HUBUNGAN KEBERADAAN JENTIK PADA TEMPAT PENAMPUNGAN AIR DAN PRAKTIK 3M PLUS DENGAN KEJADIAN DBD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GENUK SEMARANG TAHUN 2014.

HUBUNGAN KEBERADAAN JENTIK PADA TEMPAT PENAMPUNGAN
AIR DAN PRAKTIK 3M PLUS DENGAN KEJADIAN DBD DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS GENUK SEMARANG TAHUN 2014
Kristina Arum Sari*), dr.Zaenal Sugiyanto, M.Kes**)
*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
**) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
Jl. Nakula 1 No.5-11 Semarang
Email : [email protected]; [email protected]

ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of communicable disease that caused
by dengue virus and transmitted by the bite of Aedes aegypti mosquito. Based on
the data obtained from Genuk Public Health Center showed that there elevated
DHF cases during in the last 4 years (2011 up to 2014) in working area of Genuk
Public Health Center Semarang. The most effective prevention of DHF is
eradication of Mosquito nested with practice of 3M Plus. The aim of the study
was to analyze correlation between the existence of larva and 3M Plus practices
with incidence of dengue hemorrhagic fever in working area of Genuk Public
Health Center Semarang in 2014.
The type of this study was analytical with case control approach. Data collected
with documents review and interview. Primary and secondary data were

processed and analyzed by chi square and fisher’s exact statistical test. The
sampel used 58 persons, devided into cases group is 29 persons and control
group is 29 persons.
The results showed that there was any correlation with the incidence of DHF was
drain of water supply container (p = 0,01 ; OR = 7,105), practice utilize or
recycling (p = 0,025 ; OR = 10,667), and used of larva-eating fish ( p = 0,023 ;
OR = 3,9). There was not correlation with incidence of DHF was the existence of
larva ( p = 0,164), closed practice of water supply container ( p = 0,291), habits
of uses insect repellent ( p = 0,102), and habits of hanging clothes ( p = 0,18).
Recommended to Public Health Center for increase the promotion of 3M Plus
practices. Such as drain of water supply container, closed practice of water
supply container, recycling, use larva-eating fish and use insect repellent in the
morning until the late afternoon.
Keywords
: The exictence of larva, practice of 3M Plus, DHF
ABSTRAK
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit
menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Genuk
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kasus DBD selama 4 tahun terakhir

(tahun 2011 sampai tahun 2014) di wilayah kerja Puskesmas Genuk Semarang.
Pencegahan DBD yang paling efektif yaitu pemberantasan sarang nyamuk (PSN)

dengan cara 3M Plus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan
keberadaan jentik dan praktik 3M Plus dengan kejadian DBD di wilayah kerja
Puskesmas Genuk Semarang tahun 2014.
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control. Data
dikumpulkan dengan kajian dokumen dan wawancara. Data primer dan sekunder
diolah dan dianalisa menggunakan uji statistik Chi square dan Fisher’s exact.
Sampel yang digunakan berjumlah 58 orang, 29 kasus dan 29 kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang ada hubungan dengan kejadian DBD
adalah praktik menguras TPA (p = 0,01 ; OR = 7,105), praktik memanfaatkan /
mendaur ulang barang bekas (p = 0,025 ; OR = 10,667), penggunaan ikan
pemakan jentik ( p = 0,023 ; OR = 3,9). Sedangkan yang tidak ada hubungan
dengan kejadian DBD adalah keberadaan jentik ( p = 0,164), praktik menutup
TPA ( p = 0,291), kebiasaan memakai obat nyamuk ( p = 0,102), kebiasaan
menggantung baju ( p = 0,18).
Disarankan kepada Puskesmas untuk meningkatkan penyuluhan praktik 3M Plus
seperti menguras TPA, menutup TPA, mendaur ulang barang bekas,
menggunakan ikan pemakan jentik dan memakai obat nyamuk pada pagi sampai

sore hari.
Kata kunci: Keberadaan jentik, Praktik 3M Plus, DBD
PENDAHULUAN

Indonesia jumlah penderita DBD

Di Indonesia penyakit DBD
masih

merupakan

masalah

yang dilaporkan sebanyak 90.245
kasus dengan jumlah kematian 816

kesehatan karena masih banyak

orang


daerah

kesakitan=

yang

endemik

endemik.

