HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PROGRAM 3M PLUS DENGAN KEJADIAN DBD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO

  

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PROGRAM

  

3M PLUS DENGAN KEJADIAN DBD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

RANOTANA WERU KOTA MANADO Vega Inge Umboh*, Grace D. Kandou*, Billy J. Kepel*

  • *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

  ABSTRAK

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2015, terjadi 71.668 kasus DBD dan

641 diantaranya meninggal dunia. Kejadian DBD di Sulawesi Utara pada tahun 2014 terdapat 2.364

kasus atau naik 89,11%. DBD merupakan salah satu penyakit menular yang menonjol di Puskesmas

Ranotana Weru. Pengetahuan dan Sikap diketahui memiliki hubungan dengan kejadian DBD. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang program 3M Plus

dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado. Penelitian ini

merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian kasus control yang dilaksanakan pada bulan

Juni-Agustus 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menderita penyakit dbd

dengan jumlah 68 responden yang diantaranya 34 responden yang telah di diagnosis oleh dokter sebagai

kelompok kasus dan 34 responden yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru dan

berdekatan dengan rumah atau tempat tinggal penderita sebagai kelompok kontrol. Pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, dengan kuesioner sebagai instrumen

pengumpulan data. Uji chi square digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dengan CI=

  95

% dan α=0,05. Terdapat hubungan antara pengetahuan (p= 0,004) dengan nilai OR = 5,571 (CI 95%

1,804 – 17,203), sikap (p= 0,001) dengan nilai OR = 7,015 (CI 95% 2,074 – 23,729) dengan kejadian

DBD di wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado. Pengetahuan dan sikap tentang

program 3M Plus memegang peran penting dalam terjadinya kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas

Ranotana Weru Kota Manado.

  Kata kunci: pengetahuan, sikap, kejadian demam berdarah dengue ABSTRACT

According to data by Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2015, there were 71.668 cases of

Dengue and Severe Dengue (DSD) and 641 were died. Incidence of DSD in North Sulawesi in 2014 there

were 2,364 cases, went up 89.11%. DSD is one of the most prominent infectious diseases in Ranotana

Weru Public Health Center. Knowledge and Attitudes known to have relationship with the incidence of

DSD. This research aimed to determine relationship between knowledge and attitudes about 3M Plus

program with the occurence DSD in Ranotana Weru Public Health Center Manado. This was a

quantitative research design with case-control study conducted in Juny-August 2016. The population in

this study were all patients who suffer from DSD with the number of 68 respondent. 34 respondent were

diagnosed by doctor as the case group and 34 respondent who live in the region of Ranotana Weru

Public Health Center and close to the home or place of stay of patients as a control group. Data

collection in this study was using interviews, with questionnaire as the data collection instruments. Chi

square test was used to analyze the relationship between variables with CI = 95% and α = 0.05. There

were relationship between knowledge (p = 0,004) with OR = 5.571 (95% CI 1.804 to 17.203), attitude (p

  

= 0,001) with OR = 7.015 (95% CI 2.074 to 23.729) with the occurrence DSD in Ranotana Weru Public

Health Center Manado. Knowledge and attitudes about 3M Plus program plays an important role in the

occurrence of DSD in Ranotana Weru Public Health Center Manado.

  Keywords: Knowledge, Attitudes, Dengue Severe Dengue

  PENDAHULUAN

  Dengue (DBD) di Indonesia pada tahun

  Penyebab lainnya yang juga dapat menyebabkan terjadinya demam derdarah dengue yaitu, sikap masyarakat. Yang telah dibuktikan dari hasil penelitian sebelumnya oleh Askar (2013) bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan kejadian demam berdarah dengue.

  Salah satu penyebab terjadinya demam berdarah dengue adalah kurangnya pengetahuan masyarakat. Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Malela (2014) bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kejadian demam berdarah dengue.

  2014 sebanyak 2.364 kasus atau naik 89,11% dari 1.250 kasus. Sedangkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Manado pada tahun 2015 kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas Ranotana Weru sebanyak 26 kasus. Data yang di peroleh dari Puskesmas Ranotana Weru pada kurun waktu lima tahun terakhir dari tahun 2011 sampai tahun 2015 terdapat 150 kasus.

