HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN RASA AMAN DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Wirausaha merupakan ujung tombak kemajuan perekonomian suatu
negara. Menurut pendapat David McClelland, (seperti yang disebut oleh
Nugroho, 2010), suatu Negara akan menjadi makmur apabila mempunyai
entrepreneur setidaknya sebanyak 2% dari jumlah penduduk keseluruhan.
Wirausaha menurut Hisrich dan Peters (seperti yang disebut oleh Alma, 2009)
adalah: the process of creating something different with value by devoting the
necessary time and effort, assuming the accompanying financial, psychic, and
social risk, and recieving the resulting rewards of monetary and personal
satisfication and independence.
Berkaca dari jumlah ideal wirausaha tersebut diatas, yakni 2% dari
jumlah penduduk, maka jika BPS mencatat jumlah penduduk Indonesia adalah
237.641.326 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2009), seharusnya terdapat setidaknya
4.752.827 wirausahawan di Indonesia. Namun, jumlah wirausaha di Indonesia
sampai tahun 2010 baru mencapai 0,24% (Djumena, 2011). Itu artinya, jumlah
wirausaha di Indonesia hanya sekitar 570.339 wirausaha. Berarti, Indonesia
masih memerlukan sekitar 4.182.488 wirausahawan. Jumlah wirausaha yang ada,
secara teoritis masih belum dapat meningkatkan kemajuan perekonomian

Indonesia. Besarnya kesenjangan jumlah wirausaha antara jumlah ideal dengan
jumlah wirausaha yang ada, membuat pemerintah dan swasta yang sadar akan
pentingnya wirausaha, gencar melakukan kegiatan yang bertujuan untuk
mendorong masyarakat Indenesia untuk berwirausaha.
Misalnya saja Bank mandiri yang mempunyai program “Wirausaha
Mandiri”. Program tersebut sudah dilakukan sejak 2008 lalu (Nisa, 2010). Perum
pegadaian juga mencanangkan program go entrepreneurship yang bertujuan
untuk mencetak 1.000 entrepreneur yang ahli di bidangnya, dan Kementrian

1

2

Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menyiapkan dana sebesar
50 juta rupiah untuk mencetak 10.000 sarjana wirausaha setiap tahunnya (Latief,
2010). Trans tv, sebuah stasiun televisi swasta, memiliki program bernama
“Bosan Jadi Pegawai”, yang menyuguhkan kepada masyarakat mengenai
bagaimana teknis berwirausaha, mulai dari bagaimana mengawali usaha,
melakukan proses produksi, sampai pemasaran produk. Ir. Ciputra, salah seorang
wirausahawan di Indonesia, bahkan memiliki setidaknya 2 usaha yang

dilakukannya untuk mendorong masyarakat Indonesia agar berwirausaha, yaitu
dengan mendirikan Universitas Ciputra, yang berorientasi kepada pencetakan
wirausahawan baru, dan melalui salah satu program yang ditayangkan di Metro
tv yang bertajuk “Ciputra creating entrepreneurs”. Kuswara (2011) mencatat
setidaknya ada 6 usaha yang dilakukan untuk meningkatkan wirausaha pada
mahasiswa, antara lain; 1) pendirian pusat kewirausahaan kampus, yang telah
melakukan banyak kegiatan yang dilaksanakan seperti seminar, talkshow, short
course, loka karya, workshop, praktek usaha, kerjasama usaha, Entrepreneurship
Expo, Entrepreneurship Challange dll.; 2) entrepreneurship priority, yaitu
menjadikan mata kuliah kewirausahaan sebagai salah satu mata kuliah yang
penting untuk diberikan kepada mahasiswa, dan telah dilakukan dengan serius
oleh beberapa perguruan tinggi negeri maupun swasta; 3) pengembangan
program mahasiswa wirausaha (PWM), yaitu pemberian modal kepada
mahasiswa yang mempunyai usaha atau rencana usaha yang dilombakan melalui
proposal yang dikirim kepada dikti; 4) program wirausaha mandiri untuk
mahasiswa yang diselenggarakan bank mandiri; 5) program peningkatan
kompetensi

tenaga


kerja

dan

produktivitas

bagi

mahasiswa,

yang

diselenggarakan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, bertujuan agar
mahasiswa mempersiapkan diri untuk membuka lapangan pekerjaan baru; 6)
program pemberian modal usaha untuk mahasiswa, dilakukan oleh Kementrian
Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), dengan memberikan
bantuan modal bagi mahasiswa yang berminat untuk berwirausaha.