DBD

merupakan

pada

sumber

Daerah
umumnya


(Incidence

penduduk

37,11
dan

Rate/Angka
per

100.000

CFR=

0,90%).

penyebaran

Sedangkan pada tahun 2013 jumlah


penyakit ke wilayah lain. Setiap

penderita DBD yang dilaporkan yaitu

kejadian luar

biasa (KLB)

DBD

sebanyak 101.218 kasus dengan IR

umumnya

dimulai

dengan

41,25 per 100.000 penduduk. Dari


peningkatan jumlah kasus di wilayah

data

tersebut.

peningkatan jumlah penderita dari

Untuk

penyebaran

membatasi

penyakit

DBD

diperlukan gerakan pemberantasan


tersebut

maka

terjadi

tahun 2012 ke tahun 2013.2
Penyakit

DBD

masih

sarang nyamuk (PSN) yang terus –

merupakan permasalahan serius di

menerus, pengasapan (fogging) dan


Provinsi Jawa Tengah, terbukti 35

larvasidasi.1

kabupaten/kota

Berdasarkan
Kementerian
Indonesia

data

Kesehatan

pada

tahun

dari
Republik


2012,

di

terjangkit

sudah

penyakit

DBD.

pernah
Angka

kesakitan/Incidence Rate (IR) DBD
di Provinsi Jawa Tengah pada tahun

2013


sebesar

penduduk,

45,53/100.000

meningkat

dibandingkan

tahun

(19,29/100.000

bila
2012

penduduk)

dan

perlu upaya pencegahan yang perlu
dilakukan baik pada individu maupun
kelompok.
penyakit

Upaya
DBD

pencegahan

yakni

dengan

sudah melampaui target nasional

melakukan praktik 3M Plus. 3M yaitu

yaitu 0,05). Ada

0,010) dan OR = 7,105 yang artinya

hubungan antara penggunaan ikan

bahwa

praktik

pemakan jentik dengan kejadian

menguras TPA 7,105 kali lebih

DBD (p value = 0,023) dan OR =

berisiko terkena DBD. Tidak ada

3,900

hubungan antara praktik menutup

menggunakan ikan pemakan jentik

TPA dengan kejadian DBD (p value

3,900 kali berisiko terkena DBD.

= 0,291 atau p > 0,05). Ada

Tidak

hubungan

antara

kebiasaan

memanfaatkan

/

praktik

tidak

menguras

melakukan

mendaur

praktik
ulang

barang bekas dengan kejadian DBD
(p value = 0,025) dan OR = 10,667

/

mendaur

kebiasaan memakai

yang

ada

artinya

hubungan
menggantung

ulang

obat

tidak

antara
baju

dengan kejadian DBD (p value =
0,180 atau p > 0,05).

PEMBAHASAN

dengan kejadian DBD pada anak

1. Hubungan Antara Keberadaan

sekolah usia 5 – 11 tahun di sekolah
Kecamatan Candi Semarang.9

Jentik Dengan Kejadian DBD
menunjukkan

2. Hubungan

bahwa persentase keberadaan jentik

Menguras

atau rumah yang terdapat jenti pada

Kejadian DBD

Penelitian

ini

kelompok kasus (24,1 %) lebih besar
daripada kelompok kontrol (10,3 %).
Berdasarkan

TPA

Dengan

Dari hasil penelitian ini dapat
diketahui bahwa persentase praktik
menguras TPA kurang baik pada

square dapat diketahui bahwa tidak

kelompok kasus (34,5 %) lebih besar

ada hubungan antara keberadaan

daripada kelompok kontrol (6,9 %).

