ANALISIS DATA GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK MENENTUKAN AQUIFER AIR TANAH DI KECAMATAN SENDANG AGUNG DAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan. Berdasarkan keberadaannya di dunia ini, air merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Air tanah merupakan sumber daya alam yang renewable, artinya dapat diperbaharui. Dalam daur hidrologi, dijelaskan bahwa pengisian kembali (recharge) air tanah berasal dari air yang ada di permukaan tanah seperti air hujan, air sungai, air danau, dan sebagainya.
Air tanah dapat kita temui pada formasi geologi tembus air. Formasi ini lebih dikenal dengan reservoir air tanah, yaitu formasi pengikat air yang memungkinkan jumlah air yang cukup besar bergerak melaluinya pada kondisi lapangan yang biasa. Reservoir pada umumnya adalah sebuah penampung air alami yang berasal dari peresapan air hujan yang turun ke bumi, sehingga sebagian ada yang merembes ke dalam tanah dan pada akhirnya tersimpan dalam pori-pori batuan di dalam tanah.
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam pencarian reservoir air tanah, dibutuhkan informasi berupa data yang akurat dan akuntable. Hal ini dilakukan agar pada saat dilakukan pengeboran, atau survei lanjutan yang berkaitan dengan pencarian air tanah, maka akan diperoleh hasil yang terbaik atau tidak
(2)
2
mengecewakan. Oleh karena itulah perlu dilakukan sebuah pengukuran atau survei awal berkaitan dengan pencarian air tanah tersebut. Dimana proses ini sangatlah penting, mengingat akan menjadi acuan bagi proses-proses berikutnya.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengetahui potensi air tanah. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode geolistrik yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi. Keunggulan dari metode ini yaitu efektif dan efisien untuk melakukan eksplorasi dangkal yang tidak bersifat merusak dalam pendeteksiannya. Dalam pengukurannya, terdapat beberapa konfigurasi atau susunan dalam melakukan pengukuran. Diantaranya adalah konfigurasi Schlumberger. Untuk tempat yang datar dan cukup luas, biasanya konfigurasi ini lebih dipilih karena lebih cocok untuk digunakan.
Semakin menurunnya persediaan air tanah terutama di daerah penelitian saat ini, maka dilakukanlah penelitian geolistrik untuk mengetahui letak dan kedalaman air tanah. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat di sekitar daerah penelitian tentang keberadaan air tanah yang tepat untuk digali atau dibor, sehingga ketersediaan air tanah untuk keperluan sehari-hari dapat terpenuhi dengan baik.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui gambaran lapisan batuan bawah permukaan, dan 2. Menentukan keberadaan akuifer air tanah di daerah penelitian.
(3)
1.3. Manfaat Penelitian
Manfaat dari dilaksanakannya penelitian ini yaitu memberikan informasi tentang keberadaan letak dan kedalaman akuifer air tanah agar dapat digunakan oleh masyarakat di sekitar daerah penelitian dalam menentukan lokasi yang tepat untuk mendapatkan air tanah bagi kebutuhan air sehari-hari.
1.4. Batasan Masalah
Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dibatasi oleh ruang lingkup penelitian yang mencakup: (1) Pengolahan data sekunder geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kecamatan Sendang Agung dan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah, (2) mengunakan data sekunder sebagai input untuk menganalisis keberadaan akuifer menggunakan Software yang ada, dan (3) membuat model geologi lapisan batuan bawah permukaan dalam bentuk visual 2D.
(4)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Geologi Umum Lembar Kotaagung
Lembar Kotaagung terletak di ujung selatan Sumatera bagian selatan. Di sebelah barat dan selatan, dibatasi oleh Samudra Hindia, di bagian utara oleh Lembar Baturaja dan di bagian timur oleh Lembar Tanjung Karang (Amin dkk, 1994).
Dalam tataan tektonik, Lembar Kotaagung terletak di zona busur muka dan busur magmatik yang meluas ke zona busur belakang di bagian Timur laut. Dengan demikian, geologi lembar ini tersusun dari batuan alas malihan pra-Mesozoikum; batuan beku Mesozoikum dan Kenozoikum; runtunan gunungapi Tersier sampai Kuarter dan batuan sedimen di atasnya.
Batuan gunungapi terdiri atas Formasi Tarahan (Eosen) dan Formasi Hulusimpang (Oligo-Meosen). Batuan gunungapi klastik terdiri atas Formasi Campang dan Formasi Sabu yang berumur Eosen. Sedangkan batuan gunungapi terobosan terdiri atas Sumbat Basalt (Eosen Awal), Dasit Piabung dan batuan granit tak terpisahkan (Miosen Tengah). Batuan yang berumur Eosen-Miosen Tengah ditindih secara tidak selaras oleh Formasi Kantur dan Formasi Surungbatang yang merupakan batuan sedimen gunungapi berumur Miosen Tengah sampai Miosen Atas. Kemudian diikuti aktivitas magmatik pliosen yang
(5)
dihasilkan berupa satuan andesit yang selanjutnya diikuti pengendapan Tuff Lampung. Sementara itu pada Plio-Plistosen di Lajur Busur Belakang diendapkan Formasi Kasai dan Formasi Terbanggi. Pada masa Holosen, di Lajur Busur Belakang terjadi aktivitas magmatisme dengan terbentuknya Basalt Sukadana. Sementara itu, di Lajur Gunungapi terjadi aktivitas gunungapi kuarter yang produknya sampai sekarang ini berupa morfologi kerucut gunungapi yang masih terlihat (Mangga dkk, 1994).
2.1.1. Runtunan pra tersier
Batuan tertua yang tersingkap adalah runtunan batuan malihan regional berderajat rendah sampai menengah kompleks Gunungkasih. Pada lembar ini, Gunungkasih terdiri dari 3 batuan utama: (1) sekis kuarsa grafitan dan pelitik, (2) sekis gampingan dan mariner dan (3), kuarsit serisitan. Sebagai tambahan terdapat singkapan kecil berupa terobosan migmatit dan genes.
2.1.2. Runtunan tersier
Singkapan batuan Tersier di Lembar Kotaagung terdiri dari batuan sedimen laut di cekungan busurmuka, batuan gunungapi dan batuan sedimen, yang diendapkan bersamaan secara luas di Lajur Barisan dan satuan batuan sedimen busur belakang.
2.1.3. Runtunan kuarter
Runtunan Kuarter di Lajur Barisan yang berumur Plistosen Akhir sampai Holosen terdiri dari lava, breksi dan tuf bersusunan andesitan basalan selain batu gamping koral, aluvium serta sedimen-sedimen berumur Holosen.
(6)
6
2.1.4. Batuan terobosan
Batuan beku yang tersingkap di Lembar Kotaagung bersusunan kalk-alkali terdapat di Lajur Barisan. Diketahui ada dua buah tubuh terobosan utama yang terjadi pada dua periode yaitu pada Kapur Akhir dan Miosen. Pada periode Miosen, terdapat satuan batuan Granodiorit Way Bambang yang tersingkap sepanjang Zona Sesar Semangko, ditafsirkan sebagai kontak terobosan dengan batuan vulkanik Formasi Hulusimpang. Kemudian pada periode Kapur Akhir, terdapat satuan batuan Monzogranit Padean dan Granodiorit Curug (Amin dkk, 1994).
2.2. Keadaan Geologi dan Hidrogeologi di sekitar Daerah Penelitian
Berdasarkan peta Geologi dan Hidrogeologi, jenis-jenis satuan batuan yang terdapat titik penelitian beserta dengan komposisi litologi dan kelulusan batuannya adalah sebagai berikut:
a. Kompleks Gunung Kasih (Pzg) yang terdiri dari batuan sekis, kuarsit, batu pualam dan migmatit. Umumnya kelulusan batuan rendah.
b. Granit Kapur (Kgr) yang terdiri dari granit, dasit, granodiorit dan tonalit terdaunkan. Umumnya kelulusan batuan rendah.
c. Formasi Kasai (QTk) yang terdiri dari batu pasir, batu lanau dan batu lempung dengan sisipan batu gamping dan lignit. Umumnya kelulusan batuan rendah sampai sedang.
d. Formasi Lampung (QTl) yang merupakan batuan vulkanik tua, terdiri dari lava, breksi gunung api, tuf berbatu apung, batu pasir tuf, setempat sisipan
(7)
tufit dan berbagai jenis tuf lainnya serta batu pasir dan batu lempung. Umumnya kelulusan rendah.
e. Batuan Gunung Api Kuarter Muda (Qhv) yang terdiri dari breksi, lava dan tuff bersusunan andesit-basal. Produk gunung api muda terdiri dari lava andesit dan basal, tuf dan breksi. Kelulusan umumnya sedang sampai tinggi.
Berdasarkan peta hidrogeologi, daerah penelitian termasuk dalam area akuifer dengan produktivitas kecil dan termasuk dalam daerah air tanah langka. Umumnya kelulusan batuan di area tersebut rendah, dan pada daerah-daerah yang ada, dapat ditemukan mata air dengan debit yang kecil. Air tanah dangkal dengan jumlah terbatas dapat ditemukan di lembah-lembah dan zona pelapukan maupun rekahan batuan padu.
