commit to user
31
tinggi tanaman tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, karena batang telah mengalami pemanjangan, daun bendera dan malai sudah keluar sehingga
tanaman sudah mencapai tinggi maksimal. Pada umur 12 mst tanaman mulai memasuki fase pematangan yang merupakan fase akhir dari perkembangan
pertumbuhan tanaman padi.
Gambar 3. Pengaruh varietas terhadap tinggi tanaman Gambar 3 menunjukkan tinggi tanaman varietas 1 lebih tinggi dibanding
dengan varietas 2, dan diduga terkait dengan sifat genetik tanaman. Interaksi antara pemberian pupuk dan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman lampiran 3. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi faktor perlakuan
pemberian pupuk dan varietas sama saja sehingga perlakuan tersebut tidak bisa tidak perlu diterapkan bersama-sama karena tidak akan menguntungkan.
2. Jumlah Anakan dan Anakan Produktif per rumpun
Anakan padi merupakan salah satu parameter pertumbuhan tanaman padi, meskipun secara genetik varietas tanaman menentukan jumlah anakan.
Pengamatan jumlah anakan dilakukan pada setiap rumpun dimulai saat tanaman berumur 3 mst, dilakukan setiap minggu, sampai tanaman berumur 12 mst.
commit to user
32
Hasil analisis sidik ragam lampiran 4 menunjukkan bahwa pemberian pupuk, varietas dan interaksi keduanya memberikan pengaruh berbeda nyata
terhadap jumlah anakan saat tanaman berumur 3 mst. Pada umur 5 mst, jumlah anakan mencapai maksimal, dan varietas menunjukkan pengaruh nyata terhadap
jumlah anakan. Anakan aktif yang ditandai dengan pertambahan jumlah anakan yang cepat terjadi pada umur 3 – 5 mst dan tercapai jumlah anakan maksimal
pada umur 5 mst. Setelah anakan maksimal tercapai dan seiring dengan bertambahnya umur
7-12 mst, jumlah anakan mengalami penurunan. Penurunan jumlah anakan disebabkan karena tanaman telah melewati fase vegetatif dan mulai memasuki
fase reproduktif dan pematangan. Pada fase ini sebagian anakan akan mati dan tidak menghasilkan malai. Pemberian pupuk dan varietas pada umur 7, 9 dan 12
mst, berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan. Tabel 4. Hasil uji Duncan terhadap jumlah anakan JA dan jumlah anakan
produktif JAP pada perlakuan pemupukan dan varietas Perlakuan
JA 3 mst JA 5 mst JA 7 mst
JA 9 mst JA 12 mst
JAP Pemupukan
P1 7.75a
13.50 11.50a
11.12a 10.92abc
10.00 P2
8.17a 13.79
11.17a 10.75a
10.08a 8.62
P3 7.42a
14.67 11.67a
10.92a 10.71ab
9.08 P4
7.62a 15.42
12.00a 12.04ab
11.25abc 10.17
P5 9.33b
16.71 15.67c
14.25c 12.29c
10.29 P6
8.21a 15.50
14.12b 12.88b
11.88bc 10.25
Varietas V1
7.12a 12.62a
10.43a 9.69a
9.08a 7.29a
V2 9.04b
17.24b 14.94b
14.29b 13.29b
12.18b Keterangan. Angka-angka yang diikuti huruf-huruf yang sama pada kolom yang
sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji Duncan 5 .
Jumlah anakan terbanyak terdapat pada perlakuan pemberian pupuk anorganik P5 dan berbeda nyata dengan perlakuan kontrol P1 dan perlakuan
commit to user
33
pemupukan lainnya. Hasil penelitian Oo et al. 2010 pada padi ketan hitam juga menunjukkan bahwa pemberian pupuk anorganik menghasilkan jumlah anakan
terbanyak, diikuti pemberian kombinasi pupuk anorganik dan organik apabila dibandingkan dengan kontrol atau pemberian pupuk organik saja.
Kemampuan tanaman padi membentuk anakan selain secara genetik berbeda, juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan cara budidaya.
Ketersediaan hara dalam tanah dan pemupukan sangat berpengaruh terhadap pembentukan anakan. Pembentukan anakan juga dapat dipengaruhi oleh kadar
nitrogen, fosfat, dan suhu air. Kadar nitrogen tanaman diatas 3,5 cukup untuk merangsang pembentukan anakan, kadar 2,5 pembentukan anakan terhenti dan
bila kadar N tanaman kurang 1,5 anakan-anakan akan mati. Apabila kadar fosfat batang utama kurang dari 0,25 , maka pembentukan anakan akan
terhenti. Jumlah anakan terbanyak akan dihasilkan apabila suhu air mencapai 15 – 16
C pada malam hari dan 31 C pada siang hari Murata dan Matsushima
1978 cit. Makarim dan Suhartatik 2009. Pada sistem budidaya organik pemberian pupuk Kandang sapi dan Azolla, diduga ketersediaan N, P, dan K
lebih lambat baik dari segi kuantitas dibanding pemberian pupuk anorganik. Pembentukan anakan maksimum berkaitan erat dengan
ketersediaan nitrogen dan kelarutan fosfor yang lebih banyak Doberman and Fairhurst 2000 yang
akan menunjang perkembangan akar dan anakan. Anakan produktif merupakan anakan yang menghasilkan malai.
Banyaknya anakan produktif akan menentukan hasil produksi suatu tanaman. Jumlah anakan produktif diamati saat tanaman berumur 12 mst untuk varietas 1
dan umur 13 mst untuk varietas 2. Banyaknya anakan produktif akan berkaitan
commit to user
34
dengan jumlah anakan yang ditentukan oleh ketersediaan N dan P Oo et al. 2010.
Hasil analisis sidik ragam lampiran 4 menunjukkan bahwa varietas memberikan pengaruh nyata, pemberian pupuk dan interaksi kedua faktor
perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah anakan produktif. Gambar 4. menunjukkan jumlah anakan yang dihasilkan oleh varietas 1 dan
varietas 2 pada umur 3 – 12 mst dan jumlah anakan produktifnya. Rata-rata jumlah anakan produktif untuk varietas 1 adalah 7,29 dan varietas 2 adalah 12,18
buah. Hal ini berarti bahwa apabila diinginkan jumlah anakan produktif yang banyak, maka perlu menggunakan varietas 2.
Gambar 4. Pengaruh varietas terhadap jumlah anakan JA dan jumlah anakan
produktif JAP
3. Indeks Luas Daun ILD