Peningkatan minat belajar PAI siswa dengan penerapan model pembelajaran tuntas di Kelas V SDN Cukanggalih II Kec. Curug Kab. Tangerang Tahun pelajaran 2013 / 2014

(1)

KELAS V SDN CUKANGGALIH II KEC. CURUG KAB.

TANGERANG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh :

YULIAWATI NIM : 1810011000018

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

Peningkatan Minat Belajar PAI Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Tuntas di Kelas V SDN Cukanggalih II. Kec Curug Kab Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014

Kata Kunci :Peningkatan Minat Belajar PAI Siswa dan Model Pembelajaran Tuntas

Kurangnya minat belajar PAI siswa maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran tuntas. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cukanggalih II Kec Curug Kab Tangerang. Subjek penelitian adalah siswa kelas V. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran tuntas dalam pembelajaran PAI di kelas V SDN Cukanggalih II Kec Curug Kab Tangerang dan untuk mengetahui peningkatan minat belajar PAI siswa di kelas V SDN Cukanggalih II Kec Curug Kab Tangerang setelah diterapkan model pembelajaran tuntas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dilaksanakan dalam mengatasi permasalahan yang muncul didalam kelas yaitu kurangnya minat belajar PAI siswa, penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Keempat tahapan itu merupakan siklus yang dilaksanakan secara berulang. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini sebanyak empat kali pertemuan dan terbagi kedalam dua siklus.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa peningkatan minat belajar PAI siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Tuntas di kelas V SDN Cukanggalih II Kec Curug Kab Tangerang mengalami peningkatan. Peningkatan minat tersebut dapat dilihat dari hasil angket dan hasil belajar PAI siswa, dari data hasil pree test menunjukan bahwa minat belajar PAI siswa masuk dalam kategori kurang berminat dengan nilai rata-rata ketuntasan hasil belajar PAI siswa sebanyak 62,06 % , setelah tindakan siklus I minat belajar PAI siswa meningkat dari kaegori kurang berminat menjadi berminat dengan nilai rata-rata ketuntasan hasil belajar PAI siswa meningkat sebanyak 13.79 % sehingga rata-rata ketuntasan hasil belajar PAI siswa pada siklus I menjadi 75.86%. Dan setelah siklus II minat belajar PAI siswa mencapai kategori sangat berminat dengan nilai rata-rata ketuntasan belajar PAI siswa mencapai 100% atau meningkat sebesar 24,14%. Secara keseluruhan minat dan keaktifan serta hasil belajar PAI siswa meningkat dan masuk dalam kategori sangat berminat.


(7)

ii

rahmat dan karuniaNYA akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis sadarbahwa kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki terbatas, untuk itulah dari lubuk hati yang paling dalam dan dengan tulus mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini, ucapan terimakasih terutama kepada:

1. Ibu Nurlena, MA,P.hdDekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan Universitas Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Abdul Madjid Khon,M.Ag Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Ibu Dra. Manerah dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan, mengarahkan, memberikan nasehat serta ilmu pengetahuan yang

bermanfa’at dalam penulisan skrifsi ini.

4. Ibu Eni Yuliati, S.pdi. Kepala SDN Cukanggalih II Kec Curug Tangerang yang telah memberikan izin dan dukungannya kepada penulis untuk melakukan penelitian.

5. Semua sahabat dan teman yang telah membantu baik saran dan pendapat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya tiada satupun manusia yang sempurna dan luput dari kesalahan dan kehilapan, hanya Allah SWT yang maha Sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak atas kesalahan dankekurangan dari penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi mutu pendidikan umumnya.

Tangerang, September 2014


(8)

iii LEMBAR PENGESAHAN PEMBINING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Hakikat Pembelajaran Tuntas ... 7

1. Pengertian Pembelajaran Tuntas ... 7

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Penuh 9 3. Prosedur Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning) .. 11

4. Tahap Pembelajaran Strategi Pembelajar Tuntas (Mastery Learning) ... 13

5. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning) ... 15

B. Hakikat Minat Belajar PAI ... 16

1. Pengertian Minat Belajar PAI ... 16

2. Manfaat Minat Belajar ... 22

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar PAI 23 4. Upaya Meningkatkan Minat Belajar PAI ... 25


(9)

iv

E. Hipotesis Tindakan... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN’ A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

1. Tempat Penelitian... 29

2. Waktu Penelitian ... 29

B. Metode dan Disain Penelitian ... 29

1. Metode Penelitian... 29

2. Disain Penelitian ... 29

C. Subyek Penelitian ... 32

D. Peran dan Posisi Penelitian dalam Penelitian ... 32

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 32

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 34

G. Data dan Sumber Data ... 34

H. Instrumen Pengumpulan Data ... 34

I. Teknik Pengumpulan Data ... 35

J. Analisis Data dan Interpensi Data ... 36

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 37

BAB IV DESKRIPSI DATA A. Deskrispsi Tempat Penelitian ... 38

B. Analisis Data ... 42

C. Pembahasan ... 59

D. Keterbatasan Penelitian ... 59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61


(10)

1 A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak diperbincangkan adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi belajar.

Menurut Carol yang dikutip dari buku Strategi Belajar Mengajar karangan Drs. Syaeful Bahri Djamarah bahwa setiap anak didik akan mampu menguasai bahan kalau diberikan waktu atau kesempatan yang cukup untuk mempelajarinya, sesuai dengan kapasitas masing-masing anak didik. Dengan demikian ,taraf atau tingkatan belajar itu pada dasarnya merupakan fungsi dari proporsi waktu yang disediakan untuk belajar (time allowed for learning), dengan waktu waktu yang diperlukan untuk belajar (time needed for learning) oleh setiap anak didik.

Carol tidak menyangkal bahwa ada faktor dominan lain yang berpengaruh terhadap taraf penguasaan belajar itu, yaitu antara kualitas pengajar (the quality of instruction) dengan taraf kemampuan anak didik untuk memahami pelajaran itu (the student’s ability to understand the instruction).selain itu faktor motivasi juga amat berpengaruh1

Berbicara tentang rendahnya daya serap atau prestasi belajar, atau belum terwujudnya keterampilan proses dan pembelajaran yang menekankan pada peran aktif peserta didik, inti persoalannya adalah pada masalah “ketuntasan belajar” yakni pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap kompetensi secara perorangan. Masalah ketuntasan belajar merupakan masalah yang penting, sebab menyangkut masa depan peserta didik, terutama mereka yang mengalami kesulitan belajar.

Oleh karena itu sesuai dengan cita-cita dari tujuan pendidikan nasional, guru perlu memiliki beberapa prinsip mengajar yang mengacu pada peningkatan kemampuan internal peserta didik di dalam merancang strategi dan melaksanakan pembelajaran.Peningkatan potensi internal itu misalnya dengan menerapkan

1


(11)

jenis strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mampu mencapai kompetensi secara penuh, utuh dan kontekstual.

Begitu pula dengan pendidikan islam di indonesia, begitu panjang sejarah pendidikan islam di indonesia dan begitu besar peran yang telah maupun akan (dapat) dimainkan, namun perkembangan pendidikan islam belum menunjukan hasil yang optimal, dibandingkan dengan pendidikan lainnya, pendidikan islam jelas menunjukan kualitas yang relatif lebih rendah. Ada banyak faktor yang menyebabkan kondisi ini terjadi baik yang eksternal maupun internal.2

Salah satu faktor internal yang mengakibatkan rendahnya prestasi dan kualitas pendidikan agamaislam adalah rendahnya minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran PAI.Karena pada dasarnya kegiatan yang dilakukan setiap orang dilandasi oleh keinginan serta minat yang dimilikinya.Minat merupakan landasan yang penting bagi seseorang dalam melakukan kegiatan yang baik. Minat terhadap sesuatu akan menimbulkan perasaan senang, jika seseorang melakukan sesuatu diiringi dengan kesenangan, maka akan memudahkan dia dalam mempelajari hal tersebut atau dapat mendorong seseorang untuk melakukan dan memperoleh sesuatu yang diharapkan.

Sesuai dengan teori yang ada bahwa minat mempunyai fungsi penting dalam mencapai prestasi belajar, maka kecil kemungkinan seorang siswa yang tekun belajar nilainya akan tidak memuaskan.

Dalam kegiatan belajar, minat berperan sebagai “Motivating Force” yaitu kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar, dan siswa akan terdorong terus untuk tekun belajar. Berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran, mereka hanya bergerak untuk menerima saja, karena tidak ada pendorongnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Made Wena bahwa tahap pembangkitan minat merupakan tahap awal dari siklus belajar. Pada tahap ini, guru berusaha membangkitkan dan mengembangkan minat dan keingin tauan (curiosity) siswa tentang topik yang akan diajarkan .3

2

Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Bumi Aksara) h. 6 3

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta:Bumi Aksara: 2013) h.171


(12)

Bila merujuk pada tujuan pendidikan nasional yang termaktub dalam pembukuan UUD 1945, maka guru bertanggung jawab dalam membentuk manusia yang beriman, bertakwa terhadap TuhanYang Maha Esa, dan budi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dalam proses pendidikan dilingkungan Sekolah Dasar, pembentukan manusia yang beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur diwujudkan dalam rumpun mata pelajaran PAI. Oleh karena itu diakui atau tidak mata pelajaran PAI merupakan mata pelajaran yang sangat penting dalam dunia pendidikan.Dan kurangnya minat belajar PAI dapat disebabkan oleh beberapa faktor.Sehingga pada akhirnya,menjadi tugas guru PAI-lah untuk berupaya meningkatkan minat belajar PAI siswa tersebut.

