UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND SANITIZER DALAM MIKROEMULSI MINYAK ATSIRI DAUN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA INVITRO

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia dikenal kaya dengan keanekaragaman hayati yang dapat
dimanfaatkan dalam semua aspek kehidupan masyarakat, namun hanya sebagian
kecil dari tanaman tersebut yang dapat diidentifikasi sebagai bahan obat
(Ansel.1989).
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Salah satu
cara untuk menjaga kesehatan ialah dengan mengurangi resiko terjadinya infeksi
pada tubuh. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan CDC (Center of
Diseases Control) bahwa cara untuk mengurangi tingkat infeksi dan untuk
mengurangi perpindahan organisme yang kebal terhadap antimikroba, cara yang
paling baik adalah menjaga kebersihan tangan, karena tangan merupakan
perantara masuknya mikroba ke dalam tubuh secara cepat. Banyak cara sederhana
untuk membersihkan tangan seperti mencuci tangan menggunakan sabun dengan
air, sapu tangan dan lain-lain. Namun seiring dengan semakin berkembangnya
teknologi, maka cara untuk membersihkan tanganpun semakin berkembang,
kehidupan manusia modern yang menuntut serba praktis yaitu dengan
menggunakan cairan pembersih tangan yang mengandung bahan antiseptik atau
dikenal dengan hand sanitizer yang sudah tersedia dalam berbagai kemasan dan
merk di pasaran. Dalam beberapa hasil penelitian terbukti bahwa hand sanitizer

sangat efektif untuk mengurangi angka terjadinya penyakit gangguan pencernaan
(Sandora TJ, et al.2004). Dan telah dilaporkan produk hand sanitizer sangat
efektif dalam mengurangi angka tidak masuk sekolah pada anak-anak (Hammond
B, et al. 2000).
Daun jeruk nipis memiliki senyawa golongan terpenoid yaitu senyawa
limonoida yang berfungsi sebagai larvasida. Karena berbahan alami, senyawa ini
mudah terurai di alam (residu mudah hilang), sehingga tidak mencemari
lingkungan dan aman bagi manusia.Senyawa organik yang terkandung didalam
daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) adalah vitamin, asam amino, protein,

1

2

alkaloid, steroid, senyawa yang larut dalam lemak dan senyawa yang tidak larut
lemak. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) mengandung limonene dan linalool, selain
itu juga mengandung flavonoid, seperti poncirin, hesperidine, rhoifolin, dan
naringin (Dalimarta, 2000).
Bahan antiseptik yang digunakan secara umum dalam formula sediaan hand
sanitizer adalah dari golongan alkohol (etanol, propanol, isopropanol) dengan

konsentrasi ± 50% hingga 70% dan jenis disinfektan yang digunakan seperti
klorheksidin, triklosan (Block, 2001 dan Gennaro, 1995).
Penggunaan bahan obat tradisional yang mengandung minyak atsiri akhirakhir ini berkembang sangat pesat. Minyak atsiri yang digunakan berasal dari
proses penyulingan dari beberapa bagian dari tanaman misalnya bagian buah,
bunga atau daun (Maryani, 2003). Tanaman yang mengandung minyak atsiri
dikatakan sebagai tanaman aromatik yang dapat dimanfaatkan untuk meringankan
rasa nyeri, sebagai antivirus dan fungisida. Selain itu minyak atsiri juga dapat
membunuh bakteri patogen yang dapat mengganggu fisiologi tubuh (Valnet,
1980; Price dan Len, 1997).
Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan.
Minyak atsiri memiliki komponen volatil pada beberapa tumbuhan dengan
karakteristik tertentu. Minyak atsiri dapat digunakan sebagai parfum, bahan obat,
kosmetik, dan bahan tambahan makanan (Buchbauer, 1991). Komponen aroma
dari minyak atsiri sangat cepat berinteraksi saat dihirup, senyawa tersebut secara
cepat berinteraksi sistem syaraf pusat dan langsung merangsang pada sistem
olfactory, kemudian pada sistem ini akan menstimulasi syaraf-syaraf pada otak
dibawah kesetimbangan korteks serebral (Buckle, 1999). Senyawa-senyawa yang
berbau harum (fragrance) dari minyak atsiri terbukti dapat mempengaruhi
aktivitas lokomotor (Buchbauer, 1991).
Minyak atsiri atau minyak eteris merupakan minyak yang bersifat mudah

menguap, terdiri dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan
titik didih yang berbeda-beda serta diperoleh dari tanaman dengan cara proses