  Dengue (DBD) Kota Manado pada tahun

  54,72% per 2.265.937 penduduk. IR Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2014 yaitu 57,06% per 2.265.937 penduduk (Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Utara, 2015). Kasus Demam Berdarah

  IR Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sulawesi Utara pada tahun 2013 yaitu

  2012 sebesar 90.245 kasus dengan IR 37,27 per 100.000 penduduk. Dan pada tahun 2013 sebesar 112.511 kasus dengan IR 45,85 per 100.000 penduduk (Profil Kesehatan Indonesia, 2012, 2013).

  Jumlah penderita Demam Berdarah

  Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic fever (DHF) dan dewasa ini World Health

  terbesar yaitu 1,2 juta pada tahun 2008 dan lebih dari 3 juta kasus pada tahun 2013 terjadi di wilayah Amerika, Selatan-Timur Asia, dan Pasifik Barat. Pada tahun 2015 2,35 juta kasus terjadi hanya diwilayah Amerika dengan jumlah angka kematian mencapai 1181 kasus (WHO, 2016).

  Organization (WHO) jumlah kasus DBD

  Menurut data dari World Health

  rumah yang disebabkan oleh virus dengue (Kementerian Kesehatan RI, 2012).

  aegypti yang hidup di dalam dan disekitar

  sebagai Dengue And Severe Dengue merupakan salah satu masalah kesehatan dunia dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung semakin luas penyebarannya. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang ditandai dengan panas (demam) dan disertai dengan perdarahan. Demam berdarah dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

  Organization (WHO) menyebut DBD

  Tingginya kejadian demam berdarah dengue di masyarakat maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado.

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian case control study (studi kasus kontrol). Tempat penelitian dilakukan di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni- Agustus 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah 68 responden, 34 responden diantaranya adalah seluruh pasien yang menderita penyakit demam berdarah dengue sebagai kelompok kasus dan 34 responden yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru sebagai kelompok kontrol. Pengembilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan total

  13

  8

  48

  9 Pekerjaan n % PNS Swasta Wiraswasta Sopir Tukang Ojek Lainnya

  12

  8

  12

  11

  5

  7

  12

  48

  8

  12

  11

  5

  7

  13 Tabel 1 menunjukkan bahwa untuk jenis kelamin dan umur telah di lakukan

  matching yaitu sebesar 17% responden laki-

  laki dan perempuan dan sebagian besar responden termasuk dalam kelompok umur 6-10 tahun yaitu 34% responden. Pendidikan dengan persentase terbesar adalah SMA dengan jumlah responden yaitu 48% responden, sedangkan untuk pekerjaan sebagian besar responden bekerja sebagai PNS dan wiraswasta yaitu 12% responden.

  Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Penelitian

  9

  8

  sampling. Metode pengumpulan data dalam

  17 Umur n % 0-5 Tahun 6-10 Tahun 11-19 Tahun

  penelitian ini menggunakan data primer yaitu berupa kuesioner. Setelah didapatkan subjek penelitian, kemudian dilakukan pengumpulan data di wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru.

  Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Uji chi

  square merupakan statistik yang digunakan.

  Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan terakhir. Karakteristik responden ini dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini:

  Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Penelitian

  Jenis Kelamin n %

  Laki-laki

  17

  17 Perempuan

  17

  12

  3 SMP SMA PT

  34

  20

  12

  34

  20 20-29 Tahun

  2

  2 30-39 Tahun 40-42 Tahun

  Pendidikan Terakhir n %

  SD

  3

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Distribusi Responden Demam Berdarah Dengue Demam Berdarah Dengue n %