dengan

uji

Praktik

chi

jentik

hasil

Antara

kejadian

di

Berdasarkan hasil analisis uji

wilayah kerja Puskesmas Genuk

chi square dapat diketahui bahwa

Tahun 2014 yaitu dengan nilai p

ada

value = 0,164 (p value > 0,05). Pada

menguras TPA dengan kejadian

penelitian ini diketahui bahwa jentik

DBD di wilayah kerja Puskesmas

lebih banyak pada kontiner dalam

Genuk Tahun 2014 yaitu dengan

rumah daripada luar rumah. Hal ini

nilai p value = 0,010 (p value < 0,05)

dikarenakan nyamuk penular DBD

dan hasil perhitungan Odds Ratio

nyamuk Aedes aegypti hanya mau

diperoleh OR = 7, 105 dengan

hidup di air yang jernih / bersih

Confidence Interval (CI) 95 %=

beralasakan

1,395 – 36,180. Dari hasil tersebut

bahan

DBD

buatan

atau

hubungan

antara

praktik

artifisial, bukan tanah atau alamiah.7

dapat

Jentik

tahap

melakukan praktik menguras TPA

perkembangan, pengaruh makanan,

mempunyai risiko 7,105 kali lebih

suhu

besar

memerlukan
menentukan

perkembangan.

4

kecepatan

Perkembangan

jentik – imago kondisi optimal perlu
waktu 7 hari.8

diketahui

terjadi

bahwa

DBD

tidak

dibandingkan

dengan melakukan praktik menguras
TPA.
Terdapatnya hubungan antara

Penelitian ini sejalan dengan

menguras TPA dengan kejadian

penelitian Dian Puspita Sari (2013)

DBD sesuai dengan teori bahwa

dengan nilai p value 0,068 (p value >

salah satu pengendalian spesies

0,05) yang menyatakan tidak ada

nyamuk Aedes aegypti ini dilakukan

hubungan antara keberadaan jentik

dengan

mengganti

air

atau

membersihkan tempat – tempat air

Dari hasil penelitian ini dapat

secara teratur tiap minggu sekali, pot

diketahui bahwa persentase praktik

bunga, tempayan, dan bak mandi.10

memanfaatkan

3. Hubungan

Praktik

barang bekas kurang baik pada

Menutup TPA Dengan Kejadian

kelompok kasus (96,6 %) lebih besar

DBD

daripada kelompok kontrol (72,4 %).

Penelitian

Antara

ini

menunjukkan

Hasil

/

mendaur

uji

statistik

ulang

dengan

uji

fisher’s

exact

diketahui

bahwa

ada

bahwa persentase praktik menutup

menggunakan

TPA kurang baik pada kelompok

dapat

kasus (62,1 %) lebih besar daripada

hubungan

antara

kelompok kontrol (48,3 %).

memanfaatkan

/

praktik

mendaur

ulang

chi

barang bekas dengan kejadian DBD

square dapat diketahui bahwa tidak

di wilayah kerja Puskesmas Genuk

ada

praktik

Tahun 2014 yaitu dengan nilai p

menutup TPA dengan kejadian DBD

value = 0,025 (p value < 0,05) dan

di wilayah kerja Puskesmas Genuk

hasil

Tahun 2014 yaitu dengan nilai p

diperoleh OR = 10,667 dengan

value = 0,291 (p value > 0,05). Tidak

Confidence Interval (CI) 95 %=

adanya hubungan antara praktik

1,237

menutup TPA dengan kejadian DBD

perhitungan

di wilayah kerja Puskesmas Genuk

diketahui bahwa tidak melakukan

Semarang Tahun 2014 ini karena

praktik memanfaatkan / mendaur

sebagian besar responden dalam

ulang

menggunakan air untuk memasak

risiko 10,667 kali lebih besar terjadi

langsung menggunakan air mengalir

DBD

langsung dari keran dan memakai

melakukan praktik memanfaatkan /

air isi ulang (galon) jadi sebagian

mendaur ulang barang bekas.