Begitu pula yang terjadi dengan siswa-siswi kelasV SDN Cukanggalih II, mereka cenderung pasifdan kurang bisa menangkap isi pelajaran.semua itu dikarenakan kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI yang akhirnya hasil belajarpun rendah. Hal ini terbukti berdasarkan nilai ulangan semester ganjil mata pelajaran PAI yang rendah,dan salah satu faktor yang lainnya adalahguru dalam pembelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran konvensional yang banyak didominasi ceramah, sehingga kurang menarik dan kurang memberikan motivasi untuk siswa oleh sebab itu, mengakibatkankurangnya minat belajar PAI siswa.

Dari pokok masalah tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penyebab rendahnya minat belajar PAI siswa di kelas V SDN Cukanggalih II disebabkan oleh penerapan model pembelajaran yang kurang efektif. model pembelajaran tuntas bukanlah suatu pilihan pada program pembelajaran akan tetapi pembelajaran tuntas merupakan sesuatu yang harus dipahami dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh seluruh warga sekolah. Namun pada kenyataannya, guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran tersebut, Untuk itu perlu adanya panduan yang memberikan arahan serta petunjuk bagi guru dan warga sekolah untuk menerapkan pembelajaran tuntas.Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahasnya dalam bentuk PTK yang


(13)

berjudul “PENINGKATAN MINAT BELAJAR PAI SISWA, DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS DI KELAS V SDN

CUKANGGALIH II, KECEMATAN CURUG, KABUPATEN

TANGERANG”

B. Identifikasi Masalah

1. Rendahnya Prestasi belajar PAI siswa terbukti dengan rendahnya hasil nilai ulangan mata pelajaran PAI pada semester ganjil

2. Pembelajaran PAI cendrung pasif, hal itu terbukti kurangnya keaktifan siswa selama proses belajar mengajar mata pelajaran PAI

3. Guru kurang memperhatikan kemampuan Individual siswa, karena dapat dilihat dari kurangnya perhatian guru terhadap siswa yang kemampuann belajarnya lambat sehingga hasil belajar siswa yang cepat dan yang lambat jaraknya sangat jauh

4. Guru belum sepenuhnya memahami dan melaksanakan model Pembelajaran Tuntas, karena pada proses pembelajaran sebelumnya guru masih banyak menggunakan strategi pembelajaran konvensional

5. Kurangnya minat belajar PAI siswa dikelas V SDN Cukanggalih II Kec. Curug Kab. Tangerang, ini terbukti dari kurangnya keaktifan siswa dlm setiap pembelajaran PAI dan nilai rata-rata ketuntasan hasil belajar mata pelajaran PAI yang rendah

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dipusatkan pada

“Peningkatkan Minat belajar PAI siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Tuntas di kelas V SDN Cukanggalih II Semester 2 tahun pelajarna 2013/ 2014”

Minat belajar PAI yang dimaksud dalam penelitian adalah mengenai keinginan, ketertarikan dan kesungguhan siswa dalampembelajaran PAI, adapun yang dimaksud dengan Pembelajaran Tuntas adalah proses belajar mengajar yang bertujuan agar bahan ajar dikuasai secara tuntas, artinya dikuasai sepenuhnya oleh siswa, pembelajaran tuntas ini merupakan strategi pembelajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok (group based approach)


(14)

D. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan permasalahnnya sebagi berikut:

1. Bagaimanakah meningkatkan minat belajar Pendidikan Agama Islam siswa di Kelas V SDN Cukanggalih II Kec.Curug Kab. Tagerang dengan penerapan model pembelajaran tuntas?

2. Bagaimanakah Minat belajar PAI siswadi Kelas V SDN Cukanggalih II Kec. Curug, Kab.Tangerang?

3. Apakah model pembelajaran tuntas dapat meningkatkan minat belajar PAI siswa dikelas V SDN Cukanggalih II Kec.Curug, Kab. Tangerang? E. Tujuan Penelitian

Dengan melihat Rumusan permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin di peroleh penulis dari penyusunan PTK ini adalah :

1. Untuk menganalisis Penerapan Model pembelajaran Tuntas dalam pembelajaran PAI siswa dikelas V SDN. Cukanggalih II Kec, Curug, Kab.Tangerang

2. Untuk menganalisi peningkatan minat belajar PAI siswa di kelas V SDN Cukanggalih II Kec. Curug, Kab Tangerang setelah diterapkanan model pembelajaran Tuntas

Adapun Manfaat dari Penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan yang sangat berharga untuk peningkatan minat belajar PAI di SDN Cukanggalih II Curug Tangerang 2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak berikut : a. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran PAI sehingga memberikan kemudahan dalam menguasai materi pembelajaran


(15)

b. Bagi Guru

Penelitian tindakan kelas ini bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan guru dalam penerapkan Model Pembelajaran Tuntas PAI siswa.

c. Bagi peneliti

Penelitian ini telah menambah khasanah ilmu pengetahuan penulis khususnya pada menerapan metode pembelajaran Tuntas Pendidikan Agama Islam

d. Bagi sekolah

sebagai pertimbangan bagi sekolah didalam meningkatkan aktifitas kegiatan belajar mengajar di SDN. Cukanggalih II Kec curug Kab.Tangerang.


(16)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Hakikat PembelajaranTuntas 1. Pengertian Pembelajaran Tuntas

Belajar Tuntas merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan sistematis dan terstuktur, bertujuan untuk mengadaptasikan pembelajaran pada siswa kelompok besar (pengajaran klasikal), membantu mengatasi perbedaan-perbedaan yang terdapat pada siswa dan berguna untuk menciptakan kecepatan belajar (rate of program) belajar tuntas diharapkan mampu mengatasi kelemahan-kelemahan yang melekat pada pembelajaran klasikal1

Belajar Tuntas adalah suatu proses belajar yang mengiginkan sebagian besar peserta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran secara tuntas. Pembelajaran Tuntas (masteri learning) dalam KTSP (Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan) adalah strategi dalam pembelajaran yang mempersaratkan pesertadidik menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran.2

Pembelajaran tuntas yang dimaksudkan dalam pelaksanaan KTSP disini adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan secara individual. Dalam hal ini pemberian kebebasan belajar serta mengalami kegagalan siswa dalam belajar, strategi pembelajaran tuntas menganut pendekatan individual, dalam arti meskipun kegiatan belajar ditunjukan pada sekolompok siswa (kelas), tetapi mengakui dan melayani perbedaan – perbedaan perorangan siswa, sehingga dengan penerapan pembelajaran tuntas memungkinkan berkembengnya potensi masing-masing siswa secara optimal.

1.

Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP ,(Jakarta: Gaung Persada Press;2011) h.121

2.

Kunandar, Guru Profesioal Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2007)), cet-1, h. 327


(17)

Oleh karena itu dengan system belajar tuntas diharapkan program belajar mengajar dapat dilaksanakan sedemikian rupa agar tujuan instruksional yang hendak dicapai dapat diperoleh secara optimal sehingga proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Secara operasional perwujudannya adalah: Nilai rata-rata seluruh siswa dalam satuan kelas dapat ditingkatkan dan jarak antara siswa yang cepat dan lambat belajar menjadi semakin pendek.

“Konsep pembelajaran tuntas dapat dilaksanakan dengan beberapa model

pembelajaran, tetapi yang paling tepat adalah dengan model-model system instruksional seperti pengajaran berprogram, pengajaran modul, paket belajar, model satuan pembelajaran, pengajaran dengan bantuan computer dan sejenisnya”.3

Namun dalam konsep belajar tuntas ini model instruktusional yang digunakan adalah pengajaran modul.Yang paling penting dalam konsep belajar tuntas disini adalah dapat diselenggarakan pengajaran secara individual, sehingga hampir seluruh perinsip belajar tuntas, yang disebutkan diatas dapat dilaksanakan.

Karena itu, kalau guru menghendaki anak didik mencapai penguasaan bahan pelajaran tertentu , maka bahan harus disusun secara sempurna, begitu juga instrument evaluasi atau pengukuran hasil belajar.

Oleh karena itu, kalau guru menghendaki anak didik mencapai penguasaan bahan pelajaran tertentu, maka bahan harus disusun secara sempurna, begitu juga instrument evaluasi atau pengkuran hasil belajarnya.Bahan pelajaran harus diperinci dan diorganisasikan kedalam satuan-satuan (unit) tertentu sampai kepada satuan-satuan terkecil yang bermakna (meaningful) dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari satuan yang lebih besar. Satuan bahan yang terkecil inilah yang disebut modul.4

Modul juga merupakan merupakan sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa bimbingan guru atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen

3.

Nana Saodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),cet.4, h.192

4.

Syaiful Bahri Djamarah,Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta:2006), cet.3 h.22


(18)

dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumnya.sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul dapat memungkinkan siswa yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandigkan dengan siswa lainnya. Oleh karena itu modul harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa.

Dengan demikian, proses belajar yang berorientasi pada prinsip mastery learning ini, harus dimulai dengan penguasaan (mastery) bagian terkecil, kemudian baru melanjutkan kedalam satuan ( modul ) berikutnya agar ketuntasan belajar bisa tercapai secara optimal.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penguasaan Penuh

Belajar Tuntas merupakan strategi belajar mengajar yang berdasarkan tujuan belajar, dirancang untuk memungkinkan sebanyak mungkin siswa mencapai criteria keberhasilan dalam waktu yang diberikan. Menurut Paulina Pannen, factor yang mempengaruhi penguasaan penuh adalah sebagai berikut:

a. Bakat dan kecepatan belajar

Bakat dan kecepatan belajar diartikan bahwa masing-masing siswa memiliki kecepatan belajar yang berbeda-beda dalam mempelajari suatu pelajaran.

b. Kemampuan untuk menguasai pelajaran

Kemampuan untuk menguasai pelajaran mengandung arti siswa mampu menguasai pelajaran tergantung dari model pelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran tersebut.

c. Mutu program pembelajaran

Mutu program pembelajaran mengandung arti siswa mampu menguasai pelajaran kalau mutu program pembelajarannya baik, dengan memperhatikan beberapa hal yaitu: kejelasan dan ketepatan teknik pembelajaran untuk setiap siswa, jumlah partisipasi dan latihan dalam belajar untuk setiap siswa, danjumlah dan jenis penguatan serta umpan balik yang diberikan untuk setiap siswa.