3


Berbagai usaha yang dilakukan oleh banyak pihak tersebut, bertujuan
untuk mendorong masyarakat Indonesia agar berwirausaha. Namun upaya
tersebut masih belum menunjukkan peningkatan minat masyarakat untuk
berwirausaha. Hal ini terbukti dengan masih ramainya masyarakat Indonesia
yang menjadikan pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), merupakan
pekerjaan yang paling diinginkan. Terlihat dari jumlah pelamar pada saat
perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), jumlah pelamar CPNS selalu
membludak dari periode ke periode. Selain momen perekrutan CPNS, hal lain
yang menunjukkan minimnya minat berwirausaha masyarakat Indonesia yaitu
pada kegiatan pameran bursa kerja (job market fair) yang diselenggarakan oleh
PLKT Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa
Timur yang diselenggarakan mulai tanggal 22-25 Maret 2010 lalu, jumlah
pencari kerja yang terdaftar mencapai 2.261 orang, sedangkan lowongan yang
tersedia hanya sebanyak 272 kursi. Hal tersebut dikemukakan oleh Infokerjajatim (2010, 23 Maret). Itu artinya, 1 kursi diperebutkan oleh 9 orang peserta job
market fair tersebut. Fakta lain yang menunjukkan lemahnya minat berwirausaha
mahasiswa ditunjukkan dengan data yang dihimpun oleh Pusat Pengembangan
Wirausaha Universitas Hasanuduin (Unhas), yang mencatat bahwa dari 8.000
wisudawan setiap tahun, hanya 1% yang menjadi wirausaha. Itu artinya, dari
8.000 wisudawan, hanya 80 wisudawan yang menjadi wirausaha. Padahal, di
Sulawesi Selatan banyak sekali sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk

kegiatan wirausaha (Universitas Hasanuddin, 2009).
Idealnya, jika dukungan dari pemerintah maupun swasta berupa
pemberian fasilitas baik berupa modal, pendidikan, pelatihan dan pengetahuan
mengenai kewirausahaan semakin gancar, hal tersebut diharapkan akan dapat
meningkatkan intensi masyarakat untuk berwirausaha. Namun faktanya, jumlah
wirausahawan di Indonesia masih berkisar 0,24 % dari jumlah masyarakat
Indonesia keseluruhan (Djumena, 2011). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada
hal lain yang menghambat masyarakat untuk berwirausaha. Fakta diatas

4

mengindikasikan bahwa, rendahnya intensi berwirausaha seseorang, bukan
karena kurangnya sarana maupun dukungan dari pihak luar.
Intensi merupakan predisposisi dari suatu perilaku (Dayakisni dan
Hudaniah, 2009). Lebih lengkap lagi, Fishbein & Ajzen (seperti disebut oleh
Dayakisni dan Hudaniah, 2009) mengemukakan bahwa intensi merupakan suatu
komponen konatif dari sikap, sehingga dapat dikatakan bahwa komponen konatif
ini berhubungan erat dengan komponen afektif dari sikap. Dengan kata lain,
intensi merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu
perilaku. Jadi, intensi berwirausaha merupakan niatan seseorang untuk

melakukan kegiatan wirausaha.
Menyadari akan pentingnya wirausaha, berbagai penelitian mengenai
intensi berwirausaha banyak dilakukan, misalnya, Lie (2004) meneliti tentang
gambaran intensi dan sifat-sifat kewirausahaan mahasiswa Bali. Hasil dari
penelitian tersebut menyebutkan bahwa mahasiswa Bali, baik yang tinggal di
Jakarta maupun yang tinggal di Bali mempunyai intensi yang tinggi untuk
menjadi

wirausahawan.

