Hubungan Penerapan Strategi Movie Learning Dengan Minat Belajar Pai Siswa

HUBUNGAN PENERAPAN STRATEGI MOVIE
LEARNING DENGAN MINAT BELAJAR PAI SISWA
(STUDI DI SDS. PELITA BANGSA PAMULANG BARAT TANGERANG SELATAN)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S. Pd.I)

Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

OLEH
Nazar Fachriansyah
NIM 108011000156

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1434 H/2013


ABSTRAK
Hubungan Penerapan Strategi Movie Learning Dengan Minat Belajar PAI
Siswa (Studi Di SDS. Pelita Bangsa Pamulang Barat Tangerang Selatan)
Kata Kunci: Strategi Movie Learning, Minat Belajar PAI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penerapan strategi
movie learning di kelas dengan minat siswa belajar PAI siswa,. Penelitian ini
dilaksanakan selama 10 hari terhitung dari tanggal 5-15 februari 2013 di SDS. Pelita
Bangsa Pamulang Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey
dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling.
Instrument penelitian yang digunakan adalah angket/kuesioner dengan bentuk pilihan
ganda. Sedangkan tehnik korelasi yang digunakan adalah product moment. Hasil yang
ditemukan dalam penelitian ini bahwa tidak terdapat hubungan antara penerapan
strategi movie learning dengan minat siswa pada pembelajaran PAI di kelas VI.
Hasi penelitian Penerapan strategi movie learning di kelas VI ternyata kurang
tepat diterapkan

oleh guru PAI, hal ini ditunjukkan dari siswa yang menjawab

jawaban alternatif “kurang tepat” sebanyak 78.57 % dan hanya 7.15 % yang
menjawab tepat diterapkannya strategi movie learning pada pembelajaran PAI. Dan

mayoritas siswa kelas VI memiliki minat belajar PAI yang cukup, sebanyak 53.57 %,
dan hanya 3.57 % yang memiliki minat yang baik serta 42.86 % siswa kurang
minatnya pada pembelajaran PAI.

NAZAR FACHRIANSYAH (PAI)

i

KATA PENGANTAR
Tiada kata yang lebih indah selain ucapan syukur kehadirat zat yang memiliki
Moral Realitas Tertinggi Tuhan Maha Mutlak yang kepada-Nya bergantung segala
sesuatu yaitu Allah SWT, dengan nikmat dan karunia-Nyalah maka skripsi ini dapat
diselesaikan. Sholawat beriring salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah berhasil membawa umat manusia keluar dari zaman
kebodohan menuju zaman yang penuh dengan kecanggihan teknologi.
Penelitian skripsi ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 yang bertempat
di SDS PELITA BANGSA JL.Surya Kencana Gg.Ketapang1, Pamulang Barat.
Alhamdulillah pada pelaksanaannya berjalan dengan baik dan lancar. Dengan
berkat rahmat dan inayah Allah SWT, maka selesailah skripsi yang berjudul
“HUBUNGAN PENERAPAN STRATEGI MOVIE LEARNING DENGAN

MINAT BELAJAR PAI SISWA”
Semua ini takkan tercapai tanpa adanya usaha, perjuangan, dorongan, dan
do’a serta tawakkal kepada Sang Pencipta. Maka pada kesempatan kali ini, penulis
menghaturkan dan mengucapkan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua
pihak yang terkait, yang telah membantu dan mendukung terlaksananya kegiatan ini.
Rasa terima kasih yang sangat, dihaturkan kepada :

1. Prof . Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, M.A, Dekan Falkultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bahrissalim, M.Ag (Ketua Jurusan/Prodi) dan Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag
(Sekretaris/Prodi) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

ii

3. Tanenji, M.A sebagai dosen penasehat akademik kelas E PAI angkatan 2008
yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan nasehat dan motivasinya
dalam belajar.
4. Dra. Manerah yang dengan tulus meluangkan segenap waktu, tenaga dan
pikirannya untuk senantiasa membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Bapak Drs. H. Iin Saripudin (Kepala Sekolah) yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SDS PELITA
BANGSA.
6. Tarmizi S.Pd.I (guru PAI) yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian di kelas VI.
7. Orangtuaku tercinta dan tersayang yang senantiasa membantu penulis secara
moral/motivasi maupun material/biaya dalam penyusunan skripsi dan tidak
pernah sabar agar anaknya ini mendapatkan gelar S1 di kampus tercinta UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Guru dan sahabat-sahabat ku terhormat: Arif Wicaksono S.Pd.I, Dimas prastiyo,
Pandi Saputra S. Pd. I, dan teman-teman seperjuangan (kelas E-C PAI angkatan
2008) yang dengan tanpa henti memberikan motivasi, doa dan bantuannya dalam
segala hal.
9. Istriku Kholifah yang tercinta dan tersayang yang tiada hentinya memberikan
motivasi, doa agar segera meyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya, dengan ini penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada
kalian semua, semoga Bapak/Ibu dan teman-teman senantiasa dalam kesehatan total,
kaya raya dan kebahagian, segala kebaikan yang telah bapak/Ibu dan teman-teman

iii


berikan dapat bernilai ibadah dan dilipat-gandakan ganjaran kebaikannya oleh Allah
SWT. Amin.
Tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang tak luput dari salah dan
dosa. Maka pada kesempatan kali ini mohon agar dibukakan pintu maaf yang seluasluasnya atas kekurangan dan kealfaan yang telah dilakukan, semoga hal ini dapat
menjadi cermin dan cambuk seraya berharap agar apa yang telah dilakukan dapat
bermanfaat dan menjadi pengalaman yang berharga di masa yang akan datang.

