HUBUNGAN ANTARA ENTREPRENEURSHIP DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN KARYAWAN YANG PENSIUN DINI
HUBUNGAN ANTARA ENTREPRENEURSHIP DENGAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN RASA AMAN KARYAWAN YANG PENSIUN DINI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
OLEH :
YULIA GABY KURNIASARI
06810085
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011
HUBUNGAN ANTARA ENTREPRENEURSHIP DENGAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN RASA AMAN KARYAWAN YANG PENSIUN DINI
SKRIPSI
OLEH :
YULIA GABY KURNIASARI
06810085
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT pemilik dan penguasa alam
semesta beserta isinya, hidayah, kasih sayang, kemudahan serta nikmat – nikmat lain
yang tak terhitung jumlahnya. Hanya dengan seizin-Nya lah akhirnya penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan, suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, beserta
orang-orang yang senantiasa berada di jalan-Nya.
Skripsi ini berjudul “Hubungan antara Entrepreneurship Dengan
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Karyawan Yang Pensiun Dini”. Adapun
maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat gelar
Sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Selain itu penulisan ini
juga
dimaksudkan
supaya
pembaca
bisa
memahami
hubungan
antara
entrepreneurship dengan kebutuhan rasa aman karywan yang memutuskan pensiun
dini, sehingga penulis mohon saran dan kritik yang membangun guna kesempurnaan
skripsi ini.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penulis
banyak melibatkan bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmad-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Djudiyah, M.Si selaku selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih atas
waktu yang telah diberikan, bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis
untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Bapak M. Shohib, S.Psi, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang selalu
memberikan sudut pandang yang berbeda, sehingga pemikiran saya lebih
terbuka dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Ari Firmanto, S.Psi, selaku Dosen Wali yang telah banyak
memberikan dukungan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh
dosen
dan
Muhammadiyah Malang.
staf
pengajar
Fakultas
Psikologi
Universitas
6. Orang tuaku, Bapak yang selalu mendoakanku demi kelancaran skripsi ini
dan kesuksesanku. Almarhumah Ibuku, aku yakin Ibu pasti selalu melihat
setiap perjuanganku di sini.
7. Keluargaku tercinta yang terpisah-pisah. Niken Asterina (kakak sekaligus ibu
buat aku) yang selalu memberikan inspirasi dan motivasi dalam hidupku.
Agung Darmawan makasih untuk segala motivasi yang diberikan.
8. Adib Asrori, terima kasih buat perpustakaan mininya. Semua buku bisa
ketemu karena bantuan mas.
9. Ade dan keluarga yang selalu ada di saat sepi. Terima kasih atas semua
bantuannya yang tidak terhitung. Buat Ade, makasih buat semua waktunya,
dan masukan.
10. Kepada semua pihak yang membantu dalam penyebaran angket. Tante Ery,
Pak Suluh, Ibu Fatma, Rizki Racmawati dan keluarga, Ibu Lusi, Pak Puji,
Triana Rizqa, Senja Faradhilla, Mira, Putri, Bima. Terima kasih buat semua
bantuannya dan maaf sudah banyak merepotkan kalian.
11. Teman-teman Psikologi angkatan 2006, khususnya Kelas B : Kiki, Fifit,
Dinda, Mira, Fitra, Rahadian, Ninuk, Lia, Eny, Lenggang, dan semuanya
yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Makasih buat saran, semangat, dan
kritiknya selama ini, semoga kita bisa ketemu lagi dengan kesuksesan kita
masing-masing. Amiiieeen.
12. Buat teman-teman selama bimbingan : Mbak Pipit, Lia, Syauqi, Dyah, Nisa,
Mas Hendra, Ina, Opank. Semangat selalu buat kita, apapun hasilnya tetap
tersenyum.
Penulis menyadari tiada satu pun karya manusia yang sempurna, sehingga
kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat peneliti harapkan. Semoga
bantuan, do'a, serta motivasi yang diberikan mendapat ridho dari Allah SWT dan
semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, AMIEN.
Malang, 4 Februari 2011
Penyusun
Yulia Gaby Kurniasari
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ...........................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................
ii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xiii
INTISARI .......................................................................................................
vii
ABSTRAKSI ...................................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
2. Rumusan Masalah .........................................................................
9
3. Tujuan Penelitian ..........................................................................
9
4. Manfaat Penelitian ........................................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
1. Pengertian Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman ........................
10
2. Faktor-faktor Rasa Aman ........................................................
10
3. Karakteristik Terpenuhinya Kebutuhan Rasa Aman .................
11
B. Entrepreneurship
1. Pengertian Entrepreneurship ...................................................
12
2. Modal Kewirausahaan (Entrepreneurship) ..............................
13
3. Karakteristik Dan Watak Entrepreneurship .............................
14
4. Manfaat Kewirausahan ............................................................
18
5. Faktor-faktor Kegagalan Kegiatan Seseorang Berwirausaha ....
18
6. Keuntungan Dan Kelemahan Menjadi Wirausaha ....................
19
C. Pensiun Dini
1. Pengertian Pensiun Dini ..........................................................
20
2. Jenis-jenis Pensiun .................................................................
20
3. Kondisi Yang Mempengaruhi Pensiun .....................................
21
4. Tugas-tugas Perkembangan Setengah Baya .............................
22
D. Hubungan Antara Entrepreneurship Dengan Pemenuhan Kebutuhan
Rasa Aman Karyawan Yang Pensiun Dini .....................................
23
E. Kerangka Pemikiran ......................................................................
25
F. Hipotesis .......................................................................................
26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ....................................................................
27
B. Variabel Penelitian ........................................................................
27
C. Definisi Operasional .....................................................................
28
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ........................................
28
E. Prosedur Penelitian .......................................................................
29
F. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ..............................................
30
G. Validitas dan Reliabilitas ..............................................................
34
H. Teknik Analisa Data ......................................................................
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ..............................................................................
42
B. Analisa Data .................................................................................
43
C. Pembahasan ..................................................................................
45
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................
48
B. Saran .............................................................................................
48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Skor pilihan jawaban pada Skala Likert ..........................................
31
Tabel 2.
Blue Print Skala Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman .....................
32
Tabel 3.
Blue Print Skala Entrepreneurship .................................................
33
Tabel 4.
Uji Validitas Skala Entrepreneurship .............................................
36
Tabel 5.
Uji Validitas Skala Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman ..................
37
Tabel 6.
Uji Reliabilitas Entrepreneurship ...................................................
38
Tabel 7.
Uji Reliabilitas Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman ........................
39
Tabel 8.
Uji Reliabilitas Keseluruhan ...........................................................
39
Tabel 9.
Sebaran T-Score Entrepreneurship .................................................
43
Tabel 10. Sebaran T-Score Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman ......................
43
Tabel 11. Rangkuman Korelasi Product Moment ............................................
44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Skala untuk Penelitian
Lampiran 2
Data Skala Entrepreneurship
Lampiran 3
Data Skala Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
Lampiran 4
Hasil Analisis Validitas Dan reliabilitas
Lampiran 5
Data Penelitian Skala Entrepreneurship
Lampiran 6
Data Penelitian Skala Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
Lampiran 7
Hasil Analisa
DAFTAR PUSTAKA
Afrila. 2010. Hubungan antara adversity questient dengan intensi berwirausaha Pada
mahasiswa. Skripsi. Malang : Fakultas Psikologi UMM.
Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta.
Alwi, dkk. 2005. Kamus besar bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta : Balai
Pustaka.
Anggraini. 2004. Pengaruh antara persepsi kondisi fisik lingkungan kerja terhadap
rasa aman karyawan pada PT. Anugrah Mutiara Luhur Indonesia Jaya
Jombang. Skripsi. Malang :Fakultas Psikologi UMM.
Alwisol. 2004. Psikologi kepribadian edisi revisi. Malang : UMM Press.
Ayu, Ida. 2010. Hubungan antara rasa aman dengan komitmen organisasi. Skripsi.
Fakultas Psikologi UMM.
