Hubungan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu Formula Terhadap Resiko Obesitas Pada Bayi Usia 6-12 bulan di Puskesmas Darusalam Medan Kota

(1)

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN SUSU FORMULA

TERHADAP RESIKO OBESITAS PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI PUSKESMAS DARUSALAM MEDAN KOTA TAHUN 2013

OLEH :

CITRA DEWI PERTIWI 125102114

KARYA TULIS ILMIAH

POGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

(3)

(4)

Hubungan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu Formula Terhadap Resiko Obesitas Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Puskesmas Darussalam

Medan Kota Tahun 2013

Abstrak Citra Dewi Pertiwi

Latar Belakang : United Nations Internasional Children Emergency Fund menyatakan Indonesia menjadi salah satu pasar utama dalam pemasaran produk susu formula. Menurut laporan, angka penjualan susu formula di dunia meningkat sebesar 37 persen pada tahun 2008-2013 . Obesitas atau kelebihan berat badan akhir-akhir ini sedang menjadi perhatian. Selama tiga dekade terakhir ini. Presentase bayi dibawah usia tiga tahun yang mengalami obesitas meningkat. Bukan hanya di Indonesia tetapi di sebagian besar Negara asia lainnya. Tingkat obesitas dan resiko kelebihan berat badan terlalu tinggi, dan perlu menjadi perhatian .

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 di Puskesmas Darusalam medan kota tahun 2013.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu variabel sebab dan akibat yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan.

Hasil Penelitian : Mayoritas Perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan adalah perilaku baik sebanyak 38 orang atau sebesar 56,7%. Hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Darusalam menggunakan uji statistik chi square dengan system komputerisasi SPSS. Dari hasil analisis data di dapat p < 0,001 (α=0,05) dengan p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas di Puskesmas darusalam medan kota 2013

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Darusalam Medan kota tahun 2013 .

Kata Kunci : Perilaku Ibu, Pemberian susu Formula, Resiko Obesitas Pada Bayi Usia 6-12 Bulan


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu Formula Terhadap Resiko Obesitas Pada Bayi Usia 6-12 bulan di Puskesmas Darusalam Medan Kota”

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU. 2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku ketua program studi D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

3. dr. Juliandi Harahap, MA. selaku dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberi arahan dan bimbingan kepada peneliti.

4. Seluruh dosen, staff dan pegawai administarsi program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

5. Puskesmas Darusallam yang telah memberikan izin penelitian.

6. Ayahanda dan Ibunda yang telah banyak memberikan dukungan-dukungan dan semangat serta motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

7. Teman-teman satu bimbingan yang selalu bersama dalam suka dan duka selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

8. Teman-teman D-IV Bidan Pendidik yang telah memberikan dukungan, dan semua pihak yang telah mendukung dalam memyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(6)

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga semua bantuan, kritik dan saran yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan kepada pembaca umumnya.

Medan, Juni 2013


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... .... iii

DAFTAR SKEMA ... .... v

DAFTAR TABEL ... .... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... .... viiviii BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJUAN PUSTAKA ... 7

A. Pengertian Perilaku ... 7

B. Pengertian Ibu ... 10

C. Susu Formula ... 11

D. Obesitas ... 12

BAB III KERANGKA KONSEP ... 15

A. Kerangka konsep ... 15

B. Hipotesa ... 16

C. Defenisi Operasional ... 16

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 18

A. Desain Penelitian ... 18

B. Populasi dan Sampel ... 18

C. Tempat Penelitian ... 19

D. Waktu Penelitian ... 19

E. Etik Penelitian ... 19

F. Alat Pengumpulan Data ... 20

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 21

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 21


(8)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil……….27 B Pembahasan……… 35 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan……….40 B Saran………41 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR SKEMA

Halaman


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2. 1. Komposisi Susu Formula dan ASI……… ……… 9

Tabel 2. 2. Pemberian Susu Formula…………..………. 10

Tabel 2. 3. Indeks masa tubuh bayi……….…………..… .14

Tabel 3.1. Defenisi Operasional………..………..…... 16

Tabel 5.1 Karakteristik Responden……….…. 27

Tabel 5.2 Gambaran perilaku ibu tentang pemberian susu formula……… … 29

Tabel 5.3 Perilaku ibu tentang pemberian susu formula……… ….31

Tabel 5.4 Perilaku ibu berdasarkan pendidikan………. …32

Tabel 5.5 Perilaku ibu berdasarkan pekerjaan………. ..33

Tabel 5.6 Resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan………..…….. 34

Tabel 5.7 Hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan……….…… ..35


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembaran permohonan menjadi responden Lampiran 2. Lembaran persetujuan menjadi responden Lampiran 3. Kuesioner

Lampiran 4 Surat Penelitian

Lampiran 5 Surat balasan penelitian Lampiran 6 Daftar riwayat Hidup


(12)

Hubungan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu Formula Terhadap Resiko Obesitas Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Puskesmas Darussalam

Medan Kota Tahun 2013

Abstrak Citra Dewi Pertiwi

Latar Belakang : United Nations Internasional Children Emergency Fund menyatakan Indonesia menjadi salah satu pasar utama dalam pemasaran produk susu formula. Menurut laporan, angka penjualan susu formula di dunia meningkat sebesar 37 persen pada tahun 2008-2013 . Obesitas atau kelebihan berat badan akhir-akhir ini sedang menjadi perhatian. Selama tiga dekade terakhir ini. Presentase bayi dibawah usia tiga tahun yang mengalami obesitas meningkat. Bukan hanya di Indonesia tetapi di sebagian besar Negara asia lainnya. Tingkat obesitas dan resiko kelebihan berat badan terlalu tinggi, dan perlu menjadi perhatian .

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 di Puskesmas Darusalam medan kota tahun 2013.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu variabel sebab dan akibat yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan.

Hasil Penelitian : Mayoritas Perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan adalah perilaku baik sebanyak 38 orang atau sebesar 56,7%. Hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Darusalam menggunakan uji statistik chi square dengan system komputerisasi SPSS. Dari hasil analisis data di dapat p < 0,001 (α=0,05) dengan p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas di Puskesmas darusalam medan kota 2013

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Darusalam Medan kota tahun 2013 .

Kata Kunci : Perilaku Ibu, Pemberian susu Formula, Resiko Obesitas Pada Bayi Usia 6-12 Bulan


(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Susu formula bayi adalah cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi dan anak-anak dan berfungsi sebagai pengganti air susu ibu. Susu formula memiliki peranan yang penting dalam makanan bayi karena sering kali bertindak sebagai satu-satunya sumber gizi bagi bayi.(Dewi, 2012).

United Nations Internasional Children Emergency Fund menyatakan Indonesia menjadi salah satu pasar utama dalam pemasaran produk susu formula. Menurut laporan, angka penjualan susu formula di dunia meningkat sebesar 37 persen pada tahun 2008-2013 (Anna. 2010, ¶ 1).

Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) menunjukkan pada tahun 2002 pemberian ASI masih 40% dan pada 2007 turun menjadi 32 %. Berdasarkan Riskesdes 2010, jenis makanan prelaktal yang paling banyak diberikan ialah susu formula (71,3%). Makanan prelaktal ialah makanan atau minuman yang diberikan kepada bayi baru lahir, biasanya dengan alasan ASI belum keluar (Khamzah, 2011 ).

Studi besar di Skotlandia meneliti indeks massa tubuh dari 32.200 anak usia 5 - 42 bulan. Setelah eliminasi faktor-faktor yang bias, status sosial ekonomi, berat lahir dan jenis kelamin, prevalensi obesitas secara signifikan lebih tinggi pada bayi yang diberi susu formula, mengarah pada kesimpulan bahwa pemberian susu formula terkait dengan peningkatan resiko obesitas (Moehly, 2008).