Jakarta, 12 April 2013

Penulis

iv

DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. v
BAB I


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 6
C. Pembatasan Masalah .............................................................. 6
D. Perumusan Masalah .............................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 7
F. Kegunaan Hasil Penelitian …………………………………..

BAB II

KAJIAN

PUSTAKA,

KERANGKA

BERPIKIR

7


DAN

HIPOTESIS PENELITIAN.
A. Kajian Pustaka ..................................................................... 9
1......................................................................................
Strategi Movie Learning
a................................................................................. Peng
ertian Strategi Active Learning..................................... 9
b. ............................................................................... Fung
si dan Tujuan Strategi Movie Learning......................... 11
c................................................................................. Pema
nfaatan

Media

Film

atau

Movie


Sebagai

Media

Pembelajaran ............................................................... 15
d. ............................................................................... Kele
bihan dan Kelemahan Strategi Movie Learning ............ 17
e................................................................................. Lang
kah Penggunaan Film Atau Movie ............................... 18
2...................................................................................... Mina
t Belajar

v

a................................................................................. Peng

BAB III

ertian Minat Belajar .....................................................


21

b. Klasifikasi Minat Belajar .............................................

28

c. Indikator Minat Belajar ................................................

31

d. Cara Menumbuhkan Minat Belajar...............................

32

B. Kerangka Berfikir ................................................................

35

C. Hipotesis Penelitian ..............................................................


37

METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................

38

B. Metode Penelitian………………………………. .................. 38
C. Variabel Penelitian …………………………………………. 38
D. Populasi dan Sampel ……………………………………...... 39
E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………… 40
1. ..................................................................................... Obse
rvasi…………………………………………………......... 40
2. ..................................................................................... Angk
et atau kuesioner………………………………….. ........... 40
3. ..................................................................................... Waw
ancara………………………………… ............................. 43
F. Teknik Pengolahan, Analisis Dan Interpretasi Data…… .. 43
1...................................................................................... Tekn

ik pengolahan data………………………………….......... 43
a. Editing………………………………… ..................... 43
b. Tabulating………………………………… ................ 43
2...................................................................................... Tekn
ik analisis data…………………………………................ 45
3...................................................................................... Tekn
ik interpretasi data………………………………… .......... 46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................. 48
vi

1.

Profil Sekolah ................................................................. 48

2.

Visi, Misi dan Sekolah ……………. ................................. 48

3.

Keadaan Siswa SDS PELITA BANGSA........................... 49

4.

Struktur Organisasi SDS PELITA BANGSA .................... 50

5.

Denah Bangunan SDS PELITA BANGSA........................ 51

6.

Keadaan Guru Dan Karyawan SDS PELITA BANGSA .... 51

7.

Sarana Dan Prasarana SDS PELITA BANGSA................. 53

B. Deskripsi Data ..................................................................... 57
C. Analisis dan Interpretasi Data ............................................. 58
1...................................................................................... Anali
sis data ............................................................................ 58
2...................................................................................... Inter
pretasi data ....................................................................... 62
D. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 63
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 64
B. Saran .................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
Lampiran-Lampiran
Lampiran 1: Angket/Kuisioner Penerapan Strategi Movie Learing Dalam
Pembelajaran PAI Di Kelas.
Lampiran 2: Angket/Kuisioner Pengukuran Minat Dalam Pembelajaran PAI
Di Kelas
Lampiran 3: Lembar Uji Referensi
Lampiran 4: Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 5: Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 6: Surat Rekomendasi Penelitian

Tabel-Tabel
Tabel 3.1 Kisi-Kisi angket penerapan strategi movie learning dan minat
pelajaran PAI
vii

Tabel 3.2 Untuk mengetahui frekuensi dan prosentase penerapan SML dan
minat siswa
Tabel 3.3 Pedoman interpretasi data secara kasar atau sederhana
Tabel 4.1 Keadaan siswa/siswi SDS PELITA BANGSA
Tabel 4.2 Data Guru
Tabel 4.3

Sarana dan Prasarana SDS PELITA BANGSA

Tabel 4.4

Frekuensi penerapan strategi aktif learning dan kreativitas siswa
berdasarkan data kelompokkan

Tabel 4.5

Tebel kerja atau tabel perhitungan untuk mencari angka indeks
korelasi antara variabel X dengan variable Y

Tabel 4.6

Ringkasan statistik X dengan Y

Gambar-gambar
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Gambar 4.2 Denah Bangunan

viii

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat,
pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi, dan
lain sebagainya, memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan
tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam
pengelolaan pendidikan dan pembelajaran.
Pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan tersebut
dimaksudkan agar dapat membantu proses pendidikan dalam pencapaian tujuan
pendidikan, yakni al-insan al-kamil. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah
mendapat perhatian yang sangat besar, terutama pendidikan di tingkat dasar dan
menengah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, sebagaimana dirumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang
berbunyi : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

2

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Kehadiran TI (teknologi informasi) tidak memberikan pilihan lain
kepada dunia pendidikan selain turut serta dalam memanfaatkannya. Menurut
Wahyu Purnomo pemanfaatan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar
dapat membuat proses pembelajaran lebih bermakna, pembelajaran yang
menyenangkan.2 Pembelajaran yang menyenangkan akan memiliki keunggulan
dalam meraih segala informasi secara utuh yang pada akhirnya akan
meningkatkan minat dan kemampuan siswa dalam belajar.
Minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan
kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja dapat
mempengaruhi tingkah laku seseorang. Tapi juga dapat mendorong seseorang
untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu.
Dalam kegiatan belajar, minat mempunyai peranan yang sangat
penting. Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar
terhadap objek yang di pelajari maka sulit diharapkan siswa dan perhatian yang
besar terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan
tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnnya. Sebaliknya, apabila siswa
tersebut belajar dengan minat dan perhatian besar terhadap objek yang dipelajari.
Maka hasil yang diperoleh lebih baik.
Interaksi proses belajar mengajar pada prinsipnya bergantung kepada
pendidikan dan peserta didik serta bagaiamana meningkatkan minat peserta didik
dalam interaksi proses belajar mengajar. Interaksi mengisyaratkan adanya aktifitas
peserta didik yang belajar maupun pendidik yang mengajar. Interaksi belajar
mengajar dapat dilihat pada saat proses belajar mengajar berlangsung di sekolah.
Di sekolah interaksi belajar mengajar terjadi antara guru dan siswa, maupun
antara siswa itu sendiri. Interaksi guru dan siswa merupakan faktor yang sangat
1