Berdasarkan
hubungan

hasil
antara

uji

besar dari mereka tidak memiliki

perhitungan



91,

983.

OR

barang

Odds

Dari

tersebut

hasil
dapat

bekas mempunyai

dibandingkan

Barang

Ratio

dengan

bekas (ban bekas,

tempat penampungan air yang dapat

botol, kaleng, drum bekas, ember

ditutup.

bekas,

4. Hubungan

Antara

Praktik

dll)

yang

dimanfaatkan

tidak

atau

dapat

dibiarkan

Memanfaatkan/Mendaur Ulang

menumpuk akhirnya akan menjadi

Barang Bekas Dengan Kejadian

tempat

perindukan

bagi

nyamuk

DBD

Aedes

aegypti

saat

musim

penghujan.

Hal

tersebut

sesuai

Dari

87,9

%

yang

tidak

dengan teori bahwa rumah atau

memakai obat nyamuk pada pagi

lingkungan yang ditemukan barang –

sampai sore hari diatas, sebagian

barang

bekas

yang

dapat

besar saat tidur siang atau saat tidak

sehingga

dapat

beraktivitas menggunakan kelambu

menjadi tempat berkembang biak

dan kipas angin untuk menghindar

nyamuk (ban bekas, botol bekas,

kontak dengan nyamuk penular DBD.

minuman kemasan, dll).11

Hal tersebut sejalan dengan teori

menampung

air

5. Hubungan

Antara

Kebiasaan

yang

mengatakan

Memakai Obat Nyamuk Dengan

melindungi

pribadi

Kejadian DBD

penularan

virus

Berdasarkan hasil penelitian ini

bahwa

untuk

dari

risiko

DBD

dapat

dilakukan secara individu dengan

dapat diketahui bahwa persentase

menggunakan

kebiasaan memakai obat nyamuk

menggunakan

kurang baik pada kelompok kasus

mengurangi gigitan nyamuk. Baju

(96,6

lengan panjang dan celana panjang

%)

lebih

kelompok

besar

kontrol

Berdasarkan

daripada

(79,3

hasil

%).

bisa

repellent,
pakaian

yang

mengurangi kontak

dengan

wawancara

nyamuk meskipun sementara. Untuk

dengan responden dapat diketahui

mengurangi kontak dengan nyamuk

bahwa

sebesar

sebanyak

51

mempunyai

87,9

%

atau

di dalam keluarga bisa memasang

responden

tidak

kelambu pada waktu tidur dan kasa

kebiasaan

memakai

obat nyamuk pada pagi hingga sore

anti nyamuk.12
6. Hubungan Antara Penggunaan
Ikan Pemakan Jentik Dengan

hari.
Hasil

uji

menggunakan

uji

menunjukkan
hubungan
memakai
kejadian

statistik
fisher’s

bahwa
antara

obat
DBD

dengan
exact

Berdasarkan hasil penelitian ini

ada

dapat diketahui bahwa persentase

kebiasaan

penggunaan ikan pemakan jentik

tidak

nyamuk
di

Kejadian DBD

dengan

wilayah

kerja

kurang baik pada kelompok kasus
(82,8

%)

lebih

besar

daripada

Puskesmas Genuk Tahun 2014 yaitu

kelompok

dengan nilai p value = 0,102 (p value

Berdasarkan

> 0,05).

dengan responden dapat diketahui
bahwa

kontrol

(55,2

hasil

sebesar

69,0

%).

wawancara
%

tidak

menggunakan ikan pemakan jentik

Berdasarkan hasil penelitian

pada tempat penampungan air yang

dapat diketahui bahwa persentase

ada di rumahnya.