Astriyana

(2006)

meneliti

tentang

perbedaan


kecenderungan pengambilan resiko dan intensi untuk menjadi wirausahawan
antara mahasiswa yang mendapatkan dan tidak mendapatkan pendidikan
kewirausahaan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa baik intensi
maupun

risk-taking

mahasiswa

yang

pernah

mendapatkan

pendidikan

kewirausaan lebih tinggi daripada intensi dan risk-taking mahasiswa yang tidak
pernah mendapatkan pendidikan kewirausahaan. Hasil analisa tambahan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Astriyana (2006) ini mengatakan bahwa terdapat

hubungan antara kecenderungan mengambil resiko dan intensi berwirausaha
pada mahasiswa semester 6 ke atas. Songan (2006) meneliti tentang profil risktaking behavior wirausaha wanita di Jakarta. Hasil penelitiannya menyebutkan
bahwa hampir semua wirausaha wanita di Jakarta, memiliki risk-taking yang
tinggi. Adhitya (2010) meneliti tentang perbedaan intensi berwirausaha pada
mahasiswa ditinjau dari karakter kecerdasan adversity. Hasil dari penelitian

5

tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan intensi berwirausaha ditinjau dari
karakter kecerdasan adversity.
Dari beberapa penelitian tersebut, 3 penelitian menunjukkan bahwa dunia
wirausaha erat kaitannya dengan risk taking. Risk taking (pengambilan resiko)
menunjukkan suatu kegiatan yang berkaitan dengan menghadapi situasi yang
tidak pasti, Vaughan (seperti yang disebut oleh Darmawi, 1990) menyebutkan
bahwa definisi risiko dibagi menjadi tiga, yaitu: Risk is the chance of loss, Risk is
the possibility of loss, dan Risk is uncertainty. Artinya, wirausaha erat kaitannya
dengan ketidakpastian. Penelitian-penelitian tersebut, setidaknya menjawab
fenomena masyarakat yang lebih memilih menjadi PNS atau pegawai, ketimbang
berwirausaha, meskipun berbagai fasilitas dan program-program pemerintah
maupun swasta telah dilakukan untuk meningkatkan intensi berwirausaha

masyarakat

Indonesia.

Yaitu,

karena

berwirausaha

memiliki

banyak

ketidakpastian.
Berwirausaha menjanjikan pemasukan yang tidak pasti setiap bulannya.
Terkadang mendapatkan keuntungan yang sangat besar, terkadang tidak
mendapatkan apa-apa, dan terkadang harus membayar atas kerugian. Selain
ketidakpastian pemasukan, dalam berwirausaha kita tidak akan mendapatkan
jaminan kesehatan, maupun jaminan lainnya dan dana pensiun di masa tua.

Sedangkan menjadi pegawai artinya akan mendapatkan gaji dalam jumlah yang
sama setiap bulannya, mendapatkan tunjangan kesehatan, jaminan kesehatan dan
keselamatan kerja, mendapatkan jaminan dana pensiun di hari tua, dan banyak
lagi kepastian yang ditawarkan oleh profesi sebagai pegawai.
Berbagai kepastian yang dijanjikan oleh profesi sebagai pegawai, dapat
memenuhi kebutuhan rasa aman seseorang. Kebutuhan rasa aman adalah
kebutuhan akan stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas,
kebebasan dari rasa takut dan cemas (Alwisol, 2004). Sedangkan ketika
seseorang berwirausaha, maka tidak ada stabilitas pemasukan, maupun jaminan
kesehatan dan masa tua, sehingga memungkinkan seseorang merasa cemas akan

6

keberlangsungan hidupnya. Penelitian sebelumnya mengenai kebutuhan rasa
aman telah dilakukan oleh Kurniasari (2011) yang meneliti tentang hubungan
antara entrepreneurship dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman karyawan yang
pensiun dini. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang pensiun
dini memenuhi kebutuhan rasa amannya dengan cara berwirausaha. Muharammi
(2005) meneliti tentang pengaruh pemenuhan kebutuhan rasa aman terhadap
intensi turnover karyawan bagian pelaksana PT Pilar Mandiri Nusa Tenggara