2.3. Peta dan Lokasi Titik Penelitian
Daerah penelitian berada pada Formasi Kasai (QTk) dan Batuan Granit kapur (Kgr), dan di sekitar titik penelitian terdapat juga beberapa Formasi batuan, yaitu Kompleks Gunung Kasih (Pzg), Formasi Lampung (QTl) dan Batuan Endapan Gunung Api Kuarter Muda (QHv). Peta dan titik-titik penelitian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
(8)
8
Gambar 2.1. Peta geologi daerah penelitian beserta keterangannya (Amin dkk, 1994).
(9)
2.4. Air Tanah
Air tanah didefinisikan sebagai air yang terdapat dalam ruang batuan dasar atau regolith. Disebut juga sebagai aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan. Air tanah kebanyakan berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah (Halik dkk, 2008).
Banyaknya air yang meresap ke tanah dipengaruhi kecuraman lereng, kondisi material permukaan tanah, jenis serta banyaknya vegetasi dan curah hujan. Meskipun curah hujan besar, bila lerengnya curam dan ditutupi material impermeabel, persentase air yang mengalir di permukaan lebih banyak daripada yang meresap ke bawah. Sedangkan pada curah hujan sedang, pada lereng landai dan permukaannya permeabel, persentase air yang meresap lebih banyak.
Sebagian air yang meresap tidak bergerak jauh karena tertahan oleh daya tarik molekuler sebagai lapisan pada butiran-butiran tanah. Sebagian menguap lagi ke atmosfer dan sisanya merupakan cadangan bagi tumbuhan selama belum ada hujan. Air yang tidak tertahan dekat permukaan menerobos ke bawah sampai zona dimana seluruh ruang terbuka pada sedimen atau batuan terisi air (jenuh air). Air dalam zona saturasi (zone of saturation) ini dinamakan air tanah (groundwater).
Batas atas zona ini disebut muka air tanah (water table). Lapisan tanah, sedimen atau batuan di atasnya yang tidak jenuh air disebut zona aerasi (zona of aeration). Muka air tanah umumnya tidak horisontal, tetapi lebih kurang mengikuti permukaan topografi di atasnya. Apabila tidak ada hujan, maka muka air di bawah bukit akan menurun perlahan-lahan sampai sejajar dengan lembah. Namun hal ini tidak terjadi, karena hujan akan mengisi (recharge) lagi. Daerah
(10)
10
dimana air hujan meresap kebawah (precipitation) sampai zona saturasi dinamakan daerah rembesan (recharge area), dan daerah tempat air tanah keluar dinamakan discharge area (Gambar 2.2).
Gambar 2.2. Model penampang air bawah permukaan. Penampang ini memperlihatkan beberapa istilah yang berhubungan dengan air tanah (Wuryantoro, 2007).
2.4.1. Sumber air tanah
Air tanah berasal dari bermacam sumber. Air tanah yang berasal dari peresapan air permukaan disebut air meteorik (meteoric water). Selain berasal dari air permukaan, air tanah dapat juga berasal dari air yang terjebak pada waktu pembentukan batuan sedimen. Air tanah jenis ini disebut air konat (connate water).
Aktivitas magma di dalam bumi dapat membentuk air tanah karena adanya unsur hidrogen dan oksigen yang menyusun magma. Air tanah yang berasal dari aktivitas magma ini disebut dengan air juvenile (juvenile water). Dari ketiga sumber air tanah tersebut, air meteorik merupakan sumber air tanah terbesar. Air tanah ditemukan pada formasi geologi permeabel (tembus air) yang dikenal sebagai akuifer (juga disebut reservoir air tanah).
(11)
Berdasarkan material penyusunnya, maka keterdapatan air tanah dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: (1) material lepas (unconsolidated materials) dan (2) material kompak (consolidated materials). Sekitar 90 % air tanah terdapat pada material lepas seperti pasir, kerikil, campuran pasir dan kerikil, dan sebagainya.
Berdasarkan daerah pembentukannya, terdapatnya air tanah pada material lepas dapat dibedakan menjadi 4 wilayah, yaitu:
a. Daerah aliran air (water course)
Daerah aliran air terdiri dari aluvial yang terletak di kanan dan kiri sungai yang mengalir. Potensi air tanah cukup besar apabila muka air sungainya lebih tinggi dari muka air tanah.
b. Daerah lembah mati
Potensial air tanah di daerah ini cukup besar akan suplai air yang diterima, tetapi tidak sebesar daerah aliran sungai.
c. Daerah daratan
Daerah ini adalah dataran yang luas dengan endapan yang belum mengeras misalnya pasir dan kerikil.
d. Daerah lembah antar gunung
Lembah yang dikelilingi oleh pegunungan biasanya terdiri dari material lepas yang jumlahnya sangat besar. Materialnya berupa pasir kerikil dan sifatnya akan menerima air pada pengisian di atasnya. Pada dataran antar gunung yang dibatasi oleh kaki-kaki gunung api, daerah tersebut akan mempunyai perbedaan besar pada butir setiap tahap kegiatan gunung api, sehingga dapat menyebabkan terbentuknya kondisi air tanah tertekan, terutama yang terletak tidak seberapa jauh dari bagian kaki gunung api .
(12)
12
2.4.2. Akuifer
Berdasarkan litologinya, akuifer dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu: 1. Akuifer bebas atau akuifer tidak tertekan (Unconfined Aquifer)
Akuifer bebas atau akuifer tak tertekan adalah air tanah dalam akuifer tertutup lapisan impermeable, dan merupakan akuifer yang mempunyai muka air tanah. Unconfined Aquifer adalah akuifer jenuh air (satured). Lapisan pembatasnya yang merupakan aquitard, hanya pada bagian bawahnya dan tidak ada pembatas aquitard di lapisan atasnya, batas di lapisan atas berupa muka air tanah.
2. Akuifer tertekan (Confined Aquifer)
Akuifer tertekan adalah suatu akuifer dimana air tanah terletak di bawah lapisan kedap air (impermeable) dan mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan atmosfer. Air yang mengalir berada pada lapisan pembatasnya, karena confined aquifer merupakan akuifer jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas dan bawahnya.
3. Akuifer bocor (Leakage Aquifer)
Akuifer bocor dapat didefinisikan seperti suatu akuifer dimana air tanah terkekang di bawah lapisan yang setengah kedap air sehingga akuifer di sini terletak antara akuifer bebas dan akuifer terkekang.
4. Akuifer melayang (Perched Aquifer)
Akuifer disebut akuifer melayang jika di dalam zona aerosi terbentuk sebuah akuifer yang berada di atas lapisan impermeable. Akuifer melayang ini tidak dapat dijadikan sebagai suatu usaha pengembangan air tanah, karena mempunyai variasi permukaan air.
(13)
Gambar 2.3. Penampang yang memperlihatkan akuifer-akuifer confine dan unconfine, sistem artesis dan permukaan piezometrik (Wuryantoro, 2007)
Gambar di atas menjelaskan bahwa pada mulanya air memasuki akuifer melewati daerah tangkapan (recharge area) yang berada lebih tinggi dari daerah buangan (discharge area). Daerah tangkapan biasanya terletak di gunung atau pegunungan dan daerah buangan terletak di daerah pantai. Air tersebut kemudian mengalir ke bawah karena pengaruh gaya gravitasi melalui pori-pori akuifer. Air yang berada di bagian bawah akuifer mendapat tekanan yang besar oleh berat air diatasnya, tekanan ini tidak dapat hilang atau berpindah karena akuifer terisolasi oleh akiklud di atas dan di bawahnya, yaitu lapisan yang impermeabel dengan konduktivitas hidrolik yang sangat kecil sehingga tidak memungkinkan air melewatinya.
2.4.3. Jenis dan produktifitas akuifer
Berdasar pada tipe akuifernya, akuifer dan produktifitasnya dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu (1) akuifer dengan aliran melalui pori antar butir, (2) akuifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir, serta (3) akuifer celah dan pori dengan produktivitas kecil dan daerah air bawah tanah langka.
(14)
14
a) Akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir
Akuifer dengan produktifitas tinggi dan penyebaran luas.
Akuifer berlapis banyak, keterusan sedang sampai tinggi, kedalaman muka air bawah tanah beragam, umumnya dekat permukaan tanah, di beberapa daerah ada di atas muka tanah, debit sumur umumnya lebih dari 10 l/dt.
Akuifer produktif dengan penyebaran luas
Akuifer berlapis banyak, keterusan sedang, kedalaman muka air bawah tanah cukup dangkal, debit sumur mencapai 5-10 l/dt, di beberapa tempat 20 l/dt. Akuifer produktif sedang dengan penyebaran luas
Akuifer berlapis banyak, keterusan sedang sampai rendah, kedalaman muka air bawah tanah beragam umumnya dekat permukaan tanah, debit sumur umumnya kurang dari 5 l/dt.
Akuifer berproduksi sedang dengan penyebaran setempat
Akuifer dangkal, keterusan sedang sampai rendah, debit sumur umumnya kurang dari 5 lt/dt.
b) Akuifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir Akuifer produktif tinggi dengan penyebaran luas
Akuifer dengan keterusan dan kisaran kedalaman muka air bawah tanah sangat beragam, debit umumnya lebih dari 5 l/dt, pemunculan mata air banyak dijumpai, beberapa debitnya mencapai lebih dari 500 l/dt, terutama yang muncul dari lava vesikuler.