  29

  34

  34

  34

  34

  68

  68 Sikap

  Kelompok Kasus Kelompok Kontrol Total p value

  OR 95% CI n % n % n %

  Baik

  12

  12

  29

  41 41 0,001 7,015 2,074- 23,729 Tidak baik

  30

  22

  22

  5

  5

  27

  27 Jumlah

  34

  34

  34

  34

  68

  68 Analisis statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji chi square menunjukkan

  p value = 0,004. Data ini menunjukkan

  30 Jumlah

  8

  Ya

  38

  46

  46 Tidak

  22

  22 Distribusi Responden Berdasarkan

  Pengetahuan Pengetahuan n %

  Baik Kurang

  39

  29

  39

  29 Distribusi Responden Berdasarkan

  Sikap Sikap n %

  Baik Tidak Baik

  30

  8

  38

  30 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui responden yang mengetahui kejadian demam berdarah dengue di wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru sebesar 46% dan sebesar 22% responden yang tidak mengetahui kejadian demam berdarah dengue. Distribusi berdasarkan pengetahuan sebesar 39% responden memiliki pengetahuan yang baik dan sebesar 29% responden memiliki pengetahuan yang masih kurang. Sedangkan distribusi responden berdasarkan sikap dapat dilihat responden yang memiliki sikap baik yaitu sebesar 38%.

  Tabel 3. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Tentang Program 3M Plus Dengan Kejadian DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Ranotana Weru

  Pengetahuan Kelompok Kasus Kelompok Kontrol Total p value

  OR 95% CI n % n % n %

  Baik

  12

  12

  26

  26

  38 39 0,004 5,571 1,804- 17,203 Kurang

  22

  22

  terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kejadian demam berdarah di Wilayah Kerja Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado. Uji hubungan ini juga menghasilkan nilai Odds Ratio (OR) = 5,571 (CI 95% 1,804 tersebut menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang kurang berisiko 5,571 kali menderita penyakit DBD dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan yang baik. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fajarina (2012) tentang hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit Demam Berdarah Dengue

  (DBD) dengan perilaku pencegahan Kelurahan Baler Bale Agung Kecamatan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Negara. Pada hasil uji analisis bivariat di wilayah Kelurahan Demangan dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh Yogyakarta. Penelitian ini memperoleh p p value = 0,454 (>0,05) sehingga hal ini

  

value = 0,000, yang berarti secara statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara

  ada hubungan antara pengetahuan dengan tingkat pengetahuan responden dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD). kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD). Penelitian yang dilakukan oleh Sholihah Wahid (2006) dalam Mubarak (2014) yang berjudul hubungan kondisi (2012) mengatakan perilaku yang didasari sanitasi lingkungan, pengetahuan dan oleh pengetahuan akan lebih bertahan dari tingkat pendidikan terhadap kejadian pada perilaku yang tidak didasari oleh demam berdarah dengue di Kelurahan pengetahuan, dimana dapat disimpulkan Lontar Kecamatan Sambikereb Surabaya, jika pengetahuan seseorang atau kelompok menunjukkan hasil p value = 0,036 yang baik maka derajat kesehatan orang atau berarti bahwa terdapat hubungan antara kelompok tersebut akan meningkat. pengetahuan responden dengan kejadian Berdasarkan hasil uji statistik Demam Berdarah Dengue (DBD) di dengan menggunakan uji chi square Kelurahan Lontar Kecamatan Sambikereb diperoleh nilai p value = 0,001, yang Kota Surabaya. Hasil yang sama juga berarti terdapat hubungan antara sikap diperoleh dari penelitian Steffi dkk (2013) dengan kejadian Demam Berdarah Dengue yang berjudul hubungan pengetahuan dan (DBD). Uji hubungan ini juga sikap dengan perilaku masyarakat dalam menghasilkan nilai Odds Ratio (OR) = pencegahan Demam Berdarah Dengue 7,015 (CI 95% 2,074

  • – 23,729) yang berarti (DBD) di wilayah kerja Puskesmas bahwa sikap merupakan faktor risiko yang Tamalanrea Makassar menunjukkan hasil bermakna terhadap kejadian Demam ada hubungan signifikan pengetahuan Berdarah Dengue (DBD) dan untuk dengan kejadian dbd adalah 0,001 (p < responden yang memiliki sikap yang 0,05), yang menunjukkan bahwa tingkat kurang baik berpeluang mendapatkan pengetahuan responden mempengaruhi kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadinya DBD di wilayah kerja Puskesmas sebesar 7,015 kali dari pada responden yang Tamalanrea Makassar. memiliki sikap yang baik. Hasil ini