3

penyulingan uap, dalam arti untuk membedakan minyak atau lemak dengan
minyak atsiri yang berbeda jenis tanaman penghasilnya (Guenther, 1987).
Minyak atsiri dapat menghambat terjadinya pembentukan klorofil, sehingga
tanaman menjadi pucat dan layu, apabila terkena sinar dan dapat menurunkan sifat
permeabilitas. Akan tetapi, minyak atsiri memiliki sifat yang menguntungkan,
salah satunya dapat berperan sebagai bakterisida dan antijamur (fungisida) karena
memiliki sifat bakterisida, beberapa jenis minyak atsiri telah digunakan mengobati
infeksi urogenital (Guenther, 1987).
Minyak atsiri pada umumnya telah digunakan sebagai bahan baku dalam
berbagai industri, misalnya pada industri parfum, industri farmasi, kosmetika,
bahan penyedap (flavoring agent) dan dalam industri makanan dan minuman
(Ketaren, 1985).Senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri daun jeruk nipis
(Citrus aurantifolia) adalah senyawa golongan terpenoid yaitu senyawa limonoida
yang berfungsi sebagai larvasida. Selain minyak atsiri komponen senyawa lain
yang terdapat didalam daun jeruk nipis adalah acetaldehyde, α penen, sabinen,

myrcene, octano, talhinen, limonoida, T trans-2 hex-1 ol, terpinen, trans ocimen,
cymeno, terpinolene, cis-2 pent-1 ol (Ferguson,2002) serta minyak atsiri jeruk
nipis (Citrus aurantifolia)juga mengandung asam sitrat, kalsium, fosfor, besi, dan
vitamin A, B1, dan C (Dalimarta, 2000).
Minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman genus Citrus ini memiliki potensi
sebagai antibakteri. Tanaman dari genus Citrus ini dalam pengobatan tradisional
banyak digunakan di antara lain sebagai obat disentri, obat gangguan pencernaan,
asma, tumor, diabetes, dan gigitan ular (Nath dkk., 2006).
Penggunaan minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sebagai
antibakteri dalam hand sanitizer dalam bentuk mikroemulsi dinilai lebih aman
bagi kesehatan, serta aroma dari minyak atsiri daun jeruk nipis sangat harum,
sehingga inovasi dari minyak atsiri daun jeruk nipis ini selain sebagai bahan aktif
dapat mengurangi iritasi pada tangan sebagai pengganti alkohol dan sebagai
pewangi untuk tangan.

4

Pada konsentrasi sebesar 1%, 5%, 10% dan 20% minyak atsiri daun jeruk
nipis


(Citrus

aurantifolia)

terbukti

efektif

dalam

membunuh

bakteri

Staphylococcus aureus (Reddy et.,al 2012).
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan kuman flora normal yang dapat
menyebabkan infeksi penyakit pada manusia. Bakteri Staphylococcus aureus
secara khas terdapat pada pembuluh darah terminal bagian metafisis tulang
panjang, bakteri ini juga dapat menyebabkan nekrosis tulang, supurasi kronik dan
pembentukan abses. Dan bakteri ini juga sering ditemukan pada kulit dan selaput

lendir pada manusia (Jawetz et al.,2007). Bakteri Staphylococcus aureus
merupakan bakteri patogen yang paling banyak menyerang tubuh manusia.
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang hidup sebagai
saprofit di dalam saluran membran dalam tubuh manusia, pada permukaan kulit,
kelenjar keringat, dan saluran usus (Pelezar dkk., 1998).
Dalam beberapa hasil penelitian terbukti bahwa hand sanitizer sangat efektif
untuk mengurangi terjadinya penyakit gangguan pencernaan (Sandora, et al.
2004). Dan dapat mengurangi angka kesakitan, sebagai upaya untuk menjaga
kebersihan tangan sehingga dapat mengurangi penularan penyakit. Namun, pada
komposisi hand sanitizer yang beredar di pasaran saat ini umumnya masih
menggunakan alkohol. Penggunaan alkohol sebagai antiseptik tangan dinilai
kurang aman terhadap kesehatan, karena alkohol dapat melarutkan lapisan lemak
pada kulit yang berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi mikroorganisme dan
pada pemakaian yang berulang dapat menyebabkan kekeringan serta iritasi pada
kulit (Sandora, et.al. 2005).
Komposisi sediaan hand sanitizer yang beredar memiliki banyak efek
samping yang merugikan seperti iritasi, kekeringan, dan rasa terbakar pada kulit,
maka banyak diciptakan produk topikal berbahan aktif dari bahan alam. Terdapat
beberapa kelebihan sediaan yang berasal dari bahan alam, produk hand sanitizer
yang berasal dari bahan alam lebih aman untuk digunakan, tidak mengandung zat

kimia berbahaya, tidak merusak pernafasan, dan aman untuk anak-anak (Zerbe,
2010).

