BIDANG USAHA KWR

MEMILIH BIDANG USAHA

NAMA

: NUR AZISAH RACHMAN

STAMBUK : 46113050
KELAS

: 2B D4

JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2014

Mengenali Peluang dan Memilih Jenis Usaha
Dunia ini penuh dengan peluang dan tantangan, bahkan Tuhan pun telah
mengingatkan kepada umat manusia bahwa di dalam masalah atau tantangan yang
kita hadapi maka di situ pula sebenarnya ada kemudahan atau peluang untuk
mencapai kesuksesan. Permasalahannya adalah apakah kita dapat memandang
suatu tantangan sebagai peluang bisnis yang harus dikejar atau justru sebagai

suatu masalah yang harus dihindari.
Mengenali Hingga Memilih Peluang Usaha yang Tepat
Memilih usaha sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan kita, yaitu
usaha yang kita sukai atau kita mempunyai kompetensi dalam bidang usaha
tersebut. Hal tersebut dalam membuat kita terhindar atau paling tidak menekan
sekecil mungkin adanya kerugian yang dapat menghabiskan modal yang dimiliki.
Rencana usaha tidak harus muluk-muluk, cukup sederhana saja, tetapi prospeknya
bagus. Caranya adalah dengan mengevaluasi lingkungan yang ada di sekeliling
kita. Semuanya dapat diukur dengan salah satu alat yaitu menggunakan analisis
terhadap kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman (strengths, weaknesses,
opportunities, and threats) atau yang lebih dikenal dengan sebutan analisis
SWOT. Berikut adalah cara sederhana yang dapat dilakukan dalam menerapkan
analisis SWOT.
a. Melihat kekuatan yang dimiliki seperti lokasi, sumber-sumber bahan baku
yang mudah didapat, mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan,
dan kekuatan lainnya yang dapat dimanfaatkan. Contoh: lokasi di dekat
kampus atau mall dapat dikembangkan menjadi kos-kosan, warnet, rental
computer, dan masih banyak lagi.
b. Melihat kelemahan yang dimiliki agar kita tidak memaksakan diri
melakukan usaha yang sebenarnya tidak dapat dilakukan karena kita

memiliki kekurangan tertentu. Contoh: sebaiknya jangan membuka usaha
rental computer, tetapi tidak mengetahui sama sekali keterampilan dalam
mengoperasikan computer.
c. Melihat peluang yang dapat dimanfaatkan dan memberikan keuntungan.
Contoh: membuka usaha fotokopi dilingkungan dekat kampus, membuka
usaha kantin dilingkungan perkantoran, dan lain-lain.
d. Melihat ancaman terhadap usaha-usaha yang berisiko tinggi, memiliki
siklus hidup yang pendek, dan tidak terukur. Terlebih lagi jika pesaingpesaing kita memiliki kemampuan yang lebih baik dari kita. Contoh:
investasi saham, di mana kita tidak memiliki cukup ilmu tentangnya atau
bermain dipasar yang pelakunya sudah sangat banyak.
Ada banyak sekali peluang bisnis jika kita tahu bagaimana dan dimana
menemukannya, yang mungkin saja sudah ada dalam diri kita atau bahkan sudah
didepan mata. Di bawah ini adalah daftar sumber ide yang dapat memberikan

gagasan awal atau pemikiran awal untuk menentukan usaha apa yang hendak
dijalankan:


Lihat barang-barang disekeliling dan yang sedang kita gunakan




Rasakan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh diri



Browsing Internet yang menyediakan informasi bisnis



Baca buku yang berkaitan dengan kewirausahaan



Baca Koran, majalah, atau tabloid yang berisikan peluang usaha



Baca buku kuning telepon (yellow pages)