(19)

d. Ketahanan

Ketahanan mengandung arti bahwa setiap siswa berbeda dalam ketahanan atau keuletan dalam mempelajari suatu mata pelajaran berdasarkan pengalaman keberhasilannya dan kegagalannya dalam mempelajari mata pelajaran tersebut.

e. Waktu

Waktu mengandung arti bahwa setiap siswa membutuhkan jumlah waktu yang berbeda untuk mempelajari dan menguasai satu mata pelajaran.5

Dengan demikian, peserta didik dapat mencapai penguasaan penuh terhadap bahan yang disajikan, bila kualitas pembelajaran dan kesempatam waktu belajar dibuat tepat sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran harus diberikan waktu belajar yang berbeda-beda untuk masing-masing peserta didik.

Sebagaimana menurut Caroll, yang dikutip dari buku Desain Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, karangan Dr. H. Martinis Yamin, M.Pd. Belajar Tuntas dilandasi oleh dua asumsi, pertama , teori yang mengatakan bahwa adanya hubungan antara tingkat keberhasilan dengan kemampuan potensial (bakat). Kedua, apabila bahan pelajaran dilaksanakan dengan sistematis, maka semua peserta didik akan mampu menguasai bahan yang disajikan kepadanya.6

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan, bahwa factor yang mempengaruhi penguasaan penuh adalah bakat, mutu pembelajaran, kemampuan menguasai pelajaran, ketekunan, danwaktu.Kelima factor ini akan mempengaruhi secara langsung tentang penguasaan siswa terhadap bahan ajar yang disajikan oleh guru, dan factor waktu adalah factor penting yang harus diperhatikan oleh guru sebagai salah satu faktor penunjang keberhasilan siswa dalam belajar, karena

5.

Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta:Gaung Persada Press.2010), cet.4, h.141-142

6.

Kusnandar,Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Press.2011), h.334-335


(20)

setiap siswa mempunyai kemampuan berbeda-beda dalam menguasai bahan ajar yang berkaitan dengan waktu yang disediakan untuk belajar.

Karena sebagaimana menurut John B.Carrol yang dikutip dari buku Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, karangan Dr. H. Martinis Yamin, M.Pd. bahwa peserta didik yang berbakat tinggi memerlukan waktu yang relatif sedikit untuk mencapai tarap penguasaan bahan dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki bakat rendah. Pserta didik dapat mencapai penguasaan penuh terhadap bahan yang disajikan, bila kualitas pengajaran dan kesempatan waktu belajar dibuat tepat sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik.7

3. Prosedur Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)

Untuk menciptakan suatu pembelajaran yang berhasil, Bloom mengembangkan suatu prosedur pengajaran yang dapat diterapkan dalam memberikan pengajaran kepada satuankelas.beberapa langkah-langkahnya disebutkan sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran yang harus dicapai, baik yang bersifat umum maupun khusus.

b. Menjabarkan materi pelajaran atas sejumlah unit pelajaran.

c. Memberi pelajaran secara klasikal (kelompok) sesuai dengan unit pelajaran yang sedang dipelajari.

d. Memberikan tes kepada siswa pada akhir masing-masing unit pelajaran, untuk mengecek kemajuan masing-masing siswa dalam mengolah materi pelajaran.

e. Kepada siswa yang belum mencapai tingkat penguasaan penuh, diberikanbantuan khusus.

f. Setelah hamper semua siswa mencapai tingkat penguasaan pada unit pelajaran tersebut, barulah guru mulai mengajarkan unit pelajaran berikutnya.

7.

Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP,(Jakarta: Gaung Persada Press.2011),cet.5. h.122


(21)

g. Unit pelajaran yang menyusul diajarkan secara kelompok dan diakhiri dengan memberikan tes.

h. Setelah hamper semua siswa mencapai tingkat penguasaan pada unit pelajaran tersebut, barulah guru mengajarkan unit pelajaran ketiga.

i. Prosedur yang sama diikuti pula dalam mengajarkan unit-unit pelajaran lainnya, sampai seluruh rangkaian selesai.

j. Setelah seluruh rangkaian unit pelajaran selesai, siswa mengerjakan tugas yang mencakup seluruh rangkaian unit pelajaran.8

Menurut S. Nasution, guru dapat melakukan belajar tuntas, yaitu melalui rosedur tambahan terutama yang terdiri atas:

a. Fedbackatau umpan balik yang terperinci kepada guru maupun siswa. b. Sumber dan metode-metode pengajaran tambahan dimana saja

diperlukan.9

Dalam kegiatan Feedback atau umpan balik diberikan melalui tes-tes formatif. Tes formatif yang dilakukan menjadi alat diagnose untuk menentukan kemajuan atau keberhasilan peserta didik (siswa). Tes formatif menurut S. Nasution adalah umpan balik yang memiliki fungsi bermacam-macam, seperti berikut:

a. Tes formatif mempercepat anak belajar dan memberikan motivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh dalam waktu secukupnya.

b. Tes formatif diberikan untuk menjamin bahwa semua anak menguasai sepenuhnya syarat-syarat atau bahan apersepsi yang diperlukan untuk memahami bahan yang baru.

c. Tes formatif juga berguna bagi mereka yang telah memiliki bahan apersepsi yang diperlukan untuk memberi rasa kepastian atas penguasaannya.

d. Bagi siswa yang kurang menguasai bahan pelajaran tes formatif merupakan alat untuk mengungkapkan dimana sebetulnya letak kesulitannya.

8.

Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru Dan Implementasi…,h:126-128 9.


(22)

e. Tes formatif sebaiknya jangan diberi angka.

f. Tes formatif juga memberikan umpan balik kepada guru, agar mengetahui dimana terdapat kelemahan-kelemahan dalam metode mengajarnya sehingga dapat memperbaiki atau maencari metode lain.10

Jadi, di dalam proses pembelajaran harus ada kegiatan umpan balik (feedback) sebagai evaluasi pembelajaran yaitu pada awal selama sampai akhir pembelajaran berlangsung, untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses kaegiatan belajar maengajar. Serta untuk guru agar mengetahui seberapa berhasilnya metode belajar yang digunakan dalam proses belajar untuk maeaningkatkan kemampuan pemahaman siswa yang akhirnya akan mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar siswa secara optimal ataupun tidak secara optimal.

Keberhasilan siswa dalam belajar juga dipengaruhi oleh sumber belajar yang digunakan guru, jika guru saja yang menggunakan sumber belajar yang bervariasi namun siswa tidak didukung dengan sumber belajar yang sama, maka hasil belajar yang diharapkan oleh guru terhadap siswa tidak akan terwujud. Oleh karena itu, guru harus mendukung dan membantu siswa dalam memperoleh dan menggunakan sumber belajar yang bervariasi untuk mendukung siswa dalam memahami bahan ajar secara optimal.

4. Tahap Pembelajaran Strategi Pembelajaran Tuntas (mastery learning) Model pembelajaran yang dikembangkan oleh John B. Caroll dan Benjamin Bloom yang dikutip dari buku, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, karangan Made Wena adalah sebagai berikut:

a. Orientasi

Pada tahap orientasi ini dilakukan pentapan kerangka isi pembelajaran. b. Penyajian

Dalam tahap ini guru menjelaskan konsep-konsep atau keterampilan baru disertai dengan contoh-contoh.

c. Latihan Terstuktur

10.


(23)

Dalam tahap ini guru member siswa contoh praktik penyelesaian masalah, berupa langkah-langkah penting secara bertahap dalam penyelesaian suatu masalah/tugas.

d. Latihan Terbimbing

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan pada siswa untuk latihan menyelesaikan suatu permasalahan, tetapi masih dibawah bimbingan. e. Tahap latihan mandiri

Tahap latihan mandiri merupakan inti dari strategi ini.Latihan mandiri dilakukan apabila siswa telah mencapai skor unjuk kerja antara 85%-90% dalam tahap latihan terbimbing.11

Di bawah ini adalah gambar model pemblajaran tuntas (mastery learning) yaitu:

Gambar. 1 model pembelajaran Mastery Learning12

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa, dalam tahap pembelajaran strategi mastery learning (belajar tuntas) ada lima tahapan yang harus guru terapkan saat dikelas, karena lima tahapan ini merupakan tahapan yang harus dilalui siswa dengan bimbingan guru untuk mencapai ketuntasan belajar.

11.

Made Wena, strategi Pembelajaran Inovativ Kontemporer, (Jakarta: Aksara, 2009 ), cet 2 h. 184

12

. Made Wena, strategi Pembelajaran Inovativ Kontemporer, (Jakarta: Aksara, 2009 ), cet 2 h. 188

Strategi belajar tuntas

Orientasi

Penyajian

Latihan Terstruktur

Latihan Terbimbing


(24)

Tahapan strategi pembelajaran mastery learning ini dilakukan secara berurutan, dimulai dengan tahap orientasi dimana kegiatan tersebut dibmbinh langsung oleh guru sampai dengan latihan mandiri dimana kegiatan tersebut tanpa bimbingan guru, yaitu siswa ditutut untuk mandiri dalam pelaksanaan tahap ini.

5. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Tuntas (mastery learning) Table 1.

Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Tuntas (mastery Learning)

Fase Kegiatan Guru

Fase I Persiapan

Fase II

Pelaksanaan Pembelajaran

Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai pada pelajaran PAI dan memotivasi peserta didik belajar

Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan membaca terkontrol, diskusi dan resitasi guru menjelaskan kepada peserta didik bagaimana membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar mengetahui materi pelajaran secara baik.

Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas diskusi disertai penugasan guru membimbing peserta didik dalam mempresentasikan hasil diskusinya dan peserta didik menuliskan hasil diskusinya secara individu.


(25)

Fase III Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil diskusi tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan memberikan remedial bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa, dalam proses pembelajaran dibutuhkan langkah-langkah pembelajaran yang akan diterapkan dikelas. Oleh karena itu, dalam strategi pembelajaran mastery learning inipun mempunyai langkah-langkah pembelajaran yang akan diterapkan kepada siswa untuk meningkatkan keberhasilan belajar agar lebih optimal.

B. Hakikat Minat Belajar PAI 1. Pengertian minat belajar PAI

Minat belajar PAI adalah istilah yang berdiri sendiri akan tetapi ketika dihubungkan keduanya maka ia akan menjadi gabungan yang menjadi satu makna.

Penulis akan mengemukakan terlebih dahulu tentang definisi minat dari berbagai sumber. Minat merupakan paktor yang penting dalam aspek kejiwaan seseorang karena minatlah yang mendorong seseorang untuk melakukan dan memiliki perhatian khusus terhadap obyek atau kegiatan.Serta rela meluangkan waktunya terhadap objek tersebut. Seorang anak yang mempunyai minat untuk mengetahui, mempelajari, dan melakukan kegiatan maka ia akan senang dan bersemangat dalammelakukan kegiatan tersebut. Hal ini karena ia mempunyai dorongan dari luar, menurut alisuf sabri yang dimaksud dengan minat (interest) Psikologi adalah suatu kecendrungan untuk selalu memperhatikan danmengingat sesuatu secara terus menerus.13

13

. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996) cet,ke-2 h.84


(26)

Dalam kamus umum Bahasa Indonsia minat memiliki arti perhatian, kesukaan (kecendrungan haati) kepada sesuatu; keinginan.14

Pada umumnya seseorang yang akan melakukan sesuatu tanpa adanya minat dan motivasi yang jelas, maka perbuatan tersebut tidak akan berhasil dengan baik, oleh karena itu minat harus ditunjang oleh motivasi karena minat merupakan bentuk dari motivasi. Merasa lebih untuk mempelajarinya, jika pelajaran itu sesuai dengan kenyataan, dapat memecahkan masalah. Semakin tidak memuaskan, merangsang atau menantang, maka siswa akan menjadi bosan.

Minat adalah kecendrungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktifitas. Seseorang yang berminat sesuatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu dengan konsisten dan rasa senang. dengan kata lain minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa yang menyuruh.15Minat merupakan kekuatan yang mendorong seseorang dalam memberi perhatian terhadap sesuatu kegiatan tertentu, sehingga adanya keinginan untuk berbuat atau melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya.Oleh karena itu apabila anak telah mempunyai minat maka akan mendorong nak untuk berbuat sesuatu sesuai dengan minatnya.16

Menurut Slameto, Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas-aktivitas, tanpa ada yang menyuruhnya.17 Jika anak tidak memperolehkegembiraan dalam suatu kegiatan, mereka akan berusaha seperlunya saja, akibatnya hasilnya lebih rendah darikemampuan sebenarnya.

Minat seseorang akan dapat bertambah tinggi dan dapat bertambah rendah tergantung pengalamannya. Semakin sering minat dieksperimenkan dalamkegiatan, semakin tinggilah minatnya dan sebaliknya minat akan menjadi rendah dan padam bila tidak disalurkan.

Apabila minat sudah tumbuh, aktivitas apapun yangdilakukan bukan lagi merupakan paksaan tetapi dirasakan suatu kepuasan tersendiri. Pada usia

14.

W.J.S Ppoerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonsia, (Jakarta : Balai Pustaka,2002) h.650

15

Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta:PT. Rineka Cipta;2011) cet.3 h.166

16

Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta, Andi,2010), h.144 17.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya,(Jakarta:PT.Rieneka Cipta, 2003),cet ke-4,h.180


(27)

anak, minat mempunyai perananyang penting dalam kehidupan, karena mempunyai dampak yang sangat besar pada perilaku dan sikap. Minat dalam kehidupan anak akanmembantu penyesuaian pribadi dan sosial anak, sehingga hal itu perlu dibina dan dipupuk.

Pendapat lain mengatakan minat adalah kecendrungan seseorang terhadap sesuatu, atau bisa dikatakan apa yang disukai seseorang untuk dilakukan. Pada dasarnya setiap orang akan lbih senang melakukan yang sesuai dengan minatnya (yang disukai) daripada melakukan sesuatu yang kurang disukai. Belajar dalam keadaan hati senang tentu akan lebih mudah daripada anak belajar dengan suasana hati yang terpaksa.18

Minat mendorong seseorang untuk melakukan apa yang diinginkan bila mereka melihat sesuatu akan menguntungkan, mereka berminat dan mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang minatpun berkurang.Minat memuaskan kebutuhan yang penting dalamkehidupan seseorang.

Minat sebagai kesadaran seseorang bahwa suatu objek seseorang, suatu hal atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya.Artinya minat terjadi jika siswa menyadari bahwa suatu objek atau pelajaran ada sangkut paut dengan dirinya dan berguna serta bermanfaat.

Dengan demikian, minat merupakan hal yang penting yang harus dimiliki siswa. Dengan adanya minat, menjadikan siswa semakin tinggi minat tuk belajar, maka semakin tinggi kemauan untuk lebih mendalami pelajaran. Dalam mempelajari agama islam akan dapat dicapai jika siswa merasakan adanya kebutuhan terhadap agama islam, dari adanya kebutuhan inisiswa akan menaruh perhatian lebih banyak dari siswa lainnya yang tidak memiliki minat, kemudian karena pemusatan perhatian ini memungkinkan siswa tersebut untuk lebih giat belajar dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.

Minat akan hilang bila tidak dipergunkan. Minat pada anak tidak tumbuh secara otomatis, tetapi harus ditimbulkan oleh pendukung-pendukungnya. Pada awalnya minat akan berubah-ubah dari objek yang satu ke objek yang lain. Namun makin bertambah usia anak makin stabil minatnya. Minat memegang

18


(28)

peranan penting dalam kehidupan individu, minat selalu dipengaruhi oleh kondisi fisik, mental, dan lingkungan sosialnya.

Minat juga dapat diartikan sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada sesuatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut, semakin besar minat

Dari beberapa pengertian minat diatas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa minat adalah suatu modus yang mengarah pada rasa suka atau keinginan akan suatu objek atau pada suatu hal tersebut sesuai denga kebutuhannya dan memuaskan keiginan jiwanya sehingga dapat dipengaruhi apa yang ada dalam dirinya sendiri, pengetahuan atau keterampilannya, serta membawa kemajuan pada dirinya yang akan membuat ia dapat mencapai apa yang menjadi tujuannya selama ini.

Karena kecintaannya pada suatu hal tersebut, akan membuat dia terus mencari dan menggali semua hal atau ilmu yang dapat wawasan dan pengalamannya, dan juga memuaskan hatinya. Dengan kata lain bahwa minat adalah keinginan seseorang untuk berusaha dengan keras dalam mencapai tujuan yang diminati (dikehendaki).

Jika dapat dilihat bahwa minat merupakan sumber dari usahanya.Mereka tidak perlu mendapat dorongan dari luar atau mendapatkan paksaan apabila pekerjaan yang mereka lakukan cukup menarik minatnya.Oleh karena itu yang terpenting bagi orang tua dan guru berusaha menemukan dan mengembangkan minat pada diri setiap anak.

Adapun belajar menurut pandangan umum adalah kegiatan mempelajari sesuatu secara disengaja. Jika pengertiannya seperti ini, maka terlalu sempit sekali makna belajar.

Banyak orang beranggapan, bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu pengetahuan.Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tau atau yang sekarang ini dikenal dengan guru.dalam belajar, pengetahuan-pengetahuan tersebut dikumpulkan sedikit demi sedikit


(29)

sehingga akhirnya menjadi banyak.Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasikan sebagai orang yang banyak belajar, dan orang yang sedikit belajar, dan orang yang tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang yang tidak belajar. Pada dasarnya belajar merupakan proses yang mengakibatkan perubahan-perubahan. Secara formal, berarti seseorang melalui tahap belajar pada suatu lembaga tertentu yang secara resmi di kelola oleh manusia tertentu dan mengikuti suatu model pembelajara tertentu pula.