Azwar, Saifuddin. 1999. Metode penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
______________. 2003. Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
______________. 2007. Sikap manusia teori dan pengukurannya edisi kedua.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
______________. 2007. Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Basir.
2009.
Perampingan
BRI.
Diakses
7
Juni
http://wartaekonomi.com/search_detail.asp?perampingan.
2010
dari
Chaplin, J.P. 2004. Kamus lengkap psikologi. Jakarta : Rajawali Pers.
Dhayanti. 2008. Hubungan antara safety need dengan sikap karyawan pada tandatanda peringatan Di PT. Industri Sandang Nusantara. Skripsi. Malang :
Fakultas Psiokolgi UMM.
Djamali, Abdul. 1984. Psikologi dalam hukum. Bandung : CV ARMICO.
Eliana. 2003. Konsep diri pensiunan. Skripsi. Malang : Fakultas Psikologi UMM.
Faisal. 2007. Pensiun dini telkom divre V Jatim. Diakses 7 Juni 2010 dari
http://www.suryaonline.com/search_detail.asp?pensiun%20dini.
Fitria, Yuli. 2006. Hubungan antara rasa aman dalam bekerja dengan sikap pada
keselamatan kerja pada karyawan bagian produksi PT. Pesona Remaja
Malang. Skripsi. Malang : Fakultas Psiokologi UMM.
Fitriani, Junita. 2010. Hubungan antara locus of control eksternal dengan kecemasan
menghadapi pensiun. Skripsi. Malang : Fakultas Psiokologi UMM.
Gibson, Ivancevich, Donnely. 2000. Organisasi perilaku, struktur, dan proses (jilid
1). Jakarta : Erlangga.
Gitosudarmo & Sudita. 1997. Perilaku keroganisasian. Yogyakarta : BPFE.
Hall, S. & Lindzey, Gardner. 1993. Teori-teori holistik (organismik-fenomenologis).
Yogyakarta : Kanisius.
Hurlock, B. Elizabeth. 1980. Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan edisi kelima. Jakarta : Erlangga.
Kerlinger, N. Fred. 2004. Azas-azas penelitian behavioral. Yogyakarta : UGM.
Khusnurriyah. 2007. Hubungan antara sensation seeking dengan entrepreneurship
pada sarjana fresh graduate Universitas Islam Majapahit Mojokerto. Skripsi.
Malang : Fakultas Psiokologi UMM.
Koeswara, E. 1986. Teori kepribadian. Bandung : ERESCO.
Kristanto, Heru. 2009. Kewirausahaan entrepreneurship pendekatan manajemen dan
praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Kristinawati. 2008. Hubungan jaminan sosial dengan komitmen organisasi pada
karyawan PT. Mermaid Tekstil di Mojokerto. Skripsi. Malang : Fakultas
Psiokologi UMM.
Latipun. 2006. Psikologi eksperimen edisi kedua. Malang : UMM Press.
Mappiare, Andi.1983. Psikologi orang dewasa. Surabaya : Usaha Nasional.
Prasetyo, Bambang & Jannah, Miftahul. 2005. Metode penelitian kuantitatif. Jakarta
: PT RajaGrafindo Persada.
Quento. 2008. PT Merpati nusantara airlines merumahkan karyawannya. Diakses, 7
Juni
2010.
Dari
http://www.harianbisnisindonesia.com/search_detail.asp?perampingankaryaw
an.
Roriyah. 2005. Dinamika psikologis mantan tenaga kerja Indonesia yang sukses
berwirausaha. Skripsi. Malang : Fakultas Psiokologi UMM.
Santrock, W. John. 2002. Life-span development perkembangan masa hidup edisi
kelima. Jakarta : Erlangga.
Soebari, I. Surasono. 2008. Pensiun preneur pensiun sukses. Jakarta : Penebar Plus..
Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar bisnis. Yogyakarta : Amus.
Suryana. 2009. Kewirausahaan pedoman praktis : kiat dan proses menuju sukses.
Jakarta : Salemba Empat.
Winarsunu, Tulus. 2002. Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan.
Malang : UMM Press.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi seperti sekarang ini, dunia kerja memang semakin ketat.
Jumlah antara tenaga kerja dengan lapangan pekerjaan yang tidak seimbang,
membuat tidak semua perusahaan mampu menampung tenaga kerja tersebut. Setiap
orang harus memiliki skill serta semangat kerja yang tinggi agar mampu
mendapatkan pekerjaan dengan posisi yang baik, bisa bertahan di pekerjaannya, serta
mendapatkan jaminan di hari tuanya nanti.
Karyawan-karyawan yang telah bekerja di suatu perusahaan juga terus
mengalami persaingan dalam pekerjaannya. Hal ini terlihat dengan maraknya
perusahaan baik secara terpaksa maupun tidak yang melakukan program PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja) dan pensiun dini terhadap karyawannya. Cara ini
dilakukan dengan tujuan untuk rasionalisasi karyawan dan merekonstruksi ulang
perusahaan itu sendiri, karena setiap perusahaan menginginkan kemajuan yang
signifikan agar tetap eksis. Salah satunya adalah dengan menonaktifkan para
karyawan yang dianggap sudah tidak memiliki kontribusi dan kinerja yang baik bagi
perusahaan.
Beberapa sumber di bawah ini menjelaskan mengenai program pensiun dini
yang dilakukan beberapa perusahaan terhadap karyawannya. Menurut Faisal (dalam
Surya Online, 21 Maret 2007) sedikitnya 209 karyawan PT Telkom Divre V Jatim
mengikuti program pensiun dini. Jumlah ini hanya sekitar 10 persen dari total 2.000
karyawan PT Telkom Indonesia Tbk yang mendaftarkan diri dalam program ini.
Jumlah pengajuan pensiun dini Divre V menduduki peringkat kedua setelah Divre II
Jakarta. Program pensiun dini ini diadakan sebagai upaya dari Telkom untuk
meremajakan dan meningkatkan kemampuan karyawan. Dari total karyawan Telkom
yang mencapai 27.000 orang, 40 persen diantaranya dengan tingkat pendidikan
belum sarjana.
Menurut Basir (dalam Warta Ekonomi, 16 April 2009), PT BRI Tbk.
meluncurkan program pensiun dini. Basir mengakui BRI mempersilahkan karyawan
yang sudah tidak produktif mengikuti program pensiun dini. Karyawan yang
1
2
dimaksud adalah karyawan yang tidak bisa bekerja secara maksimal, semisal karena
pengaruh usia. Pihaknya mengatakan tidak melakukan pengeluaran karyawan, karena
karyawan adalah aset paling berharga. PT BNI Tbk melakukan langkah yang serupa
dengan PT BRI Tbk. BNI menawarkan program pensiun dini kepada karyawan.
Program pensiun dini akan dilaksanakan mulai tahun 2009.
Quento (dalam Harian Bisnis Indonesia, 2008) mengatakan, PT Merpati
Nusantara Airlines akan merumahkan lagi sekitar 1.500 karyawan dari total 2.590
karyawannya menyusul rencana suntikan dana segar hingga Rp350 miliar dari
pemerintah. Quento mengatakan program rasionalisasi karyawan itu untuk
menyesuaikan rasio antara jumlah pesawat dan karyawan maskapai plat merah itu.
Karyawan yang di rumahkan bisa mencapai 1.500 orang, tapi prosesnya masih
panjang. Rasionalisasi karyawan membutuhkan dana sekitar Rp200 miliar mengacu
pada perjanjian kerja bersama antara manajemen dan karyawan. Jumlah karyawan
Merpati saat ini terlalu banyak dan rasionya sudah tidak cocok.
Jumlah karyawan Merpati yang kini sekitar 2.590 orang terlalu banyak,
mengingat armada yang aktif hanya 25 pesawat dari total 32 pesawat. Rasio yang
sesuai dengan jumlah armada itu adalah 800 orang karyawan. Sebelumnya, Merpati
sudah merumahkan sebagian karyawannya setelah pemerintah mengucurkan suntikan
modal Rp 450 miliar pada tahun lalu. Namun, dana itu tidak cukup karena sebagian
besar digunakan untuk revitalisasi armada (Rp150 miliar) dan restrukturisasi utang
(Rp180 miliar), sementara sisanya untuk peningkatan produktivitas (Rp120 miliar).
