53
kriterium. Uji ini dilakukan dengan teknik analisis varians. Adapun hasil dari analisis varians data kekuatan tangan, panjang lengan, tinggi badan dan ketepatan
pukulan smash penuh dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4
Rangkuman Uji Linieritas Variabel Data Penelitian Menggunakan Anava Variabel F
hitung
Sig. Keterangan
X
1
– Y 16,002
0,000 Linier
X
2
– Y 13,586
0,001 Linier
X
3
– Y 10,300
0,003 Linier
Sumber : Hasil Analisis Data Penelitian Hasil uji linieritas data antara X
1
, X
2
, dan X
3
dengan Y diperoleh F
hitung
dengan signifikansi yang lebih kecil dari 0,05, maka variabel prediktor penelitian yaitu variabel kekuatan tangan, panjang lengan, dan tinggi badan dengan
ketepatan pukulan smash penuh dapat dinyatakan linier.
4.1.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis penelitian yang mengkaji hubungan antara kekuatan tangan, panjang lengan, dan tinggi badan dengan ketepatan pukulan smash penuh
dilakukan dengan analisis hubungan menggunakan teknik regresi. Perhitungan
statistik dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 12. Adapun
hasil perhitungan analisis data tersaji pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5
Ringkasan Hasil Analisis Regresi antara Kekuatan Tangan, Panjang Lengan dan Tinggi Badan Dengan Ketepatan Pukulan Smash Penuh
Sumber variasi R
R Square df 1
df 2 F
hitung
F
tabel
X
1
dengan Y 0,560
0,314 1
35 16,002 4,12
X
2
dengan Y 0,529
0,280 1
35 13,586 4,12
X
3
dengan Y 0,477
0,227 1
35 10,300 4,12
X
123
dengan Y 0,682
0,465 1
33 9,566
3,89
54
Sumber : Hasil Analisis Data Penelitian 4.1.3.1
Hubungan Kekuatan Tangan terhadap Ketepatan Pukulan Smash Penuh Hasil analisis korelasi kekuatan tangan X
1
dengan ketepatan pukulan smash penuh Y diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,560. Keberartian dari
koefisien korelasi tersebut dapat diuji dengan menggunakan uji r pada α = 5
dengan n = 37 diperoleh r
tabel
= 0,325. Karena r
hitung
= 0,560 r
tabel
= 0,325, sehingga hipotesis nihil yang mengatakan “Tidak ada hubungan yang signifikan
antara kekuatan tangan dengan ketepatan pukulan smash penuh pada mahasiswa
IKK Bulutangkis FIK UNNES tahun 2008, di tolak”, dengan demikian hipotesis
alternatif yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kekuatan tangan dengan ketepatan pukulan smash penuh pada mahasiswa IKK Bulutangkis
FIK UNNES tahun 2008 di terima.
Bentuk hubungan antara kekuatan tangan dengan ketepatan pukulan smash penuh dapat digambarkan dari persamaan regresi yang diperoleh yaitu : Y =
21,994 + 560X
1
. Uji keberartian persamaan regresi dengan uji F diperoleh F
hitung
= 16,002 F
tabel
= 4,12 yang berarti persamaan tersebut signifikan dan dapat digunakan menggambarkan bentuk hubungan kekuatan tangan dengan ketepatan
pukulan smash penuh. Adapun bentuk hubungan tersebut adalah setiap terjadi kenaikan kekuatan tangan sebesar 1 satuan, maka akan diikuti dengan
meningkatnya ketepatan pukulan smash penuh sebesar 0,560 satuan pada konstanta 16,002 sebaliknya setiap terjadi penurunan kekuatan tangan sebesar 1
satuan, maka akan diikuti dengan menurunnya ketepatan pukulan smash penuh sebesar 0,560 satuan pada konstanta 16,002.
55
4.1.3.2 Hubungan Panjang lengan dengan Ketepatan Pukulan Smash Penuh
Hasil analisis korelasi panjang tangan X
2
dengan ketepatan pukulan smash penuh Y diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,529. Keberartian dari koefisien
korelasi tersebut dapat diuji dengan menggunakan uji r. pada α = 5 dengan n =
30 diperoleh r
tabel
= 0,529. Karena r
hitung
= 0,529 r
tabel
= 0,325, sehingga hipotesis nihil yang mengatakan “Tidak ada hubungan yang signifikan antara panjang
lengan dengan ketepatan pukulan smash penuh pada mahasiswa IKK Bulutangkis
FIK UNNES tahun 2008, di tolak”, dengan demikian hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara panjang lengan dengan ketepatan pukulan smash penuh pada mahasiswa IKK Bulutangkis FIK UNNES
tahun 2008.di terima.
Bentuk hubungan antara panjang lengan dengan ketepatan pukulan smash penuh dapat digambarkan dari persamaan regresi yang diperoleh yaitu : Y =
23,559 + 0,529X
2
. Uji keberartian persamaan regresi dengan uji F diperoleh F
hitung
= 13,586 F
tabel
= 4,12 yang berarti persamaan tersebut signifikan sehingga dapat digunakan untuk menggambarkan bentuk hubungan panjang lengan dengan
ketepatan pukulan smash penuh. Adapun bentuk hubungan tersebut adalah setiap terjadi kenaikan panjang lengan sebesar 1 satuan, maka akan diikuti dengan
meningkatnya ketepatan pukulan smash penuh sebesar 0,529 satuan pada konstanta 23,559 sebaliknya setiap terjadi penurunan panjang lengan sebesar 1
satuan, maka akan diikuti dengan menurunnya ketepatan pukulan smash penuh sebesar 0,529 satuan pada konstanta 23,559.
