Tinjauan Umum Tentang Alat Bukti dan Kekuatan Pembuktian

24 2 Acara pemeriksaan perkara pelanggaran lalu lintas jalan. Acara pemeriksaan perkara pelanggaran lalu lintas jalan ini di atur dalam Pasal 211 sampai dengan Pasal 216 KUHAP. Perkara lalu lintas jalan ialah perkara tertentu terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan lalu lintas jalan.

2. Tinjauan Umum Tentang Alat Bukti dan Kekuatan Pembuktian

Menurut Pasal 184 ayat 1 KUHAP, alat bukti yang sah adalah: a. Keterangan saksi Pada umumnya semua orang dapat menjadi saksi kecuali yang tercantum dalam Pasal 168, Pasal 170 dan Pasal 171 KUHAP. 1 Syarat sahnya keterangan saksi Keterangan saksi merupakan alat bukti yang paling utama dalam perkara pidana. Keterangan seorang saksi dapat dianggap sah sebagai alat bukti yang memiliki nilai kekuatan pembuktian apabila memenuhi syarat-syarat : a Harus mengucapkan sumpah atau janji Pasal 160 ayat 3 KUHAP b Keterangan saksi harus mengenai peristiwa pidana tentang apa yang dilihat, didengar dan dialami sendiri oleh saksi serta menyebut alasan dari pengetahuannya itu Pasal 1 angka 27 KUHAP. c Keterangan saksi harus diberikan di sidang pengadilan Pasal 185 ayat 2 KUHAP. d Keterangan seorang saksi saja dianggap tidak cukup, paling sedikit dua orang saksi dan kesaksian tunggal harus ditambah dengan satu alat bukti lain Pasal 185 ayat 2 KUHAP. e Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri. Keterangan beberapa saksi dapat digunakan sebagai alat bukti yang sah apabila ada hubungannya atau persesuaian antara saksi satu dengan saksi yang lain Pasal 185 ayat 4 KUHAP. 25 2 Cara menilai kebenaran saksi Pasal 185 ayat 6 KUHAP yaitu : a Persesuaian antara keterangan saksi. b Persesuaian keterangan saksi dengan alat bukti lain. c Alasan saksi memberikan alasan tertentu. 3 Nilai kekuatan pembuktian a Tidak mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna, hakim mempunyai kebebasan untuk menilai. b Alat bukti keterangan saksi yang mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang bebas, dapat dilumpuhkan terdakwa dengan alat bukti lain berupa saksi maupun keterangan ahli atau alibi. b. Keterangan Ahli Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan Pasal 186 KUHAP . Keterangan ahli ialah keterangan yang diberikan seorang ahli yang memiliki keahlian khusus dalam bidangnya sehubungan dengan perkara pidana yang sedang diperiksa dan bentuk keterangan yang diberikan sesuai dengan keahlian khusus yang dimilikinya berbentuk keterangan “menurut pengetahuannya”. Nilai kekuatan pembuktian keterangan ahli adalah bebas tergantung pada penilaian hakim. Hakim dalam mempergunakan wewenang kebebasannya dalam penilaian pembuktian, harus bertanggung jawab, atas landasan moral demi terwujudnya kebenaran sejati dan demi tegakmya hukum serta kepastian hukum M.Yahya Harahap, 2002: 304. c. Alat bukti surat Alat bukti surat di atur dalam Pasal 187 KUHAP. Surat yang dapat dinilai sebagai alat bukti yang sah adalah surat yang dibuat atas sumpah jabatan atau surat yang dikuatkan dengan sumpah. Nilai kekuatan pembuktian alat bukti sumpah adalah bebas tergantung pada penilaian hakim. Kebenaran penilaian ini dapat ditinjau dari beberapa alasan yaitu dari segi asas kebenaran sejati, atas keyakinan hakim maupun dari sudut batas minimum pembuktian. Pada prinsipnya 26 ajaran pembuktian yang dianut hukum acara pidana pada dasarnya tidak mengenal alat bukti yang sempurna dan mengikat, kecuali bagi Negara yang menganut sistem pembuktian menurut undang-undang secara positif M.Yahya Harahap, 2002: 312. d. Alat bukti petunjuk Pengertian mengenai alat bukti petunjuk tidak ada, supaya penerapan dan penilaian alat bukti petunjuk dapat digunakan oleh hakim sebagaimana mestinya maka hakim harus arif dan bijaksana serta harus lebih dahulu mengadakan pemeriksaan yang penuh kecermatan dan keseksamaan berdasarkan hati nurani. Peringatan yang digariskan dalam Pasal 188 ayat 3 KUHAP merupakan ajakan kepada hakim agar sedapat mungkin lebih baik menghindari menggunakan alat bukti petunjuk dalam penilaian pembuktian kesalahan terdakwa. Menurut pasal 188 ayat 20 KUHAP petunjuk ini dapat diperoleh dari keterangan saksi, surat, dan keterangan terdakwa. Nilai kekuatan pembuktian petunjuk adalah bebas tergantung pada penilaian hakim. e. Keterangan terdakwa Menurut Pasal 189 ayat 1 KUHAP keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan di sidang pengadilan tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri. Keterangan terdakwa dapat berupa pengakuan atau pengingkaran yang dinyatakan di sidang pengadilan. Menurut Pasal 189 ayat 4 KUHAP bahwa keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya melainkan harus disertai dengan alat bukti lain. Nilai kekuatan pembuktian keterangan terdakwa adalah bebas tergantung pada penilaian hakim, harus memenuhi batas minimum 27 pembuktian dan harus memenuhi asas keyakinan hakim. Asas keyakinan hakim harus melekat pada putusan yang diambilnya.

3. Tinjauan Umum Tentang Putusan Hakim a. Pengertian Putusan dan Tata Cara Pengambilan Keputusan