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3. h. 4
2
http://smkn1bansari.wordpress.com, Machfud Herman S, Pemanfaatan TI dalam
Kegiatan Belajar Mengajar, 21 Februari 2010, at 1:19 pm.

3

penting dalam menunjang keberhasilan studi. Karena bantuan guru kepada siswa
di dalam dan diluar pelajaran dapat berpengaruh. Terutama dorongan yang
bersifat psikis untuk penyelesaian tugas-tugas dan penyelesaian studi.
Manusia dengan segala kelemahan yang ada padanya tidak akan dapat
beragama islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan; tanpa bantuan
bimbingan pihak lain untuk selanjutnya mampu membimbing diriya sendiri.3
Yakni dalam kehidupan, manusia tidak akan dapat menjadi seorang muslim yang
kaffah dan mengetahui tentang ajaran agama islam tanpa melalui suatu proses
yaitu; pendidikan. karena islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang
sangat erat.
Dalam konteksnya sendiri pendidikan agama Islam, mempunyai
kualifikasi dalam memberikan kejelasan konseptual dari makna pendidikan.
Pendidikan agama Islam merupakan proses transformasi dan realisasi nilai-nilai
ajaran Islam melalui pembelajaran, baik formal maupun non formal kepada
masyarakat (peserta didik) untuk dihayati, dipahami serta diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari dalam rangka menyiapkan dan membimbing serta
mengarahkan agar nantinya mampu melaksanakan tugas kekhalifahan di muka
bumi dengan sebaik-baiknya.4 Untuk membentuk kepribadian muslim atau insan
kamil seperti apa yang menjadi tujuan pendidikan agama Islam tentunya
membutuhkan figure yang representatif untuk dijadikan acuan dalam mencapai
tujuan tersebut.
Pendidikan Agama Islam merupakan satu diantara sarana pembudayaan
(enkulturasi) masyarakat itu sendiri. Sebagai suatu sarana, Pendidikan Agama
Islam dapat difungsikan untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan
hidup manusia, (sebagai makhluk pribadi dan sosial) kepada titik optimal
kemampuan untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan

3

Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Agama Islam, (Ciputat, PT Logos Wancana Ilmu), cet.

2. h.1
4

Anita Khairun Nisa, Penerapan Contextual Teaching And Learning Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Islam Internasional Al Abidin
Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010, Skripsi Fakultas Pendidikan Islam (Tarbiyah), Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

4

hidup di akhirat.5 Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT salah satu
tujuannya untuk memperbaiki keadaan umat dengan ajaran agama Islam.
Rasulullah SAW sebagai pelaksana pendidikan Islam secara umum menuntun
umat keluar dari kegelapan menuju jalan yang terang.
Proses pembelajaran PAI di sekolah masih sebatas sebagai proses
penyampaian pengetahuan agama Islam. Ini berarti siswa hanya menerima materimateri PAI tanpa ada usaha menggali nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Akan tetapi, guru tidak hanya cukup menyampaikan materi pengetahuan kepada
siswa di kelas saja, tetapi dituntut untuk meningkatkan kemampuan guna
mendapatkan dan mengelola informasi yang sesuai dengan kebutuhan profesinya.
Tujuan dari mengajar bukan lagi usaha untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan, melainkan juga usaha menciptakan sistem lingkungan yang
membelajarkan subjek didik agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara optimal.
Mengajar dalam pemahaman ini memerlukan suatu strategi belajar
mengajar yang sesuai agar minat terhadap pelajaran semakin tinggi dan anak-anak
peserta didik dapat memahami pelajaran dengan baik. Mutu pengajaran
tergantung pada pemilihan strategi yang tepat dalam upaya mengembangkan
kreativitas dan sikap inovatif subjek didik. Untuk itu perlu dibina dan
dikembangkan kemampuan professional guru untuk mengelola program
pengajaran dengan strategi belajar yang kaya dengan variasi.6 Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Munif Chatib di dalam bukunya “Sebaik apa pun
kurikulumnya, sulit berhasil apabila tidak dijalankan dengan strategi pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan siswa-siswa”.7
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Dalam strategi pembelajaran, guru mengajar dan siswa belajar, berarti
dua proses atau jalan yang berbeda, artinya, ketika guru mengajar belum tentu
5

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung ; Pustaka Setia, 1997) .h.14
Dani Hidayat, Strategi Belajar Mengajar Dan Metode-Metode Serta Pemilihan Strategi
Pembelajaran, skripsi, Ma’had ‘Aly Persis Tasikmalaya Jurusan Pendidikan Agama Islam
semester IV. Tasikmalaya, 8 April 2010.
7
Munif Chatib, Sekolahnya manusia: (sekolah berbasis multiple intelligences di
Indonesia), bandung, PT Mizan Pustaka, 2009, h.110
6