Baca perpustakaan umum, perpustakaan sekolah atau kampus



Kunjungi teman, kenalan, atau sahabat



Kunjungi bursa efek, amati tren capital dan peluang lainnya



Ikuti kursus kewirausahaan



Temani pengacara atau konsultan ketika bertemu kliennya




Dapatkan informasi dan buku-buku dari kedutaan besar



Kunjungi pusat-pusat incubator bisnis



Kunjungi pusat-pusat perbelanjaan dan restoran waralaba



Kunjungi penemuan baru, pameran dagang, dan pameran-pameran lainnya



Kunjungi perusahaan pesaing




Kenali konsumen atau pelanggan potensial



Kenali agen, distributor, atau pedagang besar



Lakukan hobi dan wisata



Kenali broker paten dan jasa informasi produk lisensi



Kunjungi lembaga penelitian dsn universitas




Ikuti seminar, forum diskusi, lokakarya, atau symposium



Kunjungi asosiasi dagang dan bisnis



Masuk sebagai anggota partai tertentu



Ikuti pertemuan alumni



Ikuti kebijakan dan keadaan ekonomi Negara




Dan masih banyak lagi

Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausahawan harus
bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses
penjaringan gagasan atau ide disebut sebagai proses screening, yang merupakan
suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi barang dan jasa riil.
Banyak cara untuk melihat peluang yang terjadi disekitar kita. Selama masih ada
kebutuhan dan keinginan, selama itu pula masih terdapat peluang yang dapat kita
manfaatkan, misal:
a. Mengenali kebutuhan pasar
b. Mengembangkan produk yang telah ada dipasaran
c. Memadukan bisnis-bisnis yang ada
d. Mengenali kecenderungan (tren) yang terjadi
e. Mewaspadai segala kemungkinan yang awalnya terlihat sepele, yang
ternyata setelah ditekuni dapat menjadi bisnis yang luar biasa.
f. Menggunakan asumsi-asumsi yang baru (tidak baku)
Beberapa langkah untuk mengenali dan memilih peluang bisnis yang tepat antara
lain:

1. Tentukam tujuan besar yang hendak dicapai
2. Buat daftar ide sebanyak-banyaknya yang menarik pikiran
3. Nilai kemampuan, kekuatan, karakteristik yang diperlukan untuk
mencapai sukses dalam bisnis yang anda lakukan.
4. Buatlah table criteria bisnis yang diperlukan, nilai dan pilih menurut
tingkat kepentingannya

5. Bandingkan dan dapatkan saran dari pengusaha, konsultan, atau mentor.
6. Lakukan riset untuk menilai keadaan bisnis saat ini dan masa mendatang
7. Pilih salah satu dari ide yang kemungkinan memiliki tingkat keberhasilan
terbesar dan resiko terkecil.
Setelah kita memutuskan bisnis apa yang ingin dijalankan, hal yang perlu menjadi
pertimbangan berikutnya adalah memilih jalur usaha yang tepat atau memilih
beberapa prospek bisnis, Anda harus memutuskan jalur mana yang ingin dipilih
untuk memiliki bisnis sendiri. Terdapat tiga jalur utama yang dapat dipilih:
memulai bisnis baru, membeli bisnis yang sudah ada, mengembangkan bisnis
yang sudah ada, dan kemitraan atau waralaba (franchise).
Cara Memulai Bisnis
Cara-cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk memulai bisnis (usaha),
baik itu dilakukan sendiri maupun bersama teman-teman, adalah sebagai berikut:

1. Memulai Bisnis Baru
Memulai bisnis baru merupakan pilihan yang paling menarik bagi para pemula.
Terdapat tiga bentuk usaha yang bias dirintis oleh Anda, yaitu:
a. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), yaitu bentuk usaha yang dimiliki
dan dikelola sendiri.
b. Persekutuan (Partnership), yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih.
c. Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang didirikan atas
dasar badan usaha dengan modal berupa saham.
2. Membeli Bisnis yang Sudah Ada
Membeli perusahaan yang telah didirikan dan dikelola oleh orang lain dengan
nama (goodwill)dan organisasi usaha yang sudah ada.
3. Mengembangkan Bisnis yang Sudah Ada
Mengembangkan bisnis yang sudah ada biasanya terjadi pada perusahaan
keluarga.
4. Memilih usaha franchise
Waralaba (franchise) adalah suatu bentuk usaha kerja sama antara pewaralaba
(franchisor) dengan terwaralaba (franchisee) dalam mengadakan persetujuan jual
beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha.
Dibawah ini beberapa kiat memilih bisnis waralaba:
1) Kumpulkan seluruh informasi mengenai bisnis waralaba yang ada saat ini.

2) Pilihlah jenis usaha waralaba yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi dan
terbukti sukses dimana-mana.

3)
4)
5)
6)
7)
8)