(14)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, pada tahun 2005, secara global ada sekitar 1,6 miliar anak dibawah usia 3 tahun yang kelebihan berat badan atau overweight dan 400 juta di antaranya dikategorikan obesitas. Pada 2015 diprediksi kasus obesitas akan meningkat dua kali lipat dari angka itu. (Nirwana. 2012 : 67 )

Obesitas atau kelebihan berat badan akhir-akhir ini sedang menjadi perhatian. Selama tiga dekade terakhir ini. Presentase bayi dibawah usia tiga tahun yang mengalami obesitas meningkat. Bukan hanya di Indonesia tetapi di sebagian besar Negara asia lainnya. Tingkat obesitas dan resiko kelebihan berat badan terlalu tinggi, dan perlu menjadi perhatian (Nirwana. 2012 :17 ).

Menurut Moehly, 2008 bayi yang mengkonsumsi susu formula akan mengalami kelebihan lemak. Jika bayi diberikan susu formula tanpa mengindahkan petunjuk bagaimana cara pengencerannya. Susu formula yang diberikan sering melebihi takaran. Sementara susu formula yang dibuat terlalu kental akan menyebabkan masukan protein makanan anak menjadi tinggi. Untuk membuang ureum yang merupakan hasil sisa metabolisme protein, sehingga bayi sering kencing. Akibatnya bayi mudah haus dan minta diberi susu lagi dan masukan protein kembali bertambah. Jika keadaan ini berlanjut terus menerus maka bayi akan mengalami kelebihan kalori. Kelebihan kalori inilah yang diubah oleh tubuh menjadi lemak sehingga jumlah cadangan lemak dalam tubuh bayi dari hari ke hari semakin bertambah (Moehly. 2008.hlm 57).

Menurut Mentri Kesehatan Indonesia, dampak obesitas di Indonesia tidak sekedar mengganggu nilai estetika penampilan. Tetapi menjadi faktor predisposisi atau pemicu faktor resiko berbagai penyakit tidak menular degenerative maupun kardiovaskular ( Nirwana. 2012 : 5)


(15)

Berdasarkan surve awal yang telah dilakukan di puskesmas padang bulan medan kota tercatat bayi berusia 6-12 bulan sebanyak 67 orang yang memiliki riwayat mengkonsumsi susu formula. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu Formula Terhadap Resiko Obesitas Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Puskemas Darusalam Medan Kota tahun 2013”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah “Apakah ada hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko Obesitas pada bayi usia 6-12 bulan di puskesmas Darusalam medan kota tahun 2013”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 di Puskesmas Darusalam medan kota tahun 2013

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Perilaku ibu tentang pemberian susu formula di Puskesmas Darusalam medan kota tahun 2013.

b. Untuk mengetahui Perilaku ibu tentang pemberian susu formula berdasarkan pekerjaan di puskesmas Darusalam medan kota tahun 2013.


(16)

c. Untuk mengetahui Perilaku ibu tentang pemberian susu formula berdasarkan pendidikan di puskesmas Darusalam medan kota tahun 2013.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat antara lain : 1. Pelayanan Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai intervensi dalam melaksanakan asuhan kebidanan, menentukan pembinaan, pengembangan pengetahuan tentang hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6 -12 bulan di Puskesmas Darusalam Medan kota tahun 2013

2. Pendidikan kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan mahasiswa kebidanan terutama tentang hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Darusalam Medan kota tahun 2013.

3. Tempat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi ibu yang berada di Puskesmas Darusalam Medan kota tahun 2013


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku

Menurut Notoadmojo, 2007 perilaku dari pandangan biologis merupakan sesuatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan, perilaku manusia hakikatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri, perilaku mempunyai bentangan yang cukup luas mencakup : pengetahuan, sikap dan tindakan.

Menurut Lawrence green, 1980 perilaku mencakup penerapan atau aplikasi dari pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang dalam kegiatan sehari hari, perilaku dapat dianalisa dari tingkat kesehatan seseorang, seseorang yang memiliki tingkat kesehatan yang buruk dipengaruhi oleh perilaku yang buruk.

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indra penciuman, perasa, peraba, penglihatan, dan pendengaran. Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termaksuk ke dalam pengetahuan tingkat ini mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima

b. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut.


(18)

c. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajai pada situasi atau kondisi sebenarnya.

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi

e. Sintesis

Sintesis menunjukan pada kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian berdasarkan suatu kriteria objek.

2. Sikap (Attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.sikap memiliki 4 tingkatan, yaitu:

a. Menerima

Menerima, diartikan bahwa subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan kepada objek.

b. Merespons

Merespons adalah memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas.

c. Menghargai

Menghargai orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah.


(19)

d. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.

3. Tindakan (Practice)

Suatu sikap otomatis terwujud dalam suatu tindakan,ada 4 tingkatan tindakan, yaitu :

a. Persepsi

Persepsi adalah mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan tindakan tingkat pertama

b. Respon

Melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai contoh c. Mekanisme

Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis orang tersebut sudah mencapai mekanisme

d. Adaptasi

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik,tindakan itu sudah dimodifikasi sendiri.

4. Alasan Seseorang Berperilaku

Menurut para tim kerja World Health Organisation (WHO) bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku atau tidak berperilaku ada empat alasan yaitu:

a. Pemikiran dan perasaan yaitu: dalam bentuk pengalaman diri atau orang lain. b. Referensi atau acuan yaitu apabila seseorang itu penting untuknya maka apa


(20)

c. Sumber daya (resources) mencakup sarana dan prasarana atau fasilitas uang pelayanan dan juga keterampilan.

d. Sosial budaya(culture) kebudayaan perilaku normal apabila kebiasaan nilai bersumber dan selanjutnya kebudayaan berpengaruh terhadap perilaku

5. Teori Determinan Perilaku

Teori Lawrence Green (1980) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku adalah sebagai berikut:

1). Faktor predisposisi (predisposing factor) yang terwujud dalam pengetahuan, pendidikan , kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

2). Faktor pendukung (enabling factor )yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan misalnya puskesmas, obat-obatan dan lain-lain.

3). Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku seperti tingkat ekonomi seseorang atau pun sumber informasi yang berasal petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

B. Ibu

Sosok ibu adalah pusat hidup rumah tangga, pemimpin dan pencipta kebahagian anggota keluarga. Sosok ibu bertanggung jawab menjaga dan memperhatikan kebutuhan anak, mengelola kehidupan rumah tangga, memikirkan keadaan ekonomi dan makanan anak-anaknya, memberi teladan akhlak, serta mencurahkan kasih sayang bagi kebahagian sang anak (Khamzah. 2012 : 18).


(21)

C. Susu Formula

1 Defenisi Susu Formula

Susu formula bayi adalah cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi dan anak-anak dan berfungsi sebagai pengganti air susu ibu. Susu formula memiliki peranan yang penting dalam makanan bayi karena sering kali bertindak sebagai satu-satunya sumber gizi bagi bayi. (Dewi. 2012 : 43 )

2. Komposisi

Menurut Khamzah, 2012 perbandingan nutrisi yang berada di susu formula dengan ASI adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 komposisi susu formula dan ASI Nutrisi Susu Formula Air Susu Ibu

Lemak 3,4-3,64 3,0

Protein 1,5-1,6 1,1-1,4

Karbohidrat 7,2-7,4 6,6-7,1

Energy 67-67,6 65

Mineral 0,25-0,3 0,2

Natrium 15-24 10


(22)

3. Frekuensi Pemberian Formula

Menurut Moehyl Frekuensi pemberian susu formula dan banyaknya susu yang diberikan tiap kali minum sesuai umur bayi adalah:

Tabel 2.2 Pemberian Susu Formula Umur Bayi Frekuensi pemberian susu

Formula per hari

Banyaknya susu tiap kali minum

1-2 minggu 6 kali 90 ml

1 bulan 5 kali 120 ml

2 bulan 5 kali 150 ml

3 bulan 5 kali 180 ml

5 bulan 4 kali 210 ml

5 bulan keatas 3 kali 210 ml

4. Cara Pemberian Susu Formula

Menurut Moehyl, 2012 hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian susu formula adalah :

a. Takaran Susu Formula

Faktor terpenting dalam mempersiapkan susu formula adalah takaran susu yang tepat sesuai dengan petunjuk. Jika takaran tepung susu digunakan dengan tepat dan dilarutkan dengan air sesuai dengan ketentuan, Kandungan gizi di dalam susu formula tidak akan rusak. Jika tidak akan menimbulkan dampak tidak baik bagi bayi yaitu :

1) Susu Formula Terlalu Kental

Susu formula yang dicairkan dengan air terlalu sedikit akan merubah susu menjadi kental. Kandungan gizi terutama protein menjadi sangat tinggi. Kadar


(23)

protein yang tinggi akan dimetabolisme oleh tubuh dan akan menghasilkan zat sisa ureum yang harus dibuang melalui urine. Bayi akan sering kencing dan karena banyak kencing, kandungan air didalam tubuh akan turun, bayi menjadi mudah haus dan ketika bayi haus ibu atau pun orang tua akan memberi susu formula lagi kepada bayi dan kemudian peristiwa yang sama akan terulang kembali secara terus-menerus keadaan ini membuat bayi mengalami kelebihan kalori.

2) Susu Formula Terlalu Encer

Susu formula yang dicairkan dengan air terlalu banyak akan merubah susu menjadi encer. Kandungan gizi akan menjadi lebih rendah. Bayi yang diberi susu formula yang terlalu encer secara terus – menerus akan mengalami kekurangan kalori didalam tubuhnya.

b. Kebersihan Alat Yang Digunakan

Memastikan botol, dot, gelas dan sendok dalam keadaan bersih membuat anak terhindar dari bakteri-bakteri jahat. Persiapkanlah peralatan yang diperlukan untuk membuat minuman buatan, antara lain: botol susu lengkap dengan dotnya, termos berisi air panas selain untuk mencuci alat juga untuk mencairkan susu, panel kecil untuk tempat merendam atau menyiram botol susu dan alat yang di gunakan dengan air panas, susu dan mangkuk dan sendok kecil untuk membuat susu, gelas ukur tahan panas 250 ml serta air masak yang sudah di dinginkan.


(24)

c. Penyimpan Susu Formula

Menyimpan susu formula ditempat yang sejuk dan tertutup akan mencegah susu tercemar dari berbagai bibit penyakit atau zat-zat lainnya yang akan merusak kadar gizi dalam susu.

5. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian susu formla

Menurut moehly, 2012 ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian susu formula

Yaitu:

a. Sebelum membei susu formula bacalah cara penggunaan dan takaran pemberian susu pada yang tertera pada label susu formula.

b. Jangan menambah madu atau pun gula pada susu formula, karna bisa merusak struktur susu dan menimbulkan resiko obesitas pada bayi anda.

c. Pemberian susu formula yang benar menggunakan air yang panas d. Pemberian susu harus sesuai takaran yang tertera pada label.

D. OBESITAS

1. DEFENISI OBESITAS

Obesitas adalah suatu kelainan yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Obesitas juga merupakan penyakit kronik yang membutuhkan terapi kronik dan penatalaksaan yang ketat dan benar. Obesitas terbagi atas : obesitas ringan adalah kelebihan berat badan 20-40%, obesitas sedang adalah kelebihan berat badan 41-100% dan obesitas berat adalah kelebihan berat badan >100% (Nirwana. 2012 : 13).


(25)

2. PENYEBAB

Penyebab obesitas adalah gaya hidup, salah satunya adalah pola makan atau minum yang mengandung lemak dan gula. Bayi atau anak yang mengalami obesitas biasanya adalah bayi yang mengkonsumsi susu formula terlalu dini atau pun bayi yang diberikan susu formula yang terlalu kental. Hal ini dinyatakan bahwa asupan gula harian yang biasa diasup memberikan konstribusi lebih dari 10% terhadap total kalori. Hasil penelitian menyebutkan bahwa asupan gula terbanyak adalah sukrosa 49,45 gram yang berasal dari konsumsi susu formula. Artinya presentasi ini sudah melebihi batas ambang yang di rekomendasikan oleh WHO (Lakshita. 2012 : 124).

3. KOMPLIKASI

Komplikasi yang akan terjadi jika seorang bayi mengalami obesitas adalah terjadinya peningkatan signifikan resiko diabetes, penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit respiratorik (asma, sleep apneu), infertilitas, penyakit sendi degenerative, proteinuria, depresi, anxiety) dimasa yang akan datang. Obesitas yang berkelanjutan pada bayi maupun anak dapat menurunkan tingkat kecerdasan, karena aktivitas dan kreatifitas menjadi menurun dan cenderung malas (Nirwana. 2012 : 12 ).

4. PERHITUNGAN INDEKS MASSA TUBUH

a. Perhitungan Indeks Massa Tubuh Bayi Dengan Rumus

Menurut Nirwana, 2012 obesitas bisa dilihat langsung dari pertumbuhan anak, yaitu dilihat dari fisik anak. Pertumbuhan fisik itu bisa dilihat langsung dari berat badan anak. Berat badan anak antara usia 0-6 bulan biasanya bertambah 682 gram per bulan. Berat badan bayi meningkat dua kali lipat setelah usia 5 bulan yaitu antara 6-12 bulan. Berat badan bayi meningkat 3 kali lipat pada saat usia 12 bulan. Berat


(26)

badan bayi akan meningkat empat kali lipat dari berat badan lahir pada usia 2 tahun. Dan pada masa pra sekolah kenaikan berat badan rata-rata 2 kg per tahun.

Apabila bayi mendapat gizi yang baik , maka berat badan bayi akan sesuai dengan kriteria tinggi badan nya. Berikut adalah table indeks masa tubuh pada bayi usia 6-12 bulan

Tabel 2.3 Indeks Masa Tubuh Pada Bayi

Usia Bayi

Berat Badan Normal (gram)

Tinggi Badan Normal (cm)

7 bulan 8000 67

8 bulan 8.400 69

9 bulan 8.900 70.5

10 bulan 9.300 72

11 bulan 9.600 73.5

12 bulan 9.900 74.5

Menurut Rumus berhman untuk menghitung berat badan ideal bayi usia 1-12 bulan adalah sebagai berikut :

a) Untuk usia 1-6 bulan dapat menggunakan rumus : BBL( gr) +(usia x 600 gram)

b) Untuk usia 6-12 bulan dapat menggunakan rumus :


(27)

b. Perhitungan Indeks Massa Tubuh Bayi dengan KMS

Untuk orang dewasa, memastikan obesitas akan lebih mudah dengan rumus Indeks massa tubuh (body mass index, BMI), yang dihitung dengan cara membagi berat badan dalam kg dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter. Pada anak besar, rumus ini dapat digunakan juga. Tetapi pada bayi umumnya dipakai kurva pertumbuhan. Kurva ini serupa dengan kurva yang terdapat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS). Kartu Menuju Sehat yaitu kartu yang memuat data serta grafik pertumbuhan anak serta indikator perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap bulannya dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun (Nursalam, 2005).

Adapun fungsi/manfaat KMS yaitu :

a) Sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak. Pada KMS dicantumkan grafik pertumbuhan normal anak, yang dapat digunakan untuk menentukan seorang anak tumbuh normal atau mengalami gangguan pertumbuhan. Bila grafik berat badan anak mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya anak tumbuh normal, kecil resiko anak mengalami gangguan pertumbuhan. Sebaliknya bila grafik berat badan tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan, anak kemungkinan beresiko mengalami gangguan pertumbuhan.

b) Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak. Di dalam KMS dicatat riwayat pelayanan kesehatan dasar anak terutama berat badan anak, pemberian kapsul vitamin A, pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan dan imunisasi.


