ANALISIS INTRUSI AIR LAUT MENGGUNAKAN GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER DAN KONDUKTIVITIMETER DI DESA BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN BELAWAN.

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT MENGGUNAKAN GEOLISTRIK
KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER DAN
KONDUKTIVITIMETER DI DESA BAGAN DELI
KECAMATAN ME DAN BELAWAN

Erni E Simbolon
4122240002
Program Studi Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

iii

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT MENGGUNAKAN GEOLISTRIK

KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER DAN
KONDUKTIVITIMETER DI DESA BAGAN DELI
KECAMATAN MEDAN BELAWAN
Erni E Simbolon (NIM 4122240002)
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian Pengukuran intrusi air laut bertujuan untuk
mengetahui tingkat intrusi air laut yang menyusup pada lapisan tanah bawah
permukaan dan pada sumur bor berdasarka nilai resisitivitas dan Daya Hantar
Listrik (DHL).
Penelitian dilakukan di Desa Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan
dengan menggunakan geolistrik dan juga konduktivitimeter. Pengambilan data
menggunakan geolistrik, konfigurasi Wenner-Sclumberger dengan jarak spasi 5
meter. Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak Res2dinv dan
Res3dinv yang hasilnya adalah berupa citra resistivitas 2D dan 3D bawah
permukaan. Nilai resistivitas batuan pada lintasan I (jarak ± 400 m dari tepi
pantai) berkisar antara 0,381 Ω.m – 16,8 Ω.m, pada lintasan II (jarak ± 420 m dari
tepi pantai) berkisar antara 0,652 Ωm – 5,02 Ωm dan pada lintasan III ( jarak ±
460 m dari tepi pantai) berkisar antara 0,258 Ω.m – 12,8 Ω.m. Hasil interpretasi
menunjukkan adanya intrusi air laut dilihat dari nilai resistivitas batuannya.
Dimana nilai resistivitas batuan yang terkena intrusi sebesar 0,5 Ωm – 5 Ωm.

Pengambilan data menggunakan Konduktivitimeter untuk mengetahui tingkat
Daya Hantar Listrik (DHL) air sumur bor dengan mengambil sampel air laut
sebanyak 5 sampel dan sampel air sumur gali sebanyak 11 sampel menunjukkan
bahwa air sumur bor terintrusi air laut dan di nyatakan tidak layak dikonsumsi.
Dari hasil yang didapat, dapat disimpulkan bahwa air Desa Bagan Deli
sudah terintrusi air laut dilihat dari resistivitas dan Daya Hantar Listrik (DHL)
dimana pada setiap lintasan pengukuran terjadi intrusi air laut dan berdasarkan
Daya Hantar Listrik juga terintrusi tinggi dimana pada pengukuran DHL pada
sumur ke-11 berjarak 1483 m dari garis pantai terintrusi tinggi yang berarti
semakin jauh jarak dari pantai juga terintrusi tinggi dikarenakan pada daerah
sumur bor ke-11 memiliki lapisan batuan penyusunnya seperti pasir dan kerikil
yang mudah dilalui oleh air laut serta memiliki resistivitas yang rendah .
Kata Kunci : Instrusi Air Laut, Resistivitas, Daya Hantar Listrik,

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Kuasa, karena atas
rahmat dan hidayahNya yang memberikan kesehatan dan hikmah kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan sesuai dengan
waktu yang direncanakan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah Intrusi,
dengan judul “Analisis Intrusi Air Laut Menggunakan Geolistrik konfigurasi
Wenner-Schlumberger dan Konduktivitimeter di Desa Bagan Deli Kecmatan
Medan Belawan”. Penelitian telah dilakukan mulai bulan maret 2016 sampai
dengan mei 2016.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Drs. Nurdin Siregar, M.Si.
selaku dosen pembimbing skripsi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Dr. Rita Juliani, M.Si, Bapak Drs. Rappel Situmorang M.Si, Bapak Drs.
Khairul Amdani, M.Si selaku Dosen Penguji I, II dan III yang telah banyak
memberikan saran dan keritikan demi penyempurnaan skripsi ini. Bapak Alkhafi
Maas Siregar, M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan. Di samping itu, Dr. Asrin Lubis, M.Pd,
selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Alkhafi Maas Siregar, S.Si, M.Si selaku
Ketua Jurusan Fisika FMIPA UNIMED, Staf Tata Usaha Fisika kak Nana yang
telah banyak membantu, serta seluruh staf pengajar/dosen di lingkungan Fakultas
MIPA UNIMED yang telah membekali Ilmu Fisika kepada penulis selama kuliah
di Fakultas MIPA UNIMED. Kepada Bapak Lurah Desa Bagan Deli Kecamatan
Medan Belawan serta staf pegawai yang membantu penulis dalam melaksanakan