Menurut pendapat yang tradisional,Belajar hanyalah diangap sebagai penambahan dan pengumpulan ilmu pengetahuan. Pendapat ini terlalu sempit dan serta hanya berpusat pada mata pelajaran belaka, namun sebenarnya belajar bukan hanya mengumpulkan ilmu pengetahuan tetapi belajar itu lebih menekankan pada perubahan pada individu yang belajar. Sebagaimana dikatakan oleh Lester D. Crow dan Alice Crow, yang dikutip dari buku Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, karangan Kusnandar. bahwa belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan,pengetahuan dan sikap. Menurut definisi ini seseorang mengalami proses belajar kalau ada perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari kurang baik menjadi baik.19

Belajar adalah key term( kata kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar yang sesungguhnya tak kan pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses belajar, belajar hamper selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan.20

Menurut Ngalim Purwanto, belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarahkan kepada tingkah laku yang lebih baik.21Selanjutnya dalam perspektif keagamaanpun (dalam hal ini islam), belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu

19

. Kusnandar.,Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Press.2011), h.325

20

. Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Jakarta: Pustaka Setia, 1995) h.31

21

. M. Ngalim Purwanto, psikologi pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya , 2003) cet. Ke-19, h. 85


(30)

pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat.hal ini dinytakan dalam surat Mujadalah : 11







































































































Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.22

Pada definisi diatas dianggap belajar itu sebagai perubahan-perubahan psikologis yang tak dapat di buktikan atau di sangkal kebenarannya.Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, di rencanakan atau tidak.Hal ini juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang terbentuk interaksi dengan oranglain atau lingkungannya.

Menurut Witherington yang dikutip dari buku landasan psikologis proses pendidikan karangan Prof. Dr. Nana Syaodih. Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanipestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang terbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.23

Dari beberapa definisi belajar yang dikemukaan diatas, dapat disimpulkan bahwa, belajar merupakan suatu usaha individu yang dilakukan dalam keadaan sadar (tidak dalam keadaan gila, mabuk, lelah, jenuh, dan segala sesuatu yang menghilangkan kesadaran seseorang), dengan tujan untuk memperoleh perubahan, perubahan tersebut dapat berkenaan dengan penugasan dan penambahan tingkah

22

Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Jakarta: Pustaka Setia, 1995) h.32-33

23

Nana Syaodih Sukmadinata, landasan psikologi proses pendidikan , (Bandung : PT. Remaja Rosadakarya, 2005), ce, ke-3 h. 155


(31)

laku. Pengetahuan, sikap , nilai ,motivasi minat dan keterampilan yang didapat dari hasil latihan atau pengalaman yang relatif lama.

Selama ini buku-buku ilmu pendidikan islam telah memperkenalkan paling kurang tiga kata yang berhubungan dengan pendidikan islam, yaitu al-tarbiyah, al-ta’lim, dan al-ta’dib.24

Berdasarkan pendekatan religius (islam) ada dua istilah yang memiliki makna pendidikan, yaitu tarbiyah dan ta’lim. Kedua istilah ini memiliki kesamaan arti, tetapi juga memiliki perbedaan.Tarbiyah berkenaan dengan pendidikan

anak-anak, sedangkan ta’lim memiliki pengertian yang lebih luas jangkauannya.

Dengan demikian apa yang kita kenal dengan pendidikan agama islam di negri kita merupakan bagian dari pendidikan islam. Karena Tujun dari pendidikan islam ialah membina dan mendasari kehidupan anak didik dengn nila-nilai agama sekaligus mengajarkan ilmu agama islam. Sehingga ia mampu mengamalkan syariat islam secara benar sesuai pengetahuan agama.

Tujuan pendidikan islam dengan demikian merupkan gambaran nilai-nilai islami yang hendak diwujudkan dalam pribadi manusia didik pada akhir dari proses tersebut. Dengan isitilah lain, tujuan pendidika islam adalah perwujudan nilai-nilai islami dalam pribadi dalam manusia didik yang di ikhtiarkan olehpendidik muslim melalui proses yangterminal dalam hasil (produk) yang berkepribadian islam yang beriman, bertakwa, dan berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba allah yang taat.25

Dari uraian yang telah dikemukakan diatas maka minat dalam belajar PAI sangatlah penting karena dengan adanya minat untuk belajar PAI maka kualitas dan prestasi belajar PAI siswa akan meningkat. Minat belajar PAI menurut penulis adalah suatu keinginan, ketertarikan, kesenangan terhadap pelajaran PAI yang didalamnya mempelajari ilmu-ilmu agama islam yang seharusnya diketahui, dipelajari dan diperaktikan dalam kehidupan sehari-hariumat islam. Oleh sebab itu Jika seseorang memiliki minat untuk belajar PAI, maka ia akan memperoleh ilmu

24

. Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana , 2010), ed.1 . cet.ke-1 h.7 25


(32)

pengetahuan yang luas tentang ajaran-ajaran islam, dan belajar PAI akan menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupannya.

2. Manfaat minat belajar

Minat merupakan bagian dari aspek kejiwaan, karena ia bersifat sangat pribadi dan berkembang sejak masa kanak-kanak, pada semua lapisan usia, minat selalu memiliki peranan yang penting dalam kehidupan seseorang, dan juga memiliki dampak yang sangat besar dalam prilaku seseorang. Minat pada usia nak-anak memiliki peran yang sangat besar dan sangat penting karena setiap aktifitas anak ditentukan oleh minat, yang kemudian berkembang pada masa pertumbuhannya.

Minat memiliki fungsi dalam setiap kegiatan yang dilakukan dengan ditanamkan minat didalamnya, ada beberapa pungsi minat yang dikemukakan oleh Elizabet B. Hurlock, yaitu:

a. Sumber Motivasi yang kuat untuk belajar

Anak yang berminat terhadap suatu kegiatan baik permainan maupun pekerjaan akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang memiliki minat. Dan perlu diperhatikan pada usia tersebut pengalaman belajar anak merupakan modal atau dengan kata lain kemampuan anak sepenuhnya tergantung dari pengalaman belajarnya. Rangsangan perlu diatur agar bertepatan dengan anak didik.

b. Minat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi anak.

Ketika anak mulai berpikir tentang pekerjaan mereka dimasa mendatang, misalnya mereka menentukan apa yang mereka ingin lakukan pada saat mereka dewasa, semakin yakin mereka mengenai pekerjaan yang diinginkan maka semakin besar pula minat mereka terhadap kegiatan dikelas, yang mendukung tercapainya aspirasi itu.

c. Menambah kegairahan pada setiap kegiatan yang dilakukan

Bila anak-anak berminat dalam melakukan sesuatu kegiatan, pengalaman mereka akan hal tersebut jauh lebih menyenangkan jika dibandingkan mereka bosan pada suatu kegiatan.


(33)

d. Minat yang terbentuk dalam masa kanak-kanak sering kali menjadi minat seumur hidup karena minat menimbulkan kepuasan.. anak cendrung menngulang kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan minatnya dan dengan demikian menjadi suatu kebiasaan yang dapat menetap seumur hidup.26

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar PAI

Minat merupakan suatu sikap yang relatif menetap pada diri seseorang dan mempunyai peranan besar terhadap keberhasilan belajar setiap individu siswa di sekolah, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.

Minat yang ada pada diri anak itu biasanya terjadi secara sepontan dan bisa dari usaha-usaha.Minat yang terjadi secara spontan itu biasanya datang dari dalam diri anak itu sendiri, sedangkan minat yang timbul melalui usaha-usaha adalah timbul dari luar diri anak. Untk lebih jelas lagi akan penulis uraikan faktor-faktor yang dapat menimbulkan minat belajarsebagai berikut;

a. Motivasi

Merupakan suatu dorongan untuk melakanakan sesuatu atau bertindak pada saatnya27

b. Bahan pelajaran

Bahan ajar yang menarik siswa, akan sering dipelajari oleh siswa yang bersangkutan sebagaimana yang diungkapkan oleh slameto bahwa minat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keinginan belajar, karena bila bahan pelajaran tidak sesuai dengan minat siswa , maka siswa tidak akan belajar dengan maksimal

c. Guru

Guru merupakan salah satu objek yang dapat membangkitkan atau mempengaruhi minat belajar siswa. Guru yang kreatif dapat merangsang

26

Elizabet B. Hurlock, Suatu Pendekatan SepanjangRentang Kehidupan, Terj. Dari A Life-Span Approach, Fifth Edition oleh Lecturer,Consultant, and Author, (Jakarta: Erlangga, 2010), h.6-8

27


(34)

tumbuhnya pemikiran yang kreatif dalam proses pembelajaran dan setelah berlangsungnya pembelajaran.28 Guru yang pandai, ramah,disiplin, mampu membina serta disenangi murid-murid sangat besar pengaruhnya dalam membangkitkan minat siswa dalam belajar.

d. Keluarga

Orang tua adalah orang yang terdekat dengan anak, oleh karenanya keluarga sangat berpengaruh besar terhadap minat yang ada dalam diri siswa.

e. Teman sepergaulan

Melalui pergaulan seorang siswa akan dapat terpengaruh arah minatnya karena teman-teman sepergaulannya.

Mengkaji persahabatan dikalangan teman sebaya, banyak sekali penelitian menunjukan, bahwa faktor utama yang menentukan daya tarik hubungan interpersonal diantara para remaja pada umumnya adalah kesamaan dalam: minat,nilai-nilai, pendapat, dan sifat-sifat kepribadian.29

4. Upaya meningkatkan minat belajar PAI

Upaya untuk meningkatkan minat belajar PAI menuntut peran aktif orang tua, guru, dan lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Untuk itu diperlukan mekanisme kerja sama dalam proses pembelajaran PAI. Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada sutu subjek yang baru adalah menggunakan minat-minat siswa yang ada. Di samping memanfaatkan minat siswa yang telah ada, Tanner menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minnat-minat baru pada diri siswa.30

28

. Dedy Mulyasana,Pendidikan Bermutu Dan Berdaya Saing, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2011), h. 77

29

. Syamsu Yusuf , Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2012) h.60

30

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta;2013) cet.6 h.180-181


(35)

Pembelajaran PAI dapat dijadikan modal dalam pembentukan akhlak atau budi pekerti yang baik pada diri anak karena dengan ditanamkannya nilai-nilai PAI pada diri anak didik, maka anak akan memiliki landasan agama yang kuat.