PDAM secara bertahap melakukan rasionalisasi jumlah pegawai. Awalnya,
jumlah pegawai mencapai 640 pegawai secara bertahap dilakukan rasionalisasi.
Sekarang jumlah karyawannya sekitar 490 pegawai. Menurut informasinya, ada 18
kepala unit yang memilih mengajukan pensiun dini dengan mendapatkan pesangon
ratusan juta rupiah. Kabarnya sampai Rp 150 Juta. Empat kepala unit kerja lainnya
memilih untuk tetap bertahan di PDAM, meski nantinya mereka tidak lagi
mendapatkan jabatan pada struktur baru (Malang Post, 19 Februari 2009).
Dari beberapa sumber di atas, dapat kita ketahui bahwa sebagian besar
perusahaan mengambil jalan untuk melakukan atau menawarkan program pensiun
dini kepada karyawannya dengan tujuan yang berbeda-beda. Ada yang tujuannya
untuk merasionalisasikan karyawannya guna merekonstruksi kembali perusahaan,
3
ada juga yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan karyawan. Kemungkinan
lain adalah di saat perusahaan itu sendiri sedang dalam krisis, sehingga pihak
perusahaan harus memikirkan kembali mengenai biaya operasional untuk
karyawannya kelak. Namun ada juga karyawan yang dengan sendirinya memilih
untuk pensiun dini dikarenakan uang pesangon yang dijanjikan perusahaan dalam
jumlah yang besar.
Apabila melihat situasi di dunia kerja yang seperti itu, maka dapat
berpengaruh terhadap karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja maupun
yang pensiun dini. Akan sangat manusiawi sekali, ketika karyawan yang ter-PHK
dan atau yang pensiun dini mengalami penurunan motivasi dalam bekerja, karena
mereka merasa tidak aman dengan keadaan mereka tanpa adanya pekerjaan.
Rasa aman pada diri karyawan itu dapat diwujudkan dengan diberikannya
jaminan sosial pada karyawan yang meliputi jaminan hari tua, jaminan untuk tidak
dinonaktifkan dari pekerjaannya, jaminan kesehatan, jaminan bila tidak mampu
bekerja karena cacat (Gitosudarmo & Sudita, 1997).
Penelitian yang dilakukan oleh Ayu (2010) tentang hubungan antara rasa
aman dengan komitmen organisasi karyawan di PD.BPR Bank Pasar Kota Madiun,
diperoleh hasil bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara rasa aman
dengan komitmen organisasi, dengan (r = 0,622 dan p = 0.000). Artinya karyawan
yang memiliki rasa aman tinggi akan mempunyai komitmen organisasi yang tinggi,
dan karyawan yang memiliki rasa aman rendah akan mempunyai komitmen
organisasi yang rendah.
Penelitian yang dilakukan oleh Fitria (2006) tentang hubungan antara rasa
aman dalam bekerja dengan sikap pada keselamatan kerja pada karyawan bagian
produksi PT. Pesona Remaja Malang, diperoleh hasil (r = 0,381 dan p = 0.000), ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara rasa aman dalam
bekerja dengan sikap pada keselamatan kerja. Semakin rasa aman itu terpenuhi
dengan baik, maka sikap karyawan terhadap keselamatan kerja semakin positif.
Dilanjut dengan penelitian yang dilakukan Dhayanti (2008) pada karyawan
PT. Industri Sandang Nusantara, bagian produksi tentang hubungan antara safety
need dengan sikap karyawan pada tanda-tanda peringatan, diperoleh hasil bahwa ada
hubungan positif dan signifikan dengan r = 0,698 dan p = 0,000 antara safety need
4
dengan sikap karyawan pada tanda-tanda peringatan. Artinya, apabila nilai safety
need meningkat, maka akan diikuti juga oleh kenaikan sikap pada tanda-tanda
peringatan, sebaliknya jika safety need mengalami penurunan, maka akan diikuti
pula oleh penurunan sikap pada tanda-tanda peringatan.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Kristinawati (2008) pada karyawan
PT. Mermaid Tekstil di Mojokerto, tentang hubungan jaminan sosial dengan
komitmen organisasi. Di mana diperoleh hasil adanya hubungan yang sangat
signifikan dan positif antara terpenuhinya jaminan sosial dengan komitmen
organisasi, dengan r = 0,737 dan p = 0,000. Bila kebutuhan akan jaminan sosial
semakin terpenuhi, maka komitmennya juga semakin tinggi. Sedangkan bila
kebutuhan akan jaminan sosial tidak terpenuhi, maka komitmennya juga rendah.
Selain itu penelitian yang berpengaruh terhadap rasa aman yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Anggraini (2004) tentang pengaruh antara persepsi kondisi fisik
lingkungan kerja terhadap rasa aman karyawan pada PT. Anugrah Mutiara Luhur
Indonesia Jaya Jombang, diperoleh hasil F = 18,565 dengan p = 0,000. Artinya ada
pengaruh yang sangat signifikan antara persepsi kondisi fisik lingkungan kerja
terhadap rasa aman dari karyawan. Sumbangan persepsi kondisi fisik lingkungan
kerja terhadap rasa aman dari karyawan sebesar 15,9% sedangan sisanya 84,1%
dipengaruhi oleh variabel yang tidak diketahui.
Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2010) tentang hubungan antara locus
of control eksternal dengan kecemasan menghadapi pensiun, diperoleh hasil bahwa (r
= 0,619 dan p = 0,018) menandakan adanya hubungan positif dan sangat signifikan
antara locus of control eksternal dengan kecemasan menghadapi pensiun. Adapun
sumbangan efektif variabel locus of control eksternal pada kecemasan menghadapi
pensiun sebesar 38,3% dan sisanya sebesar 61,7% merupakan variabel lain yang
tidak diteliti.
Adapun wawancara yang dilakukan kepada salah satu subyek yang telah
pensiun (Gatot, 19 Oktober 2010), diketahui bahwa setelah memasuki masa pensiun,
beliau banyak merasakan perubahan. Beliau merasa sepi, hal ini dikarenakan
keadaan yang berbeda dari sebelumnya. Semasa bekerja, beliau masih memiliki
konektivitas dan hubungan yang banyak dengan teman-temannya, namun setelah
5
pensiun beliau merasakan kesepian, karena teman-teman yang sudah mulai
berkurang dan jauh. Selain itu karena keadaan beliau yang saat ini sendiri tanpa istri.
Beliau juga merasakan suatu keadaan yang lebih jenuh dari sebelumnya, hal
ini terjadi karena saat ini beliau sudah tidak lagi memiliki aktivitas seperti dulu.
Perubahan dalam aktivitasnya sangat terlihat perbedaannya. Sebelumnya, beliau
selalu disibukkan dengan berbagai ativitas rutin di kantor, sedangkan setelah
pensiun, beliau kehilangan rutinitas tersebut. Waktu luangnya di rumah menjadi
lebih banyak.
Masalah finansial juga menjadi salah satu perubahan yang dirasakan oleh
Bapak Gatot di masa pensiunnya. Beliau memaparkan, bahwa setelah memasuki
masa pensiun, pendapatannya berkurang sementara kehidupan masih terus
berlangsung. Beliau mengaku kesulitan dalam mengatur keuangannya untuk
mencukupi kebutuhan di setiap bulannya.
Dari wawancara yang dilakukan, dapat diketahui dampak negatif dari
pensiun. Sebagai seorang kepala keluarga tentunya hal ini bisa menimbulkan stres
kepada seluruh keluarga, terlebih jika anak belum bekerja bahkan masih kuliah,
sementara istri pun tidak bekerja.