kebiasaan

Hasil

uji

statistik

dengan

menggantung

kurang baik pada kelompok kasus

menggunakan uji chi square dapat

(69,0

diketahui

kelompok kontrol (51,7 %).

bahwa

ada

hubungan

antara penggunaan ikan pemakan
jentik

dengan

kejadian

DBD

di

baju

%)

lebih

Hasil

uji

besar

daripada

statistik

dengan

menggunakan

uji

wilayah kerja Puskesmas Genuk

menunjukkan

bahwa

Semarang Tahun 2014 yaitu dengan

hubungan

nilai p value = 0,023 (p value < 0,05)

menggantung baju dengan kejadian

dan hasil perhitungan Odds Ratio

DBD di wilayah kerja Puskesmas

diperoleh

dengan

Genuk Semarang Tahun 2014 yaitu

Confidence Interval (CI) 95 %=

dengan nilai p value = 0,180 (p value

1,163 – 13,078. Dari hasil tersebut

> 0,05).

OR

=

3,900

chi

square

tidak

antara

ada

kebiasaan

tidak

Menurut teori yang ada Aedes

menggunakan ikan pemakan jentik

aegypti suka beristirahat di tempat

mempunyai risiko 3,900 kali lebih

yang

besar terkena DBD dibandingkan

tersembunyi di dalam rumah atau

dengan

ikan

bangunan, termasuk di kamar tidur,

pemakan jentik. Hal tersebut sesuai

kamar mandi, kamar kecil, maupun

dengan

menyatakan

dapur. Nyamuk ini jarang ditemukan

pemangsa

di luar rumah, di tumbuhan, atau di

yang baik untuk pengendalian larva

tempat berlindung lainnya. Di dalam

nyamuk terdiri dari beberapa jenis

ruangan, permukaan istirahat yang

ikan. Contoh beberapa jenis ikan

mereka

suka

sebagai

furnitur,

benda

dapat

bahwa

diketahui

bahwa

menggunakan
teori

yang

predator

atau

pemangsa

yang

cocok

gelap,

lembab,

adalah

dan

di

yang

bawah

tergantung

untuk pengendalian nyamuk vektor

seperti baju dan korden, serta di

stadium larva ialah salah satunya :

dinding.13

Panchax

didukung

panchax

(ikan

kepala

timah).10
7. Hubungan

Teori
oleh

mengungkapkan
Antara

tersebut
teori

lain

bahwa

juga
yang

Nyamuk

Kebiasaan

Aedes aegypti senang hinggap dan

Menggantung Baju Bekas Pakai

istirahat di tempat gelap dan kain

Dengan Kejadian DBD

tergantung seperti gorden apalagi

bila berwarna gelap seperti hitam

3. Tidak

ada

hubungan

antara

dan biru.14 Berdasarkan uraian teori

keberadaan

– teori tersebut dapat diketahui

kejadian DBD (p value = 0,164).

bahwa baju / pakaian bukan satu -

4. Ada

jentik

hubungan

dengan

antara

praktik

satunya tempat hinggap dan istirahat

menguras TPA dengan kejadian

nyamuk

tempat

DBD (p value = 0,010) dengan

hinggap dan istirahat yang lainnya

OR = 7, 105 ; CI 95 % = 1,395 –

seperti gorden dan dinding.

36,180.

tetapi

terdapat

5. Tidak
SIMPULAN

ada

praktik

1. Persentase

keberadaan

jentik

pada kelompok kasus (24,1 %)

hubungan

antara

menutup TPA dengan

kejadian DBD (p value = 0,291).
6. Ada

hubungan

antara

praktik

lebih besar daripada kelompok

memanfaatkan/mendaur

kontrol (10,3 %).

dengan kejadian DBD (p value =

2. Persentase lebih besar praktik
menguras TPA kurang baik pada
kelompok

kasus

(34,5

%).