Minat belajar PAI berkaitan erat dengan upaya dan usaha orang-orang tertentu, seperti guru,orang tua, dan lingkungan. Usaha-usaha yang dapat dilakukan antara lain adalah :

a. Bangkitkan suatu kebutuhan (kebutuhan untuk menghargai keindahan dan sebagainya) diajak untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang indah contohnya mewarnai, menggambar kalau dalam pelajaran KTK.

b. Hubungkan dengan pengalaman yang lampau, misalnya memancing anak untuk menceritakan kejadian yang berkesan yang pernah dialami

c. Beri kesempatan untuk mendapat hasil yang baik“Nothing Succeds Like

Succes”. Tak ada yang memberi hasil yang baik dari pada hasil yang baik

untuk itu bahan pelajaran disesuaikan dengan kesanggupan individu. d. Gunakan berbagai bentuk metode mengajar seperti diskusi, kerja

kelompok, membaca, demonstrasi, dan sebagainya.

pembelajaran PAI menjadi kebiasaan dalam kehidupan anak. Peranan minat cukup besar dalam proses belajar mengajar.

Dari pendapat tersebut dapat diketahui peran minat adalah sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar guna pencapaian prestasi sebaik mungkin.

C. Penelitian yang Relevan

Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh suparwoto dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan Belajar Tuntas Sains Dengan Asesmen Otentik, menunjukan bahwa kualitas peserta didik dapat lebih ditingkatkan dengan sekaligus lulusan dapat diperbaiki.Kualitas lulusan lebih mengacu pada upaya untuk menampilkan kemampuan yang dimilikinya.31

31

Suparwoto, “pengembangan Belajar Tuntas Sains dengan Asesmen Otentik”,dalam cakrawala Pendidikan,Edisi Khuss Des/mei 2000/ThXIX/No.2.


(36)

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Bambang Sugiarto dalam penelitiannya yang berjudul Belajar Tuntas dan Media Yang Menjembatani, menunjukan penggunaan media permainan P-4 dapat menunjang pelaksanaan prinsip belajar tuntas, bila dilakukan dengan baik.32

Serta penelitian yang dilakukan oleh Nurhapipah dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Model Belajar Tuntas (Masteri Learning) Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PAI di SMP Pelita Harapan Pondok Pinang,mendapatkan bukti bahwa dari hasil perhitungan data penelitiannya adalah thitung> ttabelatau 2,40 > 1,70 atau 2,470 >2467 dengan demikian Ho ditolak

atau Ha diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran tuntas dapat meningkatkan hasil belajar PAI di SMP Pelita Harapan Pondok Pinang.33

Berbagai penelitian telah banyak dilakukan untuk membuktikan keefektifan metode pembelajaran tuntas, seperti halnya pada hasil pnelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti diatas mempunyai bukti yang sama dengan penelitian yang telah penulis lakukan bahwa, penerapan model pembelajaran tuntas efektif untuk meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa, selain itu penerapan model pembelajaran tuntas juga terbukti dapat meningkatkan minat belajar siswa karena penelitian yang penulis lakukan dengan penerapan model pembelajaran tuntas ini bukan hanya untuk mengetahui peningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa namun pada peningkatan minat belajar siswa,

D. Kerangka Berpikir

Pada umumnya, pembelajaran yang diterapkan sebagian besar guru belum dapat memberikan pengaruh dan manfaat langsung bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari.Sehingga, hal tersebut dapat mengkaitkan pembelajaran yang dialami siswa tidak bermakna dan kurang menarik minat belajar siswa.

32 Bambang Sugiarto, “Belajar Tuntas dan Media Yang Menjembatani”, Dalam media Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, No.16/XX/1986.

33

Nurapipah, penerapan Model Belajar Tuntas (Mastery Learning) Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMP Pelita Harapan Pondok Pinang, skripsi SI UIN JKT :2012


(37)

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal).Factor dari dalam (internal) yang diantaranya adalah minat, dimana minat berhubungan dengan psikologi seseorang terkait dengan perasaan dan emosi yang turut berperan.Sedangkan factor dari luar (eksternal) adalah kondisi keluarga dan lingkungan masyarakat.

Kegiatan peningkatan minat pembelajaran PAI dapat di pandang sebagai suatu proses pembelajaran, selama siswa memperoleh penglaman pendidikan untuk mencapai suatu tujuan (belajar) yaitu memiliki Prestasi belajar PAI yang tinggi, sedangkan untuk Peningkatan minat belajar yang diharapkan, di perlukan suatu dukungan metode pembelajaran yang sesuai.

Dalam hal ini, diharapkan pembelajaran PAI dengan penerapan model pembelajaran tuntas (Mastery Learning) dapat meningkatkan minat belajar PAI siswa.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, dapat diduga bahwa jika metode pembelajaran tuntas diterapkan dapat meningkatkan belajar PAI siswadi kelas V SDN.Cukanggalih II Curug Tangerang.


(38)

29 A. Tempat dan Watu Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat yang digunakan untuk melaksanakan penilitian ini adalah SDN.Cukanggalih II Kec.Curug . Kab.Tangerang, yang beralamat di Jl kerajinan , Ds. Cukanggalih Rt 06/08 kec. Curug kab. Tangerang Banten.

2. Waktu Penilitian

Penelitian ini dilakukan selama empat bulan dimulai dari bulan Januari sampai dengan bulan April tahun ajaran 2013/2014.

B. Metode dan Disain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang diunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).PTK adalah “suatu bentuk penelitian yang bersipat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran dikelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat lebih memperoleh hasil belajar yang lebih baik.1

2. Disain Penelitian

Disain penelitian yang digunakan adalah model pembelajaran tuntas yang terdiri dari empat langkah, yaitu: l) rencana, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi.

a. Perencanaan

1) Merencanakan tindakan

2) Menetapkan kriteria : terciptanya kelompok belajar yang aktif dan minat belajar PAI siswa yang meningkat

1

Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas,(Bandung: CV. Wacana Prima,2012), h.6


(39)

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada penelitian melalui proses pembelajaran yang terbagi menjadi beberapa siklus penelitian yaitu:

1) Penelitian Siklus I

Berdasarkan hasil refleksi pada pra siklus maka peneliti merencanakan tindakan untuk pembelajaran siklus I. Dalam tahap ini antara peneliti dan guru pengamat membahas rancangan pembelajaran PAI yang menggunakan Model Pembelajaran Tuntas dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan pada pembelajaran pra siklus.

2) Tahapan Penelitian siklus I: a) Rencana

Guru merencanakan perbaikan pembelajaran siklus I dengan terlebih dahulu menyiapkan perangkat pembelajaran seperti:

 Menyusun Instrumen penelitian

 Menyusun RPP Siklus I

 Menyusun Lembar Observasi proses pembelajaran Siklus I, untuk melihat penerapan model pembelajaran tuntas. b) Tindakan

Dalam tahap ini dilaksanakan tindakan, yaitu penerapan model pembelajaran Tuntas pada pembelajaran PAI sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I yang telah dibuat. c) Observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pengamat sebagai kolaborator dengan merekam semua kegiatan pembelajaran pada Lembar Observasi Proses Pembelajaran siklus I.

d) Refleksi

Tahap ini dilakukan refleksi baik secara kualitatif maupun kuantitatif.Berbagai hambatan dianalisis untuk dievaluasi dan dikaji antara peneliti, dan guru pengamat untuk menentukan


(40)

pemecahan masalah atas kekurangan atau kelemahan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

3) Penelitian Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklusI maka peneliti merencanakan tindakan untuk pembelajaran siklus 2.Dalam tahap ini antara peneliti dan guru pengamat membahas rancangan pembelajaran PAI dengan Model Pembelajaran Tuntas, dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan atau kekurangan pada pembelajaran siklus I.

4) Tahap penelitian siklus II: a) Perencanaann

 Menyusun RPP Siklus II

 Menyusun Pedoman Observasi Siklus II b) Tindakan

Dalam tahap ini dilaksanakan tindakan, yaitu penerapan Model Pembelajaran Tuntas pada pembelajaran PAI sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II yang telah dibuat. c) Observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pengamat sebagai kolaborator untuk mengamati tahapan pembelajaran tuntas dan minat belajar PAI siswa.

d) Refleksi

Tahap ini dilakukan refleksi baik secara kualitatif. Berbagai hambatan dianalisis untuk dievaluasi dan dikaji bersama peneliti, dan guru pengamat untuk menemukan pemecahan masalah atas kekurangan atau kelemahan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

c. Observasi

Dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi pengamatan:


(41)

1) Minat siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Tuntas

2) Peningkatan minat belajar PAI siswadengan menggunakan Model Pembelajaran Tuntas

d. Refleksi

Data yang telah dikumpulkan pada siklus pertama dianalisis dan didiskusikan bersama guru kolabolator, tentang kelebihan dan kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran kemudian dideskripsikan sebagai bahan penyusunan perencanaan tindakan pada pembelajaran siklus berikutnya apabila belum terjadi peningkatan minat belajar PAI siswa secara signifikan.

Data yang terkumpul pada siklus kedua dianalisis dan direflesikan kembali, dilihat apakah hasil yang didapat sudah sesuai yang diinginkan peneliti.Hasil analisis dilihat dari penerapan Metode Pembelajaran Tuntas sebarapa besar peningkatannya.Langkah pembelajaran yang masih kurang direkomendasikan untuk diperbaiki jika ada penelitian selanjutnya.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa dikelas V SDN.Cukanggalih II Kec Curug Kab. Tangerang, sebanyak 29 orang siswa yang terdiri dari 16 orang perempuan dan 13 orang laki-laki.

D. Peran dan posisi peneliti dalam penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini penulis berperan sebagai guru PAI yang sekaligus sebagai peneliti.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Materi/kompetensi dasar yang akan diproses menggunakan model pembelajaran tuntas.

 Untuk siklus I


(42)

 Untuk siklus II

Kompetensi dasar : 7.2 Membedakan Nabi dan Rasul. Dengan tahapan pembelajaran sebagai berikut :

Fase Kegiatan Guru

I. PENDAHULUAN

II. KEGITAN INTI

Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai pada pelajaran PAI dan memotivasi peserta didik belajar

Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan membaca terkontrol, diskusi dan resitasi guru menjelaskan kepada peserta didik bagaimana membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar mengetahui materi pelajaran secara baik.

Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas diskusi disertai penugasan guru membimbing peserta didik dalam mempresentasikan hasil diskusinya dan peserta didik menuliskan hasil diskusinya secara individu.


(43)

III. PENUTUP Guru mengevaluasi hasil diskusi tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan memberikan remedial bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan

Hasil yang diharapkan dari PTK ini adalah :dengan diterapkannya model pembelajaran Tuntas maka diharapkan adanya peningkatan minat Belajar PAI siswa kelas V SDN Cukanggalih II Kec. Curug Kab. Tangerang, yang rendah menjadi tinggi.

G. Data dan Sumber Data

Data yang didapatkan penulis adalah dari hasil observasi, angket, dan Tes di SDN. Cukanggalih II. Adapun sumber data yang primerdiperoleh dari hasil angket dan observasi, sedangkan sumber data yang sekunder didapat dari hasil belajar PAI siswa.

H. Instrument Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa:

1. Pertanyaan angket berbentuk pilihan ganda denganlima pilihan jawaban yangdigunakan untuk mengukur minat belajar PAI siswa.

2. Lembar Observasi digunakan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran tuntas

3. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep Pendidikan Agama Islam. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran.Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Dengan jumlah soal 10 soal dengan 3 item (pilihan)


(44)

I. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasiadalah teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung secara sistematis terhadap objek yang diteliti.Observasi disini dilakukan untuk mendapatkan data tentang penerapan model pembelajaran tuntas.

2. Angket

Angket (Kuesioner) yaitu, sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, yakni siswa kelas V SDN Cukanggalih II Curug Tangerang untuk mengetahui Minat belajar PAI Siswa.Yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan menggunakan 5 pilihan yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. a. Untuk jawaban pertanyaan positip skornya

Sangat setuju (SS) : 5 Setuju (S) : 4 Ragu-Ragu (R) : 3 Tidak Setuju (TS) : 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

b. Untuk jawaban yang pertanyaannya negative skornya Sangat Setuju (SS) :1

Setuju (S) : 2 Ragu-Ragu (R) : 3 Tidak Setuju (TS) : 4 Sangat Tidak Setuju (ST) : 5 Berikut kisi-kisi instrument angket


(45)

Kisi-kisi instrument angket Minat belajar PAI siswa

No Dimensi Indikator NoButir

( + ) NoButir ( - ) 1. 2. 3 Keinginan Ketertarikan Kesenangan

1.1 Memiliki keinginan dalam belajar. 1.2 Memiliki semangat belajaryang

kuat.

1.1 Perhatian terhadap pelajaran 1.2 Aktif dalam bertanya

1.3 Mengerjakan tugas PAI tepat waktu 1.4 Mempelajari PAI dari sumber lain 3.1 Senang mempelajari PAI

3.2 Menyenangi guru mata pelajaran PAI

3.3 Senang apabila diberikan tugas PAI 3.4 Tekun belajar PAI

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 3.Tes

Tes yaitu merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar dan salah. Tes juga diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau aspek tertentu dari orang yang dikenai Tes. Adapun dalam penelitian ini Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar PAI siswa.

J. Analisis Data dan Interpretasi Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes dan non tes. Tes yang diberikan dalam bentuk pilihan ganda (PG) berjumlah 10 butir soal, tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar PAI siswa, dan untuk penilaian non tes digunakan lembar kegiatan observasi dan angket.


(46)

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan, yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan siklus pertama peneliti akan mengetahui letak keberhasilan dan kegagalan atau hambatan yang akan ditemui pada siklus pertama. oleh karena itu, peneliti merumuskan kembali rancangan tindakan untuk siklus ke dua. Pada siklus kedua ini akan dilakukan perbaikan-perbaikan atau tambahan-tambahan berdasarkan hambatan-hambatan yang dijumpai pada siklus pertama.


(47)

BAB IV

DESKRIPSI, HASIL ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian

SDN Cukanggalih II merupakan salah satu sekolah negeri yang berada di sebuah desa yang sudah mulai diramaikan dengan lingkungan perumahan, sekolah ini beralamt di JL Kerajinan Rw 06 Rt.08 Desa Cukanggalih Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, sekolah ini memiliki luas tanah 1100m2 dengan luas bangunan 700m2permanen, sekolah ini didirikan pada tahun 1979 dan telah terakreditasi dengan nilai akreditasi 75,40 atau masuk dalam kategori Baik, sekolah ini terdiri dari dua lantai dan memiliki jumlah kelas sebanyak 10 kelas dengan jumlah 337 siswa dan siswi serta ditunjang oleh guru yang berkompeteni dan fropesional serta memiliki disiplin yang tinggi. Pembangunan dan pasilitas disekolah ini mulai mengalami kemajuan yaitu dengan dibangunnya perpustakaan, dan kantin sekolah,

Gambar 1.

DENAH LOKASI RUANG SDN CUKANGGALIH II

Tahun 2013/2014

Kls 4A dan 5 B

Perpustakaan SDN Cukanggalih II

Kls 1 A&B

Kls 2 A&B

Lantai 1 Kls 4B &

5A

Kls 3 A&B

Kls 6

R. Guru

WC

kantin


(48)

1.Visi dan Misi SDN Cukanggalih II a.Visi

Terwujudnya anak bangsa yang cerdas, terampil, kreatif dan berimanserta mampu bersaing di Kabupaten Tangerang.

b. Misi

1) Mengarahkan Peserta didik untuk memiliki rasa percaya diri, mandiri dan disiplin yang tinggi.

2) Mengembangkan potensi minat dan bakat seni budaya dan keterampilan sehingga memiliki rasa estetika.

3) Mengembangkan kultur sekolah sebagai pusat kebudayaan yang dibanggakan.

4) Membenahi organisasi sekolah dengan mengacu kepada manajemen berbasis sekolah untuk mewujudkan sekolah unggulan.

5) Membangun hubungan sosialisasi antara peran pendidik (Guru) dengan siswa di Sekolah maupun di dalam masyarakat.

6) Meningkatkan profesional peran pendidik (Guru) untuk terwujudnya anak bangsa yang cerdas, terampil, kreatif dan beriman serta mampu bersaing di Kabupaten Tangerang.

2.Keadaan siswa SDN Cukanggalih II

Data yang didapatkan oleh peneliti mngenai data jumlah siswa pada tahun ajaran 2013/2014 tercatat sebanyak 337 siswa, terdiri dari kelas I a&b berjumlah 69 yang terdiri dari 46 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan, kelas II a&b berjumlah 54 yang terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 32 siswa perempuan, kelas III a&b berjumlah 56 yang terdiri dari 31 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan, kelas IV a&b berjumlah 56 yang terdiri dari 27 siswa laki-laki dan 29 siswa perempuan, dan kelas VI berjumlah 52 orang yang terdiri dari 23 laki-laki dan 29 perempuan.

Selanjutnya ntuk mengetahui keadaan siswa SDN Cukanggalih II dapat dilihat secara rini pada table dibawah ini :


(49)

Table I

Daftar siswa SDN Cukanggalih II tahun pelajaran 2013/2014

Kelas Laki - laki Perempuan Jumlah

1. A&B 46 23 69

II. A&B 22 32 54

III.A&B 31 25 56

IV.A&B 17 33 50

V.A&B 27 29 56

VI.A&B 23 29 52

JUMLAH 166 171 337

3.Kadaan Guru SDN Cukanggalih II

Guru merupakan salah satu bagian yang integral dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Guru atau pendidik merupakan salah satu komponen pendidikan yang harus ada dalam proses kegiatan belajar mengajar, dengan tersedianya para guru atau pendidik maka proses belajar mengajar dapat dilaksanakan.

Di SDN Cukanggalih II jumlah keseluruhan tenaga pendidik tahun ajaran 2013/2014 adalah 12 orang yang terdiri dari 4 orang guru laki-laki dan 8 orang guru perempuan, yang sebagianbesar merupakan lulusan sarjana (S-I). SDN Cukanggalih II mmiliki Iorang TU dan I orang penjaga sekolah. Untuk lbih jelasnya tentang keadaan pendidik atau guru dan karyawan di SDN Cukanggalih II dapat dilihat pada table berikut :

Table 2

Daftar Guru dan karyawan SDN Cukanggalih II

No. Nama Jabatan

1. Eni Yuliati, S.Pdi. Kepala Sekolah 2. Sedi Nurhati, S.Pd.sd. Guru Kelas I. A/B 3. M. Saepumillah, s.Pdi. Guru kelas II. A/B 4. M.Nurul Jayanto Guru kelas III.A/B 5. Tati Nuraeni, S.Pd.sd. Guru Kelas IV. A 6. Imas Maspuroh, Spd.sd Guru Kelas IV.B 7. Ami Saroh, Spd.sd. Guru Kelas V.A 8. Siti Nurmalasari, Spd.sd. Guru Kelas V.B


(1)

-lJt

Foto

Kegiatan

Siklus

II

\,

Siswa

sudah

mulai

dapat

membentuk

kelompok

diskusinya masing-masing

dan guru msmantau pembentukan

kelompok

yang telah dilakukan peserta

didik

Gwu

membimbing

kelompok belajar

pada

saat

mereka mengerjakan tugas

diskusi

Pada

kegiatan siklus

ini

perhatian

dan

leaktifan

siswa dalam

proses

pembel

aj

aran

meningkat

Siswa

sedang

melakukan diskusi

dal

am kelompokny

a

masing-masing

Guru membimbing peserta

didik

pada

saat

mempresentasikan

hasil

diskusi

Siswa

mulai

aktif

menayakan

hal-hal yang belum

mengerti

seputm

materi

dan

yang

telah

dipresent asikan oleh temannya


(2)

Foto

Kegiatan

Siklus

I

,a'rI

Guru Menyampaikan Tujuan dengan

menjelaskan

da

menulis kompetensi

dasar

yang akan

dipelajari

oleh

peserta

didik

Guru membimbing

kelompok

belajar

pada

saat

mereka mengerjakan fugas

diskusi

Guru membimbing peserta

didik

dalam

memprsentasikan hasil diskusinya

Guru menyajikan

informasi

kepada

peserta

didik

dengan menugaskan

membaca

terkontrol

dan

membentuk

kelompk-kelompok diskusi

ts

Siswa melakukan diskusi

dan

masing-masing

kelompok

menulis

hasil

diskusinya untuk dipresentasikan

Guru mengepaluasi hasil diskusi

tentang

materi yang telah didiskusikan


(3)

KEMENTERIAN AGAMA

UIN

JAKARTA

FITK

Jl. k. H. JuaMa No 9O Ciputat 15412 tncfonesia

FORM (FR)

No.Dokumenffi

SURAT

PERMOHO

Nomor : Un.01/F.1/KM.01 .3t...t2014

Lamp.

: Ouiline/proposat

Hal

:

Permohonan

lzin

Fenelitian

Kepada Yth.

Kepala SDN Cukanggalih

II

Di Tempat

A ss alamu"al a ik u m -

rart.

fi

b.

Tembusan:

1.

Dekan FITK

2.

Pembantu Dekan Bidang Akademik

3.

Mahasiswa yang bersangkutan

Jakarta, 4 JmuariZ0l4

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama

:YIILIAWATI

NIM

:

1810011000018

Jurusan

: pendidikan Agama Islam(pAl)

Semester

: X (sepuluh)

JuduI

SKTipsi

:

,'PENIINGKATAI\i

MINAT

BELAJAR

PAI slswA

DENGAN

PENERAPATI MODEL

-PEMBELAJARAN

TUNTAS

DI

KELAS

V

SDN

CUKANGGALIII

II

KEC.CURUG

KAB.TANGERANG'.

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang

sedang

menyusun

skripsi,

dan

akan

mengadakan peneritian

(riset)

di

instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.

Untuk

itu

kami

mohon

Saudara

dapat

mengizinkan mahasiswa

tersebut

melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sarna saudara, kami ucapkan terima

kasih. Wassalam u'al ai ku m wr.wb.

Agama Islam

Ag


(4)

KEMENTERIAN AGAMA

UIN JAKARTA

F!TK

Jl. lr- H. Juada No 95 Ciputat 15412 lnctonesia

FORM (FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-066 Tgl.

Terbit :

1 Maret 2010 No.

Revisi: :

01

Hal 1t1

SURAT PERMOHONAN

IZIN

OBSERVASI

Nomor : Un.0 1/Ft.A(M .01.3 1...12013

Lamp. :...

Hal

: Observasi Kepada Yth.

Kepala Sekolah SDN CUKANGGALIH

II

CURUG - TANGERANG

Di Tempat

Tembusan:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jakarta, 23 Desember 2013

Ass alamu' alaikum wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa:

Nama

:

YULIAWATI

NIM

:1810011000018

Jurusan

lProdi

: Pendidikan Agama Islam (PAI)

Semester

: X (Sepuluh)

Adalah benar mahasiswa pada, Fakultas

Ilmu

Tarbiyah

dan

Keguruan

UIN

Syarif

Hidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan peiiyeleseiaa.,tUgas Skripsi, Mahasiswa

tersebut memerlukan observasi dengan Pihak Terkait. Oleh karena

itu,

Kami

rnohon

kesediaan saudara untuk menerima mahasisvra tersebut dan memberikan bantuannya.

Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih.

Wass alamu' alailatm wnw b.

Pendidikan Agama Islam

I

002


(5)

KEMENTERIAN

AGAMA

UIN

JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. JuaMa No 9O Ciputat 104i2 tndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen

.

TtTK+RLAKDrogl

Tgl.

Terbit : i

tr,taret

76to

S U

RAT

BIM

BI

NGAN-S

lGI

Psi

Nomor : Un.0 1/F. 1A(M.0 1.3/... .. /2014

20tt

Lamp.

:

-Hal

: Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.

Manerah, Dra

Pernbimbing Skripsi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayarullah

lakart4

4

Jaruari 2014

untuk

menjadi

pembimbing

IllI

As s alamu' al aikum wr.w b.

Dengan

ini

diharapkan kesediaan Saudara

(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Jakaith.

Tembusan:

l.

DekanFITK

2.

Mahasiswa ybs.

Nama

NIM

Jurusan

=- Semester

rudul

SEifxi

Yuliawati

.181001 1000018.

Pendidikan Agama Islam

X (sepuluh)

Penirigkat?n Minat BerajarJAtr siswa Dengan penerapan Moder

Agama Islam

.Ag

PembeIajaranTuntasDiKelasvSDNCukanggalihIIKec.CurugKab.Tangerang-.

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 2g Desember

2013, abstraksiloutline terlampir. Saudara

arp^t

*tutirt*

perubahariiedaksional pada

judul.

tersebut.

Apabila

perubahan substansiar dianggap

;;;lr;;h*-'p"lr'ii-oirs

menghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan

skripsi

ini

diharapkan selesai dalam

waktu

6

(enam)

bulan, dan

dapat

diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan

Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih.

Was s alamu' alaihtm wr.wb.


(6)

l

BIOGRAFI PENULIS

Yuliawati, lahir

di

Tangerang pada

tanggal

09

Mei

1977, anak ketiga dari pasangan Bapak Ranian dengan

Ibu

suhaeni.

Menuntaskan

pendidikan

dasar

di

sDN.

cukanggalih

III

Desa Cukanggalih

Kec.

Curug

Kab.

Tangerang

dan

lulus

padatahun 1988

Kemudian melanjutkan ke

jenjang

pendidikan dasar menengah

di MTs

Al_

Husna Curug Tangerang dan

lulus

pada

tahun

1992. Setelah

itu

melanjutkan

ke

jenjang

pendidikan menengah atas

di

Madrasah

Aliyah Negri Filial

Bogor

dan

lulus

pada tahun 1995. Pada

tahunl997

penulis kembali melanjutkan studinya ke

jenjang

Perguruan

Tinggi Negri

IAIN

sunan

Gunung

Djati

Bandung

dengan Program Studi

D.II

PAI

dan lulus pada tahun 2000.

Pada

tahun

2010 penulis

mendapatkan kesempatan

untuk

mengajukan

Beasiswa

s.l

PAI

ke

Kementerian

Agama

Kabupaten Tangerang,

dan

Alhamdulillah

berkat

ijin

Allah

penulis

mendapatkan kesempatan

tersebut

di

l]niversitas

Islam Negeri

ruf$

Syarif Hidayatullah Jakarta.dan

lulus

pada tahun

2014.

Adapun

riwayat

pekerjaan penulis

dimulai

pada

tahun

1996 dengan menjadi

tenaga pengajar honorer

di

SDN.

Cukanggalih

III

Desa Cukanggalih Kecamatan

curug

Kabupaten Tangerang, dan

di MTS

Al-

Barkah

di

DS. cukanggalih

Kec

Curug

Kab

Tang, dan

dimulai

pada tahun 2004 penulis diangkat menjadi pNS

Di

lingkungan kementrian Agama

Kab.Tangerang

dan

di

tempatkan

di

RA

Al_

Barkah, pada tahun 2006 penulis mutasi menjadi guru

pAI di

sDN

cukanggalih

II

sampai dengan saat sekarang

ini,

semoga dimasa yang akan datang penulis dapat

terus meningkatkan

karir

untuk

tetap bertahan

dalam

memberikan sumbangsih


Dokumen yang terkait

Kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran al-qur'an terhadap hasil belajar PAI siswa di SDN Sawah Baru 2 Ciputat Tangerang Selatan

1 11 71

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Hubungan pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu dengan minat belajar siswa pada Bidang Studi IPS di SMPN 3 Tangerang Selatan

0 5 118

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Upaya peningkatan kreativitas belajar biologi siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

0 7 116

Peningkatan minat belajar PAI siswa dengan penerapan model pembelajaran tuntas di Kelas V SDN Cukanggalih II Kec. Curug Kab. Tangerang Tahun pelajaran 2013 / 2014

0 12 110

Meningkatkan minat belajar metematika siswa melalui penerapan model pembelajaran quantum teaching dengan tahapan belajar tandur: penelitian tindakan kelas di MTs Al- Islamiyah Ciledug Tangerang

1 10 227

Peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode numbered heads together di SMP Nusantara plus Ciputat

1 6 201

Peningkatan hasil belajar IPS (pada studi perkembangan teknologi transportasi) melalui penerapan pendekatan belajar pembelajaran kontekstual siswa kelas IV MI Miftahusshibyan Curug Tangerang

1 19 97

Peningkatan minat dan hasil belajar IPA melalui penggunaan media pembelajaran lectora siswa kelas V SDN Timuran Tahun 2016/2017

2 4 13