Dengan memasuki masa pensiun, seseorang akan kehilangan peran sosialnya
di masyarakat, prestise, kekuasaan, kontak sosial, bahkan harga diri akan berubah
juga karena kehilangan peran. Eyde (dalam Eliana, 2003). Bahkan akibat yang paling
buruk pada pensiunan adalah bisa mengakibatkan depresi dan bunuh diri Zimbardo
(dalam Eliana, 2003). Sedangkan akibat pensiun secara fisiologis oleh Liem & Liem
(dalam Eliana, 2003) dikatakan bisa menyebabkan masalah penyakit terutama
gastrointestinal, gangguan saraf, berkurangnya kepekaan. Ia menyebut penyakit di
atas, dengan istilah retirement syndrome.
Menurut Atchley (dalam Eliana, 2003) bahwa ketidaksiapan menghadapi
masa pensiun pada umumnya timbul karena adanya kekhawatiran tidak dapat
memenuhi kebutuhan–kebutuhan tertentu. Perubahan yang diakibatkan oleh masa
pensiun ini memerlukan penyesuaian diri. Selanjutnya penelitian yang dilakukan
oleh Holmes dan Rahe (dalam Eliana, 2003) mengungkapkan bahwa pensiun
menempati rangking 10 besar untuk posisi stress.
6
Namun cara pandang orang terhadap pensiun berbeda-beda, bagi sebagian
orang pensiun dikatakan sebagai sesuatu yang menjenuhkan, karena dengan pensiun
maka tidak akan ada lagi aktivitas yang berarti. Ada juga orang yang menganggap
bahwa pensiun adalah waktu di mana mereka telah mampu menyelesaikan tugasnya
dan merupakan waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Berbeda lagi dengan
pensiunan yang memiliki kreativitas dan ide-ide cemerlang. Waktu pensiun mereka
akan dipergunakan untuk berwirausaha, sebagai pengganti pekerjaan mereka setelah
pensiun.
Sebagai contoh, menurut wawancara dengan Bapak Suluh (Juni, 2010) dalam
pengalaman pribadinya sebagai salah seorang karyawan yang memutuskan untuk
pensiun dini, bahwa beliau merasa lebih senang dengan keputusan yang diambil.
Melihat keadaan perusahaan tempat beliau bekerja yang sudah mulai membosankan,
perputaran karyawan yang kurang sehat membuat dirinya merasa tidak berpengaruh
lagi untuk perusahaan. Selain itu beliau juga sudah merasa capek dengan
pekerjaannya yang biasanya melakukan mutasi karyawan ke luar kota, dengan
domisili keluarga di Malang membuat Bapak Suluh ini merasa malas apabila harus
dimutasi ke luar kota. Karena itulah beliau berani untuk memilih menjadi seorang
pensiun dini di usianya yang ke 45 tahun.
Dengan bekal pesangon dari perusahaan, berbagai macam jenis usaha yang
telah dilakukan. Sebelumnya beliau sudah memiliki usaha kos-kosan untuk
mahasiswa, kemudian seiring berjalannya waktu setelah resmi pensiun beliau
mencoba usaha kedai makanan dan juga menjual bibit-bibit tanaman anggrek beserta
obat dan pupuknya. Diakuinya bahwa kedua usahanya yang dirintis pasca beliau
pensiun memang tidak semudah yang dibayangkan sebelumnya. Ada masanya di
mana usaha itu mengalami penurunan, namun kadang juga mengalami kemajuan.
Sedangkan usaha kos-kosan yang didirikannya sebelum beliau pensiun cukup
membantu perekonomian keluarganya. Hal ini dipicu dari segi lokasi yang
mendukung, karena letak rumah yang berada di kawasan kampus membuat usahanya
ini masih berjalan lancar hingga sekarang.
Berdasarkan fakta di atas, diketahui bahwa pensiun dini tidak selalu
memberikan suatu jaminan yang baik bagi karyawan. Ada kalanya karyawan yang
pensiun dini merasa cemas, tetapi ada juga yang tatap merasa baik-baik saja. Mereka
7
yang tetap optimis, akan siap dalam menghadapi masa pensiun dan akan melakukan
usaha. Ciri yang seperti ini disebut memiliki jiwa entrepreneurship yang tinggi,
sebagai contoh pengalaman Bapak Suluh. Sedangkan bagi mereka yang pesimis,
akan mengganggap bahwa pensiun berarti akan kehilangan pekerjaan. Ciri yang
seperti ini bisa dikatakan orang yang memiliki jiwa entrepreneurship yang rendah,
seperti yang dialami oleh Bapak Gatot.
Penelitian yang dilakukan oleh Khusnurriyah (2007) pada wisudawan dan
wisudawati Universitas Islam Majapahit, tentang hubungan antara sensation seeking
dengan entrepreneurship pada sarjana fresh graduate Universitas Islam Majapahit
Mojokerto, menghasilkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara
sensation seeking dengan entrepreneurship dengan nilai koefisien korelasi (r=0,650)
dan p=0,000. Semakin tinggi sensation seeking maka semakin tinggi pula
entrepreneurship yang dimilikinya, begitu pula sebaliknya semakin rendah sensation
seeking maka semakin rendah pula entrepreneurship yang dimiliki.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Afrila (2010) pada mahasiswa
Fakultas Pertanian UMM, tentang hubungan antara Adversity Questient dengan
intensi berwirausaha pada mahasiswa, diperoleh hasil bahwa ada hubungan positif
dan sangat signifikan antara Adversity Questient dengan intensi berwirausaha pada
mahasiswa, dengan r= 0,561 dan p= 0,000. Semakin tinggi Adversity Questient yang
dimiliki oleh mahasiswa, maka semakin tinggi pula intensi berwirausaha mahasiswa
tersebut, begitu juga sebaliknya semakin rendah Adversity Questient maka semakin
rendah pula intensi berwirausaha pada mahasiswa.
Penelitian yang dilakukan Roriyah (2005) tentang dinamika psikologis
mantan Tenaga Kerja Indonesia yang sukses berwirausaha, pada dua mantan TKI
menunjukkan bahwa mantan TKI yang sukses berwirausaha tersebut memiliki
kemampuan melihat peluang yang ada dan keberanian untuk menghadapi segala
hambatan yang ada, baik dari diri sendiri seperti rasa cemas, takut dan pesimis serta
hambatan dari luar sehingga dapat mencapai kesuksesan. Kesuksesan mereka juga
mempengaruhi terhadap kebutuhan-kebutuhan psikologisnya, yang secara umum
mengalami pergerakan pemuasan terhadap kebutuhan yang lebih baik dari
sebelumnya. Pada kebutuhan psikologis tidak banyak mengalami perubahan,
perubahan yang lebih baik juga pada kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan harga
8
diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Bahwa subyek merasa lebih percaya diri,
optimis, lebih nyaman, lebih dihargai, dan mampu mengelola potensi diri serta
pencapaian puncak prestasi diri meskipun belum secara optimal.
Berdasarkan pemaparan di atas, jelas diketahui bahwa dengan adanya
program pensiun dini banyak hal baru yang bisa saja terjadi dalam diri dan
kehidupan karyawan. Mulai dari aspek ekonomi yang sangat dipengaruhi, kemudian
status sosial, sampai pada masalah kesehatan. Kita bisa mengetahui apakah terdapat
rasa aman atau tidak pada karyawan dalam menghadapi masa pensiun tersebut,
melalui variabel entrepreneurship. Sehingga dari sinilah, peneliti pun melalukan
penelitian tentang ”Hubungan antara entreprenurship dengan pemenuhan kebutuhan
rasa aman karyawan yang pensiun dini”.
9
A. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan diteliti
adalah apakah ada hubungan antara entrepreneurship dengan pemenuhan kebutuhan
rasa aman karyawan yang pensiun dini ?
B. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui hubungan antara entrepreneurship dengan pemenuhan
kebutuhan rasa aman karyawan yang pensiun dini.
C. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara Teoritis
Diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi bidang ilmu
Psikologi Industri dan Organisasi, khususnya Psikologi Sumber Daya
Manusia.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi karyawan untuk lebih
mempersiapkan diri dalam memasuki masa pensiun serta mampu untuk
membangun jiwa wirausaha.
