HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Alternatif pertama pemberian skor pemecahan masalah 27 Tabel 2.2. Alternatif kedua pemberian skor pemecahan masalah 28 Tabel 3.1. Norma Absolut Skala Lima 56 Tabel 3.2. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa 57 Tabel 3.3. Indikator Kinerja Kemampuan Pemecahan Masalah 70 Tabel 3.4. Kategori Kriteria Indikator Kinerja 70 Tabel 4.1.Deskripsi TKPM Siswa Berdasarkan Hasil Tes Diagnostik Awal 72 Tabel 4.2. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah pada TKPM I 77 Tabel 4.3. Tingkat Kemampuan Merencanakan Masalah pada TKPM I 78 Tabel 4.4. Tingkat Kemampuan Melaksanakan Rencana pada TKPM I 78 Tabel 4.5. Tingkat Kemampuan Memeriksa Kembali pada TKPM I 79 Tabel 4.6. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah pada TKPM II 87 Tabel 4.7. Tingkat Kemampuan Merencanakan Masalah pada TKPM I 88 Tabel 4.8. Tingkat Kemampuan Melaksanakan Rencana pada TKPM II 88 Tabel 4.9. Tingkat Kemampuan Memeriksa Kembali pada TKPM II 89 Tabel 4.10 Hasil TKPM I 91 Tabel 4.11 Hasil Kemampuan Tes Diagnostik, TKPM I dan TKPM II 92 Tabel 4.12 Deskripsi Hasil Pengelolaan Pembelajaran pada Siklus I, Siklus II 94 Tabel 4.13 Deskripsi Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran Metakognitif pada Siklus I dan Siklus II yang mengacu pada Pemecahan Masalah 96 Tabel 4.14 Rekap Tindakan 100 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif 31 Gambar 2.2. Kubus ABCD.EFGH 32 Gambar 2.3. Alas kubus ABCD dan atap kubus EFGH 33 Gambar 2.4.i. Sisi depan ABFE dan belakang DCGH 33 Gambar 2.4.ii Sisi kiri ADHE dan sisi kanan BCGF 33 Gambar 2.5. Rusuk alas dan rusuk atas kubus ABCD.EFGH 34 Gambar 2.6. Rusuk tegak kubus ABCD.EFGH 34 Gambar 2.7. Titik sudut kubus ABCD.EFGH 35 Gambar 2.8.i. Diagonal sisi ABCD.EFGH 35 Gambar 2.8.ii Diagonal sisi ABCD.EFGH 36 Gambar 2.9. Bidang diagonal kubus ABCD.EFGH 37 Gambar 2.10. Diagonal ruang ABCD.EFGH 38 Gambar 2.11. Balok ABCD.EFGH 38 Gambar 2.12 Jaring – jaring kubus ABCD.EFGH 41 Gambar 2.13 Jaring – jaring balok ABCD.EFGH 42 Gambar 3.1 Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas 69 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Siklus 1 106 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Siklus 1 114 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 Siklus 1 122 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 Siklus 2 129 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 5 Siklus 2 138 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 6 Siklus 2 146 Lampiran 7. LAS 1 Siklus 1 152 Lampiran 8. LAS 2 Siklus 1 157 Lampiran 9. LAS 3 Siklus 1 161 Lampiran 10. LAS 4 Siklus 2 164 Lampiran 11. LAS 5 Siklus 2 168 Lampiran 12. LAS 6 Siklus 2 173 Lampiran 13. Alternatif Jawaban LAS 1 Siklus 1 177 Lampiran 14. Alternatif Jawaban LAS 2 Siklus 1 181 Lampiran 15. Alternatif Jawaban LAS 3 Siklus 1 184 Lampiran 16. Alternatif Jawaban LAS 4 Siklus 2 187 Lampiran 17. Alternatif Jawaban LAS 5 Siklus 2 190 Lampiran 18. Alternatif Jawaban LAS 6 Siklus 2 194 Lampiran 19. Tes Diagnostik 197 Lampiran 20. Alternatif Jawaban Tes Diagnostik 199 Lampiran 21. Lembar Validitas 1 Tes Diagnostik 203 Lampiran 22. Lembar Validitas 2 Tes Diagnostik 204 Lampiran 23. Lembar Validitas 3 Tes Diagnostik 205 Lampiran 24. Kisi – kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 206 Lampiran 25. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 207 Lampiran 26. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 209 Lampiran 27. Lembar Validitas 1 TKPM I 214 Lampiran 28. Lembar Validitas 2 TKPM I 215 Lampiran 29. Lembar Validitas 3 TKPM I 216 Lampiran 30. Kisi – kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 217 Lampiran 31. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 218 Lampiran 32. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 220 Lampiran 33. Lembar Validitas 1 TKPM II 223 Lampiran 34. Lembar Validitas 2 TKPM II 224 Lampiran 35. Lembar Validitas 3 TKPM II 225 Lampiran 36. Lembar Observasi 1 Siklus 1 226 Lampiran 37. Lembar Observasi 2 Siklus 1 228 Lampiran 38. Lembar Observasi 3 Siklus 1 230 Lampiran 39. Lembar Observasi 4 Siklus 2 232 Lampiran 40. Lembar Observasi 5 Siklus 2 234 Lampiran 41. Lembar Observasi 6 Siklus 2 236 Lampiran 42. Daftar Nilai TKPM I Aspek Memahami Masalah 238 Lampiran 43. Daftar Nilai TKPM I Aspek Merencanakan Penyelesaian 240 Lampiran 44. Daftar Nilai TKPM I Aspek Penyelesaian Masalah 242 Lampiran 45. Daftar Nilai TKPM I Aspek Memeriksa Kembali 244 Lampiran 46. Dokumentasi 246

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia didunia. Oleh sebab itu, hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu juga Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Hal ini dapat dilihat dari isi Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu pendidik paling berpengaruh pada awal abad ke – 20 adalah seorang filsuf, John Dewey. Ia percaya bahwa pendidikan merupakan sebuah proses dinamis dan berkelanjutan yang bertugas memenuhi kebutuhan siswa dan guru yang sesuai dengan minat mereka masing – masing. Pendidikan memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan minat siswa, memperluas dan mengembangkan horizon kelilmuan mereka dan membantu mereka agar mampu menjawab tantangan dan gagasan baru di masa mendatang. Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih besifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu belajar untuk belajar. Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya. Dalam kehidupan masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada jangka pendek, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membekali untuk jangka panjang. Artinya, pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Pendidikan yang benar adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas. Memasuki abad ke – 21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas Sumber Daya Manusia SDM yang mampu bersaing di era global. Upaya yang tepat untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas dan satu – satunya wadah yang dapat dipandang dan seyogyanya berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan – perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang. Namun fakta dilapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, di samping itu matematika juga merupakan faktor pendukung dalam laju perkembangan dan persaingan di berbagai bidang. Matematika lahir karena dorongan kebutuhan manusia, dengan bantuan matematika, banyak peristiwa atau kejadian alam semesta ini dapat dipelajari. Sebagai ilmu dasar, matematika dewasa ini telah berkembang amat pesat, baik materi maupun kegunaannya. Sehingga dalam pembelajaranya di sekolah harus memperhatikan perkembangan matematika itu sendiri. Baik masa lalu, masa sekarang maupun kemungkinan-kemungkinannya untuk masa depan. Namun hal ini kurang dapat dukungan baik dari segi kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa dan khususnya penerapan pembelajaran yang digunakan. Sehingga hasil belajar matematika siswa masih saja rendah. Matematika merupakan bagian dari kehidupan manusia karena belajar matematika pada dasarnya belajar berbuat dan berpikir matematika. Ini sesuai