Barat. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa semakin tinggi pemenuhan
kebutuhan rasa aman, maka semakin rendah intensi turn over. Dari berbagai
penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa seseorang cenderung melakukan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan rasa amannya dengan cara mencari keadaan yang
menjanjikan kepastian, perlindungan, dan jaminan.
Hal lain yang menunjukkan bahwa seseorang akan cenderung melakukan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan rasa amannya yaitu sebuah fenomena
asuransi yang terjadi di Indonesia. Eddy (seperti yang disebut oleh Ani, 2008)
menyebutkan bahwa saat terjadi krisis moneter tahun 1998, premi asuransi
tumbuh mencapai lebih dari 30 persen. Menurut analisanya, krisis membuat
orang mulai khawatir dan mencari perlindungan diri, salah satunya adalah
dengan asuransi. Evelina (seperti yang disebut oleh Aco, 2010) menyebutkan
bahwa, banyaknya bencana alam yang terjadi di Indonesia, berdampak pada
meningkatnya pembelian produk asuransi oleh masyarakat.
Pentingnya jaminan baik jaminan jiwa, jaminan kesehatan, serta jaminan
hari tua, bagi masyarakat Indonesia, terlihat juga dari rencana demo yang akan
dilakukan oleh buruh untuk memperingati hari buruh tahun 2010 di Jakarta yang
tercatat oleh kompas.com. Para buruh tersebut berencana menuntut beberapa hal
menyangkut kesejahteraan mereka. Antara lain mengenai penerapan Jaminan
Sosial Nasional (jamsosnas) dan jaminan proteksi pemberlakuan perdagangan
bebas Asia (AFTA).

7

Jaminan dan perlindungan adalah bagian dari rasa aman. Beberapa
fenomena mengenai asuransi dan demo buruh yang menuntut jaminan tersebut
adalah bukti nyata bahwa kebutuhan rasa aman merupakan sesuatu yang sangat
penting bagi masyarakat Indonesia. Hal tersebut disinyalir berhubungan dengan
intensi berwirausaha seseorang. Karena seauai dengan ulasan diatas, bahwa
ketika berwirausaha seseorang berwirausaha maka ia tidak akan mendapatkan
semua jaminan, perlindungan dan lain sebagainya yang dapat memenuhi
kebutuhan rasa amannya.
Dari uraian diatas, kebutuhan rasa aman disinyalir berhubungan dengan
intensi berwirausaha. Untuk itulah, peneliti ingin mengetahui bagaimana
hubungan antara kebutuhan rasa aman dengan intensi berwirausaha.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah: apakah ada hubungan antara kebutuhan rasa
aman dengan intensi berwirausaha?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
kebutuhan rasa aman dengan intensi berwirausaha.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana bagi ilmu psikologi,
khususnya psikologi sosial, dalam bidang kewirausahaan. Serta sebagai
referensi teoritis maupun empiris untuk peneliti selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
kontribusi kebutuhan rasa aman terhadap intensi berwirausaha. Sehingga
pihak-pihak yang berkepentingan untuk meningkatkan jumlah wirausaha di
Indonesia, dapat melihat faktor lain yang harus diperhatikan untuk

8

meningkatkan jumlah wirausaha Indonesia, selain pemberian dukungan
berupa pemberian fasilitas seperti modal maupun pelatihan dan pengetahuan
mengenai kewirausahaan.
Jika penelitian ini terbukti (artinya ada hubungan antara kebutuhan rasa
aman dengan intensi berwirausaha), maka penelitian ini dapat dijadikan
referensi untuk merumuskan strategi dalam mendorong masyarakat untuk
berwirausaha, agar tepat sasaran. Artinya, pemberian fasilitas fisik seperti
modal, sarana dan lain sebagainya, serta pendidikan dan training kepada
masyarakat, dapat menjadi efisien dengan mempertimbangkan tingkat
kebutuhan rasa aman seseorang.