5

siswanya belajar. Ketika siswa banyak melakukan aktivitas, itulah sebenarnya saat
siswa belajar.8 Maka, Untuk menjadiakan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih
aktif dan siswa tidak merasa jenuh dan ngantuk di dalamnya, dibutuhkanlah
inisiatif guru agar kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisiens,
yaitu dengan menggunakan media. Dan media akan menjadi lebih maksimal di
dalam penggunaannya apabila di dukung dengan suatu strategi pembelajaran yang
baik, jelas dan terkonsep.
Pengguanaan media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi
proses belajar siswa sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang lebih
baik. Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat menarik minat dan
memotivasi belajar siswa. Di dalam proses pelajaran sumber pesan dapat beragam
bentuk dan jenisnya maksudnya yang bertindak sebagai sumber penyampaian
pesan bisa saja guru, buku, atau sumber lainya pesan pembelajaran biasanya
materi atau bahan yang dapat disampaikan langsung ataupun melalui perantara
atau saluran, yaitu media, dan media akan menjadi suatu indikator atau alat media
dalam proses belajar mengajar yang baik apabila di dalam penggunaannya
mempunyai suatu strategi.
Maka dari itu, dalam Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan kualitas manusia seutuhnya, yang merupakan misi pendidikan
dan menjadi tanggung jawab professional setiap guru. Sebagaimana yang terdapat
di Dalam Undang-Undang RI no.23 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3
bab II tentang fungsi Pendidikan Nasional.9 Dan untuk mencapai tujuan
pembelajaran PAI yaitu adanya internalisasi pada diri siswa tentang nilai-nilai
ajaran Islam yang diajarkan secara mudah serta adanya keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran sehingga siswa tidak merasa jenuh, menjadikan belajar lebih
bermakna dan mampu mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari, maka
diperlukan suatu strategi pembelajaran yang jelas dan terkonsep dalam
8

Munif Chatib, Sekolahnya manusia: (sekolah berbasis multiple intelligences di
Indonesia),..… h.112
9
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Departemen Agama RI Kumpulan Undangundang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, 2007, h. 8

6

menggunakan media-media pembelajaran, seperti movie, gambar dan lain-lain
yang dapat dijadikan jalan keluar agar proses pembelajaran lebih efektif, efisien
dan tidak membosankan, serta dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan agama islam.
Untuk dapat mengetahui lebih dalam lagi, upaya seorang guru dalam
meningkatkan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran, khusunya pada
mata pelajaran pendidikan agama islam yang menggunakan strategi movie
learnig, maka peneliti ingin membahas tentang, Hubungan Penerapan Strategi
Movie Learning Dengan Minat Belajar PAI Siswa (Studi Di SDS. Pelita
Bangsa Pamulang Barat Tangerang Selatan) melalui sebuah tulisan skripsi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu:

1. Siswa merasa jenuh dalam mata pelajaran pendidikan agama islam yang
hanya mengunakan metode ceramah.
2.

Kurangnya kesadaran siswa dalam memahami
tujuan dan fungsi mata pelajaran pendidikan agama Islam dalam
membentuk karakter, akhlak dan sifat dalam kehidupan sehari-hari dan
makna hakikat ajaran agama Islam dalam kehidupan.

3.

Siswa

kurang

paham

dalam

mata

pelajaran

pendidikan agama Islam, pada waktu diterangkan oleh guru, karena Materi
PAI bersifat abstrak atau konsep-konsepnya berupa doktrin-doktrin.

C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah hanya pada :
1. Penerapan strategi movie learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam.

7

2. Minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
menggunakan Strategi Movie Learning.
D. Perumusan Masalah
Berikut ini dikemukakan beberapa pertanyaan penelitian yang
berkaitan dengan perumusan masalah:
1.

Bagaimana penerapan strategi movie learning dalam mata pelajaran
pendidikan agama Islam di sekolah ?

2.

Bagaimana minat belajar PAI siswa dengan menggunkana strategi movie
learning ?

3. Apakah terdapat hubungan antara penerapan strategi movie learning dengan
minat belajar siswa pada pembelajaran PAI ?

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui strategi movie learning yang di terapakan dalam Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.
2. Untuk mengetahui minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI dengan
menggunakan strategi movie learning.
3. Untuk mengetahui hubungan antara penerapan strategi movie learning
dengan minat belajar siswa pada pembelajaran PAI.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
1. Berguna untuk menyumbangkan pemikiran penulis dalam penggunaan
media pembelajaran, khususnya dalam penggunaan strategi movie learnig,
dalam proses belajar mengajar .
2. Menjadi referensi tambahan bagi sekolah yang diteliti.
3. Sebagai acuan bagi guru dalam menjelaskan pelajaran khususnya dalam
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.

8

4. Memberi gambaran bagi guru tentang strategi yang efektif dan efisien
dalam penyampaian materi pembelajaran atau di dalam proses belajar
mengajar.

9

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Strategi Movie Learning
a. Pengertian Strategi Movie Learning
Media Film merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame
demi frame di proyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada
layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat secara bergantian
sehingga menghasilkan visual yang kontinu. Sama halnya dengan Film, Video
dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-sama dengan suara
ilmiah/suara yang sesuai kemampuan Film dan Video melukiskan gambar hidup
dan suara memberikan gaya tarik tersendiri. Bertujuan untuk hiburan,
dokumentasi, dan pendidikan. Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan
proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan,
menyingkat dan memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap.
Strategi sendiri pada intinya adalah langkah-langkah terencana yang
bermakna luas dan mendalam yang dihasilkan dari sebuah proses pemikiran dan
perenungan yang mendalam berdasarkan pada teori dan pengalaman tertentu.10
10

Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup. 2009), h. 206.