KEBUTUHAN RASA AMAN KARYAWAN YANG PENSIUN DINI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
OLEH :
YULIA GABY KURNIASARI
06810085
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011
HUBUNGAN ANTARA ENTREPRENEURSHIP DENGAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN RASA AMAN KARYAWAN YANG PENSIUN DINI
SKRIPSI
OLEH :
YULIA GABY KURNIASARI
06810085
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT pemilik dan penguasa alam
semesta beserta isinya, hidayah, kasih sayang, kemudahan serta nikmat – nikmat lain
yang tak terhitung jumlahnya. Hanya dengan seizin-Nya lah akhirnya penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan, suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, beserta
orang-orang yang senantiasa berada di jalan-Nya.
Skripsi ini berjudul “Hubungan antara Entrepreneurship Dengan
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Karyawan Yang Pensiun Dini”. Adapun
maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat gelar
Sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Selain itu penulisan ini
juga
dimaksudkan
supaya
pembaca
bisa
memahami
hubungan
antara
entrepreneurship dengan kebutuhan rasa aman karywan yang memutuskan pensiun
dini, sehingga penulis mohon saran dan kritik yang membangun guna kesempurnaan
skripsi ini.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penulis
banyak melibatkan bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmad-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Djudiyah, M.Si selaku selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih atas
waktu yang telah diberikan, bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis
untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Bapak M. Shohib, S.Psi, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang selalu
memberikan sudut pandang yang berbeda, sehingga pemikiran saya lebih
terbuka dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Ari Firmanto, S.Psi, selaku Dosen Wali yang telah banyak
memberikan dukungan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh
dosen
dan
Muhammadiyah Malang.
staf
pengajar
Fakultas
Psikologi
Universitas
6. Orang tuaku, Bapak yang selalu mendoakanku demi kelancaran skripsi ini
dan kesuksesanku. Almarhumah Ibuku, aku yakin Ibu pasti selalu melihat
setiap perjuanganku di sini.
7. Keluargaku tercinta yang terpisah-pisah. Niken Asterina (kakak sekaligus ibu
buat aku) yang selalu memberikan inspirasi dan motivasi dalam hidupku.
Agung Darmawan makasih untuk segala motivasi yang diberikan.
8. Adib Asrori, terima kasih buat perpustakaan mininya. Semua buku bisa
ketemu karena bantuan mas.
9. Ade dan keluarga yang selalu ada di saat sepi. Terima kasih atas semua
bantuannya yang tidak terhitung. Buat Ade, makasih buat semua waktunya,
dan masukan.
10. Kepada semua pihak yang membantu dalam penyebaran angket. Tante Ery,
Pak Suluh, Ibu Fatma, Rizki Racmawati dan keluarga, Ibu Lusi, Pak Puji,
Triana Rizqa, Senja Faradhilla, Mira, Putri, Bima. Terima kasih buat semua
bantuannya dan maaf sudah banyak merepotkan kalian.
11. Teman-teman Psikologi angkatan 2006, khususnya Kelas B : Kiki, Fifit,
Dinda, Mira, Fitra, Rahadian, Ninuk, Lia, Eny, Lenggang, dan semuanya
yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Makasih buat saran, semangat, dan
kritiknya selama ini, semoga kita bisa ketemu lagi dengan kesuksesan kita
masing-masing. Amiiieeen.
12. Buat teman-teman selama bimbingan : Mbak Pipit, Lia, Syauqi, Dyah, Nisa,
Mas Hendra, Ina, Opank. Semangat selalu buat kita, apapun hasilnya tetap
tersenyum.
Penulis menyadari tiada satu pun karya manusia yang sempurna, sehingga
kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat peneliti harapkan. Semoga
bantuan, do'a, serta motivasi yang diberikan mendapat ridho dari Allah SWT dan
semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, AMIEN.
Malang, 4 Februari 2011
Penyusun
Yulia Gaby Kurniasari
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ...........................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................
ii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xiii
INTISARI .......................................................................................................
vii
ABSTRAKSI ...................................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
2. Rumusan Masalah .........................................................................
9
3. Tujuan Penelitian ..........................................................................
9
4. Manfaat Penelitian ........................................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
1. Pengertian Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman ........................
10
2. Faktor-faktor Rasa Aman ........................................................
10
3. Karakteristik Terpenuhinya Kebutuhan Rasa Aman .................
11
B. Entrepreneurship
1. Pengertian Entrepreneurship ...................................................
12
2. Modal Kewirausahaan (Entrepreneurship) ..............................
13
3. Karakteristik Dan Watak Entrepreneurship .............................
14
4. Manfaat Kewirausahan ............................................................
18
5. Faktor-faktor Kegagalan Kegiatan Seseorang Berwirausaha ....
18
6. Keuntungan Dan Kelemahan Menjadi Wirausaha ....................
19
C. Pensiun Dini
1. Pengertian Pensiun Dini ..........................................................
20
2. Jenis-jenis Pensiun .................................................................
20
3. Kondisi Yang Mempengaruhi Pensiun .....................................
21
4. Tugas-tugas Perkembangan Setengah Baya .............................
22
D. Hubungan Antara Entrepreneurship Dengan Pemenuhan Kebutuhan
Rasa Aman Karyawan Yang Pensiun Dini .....................................
23
E. Kerangka Pemikiran ......................................................................
25
F. Hipotesis .......................................................................................
26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ....................................................................
27
B. Variabel Penelitian ........................................................................
27
C. Definisi Operasional .....................................................................
28
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ........................................
28
E. Prosedur Penelitian .......................................................................
29
F. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ..............................................
30
G. Validitas dan Reliabilitas ..............................................................
34
H. Teknik Analisa Data ......................................................................
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ..............................................................................
42
B. Analisa Data .................................................................................
43
C. Pembahasan ..................................................................................
45
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................
48
B. Saran .............................................................................................
48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Skor pilihan jawaban pada Skala Likert ..........................................
31
Tabel 2.
Blue Print Skala Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman .....................
32
Tabel 3.
Blue Print Skala Entrepreneurship .................................................
33
Tabel 4.
Uji Validitas Skala Entrepreneurship .............................................
36
Tabel 5.
Uji Validitas Skala Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman ..................
37
Tabel 6.
Uji Reliabilitas Entrepreneurship ...................................................
38
Tabel 7.
Uji Reliabilitas Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman ........................
39
Tabel 8.
Uji Reliabilitas Keseluruhan ...........................................................
39
Tabel 9.
Sebaran T-Score Entrepreneurship .................................................
43
Tabel 10. Sebaran T-Score Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman ......................
43
Tabel 11. Rangkuman Korelasi Product Moment ............................................
44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Skala untuk Penelitian
Lampiran 2
Data Skala Entrepreneurship
Lampiran 3
Data Skala Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
Lampiran 4
Hasil Analisis Validitas Dan reliabilitas
Lampiran 5
Data Penelitian Skala Entrepreneurship
Lampiran 6
Data Penelitian Skala Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
Lampiran 7
Hasil Analisa
DAFTAR PUSTAKA
Afrila. 2010. Hubungan antara adversity questient dengan intensi berwirausaha Pada
mahasiswa. Skripsi. Malang : Fakultas Psikologi UMM.
Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta.
Alwi, dkk. 2005. Kamus besar bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta : Balai
Pustaka.
Anggraini. 2004. Pengaruh antara persepsi kondisi fisik lingkungan kerja terhadap
rasa aman karyawan pada PT. Anugrah Mutiara Luhur Indonesia Jaya
Jombang. Skripsi. Malang :Fakultas Psikologi UMM.
Alwisol. 2004. Psikologi kepribadian edisi revisi. Malang : UMM Press.
Ayu, Ida. 2010. Hubungan antara rasa aman dengan komitmen organisasi. Skripsi.
Fakultas Psikologi UMM.
Azwar, Saifuddin. 1999. Metode penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
______________. 2003. Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
______________. 2007. Sikap manusia teori dan pengukurannya edisi kedua.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
______________. 2007. Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Basir.
2009.