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN RASA AMAN
DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA

SKRIPSI

Oleh:
Dilla Mindrasari
07810200

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN RASA AMAN
DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:
Dilla Mindrasari
07810200

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji bagi Allah SWT penguasa alam
semesta yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya. Tuhan yang membentangkan
langit dan bumi dengan segala kenikmatan yang tak ternilai, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah menuntun kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni
Agama Islam. Semoga kita dapat meneladani akhlaq mulia beliau.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Psiklogi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan karya ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, S.Psi, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Bapak Yudi Suharsono, S.Psi, M.Si dosen pembimbing pertama yang telah
memberikan banyak pencerahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih untuk arahan, saran, dan bimbingan yang diberikan. Thank you so
much for enlighten me Sir. That’s very kind of You.
3. Ibu Tri Muji Ingarianti, M.Psi dosen pembimbing kedua yang telah memberikan
arahan dan membangkitkan kembali semangat penulis hingga akhirnya penulis
memiliki kepercayaan diri kembali untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih
untuk arahan, saran, dan bimbingan yang diberikan. Thank you so much for raise me
up Mam, that’s very thoughtful of you.
4. Bapak Ari Firmanto, S.Psi selaku dosen wali yang telah memberikan pengarahan
mengenai urusan akademik dari awal perkuliahan sampai akhir masa studi penulis.

5. Ibu Hernawati (ibunda tercinta). Terima kasih untuk curahan kasih sayang tak
terhingga, untaian doa, senyuman, dukungan, dan semua yang telah Mama berikan
pada Dilla. Semua itulah yang bisa membuat Dilla masih bisa berdiri tegak sampai
detik ini. Karya ini adalah hadiah untuk Mama yang sudah terlalu lama menunggu
kelulusan Dilla. Semoga Allah selalu menyayangimu, seperti Engkau menyayangiku,
Ma. You’re my angel. I love you Ma, I always have.
6. Bapak Bambang Suhartono (ayahandaku). Terima kasih telah memberikan rasa
aman ketika rasa khawatir mencengkeram, terima kasih untuk setiap kata Dilla yang
Papa wujudkan, terima kasih telah mengajari pahit manis kehidupan yang
sebenarnya.
7. Semua keluarga, tetangga dan teman untuk dukungan yang diberikan kepada penulis.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah banyak
memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan
saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembaca pada umumnya.

Malang, 10 Mei 2012
Penulis

Dilla Mindrasari

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ..........................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................

ii

SURAT PERNYATAAN ...............................................................................

iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................

iv

INTISARI ......................................................................................................

viii

ABSTRACT ...................................................................................................

ix

DAFTAR ISI .................................................................................................

x

DAFTAR TABEL .........................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................

1

B. Rumusan Masalah.........................................................................

7

C. Tujuan Penelitian ..........................................................................

7

D. Manfaat penelitian ........................................................................

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebutuha Rasa Aman
1. Pengertian Kebutuhan Rasa Aman ............................................

9

2. Bentuk Kebutuhan Rasa Aman .................................................

10

3. Aspek Kebutuhan Rasa Aman ..................................................

10

4. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Rasa Aman .................

12

5. Perkembangan Kebutuhan Rasa Aman .....................................

12

B. Intensi Berwirausaha
1. Intensi
a. Pengertian Intensi Berwirausaha .........................................

15

b. Kekhususan Intensi Berwirausaha .......................................

17

c. Aspek Intensi Berwirausaha ................................................

18

d. Proses Terbentuknya Intensi Berwirausaha .........................

18

2. Wirausaha
a. Profil Wirausahawan...........................................................

21

b. Kualifikasi Seorang Wirausahawan.....................................

22

C. Hubungan Kebutuhan Rasa Aman dengan Intensi Berwirausaha ...

23

D. Kerangka Pemikiran .....................................................................

26

E. Hipotesa .......................................................................................

27

BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian ....................................................................

28

B. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................

28

2. Definisi Operasional .................................................................

28

C. Populasi dan Sampel .....................................................................

29

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ....................................

30

E. Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas ..................................................................................

33

b. Reliabilitas ...............................................................................

38

F. Prosedur Penelitian .......................................................................

39

G. Analisa Data .................................................................................

41

BAB IV HASI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ..............................................................................

