Klasifikasi dan Struktur Cacing Tanah

aneciqueik mempunyai bobot yang paling berat dari kelompok lainnya, dengan kebiasaan makan dan membuang kotoran di permukaan tanah, sehingga berperan dalam meningkatkan kesuburan tanah lapisan atas. Keberadaan cacing tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah, karena melalui aktifitasnya di tanah dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah Palungkun, 1999. Cacing tanah tidak memiliki mata, tetapi di tubuhnya terdapat prostomium. Prostomium merupakan organ syaraf perasa dan berbentuk seperti bibir. Organ ini terbentuk dari tonjolan daging yang dapat menutupi lubang mulut. Prostosium membuat cacing tanah peka terhadap benda-benda di sekelilingnya, hal tersebut menyebabkan cacing tanah dapat menemukan bahan organik yang menjadi makanannya walaupun tidak memiliki mata Palungkun, 1999. Tubuh cacing tanah mengghasilkan lendir yang diproduksi oleh kelenjar lendir pada epidermis. Lendir ini berfungsi melapisi seluruh tubuh dan melicinkan saluran di dalam tanah agar cacing lebih mudah bergerak di tempat kasar. Dalam keadaan normal, cacing tanah keluar ke permukaan tanah pada malam hari untuk mencari makan dan siang hari untuk bersembunyi di lubang-lubang yang lembab Palungkun, 1999.

C. Klasifikasi dan Struktur Cacing Tanah

Cacing tanah Lumbricus rubellus tergolong dalam kelompok binatang avertebrata tidak bertulang belakang sehingga sering disebut binatang lunak. Di setiap segmen terdapat rambut yang keras berukuran pendek yang disebut setae. Segmentasi ini terjadi di luar mauoun di dalam meliputi otot, saraf, alat sirkulasi, alat sekresi maupun alat reproduksi Palungkun, 1999. Menurut Sugiri 1988 klasifikasi cacing tanah Lumbricus rubellus adalah sebagai berikut : Filum : Annelida Kelas : oligochaeta Ordo : Opisthophora Subordo : Lumbricina Famili : Lumbricide Genus : Lumbricus Spesies : Lumbricus rubellus Cacing tanah berbentuk gilig dan silinder. Tubuh bagian depan silindris, sedangkan bagian belakang memipih dorsoventral. Pada cacing tanah dewasa terdapat k;itelum dari segmen 32-37. Kletelum ini berupa pembesaran permukaan tubuh yang melingkar seperti kalung yang dalam pembentukan kokon. Pada cacing yang masih muda, klitelum belum dapat terlihat karena baru terbentuk saat cacing mencapai dewasa kelamin yaitu 2,5- 3 bulan Palungkun, 1999. Alat pencernaan makanan pada cacing tanah berupa saluran yang memanjang. Organ pencernaan cacing terdiri dari prostomium yang merupakan organ syaraf perasa berbentuk seperti bibir, faring, esofagus, tembolok, lambung otot ampela, usus dan anus. Prostomium terdapat pada bagian anterior tubuhnya. Adanya prostomium menyebabkan cacing tanah lebih peka terhadap benda-benda di sekelilingnya, sehingga dapat menemukan bahan-bahan organik sebagai bahan makanannya Palungkun, 1999. Cacing tanah bersifat hemaprodit, artinya cacing tanah memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam satu tubuh, tetapi hewan ini tidak dapat membuahi dirinya sendiri. Alat kelamin betina terdiri atas sepasang ovari yang terletak pada segmen ke-13 di bagian depan, sepasang infundiblum yang masing-masing bermuara dalam kantong telur yang terletak pada bagian depan segmen ke-14. Dari setiap kantong telur timbul sebuah ovidak yang bermuara keluar pada segmen 14. Alat kelamin jantan terdiri atas dua pasang testes setiap pasang testes terletak pada segmen 10 dan segmen 11 dan dua buah kantong testes. Dari setiap kantong testes timbul sebuah vaseferens yang bermuara dalam saluran sperma yang membujur di kanan dan di kiri dan berakhir pada forus genital pada segmen 15. Perkawinan terjadi pada malam hari. Pada saat kopulasi perkawinan, klitelum memegang peranan penting. Fungsi klitelum adalah sebagai organ kelamin sekunder pada cacing tanah mensekresikan lendir yang berguna untuk menyelelubungi perlekatan cacing pertama dengan pasangannya, melindungi dan melancarkan jalannya spermatozoa pada saat kopulasi serta membentuk dinding kokon Palungkun, 1999. Siklus hidup cacing tanah dimulai dari kokon, cacing muda atau juvenil, cacing produkstif dan cacing tua. Lama siklus hidup ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, keberadaan cadangan makanan dan jenis cacing tanah. Cacing tanah mulai berkekmbang dari kokon. Kokon yang baru keluar dari tubuh cacing umumnya berwarna kuning kehijauan dan akan berubah menjadi kemerahan sewaktu akan menetas. Kokon akan menetas sekiar 14-21 hari setelah terlepas dari tubuh cacing tanah. Setelah menetas cacing tanah muda ini akan hidup dan dapat mencapai dewasa kelamin dalam waktu 2,5-3 bulan. Saat dewasa kelamin, cacing tanah akan kawin yang berlangsung selama 6-10 hari dan menghasilkan kokon Palungkun, 1999.

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hidup Cacing Tanah