Perampingan
BRI.
Diakses
7
Juni
http://wartaekonomi.com/search_detail.asp?perampingan.
2010
dari
Chaplin, J.P. 2004. Kamus lengkap psikologi. Jakarta : Rajawali Pers.
Dhayanti. 2008. Hubungan antara safety need dengan sikap karyawan pada tandatanda peringatan Di PT. Industri Sandang Nusantara. Skripsi. Malang :
Fakultas Psiokolgi UMM.
Djamali, Abdul. 1984. Psikologi dalam hukum. Bandung : CV ARMICO.
Eliana. 2003. Konsep diri pensiunan. Skripsi. Malang : Fakultas Psikologi UMM.
Faisal. 2007. Pensiun dini telkom divre V Jatim. Diakses 7 Juni 2010 dari
http://www.suryaonline.com/search_detail.asp?pensiun%20dini.
Fitria, Yuli. 2006. Hubungan antara rasa aman dalam bekerja dengan sikap pada
keselamatan kerja pada karyawan bagian produksi PT. Pesona Remaja
Malang. Skripsi. Malang : Fakultas Psiokologi UMM.
Fitriani, Junita. 2010. Hubungan antara locus of control eksternal dengan kecemasan
menghadapi pensiun. Skripsi. Malang : Fakultas Psiokologi UMM.
Gibson, Ivancevich, Donnely. 2000. Organisasi perilaku, struktur, dan proses (jilid
1). Jakarta : Erlangga.
Gitosudarmo & Sudita. 1997. Perilaku keroganisasian. Yogyakarta : BPFE.
Hall, S. & Lindzey, Gardner. 1993. Teori-teori holistik (organismik-fenomenologis).
Yogyakarta : Kanisius.
Hurlock, B. Elizabeth. 1980. Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan edisi kelima. Jakarta : Erlangga.
Kerlinger, N. Fred. 2004. Azas-azas penelitian behavioral. Yogyakarta : UGM.
Khusnurriyah. 2007. Hubungan antara sensation seeking dengan entrepreneurship
pada sarjana fresh graduate Universitas Islam Majapahit Mojokerto. Skripsi.
Malang : Fakultas Psiokologi UMM.
Koeswara, E. 1986. Teori kepribadian. Bandung : ERESCO.
Kristanto, Heru. 2009. Kewirausahaan entrepreneurship pendekatan manajemen dan
praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Kristinawati. 2008. Hubungan jaminan sosial dengan komitmen organisasi pada
karyawan PT. Mermaid Tekstil di Mojokerto. Skripsi. Malang : Fakultas
Psiokologi UMM.
Latipun. 2006. Psikologi eksperimen edisi kedua. Malang : UMM Press.
Mappiare, Andi.1983. Psikologi orang dewasa. Surabaya : Usaha Nasional.
Prasetyo, Bambang & Jannah, Miftahul. 2005. Metode penelitian kuantitatif. Jakarta
: PT RajaGrafindo Persada.
Quento. 2008. PT Merpati nusantara airlines merumahkan karyawannya. Diakses, 7
Juni
2010.
Dari
http://www.harianbisnisindonesia.com/search_detail.asp?perampingankaryaw
an.
Roriyah. 2005. Dinamika psikologis mantan tenaga kerja Indonesia yang sukses
berwirausaha. Skripsi. Malang : Fakultas Psiokologi UMM.
Santrock, W. John. 2002. Life-span development perkembangan masa hidup edisi
kelima. Jakarta : Erlangga.
Soebari, I. Surasono. 2008. Pensiun preneur pensiun sukses. Jakarta : Penebar Plus..
Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar bisnis. Yogyakarta : Amus.
Suryana. 2009. Kewirausahaan pedoman praktis : kiat dan proses menuju sukses.
Jakarta : Salemba Empat.
Winarsunu, Tulus. 2002. Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan.
Malang : UMM Press.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi seperti sekarang ini, dunia kerja memang semakin ketat.
Jumlah antara tenaga kerja dengan lapangan pekerjaan yang tidak seimbang,
membuat tidak semua perusahaan mampu menampung tenaga kerja tersebut. Setiap
orang harus memiliki skill serta semangat kerja yang tinggi agar mampu
mendapatkan pekerjaan dengan posisi yang baik, bisa bertahan di pekerjaannya, serta
mendapatkan jaminan di hari tuanya nanti.
Karyawan-karyawan yang telah bekerja di suatu perusahaan juga terus
mengalami persaingan dalam pekerjaannya. Hal ini terlihat dengan maraknya
perusahaan baik secara terpaksa maupun tidak yang melakukan program PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja) dan pensiun dini terhadap karyawannya. Cara ini
dilakukan dengan tujuan untuk rasionalisasi karyawan dan merekonstruksi ulang
perusahaan itu sendiri, karena setiap perusahaan menginginkan kemajuan yang
signifikan agar tetap eksis. Salah satunya adalah dengan menonaktifkan para
karyawan yang dianggap sudah tidak memiliki kontribusi dan kinerja yang baik bagi
perusahaan.
Beberapa sumber di bawah ini menjelaskan mengenai program pensiun dini
yang dilakukan beberapa perusahaan terhadap karyawannya. Menurut Faisal (dalam
Surya Online, 21 Maret 2007) sedikitnya 209 karyawan PT Telkom Divre V Jatim
mengikuti program pensiun dini. Jumlah ini hanya sekitar 10 persen dari total 2.000
karyawan PT Telkom Indonesia Tbk yang mendaftarkan diri dalam program ini.
Jumlah pengajuan pensiun dini Divre V menduduki peringkat kedua setelah Divre II
Jakarta. Program pensiun dini ini diadakan sebagai upaya dari Telkom untuk
meremajakan dan meningkatkan kemampuan karyawan. Dari total karyawan Telkom
yang mencapai 27.000 orang, 40 persen diantaranya dengan tingkat pendidikan
belum sarjana.
Menurut Basir (dalam Warta Ekonomi, 16 April 2009), PT BRI Tbk.
meluncurkan program pensiun dini. Basir mengakui BRI mempersilahkan karyawan
yang sudah tidak produktif mengikuti program pensiun dini. Karyawan yang
1
2
dimaksud adalah karyawan yang tidak bisa bekerja secara maksimal, semisal karena
pengaruh usia. Pihaknya mengatakan tidak melakukan pengeluaran karyawan, karena
karyawan adalah aset paling berharga. PT BNI Tbk melakukan langkah yang serupa
dengan PT BRI Tbk. BNI menawarkan program pensiun dini kepada karyawan.
Program pensiun dini akan dilaksanakan mulai tahun 2009.
Quento (dalam Harian Bisnis Indonesia, 2008) mengatakan, PT Merpati
Nusantara Airlines akan merumahkan lagi sekitar 1.500 karyawan dari total 2.590
karyawannya menyusul rencana suntikan dana segar hingga Rp350 miliar dari
pemerintah. Quento mengatakan program rasionalisasi karyawan itu untuk
menyesuaikan rasio antara jumlah pesawat dan karyawan maskapai plat merah itu.
Karyawan yang di rumahkan bisa mencapai 1.500 orang, tapi prosesnya masih
panjang. Rasionalisasi karyawan membutuhkan dana sekitar Rp200 miliar mengacu
pada perjanjian kerja bersama antara manajemen dan karyawan. Jumlah karyawan
Merpati saat ini terlalu banyak dan rasionya sudah tidak cocok.
Jumlah karyawan Merpati yang kini sekitar 2.590 orang terlalu banyak,
mengingat armada yang aktif hanya 25 pesawat dari total 32 pesawat. Rasio yang
sesuai dengan jumlah armada itu adalah 800 orang karyawan. Sebelumnya, Merpati
sudah merumahkan sebagian karyawannya setelah pemerintah mengucurkan suntikan
modal Rp 450 miliar pada tahun lalu. Namun, dana itu tidak cukup karena sebagian
besar digunakan untuk revitalisasi armada (Rp150 miliar) dan restrukturisasi utang
(Rp180 miliar), sementara sisanya untuk peningkatan produktivitas (Rp120 miliar).
