HASIL this file 227 443 1 SM

Vol.1 No.1 April 2016 P ISSN 2503 – 1201 E ISSN 2503 - 5347 Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS | 47 Model pembelajaran STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling seder- hana dan sebuah cara yang bagus untuk digu- nakan dalam pembelajaran. Model STAD meru- pakan salah satu strategi belajar yang menghen- daki siswa belajar dalam kelompok yang be- ranggotakan 4-5 siswa yang kemampuan akade- misnya tinggi, sedang, dan rendah. Diha-rapkan siswa yang mempunyai akademis tinggi dapat membantu siswa yang akademisnya sedang dan rendah. Hasil penelitian Putra 2008:54 menun- jukkan bahwa ”model koope-ratif model STAD dapat meningkatkan kerjasama dan hasil belajar Geografi siswa daripada menggunakan model kon vensional”. Oleh karena itu, dapat disimpul- kan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif STAD memberikan hasil bela- jar yang lebih baik daripada model konven- sional.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research. Menurut Kunandar 2008:4 bahwa ”penelitian tindakan kelas atau PTK memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila di implemen-tasikan dengan baik dan benar”. Salah satu tujuan dari PTK ini adalah adanya perbaikan dan peningkatan pembelajaran, baik berupa proses maupun hasil. Upaya PTK diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar di kalangan para guru, PTK menawarkan peluang sebagai strategi pengembangan kinerja karena pendekatan penelitian ini menempatkan guru sebagai peneliti dan agen perubahan yang pola kerjanya bersifat kolaboratif, yang artinya dalam pelaksanaan penelitian melibatkan praktisi lapangan yaitu observer. Penelitian ini, PTK dilaksanakan terdiri dari dua siklus apabila pada siklus II tujuan dari penelitian sudah berhasil, yang masing-masing terdiri dari empat tahap, yaitu: 1 merencanakan; 2 melakukan tindakan; 3 mengamati ob- servasi; dan 4 merefleksi. Susunan tahapan yang digunakan dalam penelitian ini seperti pada alur pada Gambar 3.1. Pada penelitian ini dilaksanakan 2 siklus dimana satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan 4x40’. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan observasi, dan refleksi. Ada dua jenis data yang diambil dari pe- nelitian ini yaitu data proses belajar siswa saat kerja kelompok yang dinilai pada lembar aktivi- tas yang terdiri dari 5 unsur kooperatif dan hasil belajar siswa lembar evaluasites. Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan yaitu jenis statistik deskriptif. Analisis data deskriptif kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, mengorganisasikan data, memilah-milah- nya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Selain itu juga analisis data ini bersifat induktif. Persentase hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut kemudian dibandingkan dengan SKM Standart Ketuntasan Minimum yang telah ditentukan. Berdasarkan SKM yang ditetapkan oleh SMPN 17 Malang untuk mata pelajaran IPS Geografi adalah 65, artinya setiap siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 maka siswa terse- but dinyatakan tidak lulus atau belum tuntas se- hingga perlu mendapat perbaikan. Analisis data aktivitas belajar siswa selama proses pembelaja- ran dapat dihitung dengan meng-gunakan lembar observasi. Data aktivitas yang diperoleh dicari persentase dan dianalisis secara deskriptif. Untuk mengetahui peningkatan ak-tivitas siswa, maka terlebih dahulu dilakukan perhitungan selisih rata-rata nilai aktivitas siklus I dan siklus II. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa, maka data pada siklus I akan dibandingkan dengan siklus II dengan meng- gunakan tabel. Data yang diperoleh tersebut dianalisis secara deskriptif untuk memastikan bahwa dengan menerapkan pembelajaran ko- operatif model STAD dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Data hasil penga- matan dan hasil tes siswa setelah dianalisis dapat digunakan untuk menyusun refleksi. Apabila dalam siklus I belum mencapai tujuan yang diinginkan maka dilanjutkan pada siklus yang ke-II sampai tujuan yang diinginkan tercapai.

