rugi yang disebabkan oleh wanprestasinya salah satu pihak dalam perjanjian tersebut.
6. Berakhirnya Suatu Perjanjian
KUH Perdata tidak mengatur secara jelas mengenai hapusnya suatu perjanjian, namun
berdasarkan Pasal 1381 KUH Perdata yang mengatur
tentang berakhirnya
suatu perikatan, maka dapat disimpulkan bahwa
pasal tersebut merupakan hapusnya suatu perjanjian, karena perjanjian merupakan
bagian dari suatu perikatan. Bunyi Pasal 1381 KUH Perdata yang menyatakan
hapusnya perikatan, yaitu : a.
Karena pembayaran. b.
Karena penawaran pembayaran tunai, diikuti
dengan penyimpanan
atau penitipan.
c. Karena pembaharuan utang.
d. Karena
perjumpaan utang
atau kompensasi.
e. Karena pencampuran utang.
f. Karena pembebasan utangnya.
g. Karena musnahnya barang yang terutang.
h. Karena kebatalan atau pembatalan.
i. Karena berlakunya suatu syarat batal.
j. Karena liwatnya waktu.
Tinjauan Umum Tentang Pendidikan 1. Pengertian Pendidikan
Berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan
dan Kebudayan
Republik Indonesia No. 31 Tahun 2014 Pasal 1 butir 1
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
11 11
Pasal 1 butir 1 Peraturan Menteri No.31 Tahun 2014 tentang Kerja Sama Penyelenggaraan dan
Pengelolaan Pendidikan Oleh Lembaga Asing Dengan Lembaga Pendidikan di Indonesia, diakses
dari
2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 3
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional,
yaitu
pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan
kemampuan dan
membentuk watak
serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulai, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
12
Hasil Penelitian Efektivitas Memorandum of
Understanding MoU Dalam Pembuatan Suatu Perjanjian di Bidang Pendidikan,
Studi Kasus di Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung
pengertian dicapainya
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan
hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Disebut
efektif apabila tercapainya tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan.
Efektivitas hukum atau yang disebut juga sebagai keberlakuan faktual dapat ditetapkan
dengan bersaranakan penelitian empiris tentang perilaku para warga masyarakat. Jika dari
penelitian yang demikian itu tampak bahwa para
warga dipandang
secara umum,
berperilaku dengan mengacu pada keseluruhan kaidah hukum, maka terdapat keberlakuan
http:hukor.kemdikbud.go.idasbodokumediaperuu permen_tahun2014_nomor031.pdf
, tanggal akses 15 September 2015.
12
Pasal 3 Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diakses tanggal
15 September 2015.
faktual kaidah itu. Efektivitas suatu kaidah hukum dapat ditetapkan dengan bersaranakan
penelitian empiris.
13
Sehingga, dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan sarana
penelitian empiris, yakni menemukan seberapa banyak memorandum of understanding yang
ditindaklanjuti dalam
pembuatan suatu
perjanjian kerja sama, khususnya kerja sama di bidang pendidikan pada tahun 2010 sampai
dengan 2015 yang dibuat antara Universitas Atma Jaya Yogyakarta dengan partner.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta dalam melaksanakan program-program kerja yang
telah disusun secara internal dilakukan dengan cara kerja sama dengan pihak lain partner.
Kerja sama yang dilakukan oleh Universitas Atma
Jaya Yogyakarta
dengan partner
dilakukan untuk
mencapai tujuan
yang diharapkan oleh masing-masing pihak. Terdapat
3 tiga bentuk kerja sama yang dilakukan oleh Universitas Atma Jaya Yogyakarta, yakni kerja
sama yang tidak didasari oleh memorandum of understanding, tetapi langsung pada dibuatnya
suatu
perjanjian, memorandum
of understanding yang ditindaklanjuti ke dalam
perjanjian, dan memorandum of understanding yang langsung direalisasikan.
Berdasarkan hasil
penelitian,
memorandum of understanding yang dibuat antara Universitas Atma Jaya Yogyakarta
dengan partner,
hanya sedikit
yang ditindaklanjuti ke dalam suatu perjanjian,
karena para pihak menganggap bahwa memorandum of understanding sudah
cukup menjadi dasar atau payung hukum dalam melaksanakan program kerja sama
diantara mereka. Dari data yang diperoleh, hanya 2 atau 3,5 dari 56 memorandum of
understanding yang ditindaklanjuti dalam suatu perjanjian di bidang pendidikan yang
dibuat antara tahun 2010 sampai dengan
13
J.J. H. Bruggink, Refleksi Tentang Hukum, alih bahasa B. Arief Sidharta, cetakan ketiga, PT Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2011, hlm. 149.
2015. Terdapat juga 11 atau 19,5sebelas sleeping memorandum of understanding
dari 56 lima puluh enam memorandum of understanding yang dibuat di Universitas
Atma Jaya Yogyakarta dari tahun 2010 sampai dengan 2015, serta sebagian besar
memorandum of understanding yang dibuat Universitas Atma Jaya Yogyakarta dengan
partner tersebut langsung direalisasikan, karena terdapat 43 empat puluh tiga
memorandum
of understanding
yang langsung direalisasikan dari 56 lima puluh
enam memorandum of understanding di bidang pendidikan yang dibuat oleh
Universitas Atma Jaya Yogyakarta dari tahun 2010 sampai dengan 2015.
D. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian
bab sebelumnya
mengenai penggunaan
memorandum of
understanding dalam
pembuatan suatu
perjanjian di bidang pendidikan yang dilakukan oleh Universitas Atma Jaya Yogyakarta dari
tahun 2010 sampai dengan 2015, dikatakan belum efektif. Hal ini disebabkan sesuai dengan
data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan,
bahwa dari 56 memorandum of understanding di bidang
pendidikan yang dibuat oleh Universitas Atma Jaya Yogyakarta dengan partner, hanya
terdapat 2 atau 3,5 memorandum of understanding yang ditindaklanjuti ke dalam
suatu
perjanjian. Namun,
mengenai memorandum of understanding di bidang
pendidikan yang tidak ditindaklanjuti ke dalam suatu perjanjian, terdapat 43 atau 77 kegiatan
yang terealisasikan dari 56 memorandum of understanding di bidang pendidikan yang
dibuat tersebut, serta terdapat 11 atau 19,5 dari 56 memorandum of understanding di
bidang pendidikan dalam keadaan tidur atau sleeping memorandum of understanding.