PDAM secara bertahap melakukan rasionalisasi jumlah pegawai. Awalnya,
jumlah pegawai mencapai 640 pegawai secara bertahap dilakukan rasionalisasi.
Sekarang jumlah karyawannya sekitar 490 pegawai. Menurut informasinya, ada 18
kepala unit yang memilih mengajukan pensiun dini dengan mendapatkan pesangon
ratusan juta rupiah. Kabarnya sampai Rp 150 Juta. Empat kepala unit kerja lainnya
memilih untuk tetap bertahan di PDAM, meski nantinya mereka tidak lagi
mendapatkan jabatan pada struktur baru (Malang Post, 19 Februari 2009).
Dari beberapa sumber di atas, dapat kita ketahui bahwa sebagian besar
perusahaan mengambil jalan untuk melakukan atau menawarkan program pensiun
dini kepada karyawannya dengan tujuan yang berbeda-beda. Ada yang tujuannya
untuk merasionalisasikan karyawannya guna merekonstruksi kembali perusahaan,
3
ada juga yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan karyawan. Kemungkinan
lain adalah di saat perusahaan itu sendiri sedang dalam krisis, sehingga pihak
perusahaan harus memikirkan kembali mengenai biaya operasional untuk
karyawannya kelak. Namun ada juga karyawan yang dengan sendirinya memilih
untuk pensiun dini dikarenakan uang pesangon yang dijanjikan perusahaan dalam
jumlah yang besar.
Apabila melihat situasi di dunia kerja yang seperti itu, maka dapat
berpengaruh terhadap karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja maupun
yang pensiun dini. Akan sangat manusiawi sekali, ketika karyawan yang ter-PHK
dan atau yang pensiun dini mengalami penurunan motivasi dalam bekerja, karena
mereka merasa tidak aman dengan keadaan mereka tanpa adanya pekerjaan.
Rasa aman pada diri karyawan itu dapat diwujudkan dengan diberikannya
jaminan sosial pada karyawan yang meliputi jaminan hari tua, jaminan untuk tidak
dinonaktifkan dari pekerjaannya, jaminan kesehatan, jaminan bila tidak mampu
bekerja karena cacat (Gitosudarmo & Sudita, 1997).
Penelitian yang dilakukan oleh Ayu (2010) tentang hubungan antara rasa
aman dengan komitmen organisasi karyawan di PD.BPR Bank Pasar Kota Madiun,
diperoleh hasil bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara rasa aman
dengan komitmen organisasi, dengan (r = 0,622 dan p = 0.000). Artinya karyawan
yang memiliki rasa aman tinggi akan mempunyai komitmen organisasi yang tinggi,
dan karyawan yang memiliki rasa aman rendah akan mempunyai komitmen
organisasi yang rendah.
Penelitian yang dilakukan oleh Fitria (2006) tentang hubungan antara rasa
aman dalam bekerja dengan sikap pada keselamatan kerja pada karyawan bagian
produksi PT. Pesona Remaja Malang, diperoleh hasil (r = 0,381 dan p = 0.000), ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara rasa aman dalam
bekerja dengan sikap pada keselamatan kerja. Semakin rasa aman itu terpenuhi
dengan baik, maka sikap karyawan terhadap keselamatan kerja semakin positif.
Dilanjut dengan penelitian yang dilakukan Dhayanti (2008) pada karyawan
PT. Industri Sandang Nusantara, bagian produksi tentang hubungan antara safety
need dengan sikap karyawan pada tanda-tanda peringatan, diperoleh hasil bahwa ada
hubungan positif dan signifikan dengan r = 0,698 dan p = 0,000 antara safety need
4
dengan sikap karyawan pada tanda-tanda peringatan. Artinya, apabila nilai safety
need meningkat, maka akan diikuti juga oleh kenaikan sikap pada tanda-tanda
peringatan, sebaliknya jika safety need mengalami penurunan, maka akan diikuti
pula oleh penurunan sikap pada tanda-tanda peringatan.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Kristinawati (2008) pada karyawan
PT. Mermaid Tekstil di Mojokerto, tentang hubungan jaminan sosial dengan
komitmen organisasi. Di mana diperoleh hasil adanya hubungan yang sangat
signifikan dan positif antara terpenuhinya jaminan sosial dengan komitmen
organisasi, dengan r = 0,737 dan p = 0,000. Bila kebutuhan akan jaminan sosial
semakin terpenuhi, maka komitmennya juga semakin tinggi. Sedangkan bila
kebutuhan akan jaminan sosial tidak terpenuhi, maka komitmennya juga rendah.
Selain itu penelitian yang berpengaruh terhadap rasa aman yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Anggraini (2004) tentang pengaruh antara persepsi kondisi fisik
lingkungan kerja terhadap rasa aman karyawan pada PT. Anugrah Mutiara Luhur
Indonesia Jaya Jombang, diperoleh hasil F = 18,565 dengan p = 0,000. Artinya ada
pengaruh yang sangat signifikan antara persepsi kondisi fisik lingkungan kerja
terhadap rasa aman dari karyawan. Sumbangan persepsi kondisi fisik lingkungan
kerja terhadap rasa aman dari karyawan sebesar 15,9% sedangan sisanya 84,1%
dipengaruhi oleh variabel yang tidak diketahui.
Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2010) tentang hubungan antara locus
of control eksternal dengan kecemasan menghadapi pensiun, diperoleh hasil bahwa (r
= 0,619 dan p = 0,018) menandakan adanya hubungan positif dan sangat signifikan
antara locus of control eksternal dengan kecemasan menghadapi pensiun. Adapun
sumbangan efektif variabel locus of control eksternal pada kecemasan menghadapi
pensiun sebesar 38,3% dan sisanya sebesar 61,7% merupakan variabel lain yang
tidak diteliti.
Adapun wawancara yang dilakukan kepada salah satu subyek yang telah
pensiun (Gatot, 19 Oktober 2010), diketahui bahwa setelah memasuki masa pensiun,
beliau banyak merasakan perubahan. Beliau merasa sepi, hal ini dikarenakan
keadaan yang berbeda dari sebelumnya. Semasa bekerja, beliau masih memiliki
konektivitas dan hubungan yang banyak dengan teman-temannya, namun setelah
5
pensiun beliau merasakan kesepian, karena teman-teman yang sudah mulai
berkurang dan jauh. Selain itu karena keadaan beliau yang saat ini sendiri tanpa istri.
Beliau juga merasakan suatu keadaan yang lebih jenuh dari sebelumnya, hal
ini terjadi karena saat ini beliau sudah tidak lagi memiliki aktivitas seperti dulu.
Perubahan dalam aktivitasnya sangat terlihat perbedaannya. Sebelumnya, beliau
selalu disibukkan dengan berbagai ativitas rutin di kantor, sedangkan setelah
pensiun, beliau kehilangan rutinitas tersebut. Waktu luangnya di rumah menjadi
lebih banyak.
Masalah finansial juga menjadi salah satu perubahan yang dirasakan oleh
Bapak Gatot di masa pensiunnya. Beliau memaparkan, bahwa setelah memasuki
masa pensiun, pendapatannya berkurang sementara kehidupan masih terus
berlangsung. Beliau mengaku kesulitan dalam mengatur keuangannya untuk
mencukupi kebutuhan di setiap bulannya.
Dari wawancara yang dilakukan, dapat diketahui dampak negatif dari
pensiun. Sebagai seorang kepala keluarga tentunya hal ini bisa menimbulkan stres
kepada seluruh keluarga, terlebih jika anak belum bekerja bahkan masih kuliah,
sementara istri pun tidak bekerja.