42

B. Hasil Analisa Data ........................................................................

45

C. Pembahasan .................................................................................

47

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................

53

B. Saran ...........................................................................................

53

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

55

LAMPIRAN ...................................................................................................

58

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Blue Print Skala Kebutuhan Rasa Aman............................................... 32
Tabel 2 : Blue Print Skala Intensi Berwirausaha .................................................. 33
Tabel 3 : Hasil Uji Validitas Skala Kebutuhan Rasa Aman ................................. 35
Tabel 4 : Blue Print Skala Kebutuhan Rasa Aman Setelah Uji Coba ................... 36
Tabel 5 : Hasil Uji Coba Skala Intensi Berwirausaha .......................................... 37
Tabel 6 : Blue Print Skala Intensi Berwirausaha Setelah Uji Coba ...................... 38
Tabel 7 : Hasil Uji Reliabilitas Skala .................................................................. 39
Tabel 8 : Rekapitulasi Data Subjek ..................................................................... 42
Tabel 9 : Tabel Sebaran skor T untuk Variabel Kebutuhan Rasa Aman ............... 43
Tabel 10 : Tabel Sebaran skor T untuk Variabel Intensi Berwirausaha .................. 44
Tabel 11 : Tabulasi Silang Kebutuhan Rasa Aman dengan Intensi Berwirausaha .. 45
Tabel 12 : Hasil Analisa Regresi ........................................................................... 45
Tabel 13 : Rangkuman Analisa Data ..................................................................... 46

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : The Theory of Planned Behavior .................................................. 19
Gambar 2 : Kerangka Pemikiran ..................................................................... 26

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Skala Sebelum Try Out .............................................................. 58
Lampiran 2 : Data Try Out .............................................................................. 66
Lampiran 3 : Output Try Out Skala Kebutuhan Rasa Aman ............................ 69
Lampiran 4 : Output Try Out Intensi Berwirausaha ........................................ 80
Lampiran 5 : Skala Setelah Try Out ................................................................ 89
Lampiran 6 : Data Penelitian........................................................................... 97
Lampiran 7 : Nilai T-Score ............................................................................. 102
Lampiran 8 : Hasil Analisa Regresi................................................................. 105

DAFTAR PUSTAKA

Adhitya, D. (2010). Perbedaan intensi berwirausaha pada mahasiswa ditinjau dari
karakter kecerdasan adversity [on-line]. Abstrak diakses 10 Maret 2011 dari
http://ums.ac.id.
Alma, B. (2009). Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum: Menumbuhkan jiwa
wirausaha bagi mahasiswa dan masyarakat Indonesia (Ed. Revisi). Bandung:
Alfabeta.
Alwisol (2004). Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press.
Astriyana, C. M. (2006). Perbedaan kecenderungan pengambilan resiko dan intensi
untuk menjadi wirausahawan antara mahasiswa yang mendapatkan dan tidak
mendapatkan pendidikan kewirausahaan [on-line]. Abstrak diakses 10 Maret
2011 dari http://lib.atmajaya.ac.id.
Azwar, S. (2010). Reliabilitas dan validitas (Cetakan Kesepuluh). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
________ (2010). Sikap Manusia (Cetakan Keempatbelas). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Pusat Statistik. (2009). Penduduk Indonesia menurut provinsi 1971, 9180, 1990,
1995 dan 2010. Diperoleh dari http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?
tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&.
Darmawi, H. (1990). Manajemen risiko. Jakarta: Bumi Aksara
Das, T. K. & Teng, B. (1998, Winter). Time and entrepreneurial risk behavior.
Entrepreneurship theory and practice, 1024-2587-97-222$1.50.
Dayakisni, Tri & Hudaniah (2009). Psikologi sosial (Cetakan Keempat). Malang: UMM
Press.
Dinas Ketenagakerjaan Jawa Timur. (2010). Pameran bursa kerja / job market fair dari
tanggal 22 sampai dengan 25 maret 2010 di plkt disnakertransduk prov. Jatim.
Diperoleh dari http://www.infokerja-jatim.com/?m=detail_berita&id=130.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (2010). Pedoman penulisan
skripsi. Malang: Fakultas Psikologi UMM.
Gitosudarmo, I. & Sudita, N. (1997). Perilaku keorganisasian (Edisi Pertama).
Yogyakarta: BPFE