10

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dihubungkan dengan mengajar, strategi bisa di artikan sebagai pola-pola umum
kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan.11
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal
berikut:
1) Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana
yang diharapkan
2) Memilih sistem pendekatan belajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat.
3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
dijadikan peganganan oleh guru dalam menunaikan kegiatan
mengajarnya.
4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasialn atau
kriteria serta keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh
guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang
selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem
intruksional yang bersankutan secara keseluruhan.

Sedangkan movie learning sendiri berasal dari kata Movie yang dalam
kamus bahasa Inggris artinya adalah gambaran, bioskop, film atau movie. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, film adalah selaput tipis yang dibuat dari
selulolid untuk tempat gambar negative (yang akan dibuat potret) atau untuk
tempat gambar positif (yang akan dimainkan dalam bioskop) lakon (cerita)
gambar hidup. Film atau movie secara sederhana dapat didefinisikan sebagai cerita

11
syaiful bahri Djamarah dan Aswan Zain, strategi belajar mengajar, (Jakarta: PT rineka
cipta, 2006), cet. III, h. 5.

11

yang dituturkan kepada penonton melalui rangkaian gambar bergerak. Menurut
Azhar Arsyad, film atau movie atau gambar hidup merupakan gambar-gambar
dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor
secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Sama halnya
dengan film atau movie, video dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak
bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.12 sedangkan learning
sendiri artinya pengetahuan.
Maka dari pengertian tesebut dapat diambil kesimpulan dari Strategi
movie learning yaitu strategi pembelajaran yang mengaitkan konsep pembelajaran
dengan tayangan film atau movie.13 Tentunya, target pembelajaran terangkum
dalam film atau movie tersebut. Strategi movie learning ini sangat berkesan sebab
mempunyai suatu kekuatan emosi.
Maka dari itu semua dapat di ambil kesimpulan bahwa pengertian
strategi movie learning adalah suatu landasan usaha untuk tercapainya kegiatan
belajar yang meyenangkan yang terangkum oleh sebuah film.
b. Fungsi dan Tujuan Strategi Movie Learning.
Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar.
Sedangkan Movie learning merupakan salah satu media dalam proses
pembelajaran yang mana mempunyai tujuan, yakni terkait dengan tiga hal yaitu
media pembelajaran sebagai sumber belajar, fungsi semantik, fungsi manipulati.
Dalam hubungan dengan media pembelajaran sebagai sumber belajar
dengan film secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar.
Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai
penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain.
Dalam hubungan film dengan fungsi semantik sebagai media yakni
kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal)
makna atau maksud benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik).
12

http://griyadownload.blogspot.com/2012/01/film atau movie-sebagai-mediapembelajaran.html
13
Munif chatib, Gurunya Manusia, Menjadikan Semua Anak Istimewa Dan Semua Anak
Juara, (Bandung, PT Mizan Pustaka, 2011), cet 1, h. 185-186.

12

Dalam hubungan film dengan fungsi manipulatif yang didasarkan pada
cirri-ciri (karakteristik) umum yang dimilikinya sebagaimana disebut diatas.
Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiliki dua kemampuan, yakni
mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi.
Pertama kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas
ruang dan waktu, yaitu :
a. Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan
dalam bentuk aslinya, seperti bencana alam.
b. Kemampuan media menjadikan objek atau persitiwa yag menyita waktu
panjang menjadi singkat, seperti proses metamorphosis, proses haji.
c. Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah
terjadi (terutama pada mata pelajaran sejarah) seperti peristiwa Nabi Nuh, Haji
Wada.
Kedua kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan
inderawi manusia yaitu:
a. Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati karena terlalu
kecil, seperti molekul, sel, atom, dan lain-lain.
b. Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau
terlalu cepat, seperti proses metamorphosis.
c. Membantu siswa dalam memahami objek yang memahami objek yang
membutuhkan kejelasan suara, seperti cara membaca Al-Qur’an.
d. Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu kompleks, misalnya
dengan memanfaatkan diagram, peta.14

Secara umum movie atau film sebagai media pembelajaran memiliki
beberapa fungsi, di antaranya adalah sebagai berikut.

14

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. (Jakarta: Gaung
Persada Press, November 2008), h. 36-43.

13

1. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain,
siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda atau peristiwa
sejarah.
2. Mengamati benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya
jauh, bahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di
hutan, keadaan dan kesibukan dipusat reactor nuklir, dan sebagainya.
3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda atau hal-hal yang sukar
diamati secara langsung karena ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil.
Misalnya, dengan potret, siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas
tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik dengan slide dan film,
siswa memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba, sebagainya.
4. Mendengar suara yang ditangkap dengan telinga secara langsung misalnya,
rekaman suara denyut jantung dan sebagainya.
5. Mengamati dengan teliti bintang-bintang yang sukar diamati secara langsung
karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potre, slide, film atau video,
siswa dapat mengamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar,
sebagainya.
6. Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk
didekati. Dengan slide, film, atau video, siswa dapat mengamati pelangi,
gunung meletus, pertempuran, sebagainya.
7. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak atau sukar
diawetkan. Dengan menggunakan model atau benda tiruan, siswa dapat
memperoleh gambaran yang jelas tentang organ-organ tubuh manusia, seperti
jantung, paru-paru, alat pencernaan, dan sebagainya.
8. Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model,
atau foto, siswa dapat dengan mudah membandingkan mudah dua benda yang
berbeda, seperti sifat, ukuran, warna, dan sebagainya.
9. Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat.
Dengan video, proses perkembangan katak dari telur sampai menjadi katak,
dapat diamati hanya dalam waktu beberapa menit. Bunga dari kuncup menjadi