(28)

c) Sebagai alat edukasi. Di dalam KMS dicantumkan pesan-pesan dasar perawatan anak seperti pemberian makanan anak, perawatan anak bila diare

Menurut Depkes. RI 2000 , seorang anak dinyatakan obesitas apabila berat badannya berada di atas persentil 95 untuk umurnya ataupun tingginya dan dinyatakan overweight (berat badan berlebih) apabila berat badannya berada di antara persentil 85 dan 95. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya. Grafik pertumbuhan dalam KMS terdiri dari garis merah, pita warna kuning, hijau tua dan hijau muda.

1) Balita tidak naik berat badannya bila : a. Garis pertumbuhannya turun, atau b. Garis pertumbuhannya mendatar, atau

c. Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya

d. Atau kenaikan berat badan kurang dari kenaikan berat badan minimal (KBM)

2) Balita naik berat badannya bila:

a. Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna b. Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna atasnya

c. Kenaikan berat badan sama dengan kenaikan berat badan minimal atau lebih (KBM)

3) Berat badan balita di bawah garis merah artinya balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke puskesmas/rumah sakit


(29)

4) Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya balita mengalami gangguan pertumbuhan sehingga harus dirujuk ke puskesmas/rumah sakit.


(30)

BAB III

KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan dasar pemikiran pada penelitian yang dirumuskan dari fakta-fakta, observasi dan tinjauan pustaka. Kerangka konsep memuat dalil-dalil atau konsep-konsep yang dijadikan dasar dan pijakan untuk melakukan penelitian (Saryono, 2010 : 45).

Untuk memperjelas pernyataan diatas berikut ini digambarkan kerangka konsep yang diteliti dalam penelitian sebagai berikut

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema.3. 1 Kerangka Konsep Perilaku Ibu Tentang Pemberian

Susu Formula:

Resiko Obesitas Pada Bayi Usia 6-12 Bulan


(31)

B. Hipotesa Penelitian

Ada hubungan antara perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas darusalam medan kota Tahun 2013

C. Defenisi Operasional

Tabel 3. 1. Defenisi Operasional No Variabel

Penelitian

Defenisi Operasional

Cara Ukur

Alat Ukur Hasil ukur Skala Ukur 1. Independen

Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu Formula perilaku manusia hakikatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri, perilaku mempunyai bentangan yang cukup luas mencakup : pengetahuan, sikap dan tindakan dalam pemberian susu formula Membagikan kuisoner Kuesioner berupa 30 soal Penyebaran kriteria : Baik : bila kemampuan responden dalam menjawab benar dengan nilai 66-100%, cukup : bila kemampuan responden dalam menjawab benar dengan 56-65 % kurang : bila


(32)

kemampuan responden dalam menjawab benar dengan dibawah 55% atau sama dengan 55% 2. Dependen

Resiko Obesitas pada bayi 6-12 bulan Dimana keadaan bayi beresiko untuk memiliki kelebihan berat badan yang berada diatas batas berat badan normal Timbangan berat badan dan KMS Menimbang berat badan bayi dan mengisi KMS

T i d a k b e r e s i k o : bila berat badan bayi sejajar garis hijau Beresiko : bila berat badan bayi diatas garis hijau nominal


(33)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu variabel sebab dan akibat yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan. Untuk mengetahui hubungan antara perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko Obesitas pada bayi usia 6 - 12 bulan.

B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan yang diberikan susu formula dan bayi berusia 6-12 bulan yang memiliki riwayat mengkonsumsi susu formula berjumlah 67 orang yang berada di Puskesmas darusalam medan tahun 2013

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan yang diberikan susu formula dan seluruh bayi berusia 6-12 bulan yang memilki riwayat mengkonsumsi susu formula. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yang berjumlah 67 orang ibu dan bayi.

3. Kriteria inklusi

a. Ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan yang memberikan susu formula. b. Ibu yang dapat memahami bahasa Indonesia

c. Ibu yang dapat membaca dan menulis


(34)

C.Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Darusalam medan kota karena adanya populasi yang mencukupi untuk dijadikan responden serta lokasi ini juga belum pernah ada penelitian yang sama sebelumnya.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan januari sampai dengan bulan Mei tahun 2013

E. Etika Penelitian

Penelitian dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara dan izin dari. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik yaitu memberikan penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan penelitian. Peneliti akan membuat surat persetujuan penelitian (informed consent), yaitu persetujuan untuk menjadi responden, dan ditanda tangani oleh responden. Dalam penelitian ini responden tidak ada yang menolak untuk dilakukan penelitian, kuesioner tidak dicantumkan nama responden (anomity), tetapi hanya menggunakan inisial. Jawaban yang diberikan responden adalah jawaban sendiri tanpa dipengaruhi oleh siapapun dan akan dijaga kerahasiaannya (confidentiality), data-data yang diperoleh dari responden hanya untuk kepentingan penelitian (Saryono, 2010: 42)


(35)

F. Alat Pengumpulan Data

1. Alat ukur perilaku ibu tentang cara pemberian susu formula

Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data perilaku ibu tentang cara pemberian susu formula dalam penelitian ini adalah dengan menggunakaan formulir quesioner. Quesioner adalah alat pengumpulan data yang berisi daftar pernyataan dalam bentuk tulisan yang harus diisi oleh responden. Bentuk pernyataan tertutup yang berisi sesuai teori-teori dalam penelitian terdiri dari aspek pengetahuan, sikap dan tindakan yang berjumlah 30 soal. Pernyataan untuk pengetahuan sebanyak 10, pernyataan sikap sebanyak 10 dan pernyataan tindakan sebanyak 10 soal. Jika jawaban benar maka diberi nilai 1 (skor = 1), dan jika jawaban salah maka diberi nilai nol ( skor = 0). Penilaian yang digunakan tersebut adalah menurut skala guttman. Rentang penelitian ini dibuat berdasarkan pendapat Saryono, 2010 bahwa perilaku dikategorikan menjadi 3 yaitu :

a. Baik : bila kemampuan responden dalam menjawab benar dengan nilai 66-100% dari item perilaku yang ada.

b. Cukup : bila kemampuan responden dalam menjawab benar dengan nilai 56-65% dari item perilaku yang ada.

c. Kurang : bila kemampuan responden dalam menjawab benar dengan nilai kurang dari 55% atau sama dengan 55 % dari item perilaku yang ada

2. Pengukuran Resiko Obesitas

Pengukuran resiko obesitas menggunakan timbangan berat badan dan menggunakan kartu menuju sehat. Untuk menentukan berat badan bayi.


(36)

Dinyatakan tidak beresiko obesitas jika berat badan bayi berada sejajar garis hijau pada KMS dan dinyatakan beresiko obesitas jika berat badan bayi berada diatas garis hijau pada KMS

G. Uji Validitas Dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan kemampuan instrumen pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus diukur, untuk mendapatkan data yang relevan dengan apa yang sedang diukur. Pada penelitian ini menggunakan Constract validity, dimana validitas dikonsultasikan kepada pembimbing dan

disetujui kuisioner tersebut digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Sedangkan untuk uji reliabilitas, data dianalisis dengan uji cronbach’s alfa dan instrumen diujikan pada 10 responden yang memiliki kriteria yang sama dengan responden yang diteliti, kemudian jawaban responden akan diolah dengan menggunakan bantuan program komputerisasi untuk mencari nilai koefisien reliabilitas cronbach’s alfa. Dengan ketentuan apabila r hitung > r tabel (p) > 0.7 maka instrumen dinyatakan reliabel, dan apabila r hitung < r tabel (p) < 0.7 maka dinyatakan tidak reliabel (Arikunto, 2010 :117).

H. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengambilan data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: Penyusunan proposal meliputi konsultasi akademik tentang judul penelitian, konsultasi lapangan, kemudian dilakukan penelusuran literatur data dasar, mengajukan proposal untuk mendapatkan lembar akademik dan persiapan lain yang diakhiri dengan seminar proposal dan revisi. Memberikan informed consent dan quesioner kepada responden untuk diisi oleh responden dan menimbang berat badan bayi kemudian melakukan pengisian format kartu menuju sehat . Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul untuk selanjutnya melakukan analisa data


(37)

I. Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa dan melalui beberapa tahap, pertama editing untuk melakukan pengecekan kelengkapan data. Kemudian data yang akan diukur diberi coding untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data. Selanjutnya tabulating untuk mempermudah analisa data yang dimasukkan kedalam bentuk

tabel. Setelah itu mengentry data kedalam komputer dan dilakukan dalam pengolahan data dengan menggunakan tehnik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yaitu pemeriksaan semua data kedalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel. Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dependen, yaitu : perilaku ibu tentang cara pemberian susu formula pada bayi dan variabel dependent, yaitu : resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisa hasil dari variabel-variabel bebas yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisa yang digunakan adalah hasil tabulasi silang. Untuk menguji hipotesa dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji data kategori Chi-Square Test ( X2) pada tingkat kemaknaannya adalah 95% (p ≤ 0,05). Sehingga dapat diketahui ada


(38)

tidaknya perbedaan yang bermakna secara statistik, dengan menggunakan program khusus. Melalui perhitungan Chi-Square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan, bila nilai p lebih kecil dari nilai alpa (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara variabel terikat dengan variabel bebas.


(39)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian perilaku ibu dalam pemberian susu formula pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Darusalam tahun 2013, yang didapat dari pengumpulan data pada bulan Februari sampai Maret tahun 2013. Adapun jumlah seluruh responden dalam penelitian ini adalah 67 responden ibu dan bayi yang berusia 6-12 bulan. Berikut ini merupakan penjabaran deskripsi dan presentase karakteristik responden di Puskesmas Darusalam tahun 2013

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari karakteristik pendidikan dan pekerjaan ibu yang berada di Puskesmas Darusalam tahun 2013 dimana mayoritas pendidikan ibu adalah pendidikan SMP sebanyak 27 orang atau sebesar 47,2% . Mayoritas pekerjaan ibu yang berada di Puskesmas Darusalam adalah pekerjaan Ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 52 orang atau sebesar 77,6 %

Tabel 5.1.

Distribusi Frekuensi dan Presentase Karakteristik Ibu

Data Demografi Frekuensi (n) Presentase (%) Pendidikan

SD 19 28,4

SMP 27 40,2

SMA 19 28,4

PERGURUAN TINGGI 2 3,0

Total 67 100%

Pekerjaan

IRT 52 77,6 WIRASWASTA 12 17,9 PNS 3 4,5 Total 67 100%


(40)

Berdasarkan Tabel 5.1 ibu yang berpendidikan SD sebanyak 19 orang atau sebesar 28,4%, yang berpendidikan SMP sebanyak 27 orang atau sebesar 40,3%, yang berpendidikan SMA sebanyak 19 orang atau sebesar 28, 4 % dan yang berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 2 orang atau sebesar 3,0%

Berdasarkan pekerjaan, ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 52 orang atau sebesar 77,6%, ibu yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 12 orang atau sebanyak 17,9 % dan ibu yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil sebanyak 3 orang atau sebesar 4,5 %.

2. Gambaran perilaku ibu tentang pemberian susu formula pada bayi usia 6-12 bulan

Dalam penelitian ini pernyataan perilaku terdiri dari 30 item dimana terdapat pernyataan berisi tentang pengetahuan, sikap dan tindakan dalam pemberian susu formula pada bayi usia 6-12 bulan. Berisi tentang 10 pernyataan tentang pengetahuan, 10 pernyataan tentang sikap dan 10 pernyataan tentang tindakan, skala yang digunakan adalah skala gutman dimana jika responden mampu menjawab dengan benar pernyataan perilaku maka diberi skor 1 dan jika menjawab salah diberi skor 0

Pembagian kategori perilaku dibagi berdasarkan pendapat saryono, 2010 bahwa perilaku dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu: Perilaku baik, bila kemampuan responden dalam menjawab benar dengan nilai 66-100% dari item perilaku yang ada. Perilaku cukup, bila kemampuan responden dalam menjawab benar dengan nilai 56-65% dari item perilaku yang ada. Perilaku kurang, bila kemampuan responden dalam menjawab benar dengan nilai kurang dari 55% atau sama dengan 55 % dari item perilaku yang ada.


(41)

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pernyataan Perilaku ibu terhadap pemberian susu formula di puskesmas darusalam Tahun 2013 No

Pernyataan pengetahuan

Pilihan Jawaban

Ya Tidak

F % F %

1 Susu formula adalah cairan atau bubuk formula yang diberikan pada bayi sebagai pengganti Asi

38 56,7 29 43,3

2 Komposisi susu formula sama dengan Asi

47 70,1 20 29,9

3 Susu formula dapat membuat anak

memiliki resiko kegemukan

49 73,1 18 26,9

4 Kegemukan adalah kelebihan berat

badan diatas berat badan normal

42 62,7 25 37,3

5 Salah satu faktor penyebab kegemukan adalah pola makan dan minum yang terlalu banyak mengandung gula

36 53,7 31 46,3

6 Memberikan susu formula pada bayi harus membaca petunjuk penggunaan

51 76,1 16 23,9

7 Membuat susu formula harus sesuai takaran pemberian yang tertera pada label

47 70,1 20 29,9

8 Memberikan susu formula terlalu kental dapat menimbulkan resiko kegemukan

46 68,7 21 37,3

9 Kegemukan dapat memicu muncul

berbagai penyakit yang bahaya pada bayi di masa depan

42 62,7 25 37,5

10 Susu formula memiliki kandungan gula tambahan yang dapat menimbulkan resiko kegemukan pada anak.

45 67,2 22 32,8

Pernyataan sikap Setuju Tidak setuju

F % F %

11 Kegemukan pada bayi tidak berbahaya 19 28,4 48 71,6 12 Jika bayi mengalami kegemukan ibu

tidak perlu cemas

21 31,3 46 68,7

13 Bayi boleh diberi susu formula sejak lahir


(42)

Pernyataan tindakan Dilakukan Tidak dilakukan

F % F %

21 Ibu sering menimbang berat badan bayi 50 74,6 17 25,4 22 Ibu sering memberikan susu formula

pada saat bayi rewel dan menangis

23 34,3 44 65,7

23 Ibu memperhatikan takaran saat

membuat susu formula

46 68,7 21 31,3

24 Ibu membaca petunjuk penggunaan

susu formula.

46 68,7 21 31,3

25 Ibu memberikan susu formula dengan menambahkan bahan lain seperti madu, gula.

28 41,8 39 58,2

26 Ibu memberikan susu formula yang kental pada bayi

15 22,4 52 77,6

27 Ibu memberikan susu formula sejak bayi lahir

26 38,8 39 52,8

28 Ibu memberikan susu formula setelah bayi berusia 6 bulan

32 47,8 35 52,2

29 Ibu memberikan susu sesuai takaran yang ada pada label susu

40 59,7 27 40,3

30 Ibu bertanya pada petugas kesehatan saat tidak mengerti cara penggunaan susu formula

43 64,2 24 35,8

14 Jika ibu kurang mengerti tentang cara membuat susu yang benar, ibu boleh bertanya kepada petugas kesehatan

15 22,4 52 77,6

15 Ibu harus memperhatikan takaran saat membuat susu

21 31,3 46 68,7

16 Ibu akan memberikan susu formula sejak bayi lahir agar bayi terlihat sehat

22 32,8 45 67,2

17 Memberi susu formula yang kental pada bayi bisa menyebabkan resiko kegemukan

18 26,9 48 73,1

18 Ibu ingin memberikan susu formula karena untuk mempermudah pemberian asupan gizi pada bayi

20 29,9 40 70,1

19 Ibu tidak perlu membaca petunjuk penggunaan susu formula

28 41,8 39 58,2

20 bayi menangis itu berarti bayi sedang lapar, maka ibu akan memberikan susu


(43)

Berdasarkan Tabel 5.2 diketahui mayoritas responden mampu menjawab dengan benar pada pertanyaan tentang pengetahuan membaca label susu formula sebanyak 51 orang atau sebesar 76,1%. Pada pertanyaan sikap tentang pemberian susu formula sejak bayi lahir responden menjawab dengan benar sebanyak 50 orang atau sebesar 74,6%. Pada pertanyaan tindakan tentang penimbangan berat badan baik responden menjawab dengan benar sebanyak 50 orang atau sekitar 74,6%.