Akuifer produktif sedang dengan penyebaran luas
Akuifer dengan keterusan sangat beragam, kedalaman muka air bawah tanah umumnya dalam, debit umumnya kurang dari 5 l/dt, mata air umumnya berdebit sedang, muncul terutama pada daerah lekuk lereng.
(15)
Akuifer produktif dengan penyebaran setempat
Akuifer dengan keterusan sangat beragam, umumnya air bawah tanah yang tidak dimanfaatkan karena dalam dan mempunyai penyebaran secara setempat.
c) Akuifer bercelah atau sarang produktifitas kecil dan daerah air bawah tanah langka Akuifer produktifitas kecil dengan penyebaran setempat
Pada umumnya keterusan sangat rendah, setempat air bawah tanah dalam dan dapat ditemui pada bagian lembah, terdapat pada zona lapukan batuan padu. Air bawah tanah langka.
Terdapat pada bukit-bukit atau daerah yang mempunyai kualitas air jelek (Usmar dan Hakim, 2006).
2.5. Siklus Hidrologi
Gambar 2.4 merupakan suatu proses dari daur hidrologi. Sirkulasi air yang berpola siklus tersebut tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi (perubahan menjadi awan), presipitasi (diendapkan/dijatuhkan dalam bentuk hujan, salju dan lain sebagainya), evaporasi (penguapan pada air terbuka), dan transpirasi (penguapan pada permukaan tanaman). Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
(16)
16
Gambar 2.4. Proses dari siklus hidrologi di bumi (Anonim, 2012).
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
1. Evaporasi atau transpirasi: Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dan sebagainya akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh, uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, dan es. Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfer. Proses semuanya itu disebut Evapotranspirasi.
(17)
2. Infiltrasi atau Perkolasi ke dalam tanah: Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
3. Air Permukaan: Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
(18)
III. TEORI DASAR
3.1. Konsep Umum
Geolistrik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi secara alamiah maupun akibat penginjeksian arus ke dalam bumi (Kanata dkk, 2008).
Prinsip metode geolistrik tahanan jenis yaitu arus diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua buah elektroda arus, kemudian beda potensial yang terjadi diukur melalui dua buah elektroda potensial di permukaan bumi. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda tertentu, dapat ditentukan variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan di bawah titik ukur (Broto dan Afifah, 2008).
Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda, dikenal beberapa jenis konfigurasi resistivitas yaitu: (1) Konfigurasi Wenner, (2) Konfigurasi Schlumberger, (3) Konfigurasi dipole-dipole, dan lain-lain. Masing-masing konfigurasi elektroda di atas memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, sebelum dilakukan pengukuran harus terlebih dahulu diketahui dengan jelas
(19)
tujuannya sehingga kita dapat memilih jenis konfigurasi yang cocok dan efisien untuk digunakan.
3.2. Sifat Listrik dalam Batuan
Aliran arus listrik di dalam batuan dan mineral dapat di golongkan menjadi tiga macam, yaitu konduksi secara elektronik, konduksi secara elektrolitik, dan konduksi secara dielektrik.
3.2.1. Konduksi secara elektronik
Konduksi ini terjadi jika batuan atau mineral mempunyai banyak elektron bebas sehingga arus listrik dialirkan dalam batuan atau mineral oleh elektron-elektron bebas tersebut. Aliran listrik ini juga dipengaruhi oleh sifat atau karakteristik masing-masing batuan yang dilewatinya. Salah satu sifat atau karakteristik batuan tersebut adalah resistivitas (tahanan jenis) yang menunjukkan kemampuan bahan tersebut untuk menghambat arus listrik. Semakin besar nilai resistivitas suatu bahan maka semakin sulit bahan tersebut menghantarkan arus listrik, begitu pula sebaliknya.
Jika ditinjau suatu silinder dengan panjang L, luas penampang A, dan resistansi R, maka dapat di rumuskan:
A L
(20)
20
Gambar 3.1. Silinder konduktor.
Besarnya nilai resistivitas dari silinder konduktor ini dapat ditentukan menggunakan persamaan (3.1).
Secara fisis rumus tersebut dapat diartikan jika panjang silinder konduktor L dinaikkan, maka resistansi akan meningkat, dan apabila diameter silinder konduktor diturunkan yang berarti luas penampang A berkurang maka resistansi juga meningkat,
ρ
adalah resistivitas (tahanan jenis) dalam Ωm. Sedangkan menurut hukum Ohm, resistivitas R dirumuskan:I V
R (3.2)
Sehingga didapatkan nilai resistivitas ρ:
IL VA
(3.3)
namun banyak orang lebih sering menggunakan sifat konduktivitas σ batuan yang merupakan kebalikan dari resistivitas ρ dengan satuan mhos/m.
E J V L A I VA IL
1 (3.4)
J adalah rapat arus (ampere/m2 ) dan E adalah medan listrik (volt/m). L
(21)
3.2.2. Konduksi secara elektrolitik
Sebagian besar batuan merupakan konduktor yang buruk dan memiliki resistivitas yang sangat tinggi. Namun pada kenyataannya batuan biasanya bersifat porus dan memiliki pori-pori yang terisi oleh fluida, terutama air. Akibatnya batuan-batuan tersebut menjadi konduktor elektrolitik, dimana konduksi arus listrik dibawa oleh ion-ion elektrolitik dalam air. Konduktivitas dan resistivitas batuan poros bergantung pada volume dan susunan pori-porinya. Konduktivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan bertambah banyak, dan sebaliknya resistivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan berkurang.
Persamaan Archie 1 menyangkut tentang hubungan antara resistivitas batuan dengan porositas batuan yang terisi penuh oleh air pori, dinyatakan sebagai berikut: m w l a
(3.5)
dan persamaan Archie 2 yang menyangkut porositas batuan yang porinya tidak jenuh air terisi air, dinyatakan sebagai berikut:
n w m w n w b
t S a S
(3.6)
dimana ρl adalah resistivitas batuan yang terukur (dari permukaan, lubang bor dan lain-lain), ρw adalah resistivitas jenis air pengisi pori yang diukur dari air formasi ataupun dihitung, a adalah konstanta yang mencirikan jenis, karakter batuan (teksture, bentuk dan lain-lain), m adalah konstanta yang mencirikan karakter sementasi, adalah porositas batuan, ρt adalah resistivitas batuan tidak jenuh air, ρb adalah resistivitas batuan bila jenuh terisi air formasi, Sw adalah
(22)
22
fraksi pori-pori yang berisi air (saturasi) dan n adalah faktor kejenuhan air. Untuk nilai n yang sama, schlumberger menyarankan n = 2.
3.2.3. Konduksi secara dielektrik
Konduksi ini terjadi jika batuan atau mineral bersifat dielektrik terhadap aliran arus listrik, artinya batuan atau mineral tersebut mempunyai elektron bebas sedikit, bahkan tidak ada sama sekali. Elektron dalam batuan berpindah dan berkumpul terpisah dalam inti karena adanya pengaruh medan listrik di luar, sehingga terjadi polarisasi. Peristiwa ini tergantung pada konduksi dielektrik batuan yang bersangkutan
3.3. Permeabilitas dan Porositas
Keadaan material bawah tanah sangat mempengaruhi aliran dan jumlah air tanah. Jumlah air tanah yang dapat disimpan dalam batuan dasar, sedimen dan tanah sangat bergantung pada permeabilitas. Permeabilitas merupakan kemampuan batuan atau tanah untuk melewatkan atau meloloskan air. Air tanah mengalir melewati rongga-rongga yang kecil, semakin kecil rongganya semakin lambat alirannya. Jika rongganya sangat kecil, akan mengakibatkan molekul air akan tetap tinggal. Kejadian semacam ini terjadi pada lempung. Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan dengan koefisien permeabilitas. Banyak peneliti telah mengkaji problema permeabilitas dan mengembangkan beberapa rumus. Rumus berikut ini dapat dipandang sebagai sumbangan yang khas. Perumusan tersebut adalah sebagai berikut:
(23)
m d p n x m 2 3 2 100 1 1 (3.7)
dimana x adalah permeabilitas spesifik, m adalah faktor pemadatan ≅5, θ adalah faktor bentuk pasir (6 untuk butiran berbentuk bola dan 7,7 untuk butiran bersudut), adalah porositas, P adalah persentase pasir yang ditahan antara dua ayakan yang berdekatan (%), dan dm adalah rata-rata geometrik ukuran dua
ayakan yang berdekatan (m).
Porositas juga sangat berpengaruh pada aliran dan jumlah air tanah. Porositas adalah jumlah atau persentase pori atau rongga dalam total volume batuan atau sedimen. Porositas dapat dibagi menjadi dua yaitu porositas primer dan porositas sekunder. Porositas primer adalah porositas yang ada sewaktu bahan tersebut terbentuk sedangkan porositas sekunder dihasilkan oleh retakan-retakan dan alur yang terurai. Pori-pori merupakan ciri batuan sedimen klastik dan bahan butiran lainnya. Pori berukuran kapiler dan membawa air yang disebut air pori. Aliran melalui pori adalah laminer. Kapasitas penyimpanan atau cadangan air suatu bahan ditunjukkan dengan porositas yang merupakan perbandingan volume rongga (Vv) dengan volume total batuan (V ), yang dirumuskan sebagai berikut:
% 100 x v vv
(3.8)
dimana adalah porositas (%), VV adalah volume rongga (cm3), dan V adalah
(24)
24
Porositas merupakan angka tak berdimensi biasanya diwujudkan dalam bentuk %. Umumnya untuk tanah normal mempunyai porositas berkisar antara 25% sampai 75% sedangkan untuk batuan yang terkonsolidasi (consolidated rock) berkisar antara 0 sampai 10%. Material dengan diameter kecil mempunyai porositas besar, hal ini dapat dilihat dari diameter butiran material. Porositas pada material seragam lebih besar dibandingkan material beragam (well graded material).
