drainase Tanah Kelas
Kemiringan lereng Harkat
Sangat lambat Lambat
Agak lambat Sedang
Cepat Sangat cepat
0 3 3 8
8 15 15 30
30 45 45 65
1+ 2+
3+ 4+
5+ 6+
Sumber : Sitanala Arsyad 1989 dengan modifikasi e. pH tanah
pH tanah merupakan keadaan asam dan basa dari tanah. Pengukuran pH tanah dilakukan di lapangan dengan menggunakan alat pH meter. pH meter
ditancapkan di tanah pada kedalaman tertentu dan secara otomatis jarum yang ada pada alat tersebut akan bergerak menunjukkan pada angka tertentu pula.
Kaitan pH terhadap kemampuan lahan adalah semakin asam atau semakin basa akan mempunyai kontribusi yang rendah terhadap kemampuan lahan.
Adapun klasifikasi pH tanah tersebut dapat dilihat pada tabel 1.7 sebagai berikut:
Tabel 1.7. Kelas pH Tanah Kelas
pH tanah Harkat
Sangat masam Masam
Agak masam Netral
Agak alkalis Alkalis
Sangat alkalis 4,5
4,5 - 5,5 5,5 - 6,5
6,5 - 7,5 7,5 - 8,5
8,5 - 9,0
90 1+
2+ 3+
4+ 3+
2+ 1+
Sumber: Soepraptohardjo 1962 -variabel yang mempunyai
kontribusi nilai rendah terhadap kemampuan lahan. Variabel-variabel yang merugikan tersebut antara lain:
a. Kemiringan Lereng Kemiringan lereng adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan lereng
terhadap bidang horizontal dan dinyatakan dengan persen. Kemiringan lereng dianggap merupakan variabel yang merugikan karena merupakan faktor
pemicu berbagai proses geomorfologi seperti erosi dan gerak massa. Semakin besar kemiringan lereng maka akan mengurangi kemampuan lahan. Adapun
kelas lereng yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1.8. Tabel 1.8. Kelas Kemiringan Lereng
Kelas Kemiringan Lereng
Harkat Datar
Landai Agak miring
Miring Agak curam
Curam Sangat curam
0 3 3 8
8 15 15 30
30 45 45 65
65 1-
2- 3-
4- 5-
6-
Sumber : Sitanala Arsyad 1989 b. Erosi
Erosi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hilangnya lapisan tanah atas oleh air yang mengalir yang diklasifikasikan ke dalam erosi
permukaan, erosi alur dan erosi parit. Semakin berat tingkat erosi akan semakin mengurangi kemampuan lahan. Adapun kelas erosi tersebut dapat
dilihat pada tabel 1.9. Tabel 1.9. Kelas dan Klasifikasi Erosi
Kelas Keterangan
Harkat Tak ada erosikecil
Erosi ringan Erosi sedang
Erosi berat Sangat berat
Tidak ada lapisan tanah yang hilang, belum ada erosi
Sebagian horizon A hilang,terdapat alur-alur
Seluruh horizon A hilang ,bayak parit akibat erosi alur
Sebagian besar solum tanah hilang, terdapat gejala erosi parit.
Tidak ada lapisan tanah 1-
2- 3-
4- Sumber : Norman Hudson 1973 dalam Gampang Budiyono, 1998
c. Batu besar 7,5 25 mm Batu besar berpengaruh terhadap kemampuan lahan suatu daerah.
Semakin banyak batu besar akan semakin mengurangi kemampuan lahan suatu daerah. Klasifikasi batuan besar dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 1.10 sebagai berikut:
Tabel 1.10. Klasifikasi Batu Besar Kelas
Batu besar Harkat
Tanpa Sedikit
Sedang Banyak
10 10 25
25 1-
2- 3-
Sumber: Soepraptohardjo 1962 d. Batu kecil 0,2 7,5 mm
Batu kecil berpengaruh terhadap kemampuan lahan suatu daerah. Semakin banyak batu kecil akan semakin mengurangi kemampuan lahan suatu
daerah. Klasifikasi batu kecil atau krikil dapat dilihjat pada tabel 1.11 sebagai berikut:
Tabel 1.11. Klasifikasi Batu Kecil Kelas
Batu kecilkrikil Harkat
Tanpa Sedikit
Sedang Banyak
3 3 15
15 1-
2- 3-
Sumber: Soepraptohardjo 1962 e. Muka airtanah
Penentuan muka airtanah didasarkan pada diketemukannya lapisan atau horizon glei berupa karatan pada penampang tanah yang disebabkan karena
naik dan turunnya air tanah. Semakin dangkal muka air tanah maka akan semakin menurunkan kelas kemampuan lahan. Adapun klasifikasi muka air
tanah dapat dilihat pada tabel 1.12 sebagai berikut: Tabel 12. Klasifikasi Muka Air Tanah
Kelas Muka airtanah cm
Harkat Tanpa
Dalam Agak dalam
Dangkal 100
50 100 50
1- 2-
3- Sumber: Soepraptohardjo 1962
3. Tahap Klasifikasi Data Dalam pengelompokan atau klasifikasi ke dalam kelas-kelas
kemampuan lahan dibagi menjadi dua kelompok variabel penting, yaitu variabel menguntungkan yang harkatnya bertanda + dan variabel merugikan
yang harkatnya bertanda -. Kelas kemampuan lahan diperoleh dengan metode pengharkatan, yaitu menjumlahkan variabel-variabel yang ada,
sehingga akan ketemu rangenya. Range dapat diketahui dengan mengurangi nilai tertingi dengan nilai terendah dibagi jumlah kelas kemampuan lahannya
untuk memperoleh kelas intervalnya. Untuk mendapatkan hasil kelas kemampuan lahan melalui pengharkatan dapat dilihat pada tabel 1.13 sebagai
erikut: Tabel 1.13. Pengharkatan Variabel Kemampuan Lahan
Variabel Jumlah harkat terendah
Jumlah harkat tertinggi -kedalaman efektif tanah
- tekstur - pH
- drainase - permeabilitas tanah
- kemiringan lereng - keadaan erosi
- batu besar - batu kecil
- muka air tanah 1+
1+ 1+
1+ 1+
6- 4-
3- 3-
3- 5+
3+ 4+
6+ 3+
Jumlah -14
21 Sumber : Hasil perhitungan
Range = 21 -14 = 35
Kelas Interval = Range : jumlah kelas = 35 : 8
= 4,375 maka kelas kemampuan lahannnya menjadi :
Kelas 1 = 14 Baik sekali Kelas 2 = 10 14 Baik
Kelas 3 = 6 10 Agak baik Kelas 4 = 2 6 Sedang
Kelas 5 = -2 2 Agak jelek Kelas 6 = -6 -2 Jelek
Kelas 7 = -10 -6 Jelek sekali Kelas 8 = -14 -10 Amat jelek sekali
4. Tahap Analisis Untuk mengetahui kelas kemempuan lahan dalam penelitian ini dengan
analisis pengharkatan sedangkan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap terhadap kelas kemampuan lahan adalah dengan analisis diskriptif,
yaitu dengan cara menelaah tiap-tiap variabel kemampuan lahan. Variabel yang mempunyai harkat-harkat tinggi baik terutama yang merugikan
merupakan vaktor dominan yang berpengaruh.
1.8. Batasan-batasan Geomorfologi adalah studi tentang bentuklahan dan proses yang mempengaruhi