3. Perilaku ibu tentang pemberian susu formula pada bayi usia 6-12 bulan Mayoritas perilaku ibu tentang pemberian susu formula pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Darusalam adalah perilaku baik, perilaku baik berdasarkan pendapat saryono adalah responden mampu menjawab dengan benar 66-100% dari item perilaku yang ada.

Tabel 5.3

Distribusi Perilaku ibu tentang pemberian susu formula Perilaku F %

Baik 38 56,7 Cukup 12 17,9 Kurang 17 25,3 Total 67 100

Berdasarkan Tabel 5.3 diketahui bahwa responden yang berperilaku baik sebanyak 38 orang atau sebesar 56,7%, responden yang berperilaku cukup sebanyak 12 orang atau sebesar 17,9% dan responden yang berperilaku kurang sebanyak 17 orang atau 25,3%


(44)

4. Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu Formula Pada Bayi Usia 6-12 Bulan berdasarkan pendidikan

Perilaku ibu tentang pemberian susu formula berdasarkan pendidikan diketahui mayoritas perilaku kurang terdapat pada kelompok pendidikan SMP .

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi perilaku ibu tentang pemberian susu formula pada bayi usia 6-12 bulan berdasarkan pendidikan di Puskesmas Darusalam tahun 2013

No Pendidikan

Perilaku ibu Total Baik Cukup Kurang

F % F % F % F %

1. SD

2. SMP

3. SMA

4. PT

11 57,8 4 21,0 4 21,1 19 100 14 51,9 3 11,1 10 37,0 27 100 11 57,9 5 26,3 3 15,8 19 100 1 50 1 50 0 0 2 100

Berdasarkan Tabel 5.4 diketahui bahwa ibu yang berpendidkan SD memiliki perilaku baik sebanyak 11 orang atau sebesar 57,8%, untuk perilaku cukup sebanyak 4 orang atau sebesar 21,0%, sedangkan untuk perilaku kurang sebanyak 4 orang atau sebesar 21,1%. Pada ibu yang berpendidikan SMP untuk perilaku baik sebanyak 14 orang atau 51,9 %, untuk perilaku cukup sebanyak 3 orang atau sebesar 11,1%, sedangkan untuk perilaku kurang sebanyak 10 orang atau 37,0%. Pada ibu yang ber pendidikan SMA perilaku baik sebanyak 11 orang atau 57,9% , untuk perilaku cukup sebanyak 5 orang atau sebesar 26,3%. Sedangkan untuk perilaku kurang sebanyak 3 orang atau sebesar 15,8 %. Pada ibu yang berpendidikan perguruan tinggi untuk perilaku baik sebanyak 1 orang atau 50%,


(45)

untuk perilaku cukup sebanyak 1 orang atau sebesar 50%, sedangkan untuk perilaku kurang sebanyak 0 orang atau sebesar 0%.

5. Perilaku ibu tentang pemberian susu formula pada bayi usia 6-12 bulan berdasarkan pekerjaan

Perilaku ibu tentang pemberian susu formula berdasarkan pendidikan diketahui mayoritas perilaku baik terdapat pada kelompok pekerjaan IRT.

Tabel 5.5

Distribusi perilaku ibu tentang pemberian susu formula berdasarkan karakteristik pekerjaan di Puskemas Darusalam medan kota tahun 2013

No Pekerjaan

Perilaku Ibu Total Baik Cukup Kurang

F % F % F % F %

1. IRT

2. Wiraswasta 3. PNS

13 59,6 8 15,4 13 25,0 52 100 5 41,7 3 25,0 4 33,3 12 100 2 66,7 1 33,3 0 0 3 100

Berdasarkan Tabel 5.5 karakteristik pekerjaan diketahui mayoritas perilaku baik terdapat pada kelompok pekerjaan IRT sebanyak 13 orang atau sebesar 59,6%, sedangkan untuk perilaku cukup pada kelompok IRT sebanyak 8 atau sebesar 15,4%. Untuk perilaku kurang sebanyak 13 orang atau sebesar 25,0% . Pada kelompok pekerjaan wiraswasta perilaku baik sebanyak 5 orang atau sebesar 41,7%. Perilaku cukup sebanyak 3 orang atau sebesar 25,0% . Perilaku kurang sebanyak 4 orang atau sebesar 33,3%. Pada kelompok pekerjaan pegawai negri sipil perilaku bayi sebanyak 2 orang atau sebesar 66,7%. Untuk perilaku cukup sebanyak 1 orang atau sebesar 33,3%. Untuk perilaku kurang tidak ada.


(46)

6. Resiko Obesitas Pada Bayi Usia 6-12 Bulan

Dalam penelitian ini, pengukuran resiko obesitas menggunakan kartu menuju sehat yang dimana dikatakan beresiko jika berat badan bayi melewati batas normal atau melewati pita hijau yang berada pada kartu menuju sehat.

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan Obesitas Total

BB diatas BB sejajar BB dibawah garis hijau garis hijau garis hijau

F % F % F % F % 24 35,8 35 52,2 8 11,9 67 100

Dari Tabel 6.7 diperoleh data berat badan bayi yang berada diatas garis hijau sebanyak 24 orang atau sekitar 35,8%, berat badan bayi yang berada sejajar garis hijau sebanyak 35 orang atau sebesar 52,2% dan untuk berat badan bayi dibawah garis hijau sebanyak 8 orang atau sebanyak 11,9%.

7. Hubungan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu Formula dengan Resiko Obesitas Pada bayi usia 6-12 bulan

Hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Darusalam menggunakan uji statistik chi square dengan system komputerisasi SPSS. Dari hasil analisis data di dapat p < 0,001 (α=0,05) dengan p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas di Puskesmas darusalam medan kota 2013.


(47)

Tabel 5.7

Signifikan Antara Perilaku tentang pemberian susu formula dan Resiko Obesitas pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas darusalam Medan Tahun 2013

Perilaku

Obesitas

Beresiko Tidak beresiko Total P-value F % F % F %

Baik Cukup Kurang

3 4,5 27 52,2 38 100 0.001

5 7,5 7 10,4 12 100 16 23,9 1 1,5 17 100 Total 24 40,6 35 59,3 59 100

Dari Tabel 5.7 diperoleh data, untuk perilaku baik ada sebanyak 3 orang bayi atau sebesar 4,5% yang beresiko obesitas, dan ada sebanyak 35 orang bayi atau sebesar 59,3 % yang tidak beresiko obesitas, untuk perilaku cukup ada sebanyak 5 orang bayi atau sebesar 7,5% yang beresiko obesitas, dan ada sebanyak 7 orang bayi atau sebesar 10,4% yang tidak beresiko obesitas, untuk perilaku kurang ada sebanyak 16 orang bayi atau sebesar 23,9% dan ada sebanyak 1 orang bayi atau sebesar 1,5% yang tidak beresiko obesitas.

B. PEMBAHASAN

1. Karakteristik responden

Pada penelitian ini jumlah responden sebanyak 67 orang, mayoritas responden berpendidikan SMP dengan jumlah 27 orang atau sebesar 40,2 %. Sedangkan responden yang berpendidikan SD dengan jumlah 19 orang atau sebesar 28,4% . Responden berpendidikan SMA dengan jumlah 19 orang atau sebesar


(48)

28,4%. Responden berpendidikan perguruan tinggi dengan jumlah 2 orang atau sebesar 3%.