Lempung mempunyai kerapatan porositas yang tinggi sehingga tidak dapat meloloskan air, batuan yang mempunyai porositas antara 5 – 20 % adalah batuan yang dapat meloloskan air dan air yang melewatinya dapat ditampung.
3.4. Kelistrikan
Dalam mempelajari metode geolistrik, sebaiknya disinggung terlebih dahulu hukum-hukum kelistrikan yang berlaku. Oleh karena itu, akan dijelaskan dasar-dasar kelistrikan yang berlaku secara umum. Salah satu sifat muatan listrik adalah adanya dua jenis muatan yang menurut perjanjiannya diberi nama muatan positif dan muatan negatif. Interaksi antara kedua muatan adalah sebagai berikut: dua muatan yang sejenis (kedua-duanya positif atau negatif) saling tolak-menolak, sedangkan dua muatan yang tidak sejenis akan saling tarik-menarik.
3.4.1. Hukum Couloumb
Dalam mempelajari metode tahanan jenis, sebaiknya disinggung terlebih dahulu hukum-hukum kelistrikan yang berlaku. Salah satu sifat yang terjadi antara dua buah muatan listrik adalah interaksi muatan tersebut. Besarnya gaya
(25)
interaksi antara dua muatan listrik telah diselidiki oleh Charles Augustin de Couloumb menghasilkan: r r Qq F ˆ 4 1 2 0 (3.9)
dengan F adalah vektor gaya Couloumb, Q adalah muatan sumber, q adalah muatan uji, r adalah jarak antara kedua muatan, dan 0 adalah konstanta
pemitivitas ruang hampa.
3.4.2. Medan Listrik
Tinjau suatu ruang tertentu yang mula-mula tidak ada muatan di dalamnya, kemudian ke dalam ruangan tersebut dimasukkan muatan q, yang dinamakan muatan uji dan muatan tersebut tidak mengalami gaya apa-apa. Sekarang percobaan diulangi, tetapi di dalam ruangan tersebut diletakkan muatan Q, yang dinamakan muatan sumber. Sekarang muatan uji q dimasukkan kembali ke dalam ruangan tersebut, maka padanya akan bekerja suatu gaya yang disebut gaya Couloumb, dan keadaan ini dikatakan bahwa ruangan tersebut mempunyai medan listrik. Medan listrik q yang ditimbulkan oleh muatan sumber Q adalah,
r r Q q F E ˆ 4 1 2 0 (3.10)
Medan listrik merupakan besaran vektor yang besarnya dapat dihitung dari persamaan tersebut, sedangkan arahnya jika muatan Q positif maka arah medan listrik meninggalkan sumber, kebalikannya bila muatan sumber Q negatif maka arah medan listriknya menuju sumber.
(26)
26
3.4.3. Potensial Listrik
Energi potensial listrik suatu muatan didefinisikan sebagai usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan tersebut dari titik tak berhingga ke titik muatan tersebut berada.
r r Qq r d F U 0 4 1 . (3.11)Sedangkan potensial listrik (V) sendiri didefinisikan sebagai energi potensial persatuan muatan uji.
r r Q r d E V 0 4 1 . (3.12)3.4.4. Hukum Ohm
Hukum Ohm memberikan gambaran hubungan antara besarnya potensial listrik (V), kuat arus (I), dan besarnya tahan jenis atau penghantar R, yang dapat dituliskan sebagai,
I R
V (3.13)
Sekarang tinjau hubungan antara rapat arus
J , medan listrik
E , dan potensial listrik
V , dalam notasi skalar V rE sehingga,E R r R V
I (3.14)
rapat arus,
E A R
r
J
(27)
besaran
A R
r
merupakan besaran yang menunjukkan karakteristik suatu bahan penghantar. Besaran ini adalah besaran skalar yang biasa disebut sebagai konduktivitas listrik bahan.
A R r (3.16)
Satuannya adalah 1/Ohm meter. Kebalikan dari konduktivitas adalah resistivitas atau biasa disebut dengan tahanan jenis bahan.
r A R
1 (3.17)
dengan satuan Ohm meter, maka dapat dituliskan sebagai berikut,
E E J
1
(3.18)
Atau,
J
E (3.19)
persamaan ini dikenal sebagai hukum Ohm. Berdasarkan hukum Ohm, hubungan antara kerapatan arus listrik J dengan medan listrik E, dan konduktivitas medium yang dinyatakan sebagai:
E
J (3.20)
Untuk medan listrik E adalah medan konservatif, maka dapat dinyatakan dalam bentuk gradien potensial V sebagai,
V
E (3.21)
sehingga rapat arus listrik J dapat dinyatakan oleh,
V
(28)
28
apabila tidak terdapat sumber muatan yang terakumulasi pada daerah regional, maka, 0 2
V V (3.23)
untuk medium homogen isotropis, maka adalah konstanta skalar dalam ruang vektor, sehingga persamaan (3.22) menjadi,
0
2
V (3.24)
karena simetri bola, potensial hanya sebagai fungsi jarak r dari sumber, selanjutnya persamaan dapat dinyatakan sebagai,
0
2
dr dV r dr d (3.25) Atau, 0 2 2 2 dr dV r dr V d (3.26)
penyelesaian persamaan tersebut dapat dilakukan dengan integral atau dengan persamaan diferensial. Dengan mengintegralkan dua kali kita peroleh,
B r A
V (3.27)
dimana A dan B adalah konstanta integral yang nilainya bergantung pada syarat batas. Oleh karena itu V = 0 pada
r
maka diperoleh B = 0, jadi potensial listrik mempunyai nilai berbanding terbalik dengan jarak dari titik sumber.(29)
3.4.5. Potensial di Sekitar Titik Arus
3.4.5.1. Potensial di sekitar titik arus di dalam bumi
Dalam model bumi yang homogen isotropis, sebuah elektroda C (x,z) di dalam bumi yang terangkai dengan elektroda lain di permukaan dengan jarak cukup jauh sehingga gangguannya dapat diabaikan. Elektroda C (x,z) dapat dipandang sebagai titik sumber yang memancarkan arus listrik ke segala arah di dalam bumi dengan hambatan jenis . Equipotensial di setiap titik di dalam bumi membentuk permukaan bola dengan jari-jari r. Arus listrik keluar secara radial dari titik arus (elektroda C), sehingga jumlah arus yang keluar melalui permukaan bola A dengan jari-jari r adalah,
A dr dV r J r
I 4 2 4 2 4 (3.28)
dari persamaan (3.27) dapat ditulis,
4
I
A (3.29)
sehingga diperoleh,
r I
V 1
4 (3.30) atau I rV
4 (3.31)
(30)
30
Gambar 3.2. Potensial di sekitar titik arus di dalam bumi (Hendrajaya dan Arif, 1988).
3.4.5.2. Potensial di sekitar titik arus di permukaan bumi
Misalkan titik elektroda C terletak di permukaan bumi homogen isotropis dan udara di atasnya dianggap memiliki konduktivitas nol. Kembali lagi seperti kasus sebelumnya bahwa elektroda tersebut terangkai dengan elektroda lain yang berada pada titik yang sangat jauh. Dari titik elektroda C diinjeksikan arus I ke dalam bumi. Dalam hal ini arus mengalir melalui permukaan setengah bola menjadi,
A dr
dV r J
r
I 2 2 2 2 2
(3.32)
dengan demikian konstanta integrasi A untuk setengah bola adalah,
2
I
(31)
sehingga diperoleh,
r I
V 1
2
(3.34)
Persamaan (3.33) ini merupakan persamaan equipotensial permukaan setengah bola yang tertanam seperti Gambar 3.3 berikut:
Gambar 3.3. Potensial titik arus di permukaan bumi (Hendrajaya dan Arif, 1988).
3.4.5.3. Potensial listrik oleh dua sumber arus di permukaan
Bila jarak antara dua elektroda arus tidak terlalu besar, potensial di setiap titik dekat permukaan akan dipengaruhi oleh kedua elektroda tersebut.
Gambar 3.4. Dua elektroda arus dan dua elektroda potensial di permukaan tanah homogen isotropis pada tahanan jenis .
(32)
32
Potensial pada P1 yang disebabkan elektroda C1 yaitu,
1 1 1
r A
V , dimana
2
1
I
A (3.35)
sama halnya dengan potensial pada P2 karena elektroda C2 adalah,
2 2 2
r A
V , dimana 2 1
2 A
I A
(3.36)
(saat arus yang masuk pada kedua elektroda adalah sama dan berlawanan arah). Oleh karenanya, kita memiliki,
2 1 2 1 1 1
2 r r
I V V (3.37)
akhirnya, dengan memasukkan elektroda potensial kedua di P2, kita dapat
menghitung potensial antara P1 dan P2, yang akan menjadi:
4 3 2 1 1 1 1 1
2 r r r r
I V (3.38) dan, I V K (3.39) dengan
x y x y x y x y BN AN BM AM K 1 1 1 1 2 1 1 1 12
dimana AB/2= y dan MN/2= x, karena y >> x, maka
2 2
2x y xK , sehingga,
4 2/ 2 MN
MN Ab
K (3.40)
(33)
I V MN MN AB 4 2 / 2 I V MN MN AB 2 4 (Soengkono, 1997) (3.41)
3.5. Konsep Resistivitas Semu
Pada metode resistivitas ini diasumsikan bahwa bumi bersifat homogen isotropis. Dengan asumsi ini, resistivitas yang terukur merupakan resistivitas sebenarnya dan tidak bergantung pada elektroda. Pada kenyataannya, bumi ini terdiri dari lapisan-lapisan dengan yang berbeda-beda, sehingga potensial yang terukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut. Maka harga resistivitas yang terukur bukan merupakan harga resistivitas untuk satu lapisan saja, hal ini terutama untuk spasi elektroda yang lebar. Resistivitas semu ini dirumuskan dengan persamaan, I V K a
(3.42)
dimana a adalah resisitivitas semu (Ohm meter), K adalah faktor geometri, V
adalah beda potensial (Volt), dan I adalah kuat arus (Ampere).
Pada kenyataannya, bumi merupakan medium berlapis dengan masing-masing lapisan mempunyai harga resistivitas yang berbeda. Resistivitas semu merupakan resistivitas dari suatu medium fiktif homogen yang ekivalen dengan medium berlapis yang ditinjau, seperti Gambar 3.5. Medium berlapis yang ditinjau terdiri dari dua lapisan dengan resistivitas berbeda (ρ1 dan ρ2) dianggap medium satu lapis homogen yang mempunyai satu harga resistivitas, yaitu resistivitas semu ρa dengan konduktansi masing-masing lapisan:
2
1
(34)
34
Gambar 3.5. Konsep resistivitas semu pada medium berlapis.
3.6. Resistivitas Batuan
Harga tahanan jenis batuan tergantung pada macam-macam materialnya, densitas, porositas, ukuran dan bentuk pori-pori batuan, kandungan air, serta kualitas dan suhu. Dengan demikian tidak ada kepastian harga tahanan jenis untuk setiap macam batuan pada akuifer yang terdiri dari material lepas. Variasi resistivitas material bumi ditunjukkan oleh Tabel 3.1. dan Tabel 3.2.
Bahan Resistivitas (Ωm)
Udara ~
Pirit 3x10-1
Galena 2x10-3
Kwarsa 4x1010 s.d. 2x10-14 Kalsit 1x1012 s.d. 1x1013 Batuan Garam 30 s.d 1x1013
Mika 9x1012 s.d. 1x1014 Basalt 10 s.d. 1x107 Batuan Gamping 50 s.d. 1x107 Batuan Pasir 1 s.d. 1x108 Batuan Serpih 20 s.d 1x103 Dolomit 102 s.d. 104
Pasir 1 s.d. 103 Lempung 1 s.d. 102 Air Tanah 0,5 s.d 3x102
Air Laut 0,2
Tabel 3.1. Nilai resistivitas material bumi (batuan dan mineral) (Telford, 1974). ρ1
ρ2
(35)
Material Resistivitas (Ωm) Batuan Beku dan Metamorf
Basalt 103– 106
Slate 6 x 102– 4 x 107
Marble 102– 2,5 x 108
Quartzite 102– 2 x 108 Batuan Sedimen
Sandstone 10 – 200
Shale 20 – 2 x 103
Limestone 50 – 4 x 102 Tanah dan Air
Clay 1 – 10
Alluvium 10 – 800
Groundwater (fresh) 10 – 100
Sea Water 0,2
Tabel 3.2. Nilai resistivitas batuan, tanah dan mineral (Loke, 1990)
Material lepas ini mempunyai harga tahanan jenis yang berkurang apabila makin besar kandungan air tanahnya atau makin besar kandungan garamnya (misal air asin). Mineral lempung bersifat menghantarkan arus listrik sehingga harga tahanan jenis akan kecil (Nurhakim, 2006).
3.7. Geolistrik Tahanan Jenis
Geolistrik merupakan alat yang dapat diterapkan untuk beberapa metode geofisika, prinsip kerja metode ini adalah mempelajari aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial, arus, dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi (buatan). Metode geofisika tersebut di antaranya adalah metode potensial diri, metode arus telurik, magnetotelurik, elektromagnetik, IP (Induced Polarization), dan resistivitas (tahanan jenis) (Wuryantoro, 2007).
(36)
36
Dari sekian banyak metode geofisika yang diterapkan dalam geolistrik, metode tahanan jenis adalah metode yang paling sering digunakan. Metode ini pada prinsipnya bekerja dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi melalui dua elektroda arus sehingga menimbulkan beda potensial. Beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial (Reynold, 1997).
Hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda yang berbeda dapat digunakan untuk menurunkan variasi harga tahanan jenis lapisan dibawah titik ukur (sounding point).
Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda-elektroda arus dan potensialnya, dikenal beberapa jenis metode geolistrik tahanan jenis, antara lain metode Schlumberger, metode Wenner dan metode Dipole Sounding. Metode ini lebih efektif dan cocok digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal, karena jarang memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000 kaki atau 1500 kaki. Pada metode tahanan jenis konfigurasi Schlumberger, bumi diasumsikan sebagai bola padat yang mempunyai sifat homogen isotropis. Dengan asumsi ini, maka seharusnya resistivitas yang terukur merupakan resistivitas sebenarnya dan tidak bergantung atas spasi elektroda, namun pada kenyataannya bumi terdiri atas lapisan-lapisan dengan ρ yang berbeda- beda sehingga potensial yang terukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut. Maka harga resistivitas yang terukur bukan merupakan harga resistivitas untuk satu lapisan saja, tetapi beberapa lapisan. Hal ini terutama untuk spasi elektroda yang lebar.
(37)
IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai bulan Februari 2012, bertempat di Laboratorium Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung.
4.2. Peralatan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam pengolahan data geolistrik ini antara lain: (1) Data pengukuran geolistrik tahanan jenis Kecamatan Sendang Agung dan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah, (2) Peta geologi lembar Kotaagung, (3) Alat tulis, (4) Komputer, (5) Software konversi UTM, (6) Software Surfer 8.0, (7) Software Resty, (8) Peta Hidrogeologi lembar Kotaagung, dan (9) Software CorelDRAW X4.
4.3. Cara Kerja
Data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari Pertambangan yaitu data sekunder geolistrik tahanan jenis dengan konfigurasi Schlumberger yang pernah diukur pada tahun 2003 di daerah Sendang Agung dan Kalirejo. Pada prinsipnya, setelah dilakukan pengukuran geolistrik tahanan jenis menggunakan konfigurasi Schlumberger, diperoleh data-data lapangan seperti berikut ini :
(38)
38
a. Jarak antara dua elektroda arus (AB). b.Jarak antara dua elektroda potensial (MN). c. Arus listrik (I) yang diinjeksikan ke dalam tanah. d.Beda potensial (ΔV) antara kedua elektroda potensial.
e. Nilai resistivitas (ρ). Setelah sebelumnya dilakukan perhitungan yang menggunakan data arus listrik (I), beda potensial (ΔV) dan harga faktor geometri (K) yang diperoleh dari data AB dan MN.
Nilai resistivitas yang diperoleh dari perhitungan tersebut, disebut dengan nilai resistivitas semu. Pada proses pergantian jarak elektroda potensial (MN), dilakukan dua kali pengambilan data pada jarak AB/2 yang sama. Sehingga dari hasil pengukuran tersebut diperoleh dua nilai resistivitas semu. Di dalam penelitian ini, proses yang dilakukan dalam memilih data yang akan diambil untuk diolah di dalam Software yaitu dengan melakukan teknik rata-rata nilai resistivitas, yaitu mengamati nilai-nilai resistivitas yang dekat dengan nilai resistivitas pada AB/2 yang sama tersebut, kemudian menentukan mana yang lebih mendekati nilai resistivitasnya, apabila dibandingkan dengan data yang terletak di atas dan di bawahnya.
Setelah itu data tersebut dapat diolah menggunakan bantuan Software. Dalam hal ini Software yang digunakan adalah Software Resty, yaitu sebuah program yang dibuat untuk menghitung serta menggambarkan nilai resistivitas dari hasil perhitungan di lapangan yang hasilnya berupa grafik atau kurva, dengan disertai keterangan nilai kedalaman (h) dan nilai resistivitas (ρ) serta nilai error dari pengolahan data yang telah dilakukan. Nilai yang diperoleh dari pengolahan data menggunakan Software tersebut, disebut dengan nilai resistivitas sebenarnya.
(39)
Tahapan berikutnya dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 4.3.1. Analisis dan pemodelan
Analisis dan pemodelan dalam penelitian ini, dibagi menjadi dua tahapan yaitu untuk model bentuk grafik 1D dan bentuk penampang 2D. Untuk bentuk grafik 1D, pemodelan akan dilakukan dengan komputer menggunakan Software Resty. Dengan memasukkan data yang ada yaitu nilai AB/2 dan nilai resistivitas semu, selanjutnya akan muncul titik-titik data penelitian di dalam layar program, kemudian dapat dibuat model grafiknya dengan cara menunjuk ke titik-titik data tersebut. Tujuannya adalah membuat model grafik dengan bentuk yang halus yaitu dengan nilai error yang cukup kecil. Maka dari software Resty ini, telah diperoleh model 1D berdasarkan data yang telah dimasukkan. Selanjutnya dengan melakukan analisis dari model-model 1D tersebut, dapat dibuat pemodelan manual penampang 2D. Hasil pengolahan Resty 1D tersebut digunakan sebagai bahan acuan untuk membuat penampang 2D secara manual. Yaitu dengan cara mengurutkan setiap titik dalam satu garis lurus pada satu lembaran, kemudian dibuat model perlapisannya dengan menarik setiap batas nilai resistivitas yang hampir sama antar titik-titik penelitian yang dikorelasikan.
4.3.2. Interpretasi Data
Setelah diperoleh bentuk penampang manual 2D yang dibuat dari korelasi data-data 1D sesuai lintasan yang diharapkan, kemudian dapat diinterpretasi bentuk penampang tersebut dengan menambah acuan dari data geologi dan hidrogeologi daerah penelitian.
(40)
40
4.4. Diagram Alir Penelitian
Gambar 4.1. Diagram alir penelitian Jumlah lapisan
batuan, ρ dan h Mulai
Data sekunder (ΔV, I, dan ρ)
Pengolahan data dengan Resty
Analisis & interpretasi data
Kesimpulan
Selesai
Informasi geologi
Model 2D Pemodelan 2D
(41)
Alumni Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung ABSTRAK
ANALISIS DATA GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER
UNTUK MENENTUKAN AQUIFER AIR TANAH DI KECAMATAN SENDANG AGUNG DAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH
Oleh
AHMAD NUGROHO
Penelitian tentang penentuan akuifer air tanah di Kecamatan Sendang Agung dan Kalirejo Lampung Tengah dilakukan dengan pengolahan data geolistrik konfigurasi Schlumberger. Pengolahan data dilaksanakan di Laboratorium Geofisika Universitas Lampung menggunakan Software Resty dan pemodelan manual 2D. Hasil yang diperoleh, menunjukkan bahwa daerah penelitian terdiri atas empat lapisan batuan, yaitu lapisan tanah penutup, batu pasir, pasir tufaan, dan basement. Di daerah penelitian memungkinkan ditemukannya akuifer, yang ditunjukkan dengan terdapatnya lapisan pasir tufaan di lintasan 1 dengan nilai resistivitas sebesar 61 s.d. 185 Ωm dan lapisan batu pasir di Lintasan 2 dengan nilai resistivitas sebesar 109 s.d. 374 Ωm, yang diharapkan kedua lapisan tersebut dapat menjadi lapisan akuifer air tanah di daerah penelitian.
(42)
ABSTRAK
ANALISIS DATA GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER
UNTUK MENENTUKAN AQUIFER AIR TANAH DI KECAMATAN SENDANG AGUNG DAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH
Oleh
AHMAD NUGROHO
Penelitian tentang penentuan akuifer air tanah di Kecamatan Sendang Agung dan Kalirejo Lampung Tengah dilakukan dengan pengolahan data geolistrik konfigurasi Schlumberger. Pengolahan data dilaksanakan di Laboratorium Geofisika Universitas Lampung menggunakan Software Resty dan pemodelan manual 2D. Hasil yang diperoleh, menunjukkan bahwa daerah penelitian terdiri atas empat lapisan batuan, yaitu lapisan tanah penutup, batu pasir, pasir tufaan, dan basement. Di daerah penelitian memungkinkan ditemukannya akuifer, yang ditunjukkan dengan terdapatnya lapisan pasir tufaan di lintasan 1 dengan nilai resistivitas sebesar 61 s.d. 185 Ωm dan lapisan batu pasir di Lintasan 2 dengan nilai resistivitas sebesar 109 s.d. 374 Ωm, yang diharapkan kedua lapisan tersebut dapat menjadi lapisan akuifer air tanah di daerah penelitian.
(43)
ABSTRACT
ANALISIS DATA GEOELECTRICAL SCHLUMBERGER KONFIGURATION TO DETERMINE GROUNDWATER AQUIFER
IN SUB-DISTRICT SENDANG AGUNG AND KALIREJO LAMPUNG TENGAH
By
AHMAD NUGROHO
Research to determine the groundwater aquifer within the sub-district Sendang Agung and Kalirejo Lampung Tengah conducted by processing data geoelectrical schlumberger configuration. Data processing was done at the Geophysical Laboratory of Lampung University using Resty Software and 2D modelling. The results indicate that the study area consists of four layers of rock, which are a layer of top soil, sandstone, tuff-sand, and basement. In the study area allow the identification of aquifer, as indicated by the presence of a layer tuff-sand in track one with value resistivity of 61 to 185 Ωm and sandstone in track two with value resistivity of 109 to 374 Ωm, that expected this second layer may be a groundwater aquifer in the study area.
(44)
ANALISIS DATA GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER
UNTUK MENENTUKAN AQUIFER AIR TANAH DI KECAMATAN SENDANG AGUNG DAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH
(Skripsi)
Oleh
AHMAD NUGROHO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(45)
ANALISIS DATA GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER
UNTUK MENENTUKAN AQUIFER AIR TANAH DI KECAMATAN SENDANG AGUNG DAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH
Oleh
AHMAD NUGROHO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SAINS
Pada Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(46)
Judul Skripsi : ANALISIS DATA GEOLISTRIK
KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK MENENTUKAN AQUIFER AIR TANAH DI KECAMATAN SENDANG AGUNG DAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH
Nama Mahasiswa : Ahmad Nugroho Nomor Pokok Mahasiswa : 0617041001
Jurusan : Fisika
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
MENYETUJUI 1. KOMISI PEMBIMBING
Prof. Drs. Suharno, M.S., M.Sc., Ph.D. Rustadi, S.Si., M.T.
NIP. 19620717 198703 1 002 NIP. 19720511 199703 1 002
2. KETUA JURUSAN FISIKA
Dra. Dwi Asmi, M.Si., Ph.D. NIP. 19631228 198610 2 001
(47)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Prof. Drs. Suharno, M.S., M.Sc., Ph.D. ____________
Sekretaris : Rustadi, S.Si., M.T. ____________
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Ahmad Zaenudin, M.T. ____________
2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Prof. Suharso, Ph.D.
NIP. 19690530 199512 1 001
(48)
DAFTAR PUSTAKA
Amin, T.C., Gunawan, W, Santosa, S., dan Sidarto. 1994. Geologi Lembar Kotaagung, Sumatera, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Indonesia.
Anonim. 09-Mar-2012. http://ga.water.usgs.gov/edu/watercyclebahasahi.html. U.S. Department of the Interior. U.S. Geological Survey.
Broto, S. dan Afifah, S.R. 2008. Pengolahan Data Geolistrik dengan Metode Schlumberger. TEKNIK- Vol. 29 No. 2 Tahun 2008, ISSN 0852-1697. Universitas Diponegoro.
Gafoer, S. 1990. Tinjauan Kembali Tatanan Stratigrafi Pra-Tersier Sumatera Basin. Proc. IPA. Jakarta.
Halik dan Gusfan. 2008. Pendugaan Potensi Air Tanah dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember. Media Teknik Sipil/Juli 2008/109. Jember.
Hendrajaya, L., Arief, I., dan Agus. 1988. Geolistrik Tahanan Jenis.Laboratorium Fisika Bumi Jurusan Fisika FMIPA ITB.Bandung
Hidayat, Wahyu K. dan Najib. 2006. Menentukan Lapisan Penyimpanan Air (Aquifer) dengan Metode Geolistrik. Undip. Magelang.
Hochstein dan Soengkono. 1997. Geothermal Exploration for Earth Scientist. The University of Auckland. Auckland.
Kanata, Bulkis dan Zubaidah. 2008. Pemodelan Fisika Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger untuk Investigasi Keberadaan Air Tanah. Jurnal Vol. 7 No. 1 Januari – Juni 2008. Mataram.
Loke, M.H. 1999. RES2DINV ver 3.3 for Windows 3.1, 95 and NT : Rapid 3D Resistivity & IP Inversion Using The Least-Squares Method. Penang. Malaysia.
(49)
Mangga, S.A., Amirudin, T., Suwarti, S., Gafoer dan Sidarto. 1994. Evolusi Tektonik Pra-Tersier Daerah sumatera Bagian Selatan dan hubungannya dengan Daerah Sekitarnya, seminar Hasil Penyelidikan geologi dan Sumber Daya Mineral Sumatera bagian Selatan. SSGMEP. Bandung. Mardiana, Undang. 2006. Nilai Tahanan Jenis Batuan Daerah Mataair Desa
Saba Kecamatan Blah Batuh Kabupaten Gianyar Propinsi Bali. (Laporan Penelitian). Unpad. Bandung.
Munandar, D.A. 2011. Rekontruksi Aquifer Air Tanah di Labuhan Dalam Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung berdasarkan Data Geolistrik Vertical Electrical Sounding (VES) dan Sumur Masyarakat. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Nurhakim. 2006. Draft Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi. Universitas Lambung Mangkurat. Banjar Baru.
Reynold, J.M. 1997 An Introduction to Applied and Enviromental Geophysics. John Willey & Sons Ltd. Newyork.
Schon, J.H. 1998. Physical Properties of Rocks Fundamental Prinsipal of Petro Phorsure. Institute of Aplied Geophysic, Leoborn. Austria.
Suwarna, N., Suharsono, Gafoer, S., Amin, T.C., Hermanto, B., dan Kusnawa. 1992. Geologi Lembar Sarolangun Sumatera skala 1:250.000. GRDC. Bandung.
Syamsul H., Erika P., Sukrisna A., dan Wayan M. 2009. Peta Hidrogeologi Indonesia Lembar 1010-Kotaagung, Sumatera skala 1:250.000. Bandung. Pusat Lingkungan Geologi. Badan Geologi Bandung.
Telford, M.W., L.P. Geldard, R.E. Sheriff, dan D.A. Keys. 1974. Applied Geophysics. Cambridge University Press. London.
Usmar, H. dan Hakim R.T. 2006. Pemanfaatan Air Tanah untuk Keperluan Air Baku Industri di Wilayah Kota Semarang Bawah. Undip. Semarang. Wuryantoro. 2007. Aplikasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis untuk Menentukan
(50)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung, pada tanggal 13 November 1988. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Bapak Sugiyono dan Ibu Samirah. Penulis menempuh pendidikan formal pertama kali di Taman Kanak-kanak (TK) ‘Aisyiyah Busthanul Athfal II Kedaton dan menyelesaikannya pada tahun 1994, kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Surabaya Kedaton Bandar Lampung dan menyelesaikannya pada tahun 2000, setelah itu melanjutkan ke jenjang lanjutan tingkat pertama di SLTP Negeri 10 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2003, dan menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Fisika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).
Selama menjadi mahasiswa, penulis juga aktif di berbagai kegiatan dan organisasi kemahasiswaan yang ada di Fakultas dan Jurusan, diantaranya adalah Anggota Muda Rois (AMAR) ROIS FMIPA Universitas Lampung tahun 2006, Anggota GARUDA (Generasi Muda) BEM FMIPA Universitas Lampung tahun
(51)
Universitas Lampung periode 2007-2008, Anggota Bidang Kaderisasi dan Kepemimpinan ROIS FMIPA Universitas Lampung periode 2007-2008, Ketua Bidang Kaderisasi HIMAFI FMIPA Universitas Lampung periode 2008-2009, panitia Seminar Nasional dan Workshop Geofisika Universitas Lampung tahun 2008 dan 2009, serta peserta Seminar Nasional dan Workshop Geofisika Universitas Lampung tahun 2010. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum untuk Mata Kuliah Fisika Dasar. Dan sejak akhir tahun 2010 hingga pertengahan tahun 2012, penulis tercatat sebagai pengelola aktif di Taman Baca Fisika jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung.
Sementara itu pada tahun-tahun yang sama pada saat kuliah, penulis juga pernah aktif mengikuti Organisasi yang ada di luar Kampus (Ekstra). Antara lain sebagai, Sekretaris Umum Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Kota Bandar Lampung periode 2007-2009, Sekretaris Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kota Bandar Lampung periode 2009-2010, dan Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) Provinsi Lampung periode 2010-2012. Selain itu, penulis juga aktif dalam kegiatan survei dan akuisisi data lapangan untuk metode geolistrik, serta kegiatan-kegiatan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Pada tahun 2009 penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Panjang, Bandar Lampung. Dengan mengambil tema Praktik Kerja Lapangan yaitu tentang
(52)
penggunaan alat-alat yang ada di BMKG Maritim yang digunakan sebagai data dukung untuk membuat prakiraan cuaca di Provinsi Lampung dan sekitarnya. Selain itu, penulis juga pernah melaksanakan penelitian untuk Tugas Akhir yaitu melakukan pengolahan data sekunder Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Schlumberger tentang air tanah di Kecamatan Sendang Agung dan Kalirejo Lampung Tengah, untuk menyelesaikan pendidikan di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung bidang Keahlian Geofisika dan memperoleh gelar sebagai Sarjana Sains pada tahun 2012.
(53)
MOTTO
“ Katakanlah, „Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk
Allah, Rabb semesta alam‟.”
(Q.S. Al-
An‟am : 162)
“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah semua
amalnya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.”
(HR. Muslim No. 1631)
Tidaklah akan
beranjak dua telapak kaki anak Adam pada hari
kiamat (di Padang Mahsyar) hingga ia ditanya tentang umurnya;
untuk apa dihabiskan? Ditanya pula tentang waktu mudanya;
di mana dia habiskan, tentang hartanya; dari mana ia dapatkan
dan ke mana ia infakkan? Serta tentang ilmunya;
apakah diamalkan atau tidak?
(HR. Bazzar dan Thabrani dengan isnad yang shahih)
Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan
bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di Bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang
(54)
PERSEMBAHAN
Dengan penuh kerendahan hati, skripsi ini aku persembahkan untuk kedua orangtuaku yang sangat aku cintai, Ibu Samirah dan Bapak Sugiyono yang telah memberikan banyak hal kepadaku, sejak kecil hingga saat ini aku selalu merasakan kasih sayang dari keduanya. Untuk Ayukku Yuliana Sari yang kusayang, dan Kakak Iparku M. Ade Irawan beserta Keluarga. Untuk kedua adikku tersayang, Ahmad Ariyanto dan Adi Purnomo, berusahalah untuk selalu membahagiakan dan membuat bangga orang tua kita, berikanlah apa yang terbaik untuk Keluarga.
Untuk teman-teman seperjuanganku di Fisika, yang telah memberikan banyak warna dalam kehidupan kampusku. Semua Kakak tingkatku dan Adik tingkatku di Jurusan Fisika yang pernah bersamaku dalam mengarungi kehidupan perkuliahan di Jurusan Fisika, terima kasih untuk semuanya.
Untuk Himafi, untuk IPM dan untuk IMM. Serta semua saudara-saudara seperjuanganku, dimanapun kalian berada.
(55)
SANWACANA
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuhu. Sesungguhnya segala puji
hanya milik Allah, kami memuji-Nya, meminta pertolongan-Nya dan memohon ampun kepada-Nya. Dan kami berlindung kepada-Nya dari kejahatan-kejahatan diri kami dan kejahatan perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan-Nya, tidak ada yang dapat menunjukinya. Saya bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Semoga shalawat dan salam tercurah kepadanya, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan, sampai hari kemudian.
Alhamdulillah akhirnya penulisan Skripsi dengan judul, “Analisis Data Geolistrik Konfigurasi Schlumberger untuk Menentukan Aquifer Air Tanah di Kecamatan Sendang Agung dan Kalirejo Lampung Tengah”, sebagai salah satu syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Sains di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung ini dapat terselesaikan.
Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ”Orang yang
tidak berterima kasih kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Allah”
(HR. Imam At Tirmidzi), maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya:
(56)
1. Bapak Prof. Drs. Suharno, M.S., M.Sc., Ph.D. selaku pembimbing I, atas kesediaannya membimbing penulis dengan penuh kesabaran, mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi, meluangkan waktunya untuk berdiskusi dan telah memberikan banyak hal serta ilmu kepada penulis. 2. Bapak Rustadi, S.Si., M.T. selaku pembimbing II, atas kesediaannya
memberikan bimbingan kepada penulis, yang telah banyak memberikan masukan dan saran dalam penulisan skripsi ini, serta memberikan arahan, meluangkan waktu dan berbagi ilmu dalam hal pengukuran di Lapangan. 3. Bapak Dr. Ahmad Zaenudin, M.T. selaku dosen penguji, yang telah
meluangkan waktunya, memberikan kritik, saran, dan koreksi yang bermanfaat selama penulisan skripsi.
4. Bapak Roniyus, M.Si. dan Bapak Gurum Ahmad Pauzi, M.T. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan banyak hal kepada penulis. Terutama kepada Bapak Gurum, sebagai Dosen pengelola Taman Baca Fisika, yang telah meluangkan waktunya dan berbagi banyak hal selama penulis menjadi pengelola Taman Baca Fisika.
5. Ibu Dra. Dwi Asmi, M.Si., Ph.D selaku Ketua Jurusan Fisika dan Ibu Sri Wahyu Suciyati selaku Sekretaris Jurusan Fisika FMIPA Unila yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis.
6. Bapak Prof. Suharso, Ph.D. selaku Dekan Fakultas MIPA Unila.
7. Bapak Ibu seluruh Dosen Jurusan Fisika FMIPA Unila yang telah memberikan berbagai ilmu kepada penulis, serta kepada seluruh staf dan karyawan (Pak Kasdino, Mas Ahmad, Mas Sallam, Bu Endang), yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis.
(57)
ini. Dan kepada Kakak dan Mbak penulis yang memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan kuliah. Serta kepada kedua Adik penulis yang membuat penulis bersemangat dalam menjalani perkuliahan.
9. Rekan kerja penulis dalam mengerjakan skripsi (Dwi Arso Munandar, Rido Setiawan, Mbah Hermawan Susanto dan Yudi Yansah), yang telah membantu selama mengerjakan skripsi dan survey di Lapangan.
10.Teman-teman yang menemani di Taman Baca Fisika (Dwi, Ajo, Rido, Johan, Kis, Ali, Febri, Rifqi, Ilfa, Firda, Kak Rijal, Kak Okli dan lain-lain), serta teman-teman pengunjung TBF yang setia (semua yang pernah berkunjung, tanpa terkecuali), terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya selama ini.
11.Semua rekan-rekan Fisika angkatan 2006, terima kasih selama ini telah bersama-sama dalam menjalani kehidupan perkuliahan di Kampus.
12.Seluruh mahasiwa/i Jurusan Fisika FMIPA Unila dari angkatan 2002-2011 tanpa terkecuali serta teman-teman di Jurusan Teknik Geofisika FT Unila. Untuk semua kakak tingkatku, terima kasih atas bantuannya selama ini dan untuk semua adik-adik tingkatku di fisika, lanjutkan perjuangan kalian dan jangan pernah lelah dalam mempelajari sesuatu yang bermanfaat untuk kita semua.
13.Rekan-rekan di IPM dan IMM (Mas Thohir, Mas Adam, Mas Munif, Bang Repi, Habib, Ari, Ajad, Hendri, Rio, Mario, Denden, Yuda, Tion, Kang Shodiq, Ridho, Bang Jun, Kak Sajidin, dan semuanya tanpa terkecuali),
(58)
terimakasih atas kebersamaannya dan berbagi selama ini, mudah-mudahan kita selalu menjadi saudara.
14.Teman-teman tim futsal Satiri FC (Dwi Oozora, Dodo’S, Y. Yansah, ADY, Udino, Fahri, Bullby, Irva, Mbah, Gun, Hand Jadam, Khalifah, Iman Sama, Andri, Muji, Ncep, Ade, Kak Edo, Budiman, Benhard dan semua yang pernah bermain bersamaku), terima kasih kebersamaannya selama ini.
15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan, sebagai sumbangsih bagi penulis agar dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih untuk semua yang telah diberikan selama ini. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuhu.
Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis,
(59)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah dilakukan orang lain, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini sebagaimana disebutkan dalam daftar pustaka, selain itu saya menyatakan pula bahwa skripsi ini dibuat oleh saya sendiri.
Apabila pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia dikenai sangsi sesuai dengan hukum yang berlaku.
Bandar Lampung, Mei 2012
Ahmad Nugroho NPM. 0617041001
(1)
PERSEMBAHAN
Dengan penuh kerendahan hati, skripsi ini aku persembahkan untuk kedua orangtuaku yang sangat aku cintai, Ibu Samirah dan Bapak Sugiyono yang telah memberikan banyak hal kepadaku, sejak kecil hingga saat ini aku selalu merasakan kasih sayang dari keduanya. Untuk Ayukku Yuliana Sari yang kusayang, dan Kakak Iparku M. Ade Irawan beserta Keluarga. Untuk kedua adikku tersayang, Ahmad Ariyanto dan Adi Purnomo, berusahalah untuk selalu membahagiakan dan membuat bangga orang tua kita, berikanlah apa yang terbaik untuk Keluarga.
Untuk teman-teman seperjuanganku di Fisika, yang telah memberikan banyak warna dalam kehidupan kampusku. Semua Kakak tingkatku dan Adik tingkatku di Jurusan Fisika yang pernah bersamaku dalam mengarungi kehidupan perkuliahan di Jurusan Fisika, terima kasih untuk semuanya.
Untuk Himafi, untuk IPM dan untuk IMM. Serta semua saudara-saudara seperjuanganku, dimanapun kalian berada.
(2)
SANWACANA
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuhu. Sesungguhnya segala puji
hanya milik Allah, kami memuji-Nya, meminta pertolongan-Nya dan memohon ampun kepada-Nya. Dan kami berlindung kepada-Nya dari kejahatan-kejahatan diri kami dan kejahatan perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan-Nya, tidak ada yang dapat menunjukinya. Saya bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Semoga shalawat dan salam tercurah kepadanya, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan, sampai hari kemudian.
Alhamdulillah akhirnya penulisan Skripsi dengan judul, “Analisis Data Geolistrik Konfigurasi Schlumberger untuk Menentukan Aquifer Air Tanah di Kecamatan Sendang Agung dan Kalirejo Lampung Tengah”, sebagai salah satu syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Sains di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung ini dapat terselesaikan.
Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam, ”Orang yang
tidak berterima kasih kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Allah” (HR. Imam At Tirmidzi), maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya:
(3)
1. Bapak Prof. Drs. Suharno, M.S., M.Sc., Ph.D. selaku pembimbing I, atas kesediaannya membimbing penulis dengan penuh kesabaran, mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi, meluangkan waktunya untuk berdiskusi dan telah memberikan banyak hal serta ilmu kepada penulis. 2. Bapak Rustadi, S.Si., M.T. selaku pembimbing II, atas kesediaannya
memberikan bimbingan kepada penulis, yang telah banyak memberikan masukan dan saran dalam penulisan skripsi ini, serta memberikan arahan, meluangkan waktu dan berbagi ilmu dalam hal pengukuran di Lapangan. 3. Bapak Dr. Ahmad Zaenudin, M.T. selaku dosen penguji, yang telah
meluangkan waktunya, memberikan kritik, saran, dan koreksi yang bermanfaat selama penulisan skripsi.
4. Bapak Roniyus, M.Si. dan Bapak Gurum Ahmad Pauzi, M.T. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan banyak hal kepada penulis. Terutama kepada Bapak Gurum, sebagai Dosen pengelola Taman Baca Fisika, yang telah meluangkan waktunya dan berbagi banyak hal selama penulis menjadi pengelola Taman Baca Fisika.
5. Ibu Dra. Dwi Asmi, M.Si., Ph.D selaku Ketua Jurusan Fisika dan Ibu Sri Wahyu Suciyati selaku Sekretaris Jurusan Fisika FMIPA Unila yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis.
6. Bapak Prof. Suharso, Ph.D. selaku Dekan Fakultas MIPA Unila.
7. Bapak Ibu seluruh Dosen Jurusan Fisika FMIPA Unila yang telah memberikan berbagai ilmu kepada penulis, serta kepada seluruh staf dan karyawan (Pak Kasdino, Mas Ahmad, Mas Sallam, Bu Endang), yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis.
(4)
8. Kedua orang tua penulis, yang telah memberikan banyak hal kepada penulis, yang selalu memberikan apapun yang penulis butuhkan selama ini. Dan kepada Kakak dan Mbak penulis yang memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan kuliah. Serta kepada kedua Adik penulis yang membuat penulis bersemangat dalam menjalani perkuliahan.
9. Rekan kerja penulis dalam mengerjakan skripsi (Dwi Arso Munandar, Rido Setiawan, Mbah Hermawan Susanto dan Yudi Yansah), yang telah membantu selama mengerjakan skripsi dan survey di Lapangan.
10.Teman-teman yang menemani di Taman Baca Fisika (Dwi, Ajo, Rido, Johan, Kis, Ali, Febri, Rifqi, Ilfa, Firda, Kak Rijal, Kak Okli dan lain-lain), serta teman-teman pengunjung TBF yang setia (semua yang pernah berkunjung, tanpa terkecuali), terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya selama ini.
11.Semua rekan-rekan Fisika angkatan 2006, terima kasih selama ini telah bersama-sama dalam menjalani kehidupan perkuliahan di Kampus.
12.Seluruh mahasiwa/i Jurusan Fisika FMIPA Unila dari angkatan 2002-2011 tanpa terkecuali serta teman-teman di Jurusan Teknik Geofisika FT Unila. Untuk semua kakak tingkatku, terima kasih atas bantuannya selama ini dan untuk semua adik-adik tingkatku di fisika, lanjutkan perjuangan kalian dan jangan pernah lelah dalam mempelajari sesuatu yang bermanfaat untuk kita semua.
13.Rekan-rekan di IPM dan IMM (Mas Thohir, Mas Adam, Mas Munif, Bang Repi, Habib, Ari, Ajad, Hendri, Rio, Mario, Denden, Yuda, Tion, Kang Shodiq, Ridho, Bang Jun, Kak Sajidin, dan semuanya tanpa terkecuali),
(5)
terimakasih atas kebersamaannya dan berbagi selama ini, mudah-mudahan kita selalu menjadi saudara.
14.Teman-teman tim futsal Satiri FC (Dwi Oozora, Dodo’S, Y. Yansah, ADY, Udino, Fahri, Bullby, Irva, Mbah, Gun, Hand Jadam, Khalifah, Iman Sama, Andri, Muji, Ncep, Ade, Kak Edo, Budiman, Benhard dan semua yang pernah bermain bersamaku), terima kasih kebersamaannya selama ini.
15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan, sebagai sumbangsih bagi penulis agar dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih untuk semua yang telah diberikan selama ini. Wassalamu’alaikum warohmatullahi
wabarokatuhu.
Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis,
(6)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah dilakukan orang lain, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini sebagaimana disebutkan dalam daftar pustaka, selain itu saya menyatakan pula bahwa skripsi ini dibuat oleh saya sendiri.
Apabila pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia dikenai sangsi sesuai dengan hukum yang berlaku.
Bandar Lampung, Mei 2012
Ahmad Nugroho NPM. 0617041001