3. HASIL

Hasil Belajar Data hasil belajar IPS Geografi sebelum tin- dakan diperoleh dari rata-rata nilai tes ulangan harian I. Hasil belajar siswa sebelum tindakan dari 41 siswa tidak ada yang mempunyai nilai Vol.1 No.1 April 2016 P ISSN 2503 – 1201 E ISSN 2503 - 5347 Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS | 48 lebih dari 70, karena nilai tertinggi adalah 70. Dengan rincian sebagai berikut yaitu 8 orang siswa 19,51 mempunyai hasil belajar cukup, 13 orang siswa 31,71 mempunyai hasil belajar kurang dan 20 orang siswa 48,78 yang mempunyai hasil belajar sangat kurang. Rata-rata nilai siswa sebelum tindakan yaitu 51,5. Hasil belajar siswa diketahui selama pelak- sanaan tindakan dengan menggunakan pembe- lajaran kooperatif model STAD dalam pem- belajaran IPS Geografi maka dilaksanakan tes di akhir pertemuan siklus I. Hasil belajar siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I, dari 41 orang siswa 5 orang siswa 12,20 yang mempunyai hasil belajar sangat baik, 9 orang siswa 21,95 mempunyai nilai belajar baik, 10 orang siswa 24,39 mempunyai hasil belajar cukup, 9 orang siswa 21,95 mempunyai hasil belajar kurang, dan 8 orang siswa 19,51 mempunyai hasil belajar sangat kurang. Rata- rata nilai siswa setelah siklus I yaitu 61,15 karena ada 3 siswa yang tidak mengikuti tes jadi nilainya 0 sehingga nilai rata-rata kelas turun. Selisih antara nilai setelah siklus I dengan nilai sebelum tindakan yaitu 9,65. Tes akhir setelah tindakan siklus II dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah penerapan pembelajaran kooperatif model STAD dalam pembelajaran IPS Geografi. Hasil belajar siswa setelah tindakan siklus II yakni, 18 orang siswa 43,90 yang mempunyai hasil belajar sangat baik, 8 orang siswa 19,51 mempunyai hasil belajar baik, 8 orang siswa 19,51 mem- punyai hasil belajar cukup, 4 orang siswa 9,76 mempunyai hasil belajar kurang dan 3 orang siswa 7,32 mempunyai hasil belajar sangat kurang. Berdasarkan data hasil belajar siswa dapat diketahuii rata-rata skor tes setelah pelaksanaan tindakan II mencapai 77 dengan selisih hasil belajar pada siklus II dan siklus I yaitu 15,85. Aktivitas Belajar Data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada pembelajaran kooperatif model STAD pada siklus I, dapat diketahui dalam kelompok dari masing-masing unsur kooperatif yang diamati adalah persentase saling ketergan-tungan positif 38, interaksi tatap muka 78, tanggungjawab individu 32, keterampilan komunikasi antar individu dan kelompok 50, dan evaluasi proses kelompok 32. Dari kelima unsur yang diamati interaksi tatap muka menujukkan kriteria aktivi- tas yang baik karena rata-rata persentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan unsur koope- ratif yang lain. Data hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran kooperatif model STAD pada siklus II dapat diketahui aktivitas belajar siswa dalam kelompok dari masing-masing unsur kooperatif yang diamati adalah persentase saling ketergantungan positif 60, interaksi tatap muka 83, tanggungjawab individu 63, ket- erampilan komunikasi antar individu dan ke- lompok 73, dan evaluasi proses kelompok 73. Dari kelima unsur yang diamati interaksi tatap muka menujukkan kriteria aktivitas yang baik karena rata-rata persentase lebih tinggi di- bandingkan dengan unsur kooperatif yang lain. Sedangkan untuk unsur kooperatif yang lain juga menunjukkan aktivitas belajar yang baik karena rata-rata persentasenya meningkat dibandingkan siklus sebelumnya. Temuan Penelitian Temuan penelitian pada siklus I, adalah 1 Siswa masih bingung terhadap pembagian kelompok dan tempat duduk masing-masing ke- lompok, 2 Ada beberapa siswa yang masih ja- lan-jalan pada saat kerja kelompok dengan ber- bagai alasan seperti meminjam peralatan tulis dan buku, 3 Ada beberapa kelompok yang ma- sih belum terjalin kerjasama yang optimal, 4 Siswa kurang cermat dan kurang memahami per- tanyaan yang terdapat pada LKS. Sebagian siswa masih meminta guru untuk menjelaskan kembali keterangan yang disampaikan temannya. Peneliti mengamati aktivitas siswa melalui lembar obser- vasi yang terdiri dari beberapa unsur kooperatif. Akan tetapi, unsur-unsur yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif masih belum bisa dite- rapkan. Temuan penelitian pada siklus II, adalah 1 Pada saat kerja kelompok, siswa sudah mampu bekerjasama dengan baik dengan anggota kelompok lainnya, 2 Siswa memahami tugas dalam kerja kelompok STAD, 3 Interaksi yang baik antara kelompok presentasi dan peserta presentasi, 4 Beberapa siswa sudah aktif, baik dalam kerja kelompok maupun mengerjakan tes akhir siklus. Vol.1 No.1 April 2016 P ISSN 2503 – 1201 E ISSN 2503 - 5347 Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS | 49

4. PEMBAHASAN