  Tetapi hasil yang berbeda didapat didukung dari penelitian yang telah dari hasil penelitian Aryati dkk (2012) dilakukan sebelumnya tentang hubungan tentang hubungan pengetahuan sikap dan antara pengetahuan dan sikap terhadap tindakan masyarakat dengan kejadian perilaku pemberantasan sarang nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) di (PSN) dengan kejadian Demam Berdarah

  Dengue (DBD) di Banjar Badung, Desa

  Melinggih, wilayah Puskesmas Payangan yang dilakukan oleh Kusuma (2014) memperoleh hasil yang berhubungan antara sikap dengan kejadian Demam Berdarah

  Dengue (DBD) dengan p value = 0,001.

  Cindy et al (2015) dalam penelitiannya di Kecamatan Tomohon Barat juga menunjukan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan nilai probabilitas 0,01. Hasil penelitian yang sama juga dilakukan oleh Dwi Jata et al (2015) dengan judul hubungan perilaku masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dan faktor lingkungan dengan kejadian demam berdarah dengue di wilayah puskesmas I Denpasar Selatan dan puskesmas I Denpasar Timur, menunjukan hasil signifikansi sebesar p = 0,01 dan di wilayah kerja Puskesmas I Dentim sebesar p = 0,00 yang artinya terdapat hubungan antara sikap dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas

  • – 23,729) yang memiliki arti responden dengan sikap kurang baik berpeluang mendapatkan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) sebesar 7,015 kali dari pada responden yang memiliki sikap yang baik.

  I Denpasar Selatan dan Puskesmas I Denpasar Timur. Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.Sikap dalam kehidupan sehari- hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Mengacu dari jawaban responden dapat disimpulkan bahwa sikap responden terhadap kejadian Demam Berdarah

  Dengue (DBD) masih kurang baik yang

  dapat menyebabkan kurangnya partisipasi dalam hal pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

  KESIMPULAN

  Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

  1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian Demam Berdarah

  Dengue (DBD) di wilayah kerja

  Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado dengan nilai OR = 5.571 (CI 95% 1,804 - 17,203) yang berarti responden yang memiliki pengetahuan kurang berpeluang mendapatkan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) sebesar 5.571 kali dari pada responden yang memiliki pengetahuan yang baik.

  2. Ada hubungan antara sikap dengan kejadian demam berdarah di wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado dengan nilai OR = 7,015 (CI 95% 2,074

  SARAN 1.

  Bagi Puskesmas Bagi seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas Ranotana Weru agar lebih aktif dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan atau program- program untuk pencegahan terjadinya penyakit DBD seperti penyebaran bubuk abate, pemasangan baliho atau stiker tentang DBD, dan atau penyebaran pamflet. Juga lebih sering aktif mengundang masyarakat untuk dapat lebih rutin memeriksakan kesehatannya untuk mencegah demam berdarah, karena lebih baik mencegah dari pada mengobati.

DAFTAR PUSTAKA

  2, diakses tanggal 31 Mei 2016

  (Online), Vol 4 No. 2, November

  Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Masyarakat Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kelurahan Baler Bale Agung Kecamatan Negara Tahun 2012,

  Aryati, Sali W, Ayu G. 2012. Hubungan

   diakses tanggal 31 Mei 2016

  3M Plus Terhadap Resiko Kejadian Demam Berdarah di ilayah Kerja Puskesmas Labuhanhaji Timur Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2012.

  Masyarakat Dalam

  Afriza T, Nasriati. 2012. Pengaruh Perilaku

  2. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru untuk dapat lebih memperhatikan kebersihan diri sendiri maupun lingkungan rumah dan sekitarnya, menerapkan gaya hidup yang lebih sehat, sering melakukan kegiatan 3m plus secara tepat dan teratur maka dapat meminimalisir terjadinya penyakit DBD. Masyarakat juga harus lebih rutin memeriksakan kesehatan pada petugas-petugas kesehatan agar keadaan tubuh dapat diketahui dan dapat terkontrol dengan baik.