penelitian Serta Masyarakat Desa Bagan deli yang begitu ramah. Teman
seperjuanganku Renny Dorothy Purba dan Konny Tamba serta teman satu kos
“KOS JITU”. Sahabat-sahabatku Viktor Panjaitan, Intan Syahyati, Suryani
Siregar, Lily Nurindah Sari, Alfrina serta kakak dan abang stambuk yang telah
banyak membantu dan memberikan dukungan Lastri Ernawati Samosir S.Si, atas
semua kebersamaan dan kekeluargaannya selama ini. Serta seluruh teman
seperjuangan di fisika non dik 2012, yang tidak dapat disebutkan satu per satu,

v

yang telah berjuang bersama-sama dalam mengarungi masa-masa perkuliahan.
kan satu-persatu. Ucapan Terima kasih yang teristimewa penulis ucapkan Secara
khusus kepada Kedua orang tua Ayahanda O Simbolon dan Ibunda R Angkat
yang tak pernah henti memberikan doa, semangat, kasih sayang dan dukungan
yang besar baik spiritual maupun material. Penulis juga mengucapkan terimakasih
banyak buat abang dan adik ku Luhut Simbolon, Ridwan Simbolon dan adik–
adikku, Ida Simbolon, Andri Simbolon, Rivaldo Simbolon dan Pargaulan
Simbolon atas dukungannya selama ini, serta seluruh keluarga yang telah
mengiringi langkah penulis dengan kekuatan doa dan ketulusan cinta. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, kritik dan saran yang
konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan dimasa
mendatang. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan.
Medan, Agustus 2016

Erni E Simbolon
NIM. 4112224002

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel

Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2.Batasan Masalah
1.3.Rumusan Masalah
1.4.Tujuan Penelitian
1.5.Manfaat Penelitian

1
1

4
4
5
5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air
2.2. Parameter air layak minum
2.3. Sumber Air
2.3.1. Air Hujan
2.3.2. Air Permukaan
2.4. Air Tanah
2.4.1. Pengertian Air Tanah
2.4.2. Kondisi Air Tanah
2.5. Kualitas Air Tanah
2.6. Pencemaran Air Tanah
2.7. Pengertian Tanah
2.8. Siklus Hidrologi
2.9. Air Laut
2.10. Intrusi Air Laut ke Air Tanah

2.11. Daya Hantar Listrik
2.12. Salinitas Air Laut
2.13. Pengambilan Air Tanah
2.13.1. Sumur Bor
2.14. Sifat Listrik pada Batuan
2.15. Permeabilitas dan Porositas
2.16. Metode Geolistrik
2.17. Model Konfigurasi Elektroda dan Sensivitasi
2.17.1. Wenner-Schlumberger
2.17.2. Pole-Pole
2.17.3. Dipole-Dipole
2.17.4. Pole-Dipole
2.18. Skin depth
2.19. Anomali

6
6
12
12
12

13
13
14
16
17
18
18
19
21
21
25
25
27
27
28
30
31
32
33
34

34
34
35
36

vii

2.20. Konduktifitas Larutan Elektrolit

37

BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1. Tempat Penelitian
3.1.2. Waktu Penelitian
3.2. Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1. Alat-alat
3.2.2. Bahan penelitian
3.3. Prosedur Kerja
3.4. Variabel Penelitian

3.5. Teknik Pengambilan Sampel
3.6. Analisis Data
3.6.1. Menggunakan Metode Geolistrik
3.6.2. Menggunakan Metode Konduktivitimeter
3.7. Diagram Alir Penelitian