Sebaiknya memilih bisnis waralaba disesuaikan dengan kemampuan keuangan,
minat, dan bakat kita.
Pastikan proses usaha waralaba tersebut dapat dialihkan dengan baik kepada
terwaralaba.
Jangan cepat percaya dengan angka-angka yang disodorkan oleh pewaralaba.
Lakukan pengamatan dan penyelidikan di lapangan terhadap gerai-gerai yang
akan menjadi pilihan kita.
Bagi para peminat waralaba yang bermodal terbatas, sekarang banyak waralaba
local yang masih berskala kecil atau bahkan belum menerapkan system waralaba.
Bagi kita yang jeli dan memiliki naluri bisnis yang tajam, sebenarnya banyak
potensi usaha yang dapat dikembangkan secara waralaba. Kita dapat membujuk
wirausahawan yang sudah berhasil dan berjalan dengan baik serta memiliki
prospek usaha yang cerah. Bahkan mungkin kita dapat menjadi penggagas dan
menjadi tim pemasaran waralaba baru tersebut. Paling tidak, kita dapat membuka
gerai atau cabang untuk usaha tersebut dengan persyaratan yang sangat ringan.
Bidang Usaha dan Jenis-jenis Badan Usaha
Perlu perjuangan dan ketekunan dalam menerjemahkan mimpi besar ke dalam
tindakan nyata. Berikut ada beberapa contoh bidang usaha yang menjadi pilihan
para pemula atau wirausahawan baru adalah.
1. Usaha di bidang makanan atau kuliner
2. Usaha pakaian dan perhiasan
3. Usaha yang terkait dengan tempat tinggal
4. Usaha pendidikan
5. Usaha yang terkait dengan rekreasi
6. Usaha pendukung atau mempermudah orang lain menjalankan usaha.
Jenis usaha yang dapat dimasuki oleh para wirausahawan: Pertanian,
Pertambangan, Pabrikasi, Konstruksi, Perdagangan, Jasa Keuangan, Jasa
perorangan, Jasa pendidikan, Jasa Transportasi & Jasa Pariwisata.
Setelah menemukan ide, lalu menentukan bidang dan jenis usaha yang akan
dipilih, langkah selanjutnya adalah menentukan bentuk kepemilikan usaha.
Berbagai organisasi bisnis memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing.
Apabila kita ingin mendirikan suatu unit bisnis, maka kita akan memilih bentuk
yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki. Beberapa
pertimbangan yang harus dilakukan sebelum mendirikan organisasi bisnis adalah:
1. Kebutuhan modal: seberapa banyak jumlah dana yang dibutuhkan untuk
mendirikan sebuah usaha.

2. Resiko : memperhitungkan resiko yang akan terjadi, semua diarahkan
untuk mendukung kegiatan bisnis.
3. Pengawasan: kemampuan pemilik usaha dalam melakukan pengawasan
aktivitas bisnisnya.
4. Kemampuan manajerial: keahlian yang harus
merencanakan, mengendalikan, dan mengawasi usaha.

dimiliki

untuk

5. Kebutuhan waktu: memiliki cukup waktu untuk mengoperasikan usaha
dan mengarahkan para karyawannya.
6. Pajak: pembayaran pajak yang harus dipenuhi sebagai konsekuensi
menjalankan suatu kegiatan bisnis.
Dibawah ini beberapa bentuk badan hokum usaha di Indonesia dan beberapa
pertimbangan untuk dapat memilih salah satu diantaranya yang paling tepat:
1. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perorangan merupakan perusahaan yang dimiliki dan diselenggarakan
oleh satu orang.
2. Persekutuan

a.
b.







Bentuk legal suatu bisnis yang dimiliki dua orang atau lebih untuk mencapai
tujuan bisnis. Dalam persekutuan terdapat dua macam kategori, yaitu sekutu
umum dan sekutu terbatas.
Sekutu umum yaitu sekutu yang terlibat secara aktif dalam pengelolaan usaha.
Sekutu terbatas yaitu sekutu yang tidak terlibat secara aktif dalam pengelolaan
usaha.
Persekutuan (Firma)
Persekutuan (Firma) merupakan persekutuan yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih dengan nama bersama untuk menjalankan satu bisnis
Persekutuan Komanditer (CV)
Persekutuan Komanditer (CV) merupakan persekutuan antara dua orang atau lebih
yang memiliki tujuan bersama untuk mendirikan usaha.
Persekutuan Lainnya
Joint Venture merupakan suatu kerja sama antar perusahaan untuk saling
memperkuat satu sama lain antara perusahaan yang melakukan kerja sama
tersebut.
Sindikat merupakan kerja sama antara dua unit usaha untuk mencapai tujuan
tertentu yang spesifik.
Kartel merupakan persekutuan perusahaan-perusahaan dibawah suatu perjanjian
untuk mencapai tujuan tertentu.

 Holding Company terjadi bila ada suatu perusahaan dalam kondisi yang baik secara
finasial kemudian membeli saham-saham dari perusahaan lain.
3. Perseroan
Perseroan merupakan organisasi bisnis yang berbentuk badan hokum, dimana
tanggung jawab dan kewajiban usaha terpisah dari pemilik modalnya.
4. Koperasi
Koperasi merupakan organisasi ekonomi rakyat yang berwatak social,
beranggotakan orang-orang atau badan hokum, sebagai usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan dan kegotongroyongan.