9
a. Sebagai landasan hukum
legal base
; b.
Sebagai instrumen untuk menjamin kepastian hukum; c.
Sebagai instrumen untuk melindungi kepentingan; dan d.
Sebagai alat bukti dalam hal ada klaim.
5. Macam Izin
Sejalan dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah, ditetapkan bahwa daerah diberi kebebasan untuk menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri. Hal tersebut oleh
pemerintah daerah kemudian dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dengan memberlakukan suatu ketentuan tentang perizinan. Ketentuan
tentang perizinan tersebut diadakan bukan hanya sebagai sumber pendapatan daerah, namun juga dimaksudkan untuk mewujudkan tertib administrasi dalam
melaksanakan pembangunan di daerah. Salah satu contoh untuk merealisasikan maksud itu, maka pemerintah daerah memberlakukan pengelompokan
perizinan
B. Tinjauan tentang Penyandang Disabilitas 1. Penyandang Disabilitas
Secara yuridis pengertian penyandang cacat diatur dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat, yaitu
setiap orang yang mempunyai kelainan fisik danatau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk
melakukan kegiatan secara selayaknya, yang terdiri dari penyandang cacat fisik, penyandang cacat mental, penyandang cacat fisik dan mental.
2. Derajat Kecacatan
Pasal 7 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 104MENKESPERII1999 tentang Rehabilitasi Medik mengatur bahwa
derajat kecacatan dinilai berdasarkan keterbatasan kemampuan seseorang dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, yang dapat dikelompokkan dalam :
a. Derajat cacat 1 : mampu melaksanakan aktivitas atau mempertahankan
sikap dari kesulitan. b.
Derajat cacat 2 : mampu melaksanakan kegiatan atau mempertahankan sikap dengan bantuan alat bantu.
c. Derajat cacat 3 : dalam melaksanakan aktivitas, sebagian memerlukan
bantuan orang lain dengan atau alat bantu. d.
Derajat cacat 4 : dalam melaksanakan aktivitas tergantung penuh terhadap pengawasan orang lain.
e. Derajat cacat 5 : tidak mampu melakukan aktivitas tanpa bantuan penuh
orang lain dan tersedianya lingkungan khusus. f.
Derajat cacat 6 : tidak mampu penuh melaksanakan kegiatan sehari-hari meskipun dibantu penuh orang lain.
6
Ibid. hlm. 22-24.