15 kurangnya 85 dari luas seluruh areal tanah yang akan dikonsolidasikan
menyatakan persetujuannya. Dalam rangka pelaksanaan penataan dan penggunaan tanah obyek
konsolidasi tanah perkotaan, para peserta atau pemilik tanah menyerahkan sebagian tanahnya sebagai sumbangan tanah untuk pembangunan yang akan
dipergunakan untuk prasarana jalan dan fasilitas umum lainnya. Besarnya sumbangan tanah untuk pembangunan tersebut ditetapkan berdasarkan
kesepakatan bersama peserta konsolidasi tanah dengan mengacu kepada rencana tata ruang daerah. Ketentuan tersebut berpedoman pada Pasal 6 Peraturan Kepala
BPN No. 4 Tahun 1991. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat penulisan
hukum dalam bentuk skripsi dengan judul: “PELAKSANAAN KONSOLIDASI TANAH PERKOTAAN SECARA
SWADAYA DALAM
RANGKA PENINGKATAN
KUALITAS LINGKUNGAN
PERMUKIMAN STUDI
KASUS DI
DESA NAMBANGAN KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI”
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang jelas dapat menghindari pengumpulan data yang tidak diperlukan peneliti sehingga penelitian akan lebih terfokus dan terarah pada
tujuan yang akan dicapai. Rumusan masalah dapat memudahkan penulis dalam pengumpulan data, menyusun, dan menganalisisnya sehingga penelitian dapat
dilaksanakan secara mendalam sesuai dengan sasaran yang dikehendaki. Secara teoritis, pelaksanaan konsolidasi tanah perkotaan secara swadaya
dapat meningkatkan kualitas permukiman ditentukan oleh peraturan perundang- undangan mengenai konsolidasi tanah perkotaan, struktur organisasi pelaksana
konsolidasi tanah perkotaan, dan visi misi Kantor Pertanahan Kabupaten Kota mengenai fungsi tanah di dalam pelaksanaan konsolidasi tanah perkotaan.
16 Berdasarkan asumsi teoritis tersebut diatas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Apakah pelaksanaan konsolidasi tanah perkotaan secara swadaya dapat meningkatkan kualitas lingkungan permukiman di Desa Nambangan,
Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri? 2.
Apakah peraturan perundang-undangan mengenai konsolidasi tanah perkotaan sudah memadai untuk meningkatkan kualitas lingkungan
permukiman? 3.
Apakah struktur organisasi Satuan Tugas Pelaksana Konsolidasi Tanah Perkotaan Kabupaten Wonogiri sudah efisien sehingga dapat terwujud
kualitas lingkungan permukiman yang baik? 4.
Apa visi dan misi Kantor Pertanahan Kabupaten Wonogiri mengenai fungsi tanah di dalam pelaksanaan konsolidasi tanah perkotaan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan target yang ingin dicapai sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi tujuan obyektif maupun untuk memenuhi
kebutuhan perseorangan tujuan subyektif. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Tujuan Obyektif
a. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan konsolidasi tanah perkotaan
secara swadaya dapat meningkatkan kualitas lingkungan permukiman di Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.
b. Untuk mengetahui apakah peraturan perundang-undangan mengenai
konsolidasi tanah perkotaan sudah memadai untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman.
c. Untuk mengetahui apakah struktur organisasi Satuan Tugas Pelaksanaan
Konsolidasi Tanah Perkotaan Kabupaten Wonogiri sudah efisien sehingga dapat terwujud kualitas lingkungan permukiman yang baik.
17 d.
Untuk mengetahui apa visi dan misi Kantor Pertanahan Kabupaten Wonogiri mengenai fungsi tanah di dalam pelaksanaan konsolidasi tanah
perkotaan. 2.
Tujuan Subyektif a.
Untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan jelas sebagai bahan untuk menyusun penelitian hukum sebagai persyaratan dalam mencapai gelar
kesarjanaan di bidang Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. b.
Untuk menambah pengetahuan penulis mengenai Hukum Agraria dan Hukum Lingkungan terutama tentang konsolidasi tanah perkotaan.
D. Manfaat Penelitian