Kasmir (2010). Kewirausahaan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Koeswara, E. (1989). Teori-teori kepribadian. Bandung: Eresco.
Koperasi Online KSU-UNUARI. (2009). Usaha dengan modal kecil dan keengganan
mahasiswa. Diperoleh dari http://koperasi-2009.blogspot.com/2009/12/usahadengan-modal-kecil-dan-keengganan.html.
Kurniasari (2011). Hubungan antara entrepreneurship dengan pemenuhan kebutuhan
rasa aman karyawan yang pensiun dini (abstrak skripsi, Universitas
Muhammadiyah Malang, 2011).
Kurniawan, D. (2008). Hubungan dukungan sosial dengan minat berwirausaha pada
mahasiswa. (abstrak skripsi, Universitas Muhammadiah Malang).
Kuswara, H. (2011). Strategi perguruan tinggi mewujudkan entrepreneurial kampus.
Diperoleh
dari
http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2213:
strategi-perguruan-tinggi-mewujudkan-entrepreneurialcampus&catid=159:article-kontributor.
Latipun (2002). Psikologi eksperimen. Malang: UMM Press.
Lie, J. (2004). Gambaran intensi dan sifat-sifat kewirausahaan mahasiswa Bali [on-line].
Abstrak diakses 17 Maret 2011 dari http://lib.atmajaya.ac.id.
Machfoedz, M. & Machfoedz, M. (2004). Kewirausahaan: suatu pendekatan
kontemporer. Jakarta: UPP AMP YKPN.
Maslow, A. H. (1993). Motivasi dan kepribadian 1: teori motivasi dengan pendekatan
hierarki kebutuhan manusia (Ed. Revisi) (Terj. Nurul Imam). Jakarta: Pustaka
Binaman Pressindo.
Mohyi, A. (1999). Teori dan perilaku organisasi (Cetakan Kedua). Malang: UMM
Press.
Muharrami (2005). Pengaruh pemenuhan kebutuhan rasa aman terhadap intensi
turnover karyawan bagian pelaksana PT Pilar Mandiri Nusa Tenggara Barat.
(abstrak skripsi, Universitas Muhammadiah Malang).
Nugroho, R. (2010). Memahami latar belakang pemikiran entrepreneurship Ciputra:
Membangun keunggulan bangsa dengan membangun entrepreneur (Cetakan
Kedua). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Songan, M. A. (2006). Profil risk-taking behavior wirausaha wanita di Jakarta [on-line].
Abstrak diakses 04 April 1011 dari http://lib.atmajaya.ac.id.
Steward, W. H., Carland, J. C., Carland, J. W. (1998). Is risk taking an attribute of
entrepreneurship? A comparative analysis of instrumentation. Diperoleh dari
http:///www.sbaer.uca.edu/research/1998/ABSE/98asb051.txt.
Sugiono (2007). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Tarmudji, T. (2000). Manajemen risiko dunia wirausaha. Yogyakarta: Liberty
Yogyakarta.
Winarsunu, T. (2007). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan (ed. Revisi).
Malang: UMM Press.
1 Mei, 20.000 buruh serbu Jakarta. (2010, 27 April). Kompas.com, diakses tanggal 24
Januari 2012.
Inilah 12 jawara wirausahawan muda. (2010, 22 Januari). Kompas.com, diakses tanggal
5 April 2011.
Jumlah wirausaha Indonesia masih rendah. (2011, 27 Februari). Kompas.com, diakses
tanggal 5 April 2011.
Krisis justru picu perumbuhan asuransi 2009. (2008, 17 Desember). Kompas.com,
diakses tanggal 24 Januari 2012.
Pasca bencana, produk asuransi banyak dilirik. (2010, 3 Maret). Kompas.com, diakses
tanggal 24 Januari 2012.
Urgensi pendidikan kewirausahaan. (2010, 9 April). Kompas.com, diakses tanggal 9
April 2010.