Kartu Tanda Penduduk, serta kartu JKBM Jaminan Kesehatan Bali Mandara untuk keperluan berobat.
Pekerjaan Ibu Ni Nengah Samia kesehariannya yaitu menjadi buruh tani di sawah milik orang lain. Biasanya Ibu Ni Nengah Samia bekerja mulai pukul 08.00- 13.00 Wita.
Tugasnya adalah membajak sawah, menananm benih padi dan merawat padi yang sudah ditanam di sawah tersebut. Kakaknya, Ni Nyoman Miskin kesehariannya berjualan lontong di
depan rumahnya. Di Desa Jehem, Ibu Ni Nengah Samia termasuk dalam keluarga rumah tangga kurang
mampu, sehingga dalam hal ini keluarga Ibu Ni Nengah Samia termasuk dalam salah satu keluarga dampingan KKN Tematik Revolusi Mental Universitas Udayana Periode XIII 2016
di Desa Jehem.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Ekonomi keluarga dampigan merupakan salah satu indicator dari standar tingkat kesejahteraan keluarga yang bersangkutan. Pengukuran tingkat kesejahteraan keluarga
bertujuan untuk melihat dan mengidentifikasi sumber penghasilan keluarga dampingan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Pada aspek ekonomi keluarga dampingan akan
dibahas beberapa indicator utama sirkulasi dana dari keluarga dampingan yaitu pendapatan keluarga sebagai sumber pemasukan serta pengeluaran sebagai hasil atas penggunaan dana
dari keluarga Ibu Ni Nengah Samia.
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Untuk memenuhi kebutuhan hidup Ibu Ni Nengah Samia dan adiknya Ni Nyoman Serimin bekerja sebagai buruh tani di lahan atau kebun milik orang lain. Beliau setiap hari
mulai bekerja dari jam 08.00 – 13.00 WITA diberi upah sebesar Rp. 50.000,- orang.
Sedangkan Ibu Ni Nyoman Miskin kakaknya membuka warung kecil-kecilan di depan rumah beliau, yang diperkirakan hasil perharinya sebesar Rp. 45.000,-. Terkadang
Penghasilan dagang setiap harinya belum tentu sama jumlahnya, terkadang kurang dari Rp. 45.000,. Disisilain penghasilan mereka belum tentu setiap hari bekerja hal ini disebabkan
mereka menunggu panggilan warga yang mempunyai lahan. Sehingga penghasilan perbulan keluarga ini tidak menentu, sehingga dari segi ekonomi masih kurang dari cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluarga yang terus meningkat belum lagi tuntuan iuran dan petedunan di masyarakat.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Pemenuhan kebutuhan dari Ni Nengah Samia adalah untuk kebutuhan pokok seperti konsumsi, kesehatan, sosial, biaya listrik dan biaya air yang dijabarkan sebagai berikut.
1. Kebutuhan Sehari-hari Untuk keperluan makan sehari-hari, keluarga Bapak Ibu Ni Nengah Samia
menghabiskan uang sebesar ± Rp. 40.000 per hari yang digunakan untuk membeli lauk pauk serta sayuran, dan menghabiskan 2 kg beras Rp. 22.000 untuk makan
keluarga. 2. Kesehatan
Saat ini keluarga Ibu Ni Nengah Samia tidak menganggarkan secara khusus keperluan-keperluan kesehatan yang kemungkinan mereka butuhkan. Namun untuk
masalah kesehatan pembiayaannya dapat diatasidengan kartu JKMB Jaminan Kesehatan Bali Mandara untuk keperluan berobat ke puskesmas. Sehingga ketika
sakit, anggota keluarga yang dibawa ke puskesmas untuk berobat. 3. Sosial Budaya
Tinggal di desa memang tidak akan pernah terlepas dari yang namanya ikatan sosial, adat, maupun budaya. Untuk itu, keluarga Ibu Ni Nengah Samia menganggarkan
secara khusus keperluan-keperluan sosial yang diperluakan, seperti iuran banjar, uang untuk warga yang memiliki duka sakit, kematian, ngaben, dan sebagainya.
Namun biaya-biaya tersebut sifatnya tidak rutin dikeluarkan setiap bulannya. Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan adat misalnya adalah untuk keperluan odalan di
merajan beliau yang datangnya setiap 1 tahun sekali sekitar Rp. 500.000 . Untuk keperluan odalan di pura yang ada di tempat tinggal beliau, butuh biaya Rp. 15.000
sampai 25.000 setiap bulannya. Sedangkan untuk keperluan sumbangan jika ada orang meninggal di banjarnya, beliau mengeluarkan uang sebesar Rp. 10.000 setiap
kali ada orang meninggal. 4. Biaya Listrik dan Air
Biaya listrik dan air dari keluarga Ni Nengah Samia adalah sebesar Rp. 5.000,- yang dimana Rp. 35.000,- untuk biaya listrik dan Rp.15.000 ,- untuk biaya air.
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH