Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

dalam diri siswa tersebut relatif menetap dan apabila dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan lagi. Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Achmad Rifa’i dan Catharina Tri Anni 2009:97 prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya. Menurut Muhibin Syah 1999:130 faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan kepada tiga macam yaitu 1 faktor Internal, 2 Faktor Eksternal, 3 Faktor Pendekatan Belajar. 2.2.2.1. Faktor internal Merupakan keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis yang bersifat jasmaniah dan aspek psikologis yang bersifat rohaniyah. 2.2.2.1.1. Aspek fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Untuk mempertahankan tonus jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa sangat dianjurkan memilih pola istirahat dan olahraga ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan berkesinambungan. Hal ini penting sebab perubahan pola makanan dan minuman dan istirahat akan menimbulkan reaksi tonus yang negatif dan merugikan semangat mental siswa itu sendiri. 2.2.2.1.2. Aspek psikologis. Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, di antara faktor- faktor rohaniyah siswa yang pada umumnya dipandang lebih essensial adalah tingkat kecerdasanintelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa dan motivasi siswa. 2.2.2.1.2.1. Intelegensi siswa Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol dari pada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh tubuh manusia. 2.2.2.1.2.2. Sikap siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons response tendency dengan cara relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap attitude siswa yang positif, terutama kepada guru dan mata pelajaran tertentu merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya sikap negataf siswa terhadap guru dan mata pelajaran tertentu, apalagi jika diiringi kebencian kepada guru atau kepada mata pelajaran tertentu, dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut. 2.2.2.1.2.3. Bakat siswa Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing- masing. Jadi, secara global bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas superior atau cerdas luar biasa very superior disebut talented child, yaitu anak berbakat. 2.2.2.1.2.4. Minat siswa Secara sederhana, minat interest berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Rober, minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. 2.2.2.1.2.5. Motivasi siswa Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme, baik manusia ataupun hewan, yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok saja energizer untuk bertingkah laku secara terarah. Motivasi terbagi dua macam, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut termasuk motivasi instrinsik. Termasuk motivasi ekstrinsi adalah pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri teladan orang tua dan guru. 2.2.2.2. Faktor eksternal Faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial. 2.2.2.2.1. Lingkungan sosial Faktor lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa adalah guru, para staf administrasi, teman-teman sekelas, masyarakat, tetangga, teman- teman sepermainan, orang tua, dan keluarga. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar menjadi pendorong siswa. Begitu juga kondisi masyarakat di lingkungan yang bersih dan rapi, sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketenangan keluarga dan demografi keluarga letak rumah, semuanya dapat menjadi pendorong dalam kegiatan belajar siswa. 2.2.2.2.2. Lingkungan non-sosial Faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Khusus mengenai waktu yang disenangi untuk belajar seperti pagi atau sore hari, seorang ahli bernama J. Biggers berpendapat bahwa belajar seperti pagi hari lebih efektif dari pada belajar pada waktu-waktu lainnya. Menurut penelitian beberapa ahli gaya belajar learning style, hasil belajar itu tidak bergantung pada waktu secara mutlak, tetapi bergantung pada waktu yang cocok dengan kesiapan siswa. 2.2.2.3. Faktor pendekatan belajar Merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran. Cara atau strategi yang digunakan dalam pendekatan belajar siswa bertujuan untuk menunjang keefektifan dan efisiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu.

2.2.3. Hasil Belajar