40
40
40
41
41
41
43
43
44
44
45
45
47
50

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisa Data dan Pembahasan Geolistrik
4.1.1. Analisa Data dan Pembahasan Geolistrik Menggunakan Res2dinv
4.1.2. Lintasan 1
4.1.3. Lintasan 2
4.1.4. Lintasan 3
4.1.5. Hasil interpretasi dengan software Res2dinv
4.1.5.1. Pada Lintasan I (Barat – Timur)
4.1.5.2. Pada Lintasan II ( Utara-Selatan)
4.1.5.3. Pada Lintasan II ( Utara-Selatan)
4.1.6. Analisa Data dan Pembahasan Geolistrik Menggunakan Res3dinv
4.1.6.1. Penampang Horizontal
4.1.6.2. Penampang Vertikal
4.1.7. Hasil interpretasi dengan software Res3dinv
4.1.8. Intrusi
4.2. Analisa Data dan Pembahasan Konduktivitimeter
4.2.1. Air Laut
4.2.2. Hasil Pengukuran DHL Air Laut
4.2.3. Air Sumur Bor
4.2.4. Titik Koordinat Pengambilan Sampel Air laut dan Sampel
Air Sumur Bor
4.2.5. Perhitungan Daya Hantar Listrik (DHL) Air Laut dan Air Sumur
Bor pada Suhu 25oC
4.2.6. Hubungan DHL Terhadap Salinitas
4.2.7. Analisis Regresi Linear Berganda Pada Sumur Bor

51
51
51
54
57
59
62
62
63
63
63
64
65
68
68
71
71
71
71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Daftar Pustaka

82
82
83
84

72
72
78
80

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Siklus Hidrologi
Gambar 2.2. Intrusi Air Laut Kedaratan pada pantai
Gambar 2.3. Intrusi Air Laut ke Daratan Pada Sumur Bor
Gambar 2.4. Permeabilitas dan Porositas
Gambar 2.5. Konfigurasi elektroda dalam eksplorasi geolistrik
Gambar 2.6. Konfigurasi Wenner-Schlumberger
Gambar 2.7. Skin Depth Resisitivitas
Gambar 2.7. Konduktivitimeter
Gambar 3.1. Peta Topografi lokasi penelitian
Gambar 3.2. Skema titik pengambilan sampel penelitian
Gambar 4.1. Letak Lintasan Pengukuran
Gambar 4.2. Penampang Melintang Resistivitas Lapisan Bawah
Permukaan tanah Lintasan I
Gambar 4.2. Penampang Melintang Resistivitas Lapisan Bawah
Permukaan tanah Lintasan II
Gambar 4.2. Penampang Melintang Resistivitas Lapisan Bawah
Permukaan tanah Lintasan III
Gambar 4.3. Penampang Resistivitas Secara Horizontal pada Lapisan 1-6
Gambar 4.4. Penampang Resistivitas Secara Vertikal XZ pada
potongan 1-4
Gambar 4.5. Penampang Resistivitas Secara Vertikal YZ pada
potongan 1-6
Gambar 4.8. Titik Pengambilan Sampel
Gambar 4.9. Grafik Hubungan Antara Jarak Sampel Air Laut dari Garis
Pantai terhadap DHL Air Laut
Gambar 4.10. Kontur Daya Hantar Listrik Air Sumur Bor terhadap
Jarak dan Kedalaman
Gambar 4.11. Kontur Daya Hantar Listrik Air Sumur Bor terhadap
Jarak dan Kedalaman
Gambar 4.12. Grafik Hubungan DHL pada perlakuan Laboratorium

20
23
24
30
33
34
35
38
40
45
52
54
57
60
64
65
67
72
73
76
77
80

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Kandungan Logam dalam Air yang diolah untuk Air Minum
6
Table 2.2. Kandungan Logam dalam Air Yang dipakai untuk Pertanian
7
Tabel 2.3. Persyaratan Kualitas Air Minum
10
Tabel 2.4. Parameter Wajib
11
Tabel 2.5. Klasifikasi air berdasarkan konsentrasi Chlorida
16
Tabel 2.6. Klasifikasi air berdasarkan daya hantar listrik (DHL)
17
Tabel 2.7. Klasifikasi Intrusi Air Laut Berdasarkan Konduktivitas Listrik 17
Tabel 2.8. Klasifikasi Air berdasarkan Nilai TDS
26
Tabel 2.9. Klasifikasi Air Berdasarkan Konsentrasi Garam
26
Tabel 2.10. Klasifikasi Air berdasarkan “ Clorida Bicarbonat Ratio”
26
Tabel 2.11. Resisitivitas Kelistrikan
29
Tabel 2.12. Porositas dan Permeabilitas Tipe Batuan
31
Tabel 3.1. Alat Penelitian
41
Tabel 3.2. Alat pemancar dan spesifikasinya
41
Tabel 3.3. Alat penerima dan spesifikasinya
41
Tabel 3.4. Bahan Penelitian
43
Tabel 4.1. Letak Koordinat Lokasi Penelitian
52
Tabel 4.2. Nilai Resistivitas Kelistrikan Batuan
53
Tabel 4.3. Distribusi Lapisan Permukaan Bawah Tanah Lintasan I
55
Tabel 4.4. Distribusi Lapisan Permukaan Bawah Tanah Lintasan II
58
Tabel 4.5. Distribusi Lapisan Permukaan Bawah Tanah Lintasan III
61
Tabel 4.6 Nilai Resistivitas Lapisan Batuan Dilihat Secara Horizontal
65
Tabel 4.7. Distribusi Lapisan Permukaan Bawah Tanah 3D
66
Tabel 4.8. Nilai Resistivitas Batuan yang Terintrusi air laut dilihat
secara vertical YZ
67
Tabel 4.9. Daya Hantar listrik Air Laut sebagai Fungsi Jarak
71
Tabel 4.10. Hasil Pengukuran DHL dan Tingkat Keasaman Air Sumur Bor 71
Tabel 4.11. Data Hasil Pengukuran Daya Hantar Listrik Air Laut pada
Suhu 250 C
73
Tabel 4.12. Data Hasil Pengukuran Daya Hantar Listrik dan Tingkat
KeasamanAir sumur pada Suhu 250 C
74
Tabel 4.13. Klasifikasi Intrusi Air Laut Berdasarkan Daya Hantar Listrik 74
Tabel 4.14. Klasifikasi Intrusi Air Laut pada Sumur Bor Berdasarkan
Daya Hantar Listrik
75
Tabel 4.15. Data Analisis Daya Hantar Listrik sampel 4 pada
Pelakuan Laboratorium
79

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran 1. Form Akuisisi Data
Lampiran 2. Perhitungan Nilai Resistivitas Semu (ρ)
Lampiran 3. Akusisi Data 3D
Lampiran 4. Tabel Penolong Untuk Perhitungan Regresi Liner Berganda
Lampiran 5. Perhitungan DHL Air Laut Pada Suhu 25oC, DHL Air
Sumur Bor Pada Suhu 25oC Dan Perlakuan Laboraturium

86
91
94
97

Lampiran 5. Perhitungan kuartil
Lampiran 6. Peta Geologi Daerah Bagan Deli
Lampiran 8. Surat Keterangan Izin Penelitian
Lampiran 9. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian

99
100
101
102
103

98

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan dan dua pertiga bagian wilayah
indonesia berupa perairan. Indonesia tidak lepas dari masalah yang berhubungan
dengan air bersih, khususnya daerah yang berada di pesisir pantai (Sinaga, 2013).
Kota-kota di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara kini sedang mengalami
pertumbuhan yang pesat. Kesulitan air bersih sudah umum dirasakan oleh
sebahagian penduduknya, seperti di Sumatera Utara.
Air merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia,karena
zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar adalah air, bahkan hampir 60 – 70
% tubuh manusia mengandung air. Setiap hari manusia mengkonsumsi air bersih
untuk keperluan minum minimal sebanyak 2 liter per hari. Sumber utama air
yang ada dipermukaan dan bawah permukaaan tanah berasal dari hujan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001,
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan air adalah semua air yang terdapat
diatas dan dibawah permukaan tanah kecuali air laut dan air fosil. Air yang
berada diatas lapisan tanah (dalam bentuk cair) dinamakan air permukaan dan air
yang berada di bawah lapisan tanah dinamakan air tanah (Gusnisar, 2012).
Air tanah merupakan suatu sumber alam yang dapat diperbaharui yang
sifatnya terbatas dan memainkan peran yang sangat penting dalam penyedian air
bersih untuk berbagai keperluan. Penggunaan air tanah sebagai sarana kehidupan
semakin meningkat baik untuk kebutuhan industri maupun untuk kebutuhan
rumah tangga.
Daerah Bagan Deli adalah daerah yang berada di daerah Belawan dekat
dengan pantai, yang secara administrasi pemerintahan termasuk wilayah
kotamadya Medan. Secara geografis wilayah Belawan terletak pada posisi
Koordinat geografisnya 030 45’– 030 46’ Lintang Utara dan 980 40’-980 42’
Bujur Timur (Departemen Pertambangan, 1995/1996). Dengan ketinggian
berkisar antara 0-3 m dari permukaan laut. Masih terbatasnya sarana PDAM di

2

daerah Bagan Deli untuk kebutuhan rumah tangga, sebagai konsekuensinya
penduduk di daerah tersebut membuat sumur – sumur bor sebagai sarana
pengadaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga karena dengan cara tersebut
lebih mudah dan ekonomis. Berdasarkan survei lapangan yang telah dilakukan
sebelumnya, pada daerah ini terdapat

banyak bangunan yang merupakan

fasilitas umum seperti gedung Perkantoran, Sekolahan, Pasar, Ruko-ruko,
Lembaga Pemasyarakatan (LP) dan beberapa industri rumah tangga yang
terletak pada wilayah pesisir kota Belawan.
Terjadinya penyedotan air tanah yang terus menerus tanpa memperhitungkan
daya dukung lingkungannya menyebabkan permukaan air tanah melebihi daya
produksi dari suatu akuifer, yang merupakan formasi pengikat air yang
memungkinkan air cukup besar untuk bergerak. Hal ini dapat menimbulkan
terjadinya intrusi air laut terhadap sumber air bawah tanah.
Intrusi air laut merupakan suatu peristiwa penyusupan atau meresapmya air
laut atau air asin ke dalam air tanah. Kasus intrusi air laut merupakan masalah
yang sering terjadi di daerah pesisir pantai. Masalah ini selalu terkait dengan
kebutuhan air bersih, dimana air bersih merupakan air yang layak untuk
dikonsumsi. Rusaknya air tanah pada daerah pesisir ditandai dengan keadaan
air yang tidak bersih dan rasanya asin (Sangkoro, 1979).
Eksploitasi air tanah yang dilakukan secara berlebihan (penggunaan sumur
bor) khususnya pada daerah berpantai atau pesisir dapat menyebabkan
suatu persoalan dimana air laut akan masuk dan terpenetrasi pada daerah
pedalaman. Air laut akan menyusup ke zona air tanah (Sosrodarsono, 2003).
Hasil wawancara dengan beberapa masyarakat yang tinggal di desa bagan
deli, pada umumnya masyarakat desa Bagan Deli menggunakan sumur bor dan
mengkonsumsi air dari sumur bor. Keadaan air sumur bor pada daerah tersebut
memiliki warna keruh,bau,asin atau payau dan berwarna kekuningan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya di beberapa daerah
penelitian yang berbeda, di temukan bahwa faktor yang paling mempengaruhi
terjadinya intrusi air laut disebabkan adanya eksploitasi air tanah secara
berlebihan, sehingga menurunnya tekanan air tanah dan mempermudah air laut

3

untuk masuk melalui pori – pori lapisan akuifer (Situmorang, 2003).
Penelitan tentang intrusi air sudah dilakukan oleh Hasibuan (2013) “Studi
Intrusi Air Laut Dengan Menggunakan Metode Resisitivitas Listrik Konfigurasi
Wenner-Schlumber Di Kecamatan Pantai Cermin Provinsi Sumatera Utara”
menyimpulkan bahwa kecamatan pantai cermin tidak terjadi intrusi air laut.
Cristi (2013) “Studi Intrusi Air Laut Dengan Menggunakan Metode
Resistivitas Konfigurasi Dipole - Dipole Di Kawasan Desa Lubuk Saban
Kecamatan Pantai Cermin” menyimpulkan bahwa Ditemukan intrusi air laut pada
ketiga lintasan pengukuran dengan volume air laut yang berbeda. Pada lintasan
pertama terjadi intrusi air laut yang cukup besar dengan nilai resistivitas 1,08 –
4,12 Ωm, pada lintasan kedua hanya sedikit terjadi intrusi laut dengan nilai
resistivitas 4,54 Ωm, pada lintasan ketiga terjadi intrusi air laut yang sangat besar
dan hampir terjadi pada seluruh betangan dengan nilai resistivits 0,512 – 3,74
Ωm.
Janner Marihot Sinaga (2011) “Analisis Intrusi Air Laut Pada Sumur Gali Di
Daerah Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Dengan Metode
Konduktivitas Listrik” menyimpulkan bahwa Kecamatan Lima Puluh telah
terintrusi air laut dari tingkat terintrusi sedikit, sedang, agak tinggi dan tinggi
pada jarak 969 meter dan 6831 meter dari garis pantai.
Suhendra (2014) “Pemetaan Intrusi Air Laut Pada Sumur Gali dan Sumur
Bor Dengan Metode Konduktivitas Listrik Di Kecamatan Teluk Mengkudu
Kabupaten Serdang Bedagai” menyimpulkan bahwa berdasarkan nilai Daya
Hantar Listrik telah terjadi intrusi air laut pada jarak terjauh 2,85 km dari garis
pantai dan dengan kedalaman 3 meter.
Hasil penelitian yang telah dilakukan hanya meneliti air sumur tanpa
memprediksi faktor-faktor penyebab yang lain. Dengan demikian peneliti ingin
meneliti dengan judul “Analisis Intrusi Air Laut dengan Menggunakan Metode
Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger dan Konduktivitimeter di Desa
Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan.”

4

1.2 Batasan masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas, peneliti membatasi masalah yang
akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam penulisan ini adalah:
1.

Pengambilan sampel air sumur bor di Desa Bagan Deli Kecamatan
Medan Belawan.

2.

Penelitian dilakukan menggunakan Geolistrik dan Konduktivitimeter
untuk mengetahui resistivitas, Daya Hantar Listrik (DHL), salinitas, pH
dan suhu air sumur bor di Desa Bagan Deli.

3.

Pengolahan data hasil penelitian dengan menggunakan software
Res2dinv dan Res3dinv.

1.3 Rumusan Masalah
Dari uraian latarbelakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas oleh
peneliti dalam penelitiannya di Desa Bagan Deli:
1.

Bagaimana resistivitas bawah batuan bawah permukaan di daerah Bagan
Deli Kecamatan Medan Belawan?

2.

Bagaimana nilai Daya Hantar Listrik (DHL), salinitas, pH dan suhu dari
sumur bor di desa Bagan Deli?

3.

Apakah air sumur bor di Desa Bagan Deli telah terintrusi dengan air laut
ditinjau dari parameter yang diukur di Desa Bagan Deli?

1.4 Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam melakukan penelitian ini adalah:
1.

Untuk mengetahui resistivitas batuan bawah permukaan tanah di Desa
Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan.

2.

Untuk mengetahui besar nilai Daya Hantar Listrik (DHL), salinitas, pH
dan Suhu dari sumur bor Desa Bagan Deli.

3.

Untuk mengetahui keintrusian air sumur bor dengan air laut ditinjau dari
besar Resistivitas dan Daya Hantar Listrik di Desa Bagan Deli.

5

1.5 Manfaat penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini:
1.

Sebagai sumber informasi bagi pemerintah dan masyarakat Desa Bagan
Deli mengenai kondisi air sumur bor yang terjadi di desa tersebut.

2.

Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai intrusi
air laut.

82

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data yang diperoleh dapat di simpulkan :
1. Pada lokasi pengukuran lintasan I yang berjarak ± 400 m dari pinggir
pantai nilai resistivitasnya 0,381 Ω.m – 16,8 Ω.m, Pada lokasi pengukuran
lintasan II yang berjarak ± 420 m dari pinggir pantai nilai resistivitasnya
0,652 Ω.m – 5,02 Ω.m dan Pada lokasi pengukuran lintasan III yang
berjarak ± 460 m dari pinggir pantai nilai resistivitasnya 0,258 Ω.m – 12,8
Ω.m.
2. Tingkat Daya Hantar Listrik,Salinitas,PH dan suhu Sumur Bor di desa
Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang yang di
peroleh adalah SB1 yaitu 974 µmho/cm dengan salinitas yaitu 493,pH yaitu
9,1 dan suhu yaitu 28,1, pada SB2 yaitu 1020 µmho/cm dengan salinitas

yaitu 506, pH yaitu 8,8 dan suhu yaitu 28,0, pada SB3 yaitu 686 µmho/cm
dengan salinitas yaitu 344, pH yaitu 8,5 dan suhu yaitu 28,2, pada SB4 yaitu
1442 µmho/cm dengan salinitas yaitu 718, pH yaitu 8,6 dan suhu yaitu 28,2,

pada SB5 yaitu 970 µmho/cm dengan salinitas yaitu 486, pH yaitu 8,6 dan
suhu yaitu 28,3 , pada SB6 yaitu 990 µmho/cm dengan salinitas yaitu 493,
pH yaitu 8,4 dan suhu yaitu 28,2, pada SB7 yaitu 819 µmho/cm dengan

salinitas yaitu 412, pH yaitu 8,4 dan suhu yaitu 28,0, pada SB8 yaitu 1623
µmho/cm dengan salinitas yaitu 807, pH yaitu 8,0 dan suhu yaitu 28,0,pada
SB9 yaitu 1116 µmho/cm dengan salinitas yaitu 555, pH yaitu 8,1 dan suhu
yaitu 27,9, pada SB10 yaitu 746 µmho/cm dengan salinitas yaitu 746, pH
yaitu 8,3 dan suhu yaitu 27,9, pada SB11 yaitu 751

µmho/cm dengan

salinitas yaitu 374, pH yaitu 8,4 dan suhu yaitu 27,4.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kandungan air laut/air asin
pada ketiga lintasan, sehingga ditemukan adanya intrusi air laut. Hal ini
dilihat dari nilai resistivitasnya yaitu pada lintasan I nilai resistivitasnya
0,381 Ω.m – 16,8 Ω.m, lintasan II nilai resistivitasnya 0,652 Ω.m – 5,02

83

Ω.m dan lintasan III nilai resistivitasnya 0,258 Ωm – 12,8 Ωm, dimana
suatu lintasan terjadi intrusi jika nilai resistivitasnya 0, 5 Ω.m – 5 Ωm.
Berdasarkan analisa Daya Hantar Listrik (DHL) yang dimiliki oleh sumur
bor desa Bagan Deli dari 11 sampel telah terintrusi air laut pada setiap
sumur bor dimana pada sumur bor ke-11 pada jarak 1483 m dari garis
pantai terintrusi tinggi yang berarti semakin jauh jarak dari pantai juga
terintrusi tinggi dikarenakan pada daerah sumur bor ke-11 memiliki
lapisan batuan penyusunnya seperti pasir dan kerikil yang mudah dilalui
oleh air laut serta memiliki resistivitas yang rendah .

5.2. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka di sarankan:
1. Sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan metode–metode
lainnnya yang hasilnya berupa pemodelan tiga dimensi.
2. Untuk mengetahui anomali didaerah Bagan Deli diperlukan penelitian
dengan metode yang sama tetapi dengan panjang lintasan yang lebih
panjang.
3. Usahakan untuk melakukan penelitian dalam waktu satu hari, karena
bila dilanjutkan pada hari berikutnya maka keadaan daerah tanah
lokasi penelitian belum tentu sama dengan keadaan sebelumnya.
4. Melihat air sumur bor di Desa Bagan Deli Kecamatan Medan
Belawan memiliki tingkat Daya Hantar Listrik yang melewati batas
standar kualitas air layak konsumsi maka agar penduduk setempat
tidak menggunakan air sumur bor untuk di konsumsi dan pemerintah
setempat memperhatikan air minum yang akan di konsumsi tersebut

84

DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W., (1999), Kimia Fisika, Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Anonim, (2012), http://bplhd.jakarta.go.id/slhd2012/Docs/LapSLHD/Lap2C.html.
Diakses tanggal 03 November 2015. Pukul 12.30 wib
Anonim, (2015), http://www.resepbunda.biz/2012/01/31/air - bersih - layak minum dikonsumsi/. Diakses pada tanggal 03 November 2015. Pukul 12.30
Anonim, (2015), http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK_No.
43 - ttg Higiene – Sanitasi – Depot –Air - Minum. Diakses pada tanggal 03
November 2015. Pukul 12.30
Anonim, (2016), http://kbbi.web.id/anomali. Diaksese pada tanggal 31 Agustus
2016
Anonim, (2016), https://id.wikipedia.org/wiki/Anomali. Diaksesr pada tanggal 31
Agustus 2016
Badan Pusat Statistika, (2009), http;//www.bpspemkab sergai.co.id (Dikutip pada
tanggal 17 Oktober 2015, pukul 12.00)
Davis, S.N dan Wiest, R..J.M., (1996), Hydrogeology, Jhon Willey dan Sons, Inc,
New York.
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2012), Buku Pedoman
Penulisan Skripsi Dan Proposal Penelitian Non Kependidikan. FMIPA.
UNIMED.
Gabriel,J.F., (2001), Fisika Lingkungan, Hiporates, Jakarta.
Gusnisar, M., (2012), Pengaruh Sumur Resapan Terhadap Kualitas Air Tanah Di
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, FT. UI.
Hasibuan,Fitrikayani dkk,(2013),Studi Intrusi Air Laut Dengan Menggunakan
Metode Resistivitas Listrik Konfigurasi Wenner-Schlumber Di Kecamatan
Pantai Cermin Provinsi Sumatera Utara,FMIPA.USU.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Hendrayana, H., (2002), Intrusi Air Asin Ke Dalam Akuifer Di Daratan, Teknik
Geologi UGM. Yogyakarta.