Dengan memasuki masa pensiun, seseorang akan kehilangan peran sosialnya
di masyarakat, prestise, kekuasaan, kontak sosial, bahkan harga diri akan berubah
juga karena kehilangan peran. Eyde (dalam Eliana, 2003). Bahkan akibat yang paling
buruk pada pensiunan adalah bisa mengakibatkan depresi dan bunuh diri Zimbardo
(dalam Eliana, 2003). Sedangkan akibat pensiun secara fisiologis oleh Liem & Liem
(dalam Eliana, 2003) dikatakan bisa menyebabkan masalah penyakit terutama
gastrointestinal, gangguan saraf, berkurangnya kepekaan. Ia menyebut penyakit di
atas, dengan istilah retirement syndrome.
Menurut Atchley (dalam Eliana, 2003) bahwa ketidaksiapan menghadapi
masa pensiun pada umumnya timbul karena adanya kekhawatiran tidak dapat
memenuhi kebutuhan–kebutuhan tertentu. Perubahan yang diakibatkan oleh masa
pensiun ini memerlukan penyesuaian diri. Selanjutnya penelitian yang dilakukan
oleh Holmes dan Rahe (dalam Eliana, 2003) mengungkapkan bahwa pensiun
menempati rangking 10 besar untuk posisi stress.
6
Namun cara pandang orang terhadap pensiun berbeda-beda, bagi sebagian
orang pensiun dikatakan sebagai sesuatu yang menjenuhkan, karena dengan pensiun
maka tidak akan ada lagi aktivitas yang berarti. Ada juga orang yang menganggap
bahwa pensiun adalah waktu di mana mereka telah mampu menyelesaikan tugasnya
dan merupakan waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Berbeda lagi dengan
pensiunan yang memiliki kreativitas dan ide-ide cemerlang. Waktu pensiun mereka
akan dipergunakan untuk berwirausaha, sebagai pengganti pekerjaan mereka setelah
pensiun.
Sebagai contoh, menurut wawancara dengan Bapak Suluh (Juni, 2010) dalam
pengalaman pribadinya sebagai salah seorang karyawan yang memutuskan untuk
pensiun dini, bahwa beliau merasa lebih senang dengan keputusan yang diambil.
Melihat keadaan perusahaan tempat beliau bekerja yang sudah mulai membosankan,
perputaran karyawan yang kurang sehat membuat dirinya merasa tidak berpengaruh
lagi untuk perusahaan. Selain itu beliau juga sudah merasa capek dengan
pekerjaannya yang biasanya melakukan mutasi karyawan ke luar kota, dengan
domisili keluarga di Malang membuat Bapak Suluh ini merasa malas apabila harus
dimutasi ke luar kota. Karena itulah beliau berani untuk memilih menjadi seorang
pensiun dini di usianya yang ke 45 tahun.
Dengan bekal pesangon dari perusahaan, berbagai macam jenis usaha yang
telah dilakukan. Sebelumnya beliau sudah memiliki usaha kos-kosan untuk
mahasiswa, kemudian seiring berjalannya waktu setelah resmi pensiun beliau
mencoba usaha kedai makanan dan juga menjual bibit-bibit tanaman anggrek beserta
obat dan pupuknya. Diakuinya bahwa kedua usahanya yang dirintis pasca beliau
pensiun memang tidak semudah yang dibayangkan sebelumnya. Ada masanya di
mana usaha itu mengalami penurunan, namun kadang juga mengalami kemajuan.
Sedangkan usaha kos-kosan yang didirikannya sebelum beliau pensiun cukup
membantu perekonomian keluarganya. Hal ini dipicu dari segi lokasi yang
mendukung, karena letak rumah yang berada di kawasan kampus membuat usahanya
ini masih berjalan lancar hingga sekarang.
Berdasarkan fakta di atas, diketahui bahwa pensiun dini tidak selalu
memberikan suatu jaminan yang baik bagi karyawan. Ada kalanya karyawan yang
pensiun dini merasa cemas, tetapi ada juga yang tatap merasa baik-baik saja. Mereka
7
yang tetap optimis, akan siap dalam menghadapi masa pensiun dan akan melakukan
usaha. Ciri yang seperti ini disebut memiliki jiwa entrepreneurship yang tinggi,
sebagai contoh pengalaman Bapak Suluh. Sedangkan bagi mereka yang pesimis,
akan mengganggap bahwa pensiun berarti akan kehilangan pekerjaan. Ciri yang
seperti ini bisa dikatakan orang yang memiliki jiwa entrepreneurship yang rendah,
seperti yang dialami oleh Bapak Gatot.
Penelitian yang dilakukan oleh Khusnurriyah (2007) pada wisudawan dan
wisudawati Universitas Islam Majapahit, tentang hubungan antara sensation seeking
dengan entrepreneurship pada sarjana fresh graduate Universitas Islam Majapahit
Mojokerto, menghasilkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara
sensation seeking dengan entrepreneurship dengan nilai koefisien korelasi (r=0,650)
dan p=0,000. Semakin tinggi sensation seeking maka semakin tinggi pula
entrepreneurship yang dimilikinya, begitu pula sebaliknya semakin rendah sensation
seeking maka semakin rendah pula entrepreneurship yang dimiliki.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Afrila (2010) pada mahasiswa
Fakultas Pertanian UMM, tentang hubungan antara Adversity Questient dengan
intensi berwirausaha pada mahasiswa, diperoleh hasil bahwa ada hubungan positif
dan sangat signifikan antara Adversity Questient dengan intensi berwirausaha pada
mahasiswa, dengan r= 0,561 dan p= 0,000. Semakin tinggi Adversity Questient yang
dimiliki oleh mahasiswa, maka semakin tinggi pula intensi berwirausaha mahasiswa
tersebut, begitu juga sebaliknya semakin rendah Adversity Questient maka semakin
rendah pula intensi berwirausaha pada mahasiswa.
Penelitian yang dilakukan Roriyah (2005) tentang dinamika psikologis
mantan Tenaga Kerja Indonesia yang sukses berwirausaha, pada dua mantan TKI
menunjukkan bahwa mantan TKI yang sukses berwirausaha tersebut memiliki
kemampuan melihat peluang yang ada dan keberanian untuk menghadapi segala
hambatan yang ada, baik dari diri sendiri seperti rasa cemas, takut dan pesimis serta
hambatan dari luar sehingga dapat mencapai kesuksesan. Kesuksesan mereka juga
mempengaruhi terhadap kebutuhan-kebutuhan psikologisnya, yang secara umum
mengalami pergerakan pemuasan terhadap kebutuhan yang lebih baik dari
sebelumnya. Pada kebutuhan psikologis tidak banyak mengalami perubahan,
perubahan yang lebih baik juga pada kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan harga
8
diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Bahwa subyek merasa lebih percaya diri,
optimis, lebih nyaman, lebih dihargai, dan mampu mengelola potensi diri serta
pencapaian puncak prestasi diri meskipun belum secara optimal.
Berdasarkan pemaparan di atas, jelas diketahui bahwa dengan adanya
program pensiun dini banyak hal baru yang bisa saja terjadi dalam diri dan
kehidupan karyawan. Mulai dari aspek ekonomi yang sangat dipengaruhi, kemudian
status sosial, sampai pada masalah kesehatan. Kita bisa mengetahui apakah terdapat
rasa aman atau tidak pada karyawan dalam menghadapi masa pensiun tersebut,
melalui variabel entrepreneurship. Sehingga dari sinilah, peneliti pun melalukan
penelitian tentang ”Hubungan antara entreprenurship dengan pemenuhan kebutuhan
rasa aman karyawan yang pensiun dini”.
9
A. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan diteliti
adalah apakah ada hubungan antara entrepreneurship dengan pemenuhan kebutuhan
rasa aman karyawan yang pensiun dini ?
B. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui hubungan antara entrepreneurship dengan pemenuhan
kebutuhan rasa aman karyawan yang pensiun dini.
C. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara Teoritis
Diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi bidang ilmu
Psikologi Industri dan Organisasi, khususnya Psikologi Sumber Daya
Manusia.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi karyawan untuk lebih
mempersiapkan diri dalam memasuki masa pensiun serta mampu untuk
membangun jiwa wirausaha.