14

mekar yang berlangsung beberapa hari, dengan bantuan film dapat diamati
hanya dalam beberapa detik.
10. Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat.
Dengan bantuan film atau video, siswa dapat mengamati secara jelas gaya
lompat tinggi, tehnik loncat indah, yang disajikan secara lambat atau pada saat
tertentu dihentikan.
11. Mengamati gerakan-gerakan mesin atau alat yang sukar diamati secara
langsung. Dengan film atau video, siswa dapat dengan mudah mengamati
jalannya mesin 4 tak, 2 tak, dan sebagainya.
12. Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari suatu alat. Dengan diagram,
bagan, model, siswa dapat mengamati bagian mesin yang sukar diamati secara
langsung.
13. Melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang atau lama.
Setelah siswa melihat proses penggilingan tebu di pabrik gula, mereka dapat
mengamati secara ringkas proses penggilingan tebu yang disajikan dengan
menggunakan film atau video (memantapkan hasil pengamatan).
14. Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu objek
secara serempak. Dengan siaran radio atau telivisi, ratusan, bahkan ribuan
siswa dapat mengikuti kuliah yang disajikan seorang narasumber dalam waktu
yang sama.
15. Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masingmasing. Dengan kemampuan kesempatan, dan kecepatan masing-masing.15

Yakni terkait dengan tiga hal, yaitu untuk tujuan kognitif, untuk tujuan
psikomotor, dan untuk tujuan afektif. Dalam hubungannya dengan tujuan kognitif,
film atau movie dapat digunakan untuk:
1) Mengajarkan pengenalan kembali atau pembedaan stimulasi gerak yang
relevan, seperti kecepatan obyek yang bergerak, dan sebagainya.
15

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung, CV Pustaka Setia, 2011), h. 246-248.

15

2) Mengajarkan aturan dan prinsip. Film atau movie dapat juga menunjukkan
deretan ungkapan verbal, seperti pada gambar diam dan media cetak.
Misalnya untuk mengajarkan arti ikhlas, ketabahan, dan sebagainya.
3) Memperlihatkan contoh model penampilan, terutama pada situasi yang
menunjukkan interaksi manusia.

Dalam hubungannya dengan tujuan psikomotor, film atau movie
digunakan untuk memperlihatkan contoh keterampilan gerak. Media ini juga
dapat memperlambat atau mempercepat gerak, mengajarkan cara menggunakan
suatu alat, cara mengerjakan suatu perbuatan, dan sebagainya. Selain itu, film atau
movie juga dapat memberikan umpan balik tertunda kepada siswa secara visual
untuk menunjukkan tingkat kemampuan mereka dalam mengerjakan keterampilan
gerak, setelah beberapa waktu kemudian.
Dengan hubungannya dengan tujuan afektif, film atau movie dapat
mempengaruhi emosi dan sikap seseorang, yakni dengan menggunakan berbagai
cara dan efek. Ia merupakan alat yang cocok untuk memperagakan informasi
afektif, baik melalui efek optis maupun melalui gambaran visual yang
berkaitan.16

Dalam fungsi strategi movie learning dan tujuan dilihat dari paparan
dia atas maka strategi movie learning adalah suatu media yang memudahkan
guru untuk menyampakan pesan dengan menghemat waktu dan lebih jelas.

c. Pemanfaatan Media Film atau Movie Sebagai Media Pembelajaran
Menggunakan film atau movie dalam pendidikan dan pengajaran di
kelas sangat berguna atau bermanfaat terutama untuk:
1) Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.
2) Menambah daya ingat pada pelajaran.
3) Mengembangkan daya fantasi anak didik.
16
Muh. Alfi Fajerin, Pengembangan Media
http://griyadownload.blogspot.com/2012/01/film-sebagai-media-pembelajaran.html

16

4) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.17
Menurut Nasution dengan mengunakan film dalam pembelajaran dapat
diambil beberapa keuntungan antara lain18 :
1) Film sangat baik menjelaskan suatu proses, bila perlu dengan menggunakan
“slow motion”.
2) Tiap murid dapat belajar sesuatu dari film, yang pandai maupun yang kurang
pandai.
3) Film sejarah dapat menggabarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara
realistis dalam waktu yang singkat.
4) Film dapat membawa anak dari negara yang satu ke negara yang lain dan
dari masa yang satu ke masa yang lain.
5) Film dapat di ulangi bila perlu untuk menambah kejelasan.
Film atau movie harus dipilih, agar sesuai dengan pelajaran yang
sedang diberikan. Untuk itu guru harus mengenal film atau movie yang tersedia
dan lebih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran.
Sesudah film atau movie dipertunjukkan perlu diadakan diskusi, yang juga perlu
disiapkan sebelumnya. Ada kalanya film atau movie tertentu perlu diputar dua kali
atau lebih utuk memperhatikan aspek-aspek tertentu. Agar anak-anak jangan
hanya memandang film atau movie itu sebagai hiburan, sebelumnya mereka
ditugaskan untuk memperhatikan hal-hal tertentu. Sesudah itu dapat ditest berapa
banyakkah yang dapat mereka tangkap dari film atau movie itu.19
Film menarik sekali sebagai alat pengajaran dan hendaknya mendapat
perhatian yang lebih banyak. Bila sesuatu sekolah mempunyai proyektor film,
maka guru wajib mempelajari cara penggunaanya.

17
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1995), h. 102.
18
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 104.
19

Nasution, Teknologi Pendidikan,…..h. 104.