4.1.3.3 Hubungan Tinggi Badan dengan Ketepatan Pukulan Smash Penuh
56
Hasil analisis korelasi tinggi badan X
3
dengan ketepatan pukulan smash penuh Y diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,477. Keberartian dari koefisien
korelasi tersebut dapat diuji dengan menggunakan uji r pada α = 5 dengan n =
37 diperoleh r
tabel
= 0,325. Karena r
hitung
= 0,447 r
tabel
= 0,325, sehingga hipotesis nihil yang mengatakan “Tidak ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan
dengan ketepatan pukulan smash penuh pada mahasiswa IKK Bulutangkis FIK
UNNES tahun 2008, di tolak”, dengan demikian hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan ketepatan pukulan smash penuh pada mahasiswa IKK Bulutangkis FIK UNNES
tahun 2008 di terima.
Bentuk hubungan antara tinggi badan dengan ketepatan pukulan smash penuh dapat digambarkan dari persamaan regresi yang diperoleh yaitu : Y =
26,159 + 0,477X
3
. Uji keberartian persamaan regresi dengan uji F diperoleh F
hitung
= 10,300 F
tabel
= 4,12 yang berarti persamaan tersebut signifikan dan dapat digunakan menggambarkan bentuk hubungan tinggi badan dengan ketepatan
pukulan smash penuh. Adapun bentuk hubungan tersebut adalah setiap terjadi kenaikan tinggi badan sebesar 1 satuan, maka akan diikuti dengan meningkatnya
ketepatan pukulan smash penuh sebesar 0,477 satuan pada konstanta 26,159 sebaliknya setiap terjadi penurunan tinggi badan sebesar 1 satuan, maka akan
diikuti dengan menurunnya ketepatan pukulan smash penuh sebesar 0,477 satuan pada konstanta 26,159.
4.1.3.4 Hubungan Kekuatan Tangan, Panjang lengan Dan Tinggi Badan Dengan
Ketepatan Pukulan Smash Penuh
57
Hasil analisis regresi ganda antara kekuatan tangan, panjang lengan dan tinggi badan dengan ketepatan pukulan smash penuh diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0,682. Uji keberartian koefisien korelasi ganda dengan uji F diperoleh F
hitung
= 9,566 F
tabel
= 3,89 untuk α = 5 dengan dk 3:33, sehingga hipotesis
nihil yang mengatakan “Tidak ada hubungan yang signifikan antara kekuatan tangan, panjang lengan, dan tinggi badan dengan ketepatan pukulan smash penuh
pada mahasiswa IKK Bulutangkis FIK UNNES tahun 2008, di tolak”, dengan
demikian hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kekuatan tangan, panjang lengan, dan tinggi badan dengan
ketepatan pukulan smash penuh pada mahasiswa IKK Bulutangkis FIK UNNES
tahun 2008.di terima.
Bentuk hubungan antara kekuatan tangan, panjang lengan dan tinggi badan dengan ketepatan pukulan smash penuh dapat digambarkan dari persamaan regresi
yang diperoleh yaitu : Y = 6,592 + 0,433X
1
+ 0,291X
2
+ 0,144X
3
. Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa setiap terjadi kenaikan kekuatan tangan, panjang
lengan dan tinggi badan secara bersama-sama sebesar 1 satuan, maka akan diikuti dengan meningkatnya ketepatan pukulan smash penuh sebesar
0,433+0,291+0,144 satuan pada konstanta 6,592 dan sebaliknya setiap terjadi penurunan kekuatan tangan, panjang tangan dan tinggi badan secara bersama-
sama sebesar 1 satuan , maka akan diikuti dengan menurunnya ketepatan pukulan smash penuh sebesar 0,433+0,291+0,144 satuan pada konstanta 6,592.
Besarnya sumbangan dari kekuatan tangan X
1
, panjang lengan X
2
dan tinggi badan X
2
dengan ketepatan pukulan smash penuh Y secara bersama-
58
sama atau secara simultan dapat diketahui dari koefisien determinasi ganda. Berdasarkan hasil analisis diperoleh harga koefisien determinasi sebesar 0,465.
Dengan demikian besarnya sumbangan kekuatan tangan X
1
, panjang lengan X
2
dan tinggi badan X
2
dengan ketepatan pukulan smash penuh Y adalah 49,5 dan selebihnya yaitu 53,5 dari ketepatan pukulan smash penuh Y dipengaruhi
faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Besarnya hubungan dari masing-masing variabel bebas dengan variabel
terikat dapat diketahui dari sumbangan efektif masing-masing variabel bebas. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hubungan efektif kekuatan tangan X
1
dengan ketepatan pukulan smash penuh Y sebesar 27,2, hubungan efektif panjang lengan X
2
dengan ketepatan pukulan smash penuh Y sebesar 15,4 dan hubungan efektif tinggi badan X
3
dngan ketepatan pukulan smash penuh Y sebesar 6,9. Dengan demikian terlihat bahwa kekuatan tangan memberikan
sumbangan lebih besar terhadap ketepatan pukulan smash penuh dibandingkan panjang lengan dan tinggi badan.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama kekuatan tangan, panjang lengan dan
tinggi badan berhubungan secara signifikan dengan ketepatan pukulan smash penuh pada mahasiswa IKK Bulutangkis FIK UNNES tahun 2008. Terkait dengan
temuan yang diperoleh dari penelitian ini, maka dapat dibahas hal-hal sebagai berikut:
4.2.1 Hubungan Kekuatan Tangan dengan Ketepatan Pukulan Smash Penuh