  3. Bagi peneliti Lain Diharapkan bagi peneliti lain atau peneliti selanjutnya untuk dapat meneliti faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan kejadian demam berdarah, atau dapat mengembangkan penelitian tentang penyakit DBD agar supaya semakin banyak orang mengetahui bagaimana cara mencegah terjadinya penyakit DBD tersebut.

  Achmadi UF, Sudjana P, Sukowati S, Wahyuno TM, Haryanto B, Mulyono S, Adiwibowo A. 2010. Buletin

  Weru Kota Manado tahun 2015

  Anonim, 2015.Profil Puskesmas Ranotana

  Manado 2015

  Anonim. 2015. Dinas Kesehatan Kota

  Sulawesi Utara 2015

  Anonim. 2015. Dinas Kesehatan Provinsi

  Jendela Epidemiologi , (Online), Vol

  2014, , diakses tanggal 31 Mei 2016)

  (Online),

  Notoadmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.

   di akses tanggal 31 Mei 2016

  Hubungan Perilaku 3M Plus Dengan Densitas Larva Aedes Aegypty di Kelurahan Birobuli selatan Kota Palu Sulawesi Tengah (Online),

  Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara. Nahdah, Ishak H, Birawida AB. 2013.

  Rapha Publishing. Nadesul H. 2016. Kiat Mengalahkan Demam Berdarahdan Virus Zika .

  (Cegah Tangkal) Sampai Tuntas Demam Berdarah . Yogyakarta:

  Yogyakarta: Graha Ilmu. Mumpuni Y, Lestari W. 2015. Cekal

  Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan.

  Supradi. 2012.Promosi Kesehatan:

  tanggal 31 mei 2016 Mubarak WI, Chayatin N, Rozikin K,

  Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo,

  Departemen Kesehatan RI. 2004. Tata

  Kesehatan RI, Jakarta. Malela SR. 2014. Hubungan Perilaku 3M

  Berdarah Biasanya Mulai Meningkat di Bulan Januari. Kementerian

  Kesehatan RI, Jakarta. Kementrian Kesehatan RI. 2015. Demam

  Teknis Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) oleh Juru Pemantau Jentik (Jumantik) . Kementerian

  Kementerian Kesehatan RI. 2012. Petunjuk

  1 tahun 2016, diakses tanggal 31 2016).

  Hubungan Perilaku Masyarakat Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Dan Faktor Lingkungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Wilayah Puskesmas I Denpasar Selatan Dan Puskesmas I Denpasar Timur, (Online) Vol 10 No.

  Bandung: Alfabeta Jata Dwi, Adi Putra, Pujaastawa. 2015.

  Bandung: Alfabeta. Irianto K. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular Dan Tidak Menular .

  Kesehatan RI. Irianto K. 2013. Parasitologi Medis.

  Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia . Jakarta: Departemen

  Rineka Cipta. Notoadmodjo S. 2013. Promosi Kesehatan: World Health Organization. 2016. Dengue

  Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. And Severe Dengue. Jenewa: World

  Rineka Cipta. Health Organization Centre for Paendong C. 2015. Hubungan Pengetahuan Health Development (Online),

  Dan Sikap Masyarakat Dengan diakses tanggal 31 Dengue (Dbd) Di Wilayah Kerja Mei 2016). Puskesmas Taratara Kecamatan Zulkoni A. 2011. Parasitologi. Yogyakarta: Tomohon Barat, (Online), Vol 2 No. Nuha Medika.

  2, Juni 2015, diakses tanggal 31 Mei 2016)

  Sholihah Qoriatus. 2014. Hubungan

  Kondisi Sanitasi Lingkungan, Pengetahuan Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Kelurahan Lontar Kecamatan Sambikereb Kota Surabaya, (Online),

  Vol 3 No. 3 tahun 2014, diakses tanggal 31 Mei 2016) Tangyong IS, Askar M, Darmawan S. 2013.

  Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Masassar (Online), Vol 2 No.

  5 tahun 2013, diakses tanggal 31 Mei 2016