85

Juanta, P., (2013), Pendektesian Intrusi Air Laut dan Analisis Kandungan Air
Pada Sumur Bor Dengan Metode Konduktivitas Listrik di Daerah Medang
Deras, Skripsi. UNIMED
Kementerian Kesehatan RI, 2002, Persyaratan Kualitas Air Minum dalam
PERMENKES Nomor : 907/Menkes/SK/VII/2002
Kodoatie, R.K ., (1996), Pengantar Hidrogeologi, Andi, Yogyakarta.
Putranto, dan Kusuma,. (2009). Permasalahan Air tanah Pada Daerah Urban.
Jurnal Teknik, Vol. 30 No. 1
Putranto, 2000, Zona Proteksi Air tanah, Universitas Gajah Mada : Yogyakarta.
Sangkoro, Djoko. 1979. Teknik Sumber Daya Air. Jakarta. Erlangga.
Siagian, J., (2011), Penentuan Intrusi Air laut dan Ph Pada Sumur Gali di daerah
Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Dengan Metode
Konduktivitas Listrik. FMIPA. UNIMED .
Sinaga,L.,(2013), Analisis Intrusi Air Laut Pada Air Sumur bor Di Kec. Teluk
Nibung Tanjung Balai dangan metode Konduktivitas Listrik,Skripsi.
UNIMED, Medan.
Sinaga,(2013), Menentukan Resistivitas Geothermal Dengan Menggunakan
Metode Geolistrik Daerah Panas Bumi Danau Linting Desa Durian Iv
Mbelang Kecamatan Stm Hilir Kabupaten Deli Serdang,Skripsi,UNIMED,
Medan.
Situmorang, R.,(2003).,Pendeteksian Intrusi Air Laut Di Sekitar Kawasan
Industri Kimia Medan (KIM) Dengan Metode Konduktivitas
Listrik,Tesis,program Pasca Sarjana USU, Medan.
Sosrodarsono, dan Takeda., (1993), Hidrologi Untuk Pengairan PT Pramadya
Pramita. Jakarta: Erlangga.
Sudjana, (2002), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Suhendra., (2014), Pemetaan Intrusi Air Laut Pada Sumur Gali Dan Sumur Bor
Dengan Metode Konduktivitas Listrik Di Kecamatan Teluk Mengkudu
Kabupaten Serdang Bedagai. FMIPA. UNIMED.
Surbakti, 1987, Teknologi Terapan Air Minum Sehat, Mutiarasalo, Surakarta.
Telford, W.M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E. and Keys, D.A. 1990. “Applied
Geophysics, 2Nd Edition”. Cambridge University Press, Cambridge: London,
New York, Melbourne.

86

Todd, D.K. 1974. Graundwater Technologi Associate Profesor Of Civil
Ergineering California University. John Wiley and Son. New York.
Vicky, (2012), Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole untuk
Mendeteksi Mineral Mangan (Physical Modeling).FMIPA.Universitas
Jember.
Warsito, 1994, Sumber Daya Air dan Lingkungan, Pusat Pengembangan Tenaga
Pertambangan, Bandung.
Widada, S., 2011, Gejala Intrusi Air Laut di Daerah Pantai Pekalonga,. Vol. 12.
No.1
Wilson, E.M., (1993), Hidrologi Teknik Edisi Keempat, Penerbit ITB.

Dokumen yang terkait

Studi Intrusi Air Laut Dengan Menggunakan metode Resistivitas Listrik Konfigurasi wenner-Sclumberger Di Kawasan Pantai Cermin Kiri Kecamatan Pantai cermin

1 31 124

ANALISIS DATA GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK MENENTUKAN AQUIFER AIR TANAH DI KECAMATAN SENDANG AGUNG DAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH

6 42 59

ANALISIS KUALITAS AIR SUMUR BOR BERDASARKAN PARAMETERFISIKA DAN PARAMETER KIMIA DI DESA BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN BELAWAN.

2 14 21

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D DIPOLE DIPOLE DI DESA BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN BELAWAN.

2 11 19

STUDI PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER DAN PENENTUAN KADAR LOGAM PADA AIR PERMUKAAN DI DESA NAULI 1 KECAMATAN TAPIAN NAULI KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

0 4 23

PENDUGAAN INTRUSI AIR LAUT DENGAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D KONFIGURASI WENNER SCHLUMBERGER DI DAERAH PANTAI PAYANGAN

0 0 15

PENENTUAN PENYEBARAN LINDI PADA BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER–SCHLUMBERGER DI TPA SAMPAH DESA BANDENGAN KABUPATEN JEPARA -

1 2 63

Analisa Sebaran Fosfat dengan Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner- Schlumberger : Studi Kasus Saronggi, Madura

0 0 6

STUDI INTRUSI AIR LAUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS LISTRIK KONFIGURASI WENNER – SCLUMBERGER DI KAWASAN DESA PANTAI CERMIN KIRI KECAMATAN PANTAI CERMIN SKRIPSI FITRIKAYANTI HASIBUAN NIM : 080801042

0 0 11

STUDI SEBARAN MINERAL MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER SCHLUMBERGER DI KECAMATAN PUJANANTING KABUPATEN BARRU

0 0 119