17

Maka paparan dia atas dapat diambil kesimpulan dalam pemanfaat
media film atau movie dalam pembelajaran itu akan membuat siswa lebih
berminat, aktif dalam KBM (kegiatan belajar mengajar).

d. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Movie Learning
Dalam penggunaan media film terdapat kelebihan dan kelemahan
dalam penggunaan sterategi movie learning sebagai media pembelajaran, yakni:
1) Kelebihan20
a) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
b) Memiliki efek menarik yang tidak dimiliki oleh media lain.
c) Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis
dalam waktu yang singkat.
d) Film atau movie dapat membawa anak dari negara satu ke negara yang
lain dan dari masa yang satu ke masa yang lain.
e) Film atau movie dapat di ulangi bila perlu untuk menambah kejelasan.
f) Dapat menyajikan pesan yang sukar dan langka karena telah direkam
terlebih dahulu.21
g) Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.
h) Mengembangkan pikirana dan pendapat para siswa.
i) Mengembangkan imijinasi peserta didik.
j) Mempejelas ha-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih
realistik.
k) Sangat kuat memengaruhi emosi seseorang
l) Film atau movie sangat baik menjelaskan suatu proses dan dapat
menjelaskan suatu keterampilan , dan lain-lain.
m) Semua peserta didik dapat belajar dari film atau movie, baik yang pandai
maupun yang kurang pandai.

20

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru,…..h. 116.
Rizcy Hardy Pangesti, Kelebihan Dan Kelemahan Media Vid\eo Pembelajaran
http://rizcybl.wordpress.com/2011/01/07/kelebihan-dan-kelemahan-media-video-pembelajaran/
21

18

n) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
o) Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas
sosial yang akan dibedah di dalam kelas.22
p) Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas
peserta didik dalam mengekspresikan gagasannya.23
2) Kelemahan
Di samping movie learning atau pembelajaran dengan menggunkan
video memiliki kelebihan, di dalam strategi tersebut juga terdapat kelemahan yang
dimiliki dalam proses pembelajaran, yaitu:
a)

Terlalu menekankan pentingnya materi.

b)

ketimbang proses pengembangan materi tersebut;

c)

Pemanfaatan media ini juga terkesan memakan biaya yang tidak murah

d) memerlukan waktu yang banyak.
e)

Dan penanyangannya juga terkait peralatan lainnya seperi videoplayer, layar
bagi kelas besar beserta lcdnya, dan lain-lain.24

e. Langkah Penggunaan Film atau Movie
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan film
atau movie sebagai media pengajaran. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Langkah Persiapan Guru
Pertama-tama guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih
dahulu. Kemudian baru memilih film atau movie yang tepat untuk mencapai
tujuan pengajaran yang diharapkan. Juga perlu diketahui panjangnya film
atau movie tersebut, tingkat rekomendasi film atau movie, tahun produksi
serta diskripsi dari film atau movie tersebut. Selain itu film atau movie
22

Rizcy Hardy Pangesti, Kelebihan Dan Kelemahan Media Vid\eo Pembelajaran
http://rizcybl.wordpress.com/2011/01/07/kelebihan-dan-kelemahan-media-video-pembelajaran
23
Rizcy Hardy Pangesti, Kelebihan Dan Kelemahan Media Vid\eo Pembelajaran
http://rizcybl.wordpress.com/2011/01/07/kelebihan-dan-kelemahan-media-video-pembelajaran
24
Rizcy Hardy Pangesti, Kelebihan Dan Kelemahan Media Vid\eo Pembelajaran
http://rizcybl.wordpress.com/2011/01/07/kelebihan-dan-kelemahan-media-video-pembelajaran /

19

tersebut diujicobakan memuat rencana secara eksplisit cara menghubungkan
film atau movie terebut dengan kegiatan-kegiatan lainnya.
2) Mempersiapkan Kelas
Audien dipersiapkan terlebih dahulu supaya mereka mendapat
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikiran mereka
sewaktu menyaksikan film atau movie tersebut. Untuk itu dapat dilakukan
hal-hal sebagai berikut: menjelaskan maksud pembuatan film atau movie,
menjelaskan secara ringkas isi film atau movie, menjelaskan bagian-bagian
yang harus mendapat perhatian khusus sewaktu menonton film atau movie,
harus dijelaskan mengapa terdapat ketidak cocokan pendapat dengan bagian
isi film atau movie bila ditemui ketidak sesuaian.
3) Langkah Penyajian
Setelah audien dipersiapkan barulah film atau movie diputar.
Dalam penyajian ini harus disiapkan perlengkapan yang diperlukan antara
lain: proyektor, layar, pengeras suara, power cord, film atau movie, ekstra
roll, dan tempat proyektor. Guru harus memperhatikan keadaan ruangan
gelap atau tidak dan juga guru dapat menghubungkannya dengan berbagai
alat lainnya.
4) Aktivitas Lanjutan
Aktivitas lanjutan ini dapat berupa tanya jawab, guna mengetahui
sejauh mana pemahaman audien/\siswa terhadap materi yang disajikan. Kalau
masih terdapat kekeliruan bisa dilakukan dengan pengulangan pemutaran
film atau movie tersebut. Pengertian yang diperoleh audien dari melihat film
atau movie akan lebih banyak manfaatnya bila diikuti dengan aktivitas
lanjutan. Aktivitas tersebut dapat berupa: membaca buku tentang masalah
yang ditonton jika buku tersebut tersedia, membuat karangan tentang apa
yang telah ditonton, mengunjungi lokasi di mana film atau movie tersebut
dibuat, jika dipandang perlu adakan tes atau ujian tentang materi yang
disajikan lewat film atau movie tersebut.25
25

Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 97-98.

20

Langkah-langkah pemanfaatan film dalam pembelajaran.26
Pemanfaatan film dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan
hal-hal berikut:


Film harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Hubungan film dengan tujuan pelajaran menurut Anderson yaitu:
o Film untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk
mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep seperti
konsep jujur, sabar, demokrasi, selain itu juga mengajarkan
aturan dan prinsip
o Film untuk tujuan psikomotor dapat digunakan untuk
memperlihatkan suatu keterampilan yang harus ditiru.
Misalnya, keterampilan gerak karena media ini mampu
memperjelas

gerak

dan

memper

lambat

atau

mempercepatnya.
o Film yang paling tepat untuk mempengaruhi sikap dan
emosi.


