1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kabupaten Magelang merupakan salah satu jalur wisata menuju Candi Borobudur, Candi Mendut, Ketep Pass dan Taman Rekreasi Kyai Langgeng.
Selanjutnya apabila menuju arah selatan akan sampai pada Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dimana daerah tersebut banyak obyek wisata seperti Kebun
Binatang Gembiraloka, Pantai Parang Tritis, Pantai Samas, Benteng Vredenberg dan juga pusat belanja Malioboro.
Kecamatan Mungkid adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Magelang yang terletak di pusat ibu kota kabupaten, dimana sebagian besar
wilayahnya adalah persawahan atau pertanian. Disamping itu di Kecamatan Mungkid juga terdapat Pabrik Kertas Blabak yang sudah berdiri sejak tahun 50
an dan cukup dikenal secara nasional. Warga sekitar banyak yang menjadi karyawan PT Kertas Blabak tersebut dan ada pula pasar tradisional yang terletak
di Dusun Blabak, yang menjadi pusat jual beli warga sekitar Kecamatan Mungkid. Mengingat sebagian besar wilayah Kecamatan Mungkid yang
merupakan areal persawahan, mata pencaharian utama penduduknya adalah petani dan buruh tani.
Sebagian besar kegiatan anak di Ambartawang Kecamatan Mungkid tidak berbeda dengan anak di kecamatan lain. Kegiatan rutin sehari-hari bersekolah.
Sedangkan kegiatan di luar sekolah pada umumnya kegiatan keagamaan yaitu
2
TPA atau Taman Pendidikan Al Qur’an yang dilakukan sore hari sekitar jam 16.00 WIB.
Keadaan masyarakat yang sebagian besar petani dan buruh tani menjadikan orang tua sudah mengajak anak-anaknya dari kecil untuk membantu
pekerjaan orang tua di sawah sehingga mengurangi waktu bermain bagi anak. Di samping waktu untuk bermain yang terbatas, sarana dan prasarana
olahraga juga terbatas. Halaman sekolah yang sempit tidak seimbang dengan jumlah siswa yang banyak menyebabkan keterbatasan siswa untuk bergerak.
Perhatian orang tua masih sangat diharapkan pada masa usia Sekolah Dasar karena pada masa ini masa untuk bermain, belum saatnya untuk bekerja.
Karena kesempatan bermain yang terbatas menyebabkan anak tidak terbiasa bergerak seperti anak yang cukup waktu untuk bermain. Pada akhirnya
anak tersebut enggan melakukan kegiatan olahraga. Dalam kegiatan pelajaran pendidikan jasmani di SD Negeri Ambartawang
2 Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang masih dijumpai sebagian siswa yang bermalas-malasan dalam melaksanakannya. Hal ini dimungkinkan
kurangnya minat dari siswa untuk mengikuti pelajaran Pendidikan Jasmani. Dimungkinkan minat siswa yang kurang tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain: 1.
Kesempatan bermain yang terbatas menyebabkan anak tidak terbiasa bergerak.
3
2. Kurangnya sarana dan prasarana di sekolah yang menunjang pelajaran
pendidikan jasmani. Contoh halaman luasnya hanya sekitar 7 x 17 meter, sedangkan muridnya berjumlah 335 siswa.
3. Masih banyak dijumpai siswa yang tidak melakukan aktivitas jasmani ketika
berada di luar sekolah atau di lingkungan rumahnya. Di samping itu masih banyak siswa yang hanya sekedar mengikuti
pelajaran Pendidikan Jasmani tanpa tahu manfaatnya. Padahal dengan mengikuti pelajaran Pendidikan Jasmani secara teratur dan terarah kesegaran jasmaninya
akan lebih baik dibanding dengan anak yang tidak pernah melakukan aktivitas jasmani. Tujuan Pendidikan Jasmani di sekolah bagi siswa untuk memacu
pertumbuhan dan perkembangan serta memperbaiki kemampuan dan kemauan belajar. Apabila siswa dalam keadaan sehat maka akan mendukung siswa
tersebut untuk mengikuti pelajaran di sekolah secara baik. Di pihak lain di SD Negeri Ambartawang 2 Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang belum ada
data tentang minat siswa terhadap pelajaran Pendidikan Jasmani yang menjadi tolok ukur dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka penulis ingin mengetahui bagaimana minat siswa terhadap pelajaran Pendidikan Jasmani pada
SD Negeri Ambartawang 2 Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang.
1.2 Permasalahan