Berdasarkan pekerjaan, mayoritas ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 52 orang atau sebesar 77,6%. Sedangkan ibu yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 12 orang atau sebanyak 17,9 % dan ibu yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil sebanyak 3 orang atau sebesar 4,5 %.

2. Gambaran perilaku ibu tentang pemberian susu formula pada bayi usia 6-12 bulan

Mayoritas perilaku ibu di Puskesmas Darusalam Medan adalah baik. Responden mampu menjawab dengan benar pada pertanyaan tentang pengetahuan membaca label susu formula sebanyak 51 orang atau sebesar 76,1%. Pada pertanyaan sikap tentang pemberian susu formula sejak bayi lahir responden menjawab dengan benar sebanyak 50 orang atau sebesar 74,6%. Pada pertanyaan tindakan tentang penimbangan berat badan baik responden menjawab dengan benar sebanyak 50 orang atau sekitar 74,6%.

Menurut moehly, 2012 hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian susu formula agar tidak menimbulkan resiko obesitas salah satunya adalah pembacaan label pemberian susu formula Jika ibu membaca dan memperhatikan takaran pemberian susu dan memberikan susu sesuai takaran maka hal ini memperkecil resiko obesitas. Sementara itu penimbangan berat badan pada bayi secara berkala juga dapat mencegah terjadinya obesitas


(49)

3. Perilaku ibu tentang pemberian susu formula

Mayoritas perilaku ibu di Puskesmas Darusalam Medan adalah baik, dengan persentase sebesar 56,7% atau sebanyak 38 orang. Untuk perilaku cukup sebanyak 12 orang atau sebesar 17,9%. Sedangkan untuk perilaku kurang sebanyak 17 orang atau sebesar 25,3 %.

Hal ini terjadi karena kemungkinan responden mendapatkan informasi dari sumber informasi yang tepat. Menurut arikunto, 2010 bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh sumber informasi yang di peroleh responden.

4. Perilaku ibu berdasarkan pendidikan

Perilaku ibu berdasarkan karakteristik pendidikan diketahui mayoritas perilaku kurang terdapat pada kelompok pendidikan SMP sebanyak 10 orang atau sebesar 37,0%

Menurut Teori Lawrence Green, perilaku seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin baik perilaku seseorang dalam kehidupan sehari hari. Teori ini sejalan dengan hasil penelitian dimana pendidikan mempengaruhi perilaku seseorang

5. Perilaku ibu berdasarkan pekerjaan

Perilaku ibu berdasarkan karakteristik pekerjaan diketahui mayoritas perilaku baik terdapat pada kelompok pekerjaan IRT sebanyak 13 orang atau sebesar 46,3%, perilaku baik yang dimaksud disesuaikan dengan teori saryono, yaitu responden mampu menjawab dengan benar (66-100%) dari semua item pernyataan perilaku yang ada.


(50)

Menurut World Health Organization ada 4 alasan orang berperilaku , salah satunya adalah alasan berdasarkan sumber daya dimana pekerjaan merupakan salah satu sumber daya seseorang dalam berperilaku, semakin baik pekerjaan seseorang semakin banyak peluang perilaku yang baik yang dikerjakan hal ini sejalan dengan hasil penelitian, dimana mayoritas perilaku baik terdapat pada ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga, dimana ibu memiliki perhatian yang lebih pada bayinya. 6. Resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan

Dalam penelitian ini, pengukuran resiko obesitas menggunakan kartu menuju sehat yang dimana dikatakan beresiko jika berat badan bayi melewati batas normal atau melewati pita hijau yang berada pada kartu menuju sehat.

Dari hasil penelitian diketahui berat badan bayi yang berada diatas garis hijau sebanyak 24 orang atau sekitar 35,8%, berat badan bayi yang berada sejajar garis hijau sebanyak 35 orang atau sebesar 52,2% dan untuk berat badan bayi dibawah garis hijau sebanyak 8 orang atau sebanyak 11,9%.

7. Hubungan perilaku ibu dengan resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan Signifikan antara perilaku ibu tentang pemberian susu formula dengan resiko obesitas didapatkan data untuk perilaku baik ada sebanyak 3 orang bayi atau sebesar 4,5% yang beresiko obesitas, dan ada sebanyak 35 orang bayi atau sebesar % yang tidak beresiko obesitas, untuk perilaku cukup ada sebanyak 5 orang bayi atau sebesar 7,5% d beresiko obesitas, dan ada sebanyak 7 orang bayi atau sebesar 10,4% yang tidak beresiko obesitas, untuk perilaku kurang ada sebanyak 16 orang bayi atau sebesar 23,9% dan ada sebanyak 1 orang bayi atau sebesar 1,5% yang tidak beresiko obesitas.


(51)

Dari hasil penelitian dapat diketahui ada 24 orang bayi yang mengalami resiko obesitas dan ada 35 orang bayi yang tidak mengalami resiko obesitas, dari 43 orang bayi yang tidak beresiko obesitas ada 8 orang bayi yang memiliki berat badan dibawah normal. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor ekonomi ibu. Sehingga memberikan susu formula kurang dari takaran yang telah ditentukan dilabel. Menurut World Health Organisation ada 4 alasan orang berperilaku ,salah satunya adalah sumber daya atau ekonomi. Ekonomi mempengaruhi seseorang dalam berperilaku.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa semakin baik perilaku ibu tentang pemberian susu formula makan akan semakin sedikit resiko obesitas pada bayi sedangkan semakin kurang perilaku ibu tentang pemberian susu formula maka akan semakin besar resiko obesitas pada bayi. Hal ini sejalan dengan teori Lawrence green , perilaku dapat dianalisa dari tingkat kesehatan seseorang, seseorang yang memiliki tingkat kesehatan yang buruk dipengaruhi oleh perilaku yang kurang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Studi besar di Skotlandia yang meneliti indeks massa tubuh dari 32.200 anak usia 5 - 42 bulan. Setelah eliminasi faktor-faktor yang bias, status sosial ekonomi, berat lahir dan jenis kelamin, prevalensi obesitas secara signifikan lebih tinggi pada bayi yang diberi susu formula, mengarah pada kesimpulan bahwa pemberian susu formula terkait dengan peningkatan resiko obesitas (Khamzah, 2012).


(52)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan, dapat disimpulkan bahwa peneliian yang dilakukan terhadap 67 ibu dan bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Darusalam medan kota tahun 2013 sebagai berikut:

1. Mayoritas responden berpendidikan SMP sebanyak 27 orang atau sebesar 40,2% dan mayoritas responden bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 52 orang atau sebesar 77,6%..

2. Mayoritas perilaku ibu di Puskesmas Darusalam Medan adalah baik,

3. Mayoritas perilaku kurang berdasarkan karakteristik pendidikan terdapat pada kelompok pendidikan SMP sebanyak 10 orang atau sebesar 37,0%.

4. Mayoritas perilaku baik berdasarkan kelompok pekerjaan terdapat pada kelompok pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 13 atau sebesar 59,6%.

5. Ada hubungan yang signifikan antara perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan sikap di Puskesmas Darusalam medan kota 2013.

B. Saran

1. Bagi tempat penelitian

Diharapkan petugas kesehatan yang berada dipuskesmas darusalam medan kota dapat lebih banyak menjelaskan tentang pemberian susu


(53)

formula kepada ibu –ibu terutama pada pembacaan label dan penggunaan takaran yang tepat pada saat pemberian susu formula untuk memperkecil resiko obesitas pada bayi.

2. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan adanya peningkatan dan pengembangan pendidikan mengenai asuhan kebidanan tentang pemberian susu formula pada bayi. Terutama tentang meminimalisasi pemberian susu formula sejak bayi lahir . 3. Bagi penelitian selanjutnya

Selain itu diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk penelitian selanjutnya dan penelitian ini dapat diaplikasikan dalam pelayanan kebidanan, Diharapkan juga agar penelitian ini nantinya bermanfaat bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini mengenai pemberian susu formula terhadap resiko gizi buruk pada bayi.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian, 2010 : Rineka Cipta : Jakarta

Anna.( 2010, November 10 ). Indonesia Jadi Pasar Utama Susu Formula. Harian Kompas

diambil dari

Depkes, RI. (2000). Referensi Kesehatan. http://creasoft.wordpress.com. Diakses pada tanggal 14 september 2012

Dewi Bulan Febri Kurnia, Ilmu Gizi Untuk Praktisi Kesehatan, 2012 : Graha Ilmu :

Yogyakarta

Khamzah Siti Nur, Segudang Keajaiban ASI, 2012 : Flash Books : Jogjakarta.

Lakshita Nattaya, 2012. Anak Aktif Bebas Diabetes : Javalitera : Jakarta.

Moehly, Bayi Sehat Dan Cerdas, 2008 : Pustaka Mina : Yogyakarta.

Nirwana Ade Benih, Obesitas Anak & Pencegahannya, 2012 : Nuha Medika :

Jogjakarta

Nursalam. (2005). Ilmu kesehatan anak. Jakarta : Salemba Medika

Notoadmojo Ari Setiawan, Kesehatan Masyarakat, 2007 : Rineka Cipta : Jakarta


(55)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Citra Dewi Pertiwi

Tempat/Tanggal Lahir : Galang, 12 juli 1991

Agama : Islam

Alamat : Jl Perintis kemerdekaan Galang Kota

Riwayat Pendidikan

Tahun 1997 - 2003 : SD 107430 Galang

Tahun 2003 – 2006 : SMP Negri 1 Batu Lapan

Lulus dan Berijazah

Tahun 2006 – 2009 : SMA Negri 1 Galang

Lulus dan Berijazah

Tahun 2009 – 2012 : Pendidikan Program Diploma III di AKBID Medistra L.Pakam

Lulus dan Berijazah

Tahun 2012 – sekarang : Sedang Menyelesaikan Pendidikan Program D-IV BIDAN PENDIDIK di Fakultas Keperawatan USU


(56)

Lampiran 1

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth,

Calon Responden Penelitian Di -

Tempat Dengan Hormat,

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswi Program D-IV Bidan Pendidik pada Fakultas Keperawatan USU, saya akan melakukan penelitian tentang “Hubungan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu Formula Terhadap Resiko Obesitas Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Puskesmas Darusalam Medan Kota Tahun 2013.”

Untuk maksud tersebut saya memerlukan data/informasi yang nyata dan akurat dari saudara melalui pengisian kuesioner yang akan saya lampirkan pada surat ini. Saudara berhak untuk berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini, namun penelitian ini sangat berdampak terhadap kemajuan dalam bidang kebidanan bila semua pihak ikut berpartisipasi. Bila saudara setuju terlibat dalam penelitian ini, mohon menandatangani lembaran persetujuan menjadi responden yang telah disediakan dan mohon menjawab pertanyaan dalam kuesioner dengan sejujurnya.

Kesediaan dan perhatian saudara sangat saya harapkan dan atas partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

CITRA DEWI PERTIWI Nim :125102114


(57)

Lampiran 2

LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Program Studi D-IV Bidan Pendidik pada Fakultas Keperawatan USU dengan judul “Hubungan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu Formula Terhadap Resiko Obesitas Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Puskesmas Darusalam Medan Kota Tahun 2013.”

Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kebidanan.

Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden dari saya semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Medan , 2013

Responden


(58)

Lampiran 3

Kuesioner Perilaku Ibu Terhadap Cara Pemberian Susu formula Pada Bayi

di Puskesmas Darusalam Medan Kota Tahun 2013 Nomor Responden:

Petunjuk:

Jawablah pertanyaan dibawah ini, serta beri tanda check list () untuk salah satu jawaban anda.

A. Data Demografi Umur : Pendidikan :

B. Pernyataan Perilaku

No Pernyataan Perilaku Ya Tidak

1 Susu formula adalah cairan atau bubuk formula yang diberikan pada bayi sebagai pengganti Asi

2 Komposisi susu formula sama dengan Asi

3 Susu formula dapat membuat anak memiliki resiko kegemukan

4 Kegemukan adalah kelebihan berat badan diatas berat badan normal

5 Salah satu faktor penyebab kegemukan adalah pola makan dan minum yang terlalu banyak mengandung gula

6 Memberikan susu formula pada bayi harus membaca petunjuk penggunaan


(59)

7 Membuat susu formula harus sesuai takaran pemberian yang tertera pada label

8 Memberikan susu formula terlalu kental dapat menimbulkan resiko kegemukan pada anak.

9 Kegemukan dapat memicu muncul berbagai penyakit yang bahaya pada bayi di masa depan

10 Susu formula memiliki kandungan gula tambahan yang dapat menimbulkan resiko kegemukan pada anak.

NO Pernyataan perilaku Setuju Tidak

Setuju 11 Kegemukan pada bayi tidak berbahaya

12 Jika bayi mengalami kegemukan ibu tidak perlu cemas

13 Bayi boleh diberi susu formula sejak lahir

14 Jika ibu kurang mengerti tentang cara membuat susu yang benar, ibu boleh bertanya kepada petugas kesehatan

15 Ibu harus memperhatikan takaran saat membuat susu

16 Ibu akan memberikan susu formula sejak bayi lahir agar bayi terlihat sehat

17 Memberi susu formula yang kental pada bayi bisa menyebabkan resiko kegemukan


(60)

18 Ibu ingin memberikan susu formula karena untuk mempermudah pemberian asupan gizi pada bayi

19 Ibu tidak perlu membaca petunjuk penggunaan susu formula

20 Ketika bayi menangis itu berarti bayi sedang lapar, maka ibu akan memberikan susu formula sesering mungkin untuk mengatasi nya.

NO Penyataan perilaku Dilakukan Tidak

dilakukan 21 Ibu sering menimbang berat badan bayi

22 Ibu sering memberikan susu formula pada saat bayi rewel dan menangis

23 Ibu memperhatikan takaran saat membuat susu formula

24 Ibu membaca petunjuk penggunaan susu formula.

25 Ibu tidak pernah menimbang berat badan bayi

26 Ibu memberikan susu formula yang kental pada bayi

27 Ibu memberikan susu formula sejak bayi lahir

28 Ibu member susu formula yang encer pada bayi

29 Ibu memberikan susu sesuai takaran yang ada pada label susu


(61)

30 Ibu bertanya pada petugas kesehatan saat tidak mengerti cara penggunaan susu formula


(62)

(63)

(64)

(65)

(1)

18 Ibu ingin memberikan susu formula karena untuk mempermudah pemberian asupan gizi pada bayi

19 Ibu tidak perlu membaca petunjuk penggunaan susu formula

20 Ketika bayi menangis itu berarti bayi sedang lapar, maka ibu akan memberikan susu formula sesering mungkin untuk mengatasi nya.

NO Penyataan perilaku Dilakukan Tidak

dilakukan 21 Ibu sering menimbang berat badan bayi

22 Ibu sering memberikan susu formula pada saat bayi rewel dan menangis

23 Ibu memperhatikan takaran saat membuat susu formula

24 Ibu membaca petunjuk penggunaan susu formula.

25 Ibu tidak pernah menimbang berat badan bayi

26 Ibu memberikan susu formula yang kental pada bayi

27 Ibu memberikan susu formula sejak bayi lahir

28 Ibu member susu formula yang encer pada bayi

29 Ibu memberikan susu sesuai takaran yang ada pada label susu


(2)

30 Ibu bertanya pada petugas kesehatan saat tidak mengerti cara penggunaan susu formula


(3)

(4)

(5)

(6)