Guru harus mengenal film yang tersedia dan terlebih dahulu
melihatnya untuk mengetahui manfaat bagi pelajaran.



Sesudah film dipertunjukan, perlu dilakukan diskusi, yang perlu
dipersiapkan sebelumnya. Di sini siswa melatih diri untuk mencari
pemecahan masalah, membuat dan menjawab pertanyaan.



Adakalanya Film tertentu perlu diputar dua kali atau lebih untuk
memperhatikan aspek-aspek tertentu.



Agar siswa tidak memandang film sebagai media hiburan belaka,
sebelumnya perlu ditugaskan untuk memperhatikan bagian-bagian
tertentu.



Sesudah itu dapat dites untuk melihat seberapa banyakah yang
dapat mereka tangkap dari film itu.

26

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru,…..h. 119-120.

21

Ada pun strategi movie learning punya poin-poin prosedur sebagai
berikut:27
1) Konsep.
Konsep adalah materi yang akan diajarkan kepada siswa, biasanya
terdapat dalam indikator hasil belajar.
2) Film atau movie.
Film atau movie yang di putar dan menjadi solusi dari materi
pembelajaran. Film atau movie dapat diputar secara utuh atau dipotongpotong, disesuaikan dengan waktu yang tersedia
3) Diskusi.
Siswa mendiskusikan isi film atau movie berkaitan dengan
masalah yang sesuai dengan indikator hasil belajar.

2.

Minat Belajar
a.

Pengertian Minat Belajar.

Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang,
baik berupa studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Hal ini karena
dengan tumbuhnya minat dalam diri sesorang akan melahirkan perhatian untuk
melakukan sesuatu dengan tekun dalan jangka waktu yang lama, lebih
berkonsentrasi, mudah untuk mengingat dan tidak mudah bosan dengan apa yang
dipelajari.
Muhibbin Syah mendefinisikan bahwa ”Minat (interest) berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu.”28 Begitu pun dengan Slameto mengatakan bahwa “Minat adalah suatu

27

Munif chatib, Gurunya Manusia, Menjadikan Semua Anak Istimewa Dan Semua Anak
Juara,....h. 185-186.
28
Muhibbin Syah , Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2010. .h. 136

22

rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh.”29
Dari pemaparan para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
minat adalah ketertarikan dan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
atau terlibat terhadap sesuatu hal karena menyadari pentingnya atau bernilainya
hal tersebut. Dengan demikian minat belajar dapat kita definisikan sebagai dalam
aktivitas belajar karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal yang ia
pelajari.
Jika dikaitkan dengan aktivitas belajar, minat belajar merupakan salah
satu alat motivasi atau alasan bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Tanpa
adanya minat dalam diri siswa terhadap hal yang akan dipelajari, maka ia akan
ragu-ragu untuk belajar sehingga tidak menghasilkan hasil belajar yang optimal
atau seperti yang diharapkan.
Dalam hal pembelajaran pada bidang pendidikan agama islam, apabila
seorang siswa mempunyai minat terhadap mata pelajaran tersebut maka siswa
tersebut akan merasa senang mempelajararinya, kemudian akan memperhatikan
materi pelajaran tersebut.
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.30
Menurut Piaget yang di kutip oleh Abuddin Nata, bahwa “belajar
adalah sebuah proses interaksi anak didik dengan lingkungan yang selalu
mengalami perubahan dan dilakukan secara terus-menerus.”31
Sedangkan belajar Menurut Roger di kutip juga oleh Abuddin Nata
adalah “sebuah proses internal yang menggerakkan anak didik agar menggunakan
seluruh potensi kognitif, afektif dan psikomotoriknya agar memiliki berbagai
kapabilitas intektual, moral, dan keterampilan lainya.” 32
29

Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta
2010), h. 180.
30
Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,…..h. 2.
31
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran,…..h. 99
32

Abuddin nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran,…..h. 101.

23

Dalam kegiatan belajar mengajar ada beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar banyak jenisnya dan juga dapat mempengaruhi minat
belajar, tetapi dapat di golongkan saja, yaitu faktor inter dan faktor ekstern. Faktor
inter adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan
faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu,faktor-faktor tersebuat
antara lain:
A. Faktor-faktor intern antara lain ada tiga faktor:
1. Faktor jasmaniah
a. Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagianbagiannya/bebas dari p

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Kemampuan Belajar Bahasa Arab Siswa terhadap Minat Belajar Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyyah As-Salafiyyah Sawangan

0 4 68

Peningkatan minat belajar PAI siswa dengan penerapan model pembelajaran tuntas di Kelas V SDN Cukanggalih II Kec. Curug Kab. Tangerang Tahun pelajaran 2013 / 2014

0 12 110

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA (PTK Pada Siswa Kelas VII MTS Negeri Surakarta I

0 2 12

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING CONTRACT UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA TEMA Penerapan Strategi Pembelajaran Learning Contract Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Tema Indahnya Negeriku Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Jat

0 2 18

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING CONTRACT UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA TEMA Penerapan Strategi Pembelajaran Learning Contract Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Tema Indahnya Negeriku Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Jat

0 3 12

PENERAPAN STRATEGI LEARNING TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA Penerapan Strategi Learning Tournament Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri O3 Kacangan Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 15

PENERAPAN STRATEGI LEARNING TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA Penerapan Strategi Learning Tournament Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri O3 Kacangan Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 12

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Learning Tournament Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Puron

0 1 17

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Learning Tournament Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Puron

0 0 12

HUBUNGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 2 RENGEL.

0 0 105