ulang

0,025) dengan OR = 10,667 ; CI
95 % = 1,237 – 91,983.
7. Tidak

ada

hubungan

antara

Persentase lebih besar praktik

kebiasaan memakai obat nyamuk

menutup TPA kurang baik lebih

dengan kejadian DBD (p value =

besar

0,102).

pada

kelompok

kasus

(62,1 %). Persentase lebih besar

8. Ada

hubungan

antara

praktik memanfaatkan / mendaur

penggunaan ikan pemakan jentik

ulang kurang baik pada kelompok

dengan kejadian DBD (p value =

kasus (96,6 %). Persentase lebih

0,023) dengan OR = 3,900 ; CI

besar kebiasaan memakai obat

95 % = 1, 163 – 13,078.

nyamuk

kurang

kelompok
Persentase

kasus

baik
(96,6

lebih

pada
%).
besar

penggunaan ikan pemakan jentik

9. Tidak

ada

kebiasaan

hubungan

antara

menggantung

baju

dengan kejadian DBD (p value =
0,180).

kurang baik pada kelompok kasus
(82,8 %). Persentase lebih besar

SARAN

kebiasaan

baju

1. Bagi Puskesmas

kurang baik pada kelompok kasus

a. Meningkatkan

(69,0 %).

menggantung

kepada

penyuluhan

masyarakat

tentang

pentingnya praktik 3M Plus

3.

sebagai praktik pencegahan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2013.

DBD.

http://www.dinkesjatengprov.go.id

b. Meningkatkan

peran

masyarakat

serta

4.

untuk

mengembangkan

poster

untuk

5.

Data Kasus DBD Puskesmas
Genuk Kota Semarang

seperti

6.

meningkatkan

pemahaman

Tahun 2013.

kotasemarang.go.id

ikan pemakan jentik.
media

Kota

http://www.dinkes

pemakan jentik terutama pada

c. Pemberian

Kesehatan

Semarang

ikan

rumah yang belum terdapat

Profil

INFODATIN (Pusat Data dan
Informasi

Kementrian

masyarakat

Kesehatan RI). Situasi Demam

tentang pentingnya melakukan

Berdarah Dengue Di Indonesia.

praktik

http://www.depkes.go.id/article/v

3M

Plus

sebagai

langkah pencegahan DBD.

iew/14010200002/downloadpus
datin-

2. Bagi Peneliti Lain

demam-berdarah.html 1

Disarankan
melakukan
terkait

penelitian

berhubungan
misalnya

untuk

faktor

7.

lanjutan

Suyono

dan

Budiman.

yang

Konteks Kesehatan

dengan

DBD,

Lingkungan.

kader

2010

jentik,

peran

penggunaan

Ilmu

Kesehatan Masyarakat Dalam

lain

seperti

pemantau

infodatin-infodatin-

8.

Jakarta

:

EGC.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

kelambu, pengetahuan tentang

Tengah.

Prosedur

3M Plus.

Penanggulangan

KLB

Tetap
dan

Bencana Provinsi Jawa Tengah.
DAFTAR PUSTAKA
1.

Widoyono.

2006

Penyakit

Epidemiologi,

Penularan,

Pencegahan,

dan

Pemberantasannya.
2.

Tropis

Edisi

9.

Dian Puspita Sari. Hubungan
faktor lingkungan dan praktik
pencegahan
kejadian

DBD

DBD
pada

dengan
anak

Kedua. Jakarta : Erlangga.2011

sekolah usia 5 – 11 tahun Di

http://www.depkes.go.id

sekolah Kecamatan Candisari
Semarang Tahun 2013. 2013

10. Gandahusada,

S,

dkk.

Parasitologi Kedokteran. Edisi
Ketiga. Jakarta : FKUI. 1998

es/download/pusdatin/buletin/bu
letindbd.pdf
13. World

Health

Organization.

11. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Pencegahan Dan Pengendalian

Tengah, Tim Penggerak PKK

Dengue Dan Demam Berdarah

Provinsi Jawa Tengah, Yayasan

Dengue : Panduan Lengkap /

Dian

Buku

WHO : alih bahasa , Palupi

Pegangan Kader Pengendalian

Widyastuti; editor edisi bahasa

Faktor Risiko Penyakit. 2004

Indonesia, Salmiyatun. Jakarta :

Nusantara-Raeci.

12. Pusat

Data

Epidemiologi
Buletin
Volume

dan

Kementrian

Jendela
2

Surveilans
RI.

Epidemiologi

Agustus

2010.

http://www.depkes.go.id/resourc

Buku Kedokteran EGC. 2004.
14. Yatim, Faisal. Macam – macam
Penyakit

Menular

Dan

Cara

Pencegahannya, jilid 2. Jakarta :
Pustaka Obor Populer. 2007

BIODATA SINGKAT PENULIS

Nama

: Kristina Arum Sari

Tempat, tanggal lahir : Semarang, 11 Juli 1993
Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Kristen

Alamat

: Jl. Taman Sedayu Indah RT.12 / RW 02,
Bangetayu Wetan, Genuk, Semarang.

Riwayat Pendidikan

:

1. SD Negeri Bangetayu Kulon Semarang 1999 - 2005
2. SMP Negeri 2 Semarang 2005 - 2008
3. SMA Negeri 15 Semarang 2008 - 2011
4. Diterima di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Dian
Nuswantoro Semarang tahun 2011

Dokumen yang terkait

Hubungan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Dan Pelaksanaan 3m Plus Dengan Kejadian Penyakit Dbd Di Lingkungan XVIII KELURAHAN BINJAI KOTA MEDAN TAHUN 2012

4 98 88

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PSN (3M PLUS) DAN KEMAMPUAN MENGAMATI JENTIK DENGAN KEJADIAN DBD DI KELURAHAN TEMBALANG KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

2 21 115

HUBUNGAN STATUS PENGUASAAN TEMPAT TINGGAL DAN PERILAKU PSN DBD TERHADAP KEBERADAAN JENTIK DI KELURAHAN SEKARAN KOTA SEMARANG

4 83 143

HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT (PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK) TENTANG PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK PENULAR DBD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGALIYAN KOTA SEMARANG TAHUN 2015.

0 6 12

HUBUNGAN PERILAKU (PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK) PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK AEDES aegypti PADA TEMPAT PENAMPUNGAN AIR (TPA) DI RT02 II KELURAHAN TAMBAKAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2006 - UDiNus Repository

0 0 3

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PROGRAM 3M PLUS DENGAN KEJADIAN DBD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO

0 0 9

Hubungan Jumlah Penghuni, Jumlah Tempat Penampungan Air (TPA) Dan Pelaksanaan 3M PLUS Dengan Keberadaan Hubungan Jumlah Penghuni, Jumlah Tempat Penampungan AIR (TPA) DAN PELAKSANAAN 3M PLUS DENGAN KEBERADAAN HUBUNGAN JUMLAH PENGHUNI, JUMLAH TEMPAT PENAMPU

0 1 163

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - HUBUNGAN KARAKTERISTIK TEMPAT PENAMPUNGAN AIR DAN PRAKTIK PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK 3M PLUS DALAM KELUARGA DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes (Studi di wilayah puskesmas Kedungmundu kota Semarang) - Repository Universitas Mu

0 0 15

HUBUNGAN KARAKTERISTIK TEMPAT PENAMPUNGAN AIR DAN PRAKTIK PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK 3M PLUS DALAM KELUARGA DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes (Studi di wilayah puskesmas Kedungmundu kota Semarang) - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 6

HUBUNGAN KARAKTERISTIK TEMPAT PENAMPUNGAN AIR DAN PRAKTIK PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK 3M PLUS DALAM KELUARGA DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes (Studi di wilayah puskesmas Kedungmundu kota Semarang) - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 12