5

Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai alternatif dari
penggunaan bahan aktif alkohol adalah minyak atsiri yang akhir-akhir ini menarik
perhatian dunia, hal ini dikarenakan minyak atsiri dari beberapa tanaman terbukti
bersifat aktif sebagai antibakteri dan anti jamur (antifungi) termasuk minyak atsiri
daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia).
Produk hand sanitizer dalam bentuk mikroemulsi mengandung antiseptik yang
digunakan untuk membunuh kuman yang ada di tangan, bahan aktif hand
sanitizerpada umumnya terdiri dari alkohol atau triklosan, alkohol akan efektif
membunuh bakteri dan virus pada kadar 60-75 % triklosan berdaya antimikroba
dengan spektrum yang luas (dapat melawan berbagai macam bakteri) dan
mempunyai toksisitas minimum. Mekanisme kerja dari triklosan sama dengan
alkohol yakni dengan cara menghambat biosintesis lipid sehingga membran
mikroba kehilangan kekuatan dan fungsinya.
Mikroemulsi merupakan suatu sistem dipersi yang dikembangkan dari sediaan
emulsi. Bila dibandingkan dengan sediaan emulsi, banyak karakteristik dari

mikroemulsi yang membuat sediaan ini lebih menarik untuk digunakan sistem
pernghantaran obat (drug delivery system) yang mempunyai kestabilan dalam
jangka waktu lama secara termodinamika, jernih dan transparan, dapat disterilkan
dengan cara filtrasi, biaya pembuatan murah, mempunyai daya larut yang tinggi
dan mempunyai kemampuan untuk berpenetrasi yang baik. Karakteristik tersebut
membuat mikroemulsi ini mempunyai peranan penting sebagai alternatif dalam
formula untuk zat aktif yang tidak larut (Gao Z G, 1998).
Pada penelitian ini akan dikembangkan inovasi dari formulasi hand sanitizer
dengan bahan aktif minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Dengan
tujuan agar sediaan hand sanitizer berbahan baku minyak atsiri daun jeruk nipis
ini menjadi lebih asseptable maka pada penelitian ini akan dibuat dalam bentuk
sediaan mikroemulsi. Selanjutnya untuk menguji efektifitas hand sanitizer sebagai
antibakteri, digunakan bakteri gram positif Staphylococcus aureus sedangkan
sebagai pembanding sediaan dipilih salah satu hand sanitizer yang sudah beredar
di pasaran. Untuk penentuan konsentrasi minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus
aurantifolia) yang dipakai pada formula ini disesuaikan dengan penelitian

6

sebelumnya, yakni pada konsentrasi minyak atsiri daun jeruk nipis sebesar 1%,

10% dan 20%.
Berdasarkan latar belakang, maka telah dilakukan penelitian tentang aktivitas
antibakteri minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap bakteri
gram positif Staphylococcus aureus dalam hand sanitizer bentuk mikroemulsi
secara In Vitro.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
Pada konsentrasi berapakah minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus
aurantifolia) pada formula hand sanitizer bentuk mikroemulsi yang aktif pada
bakteri Staphylococcus aureus dengan metode difusi cakram?
1.3 Tujuan penelitian
1. Mengetahui aktivitas antibakteri formula hand sanitizer dalam bentuk
mikroemulsi dari minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan metode difusi cakram.
2. Mengetahui konsentrasi minimum minyak atsiri jeruk nipis (Citrus
aurantifolia) pada formula hand sanitizer bentuk mikroemulsi yang aktif
pada bakteri Staphylococcus aureus.
1.4 Manfaat Penelitian
Bagi Peneliti :

Diharapkan dapat memberikan informasi yang tepat tentang konsentrasi
bahan aktif minyak atsiri tanaman dari daun Citrus aurantifolia yang digunakan
pada sediaan hand sanitizer dalam bentuk mikroemulsi.

7

Bagi Institusi :
Sebagai bahan pertimbangan pada institusi mengenai hasil penelitian yang
telah dilakukan untuk lebih dikembangkan mengenai sediaan hand sanitizer
dalam bentuk mikroemulsi dari minyak atsiri daun Citrus aurantifolia.
Bagi Masyarakat :
Dari hasil penelitian ini, diharapkan juga dapat memberikan informasi
yang tepat tentang salah satu manfaat dari tanaman Citrus aurantifolia yakni
sebagai antibakteri dalam sediaan hand sanitizer dalam bentuk mikroemulsi.

SKRIPSI
VANNY YUNITA
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND
SANITIZER DALAM MIKROEMULSI MINYAK ATSIRI
DAUN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) TERHADAP

Staphylococcus aureus SECARA INVITRO

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah
serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND SANITIZER DALAM
MIKROEMULSI

MINYAK

ATSIRIDAUN

JERUK

NIPIS

(Citrus

aurantifolia)TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA INVITRO”.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya
kepada :
1.

Dra. Uswatun Chasanah M.Kes.,Apt. Selaku dosen pembimbing I yang
penuh kesabaran dalam membimbing, slalu memberikan suntikan
motivasi serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2.

Siti Rofida M.Farm.,Apt selaku dosen pembimbing II yang penuh
semangat dalam mendukung, mengarahkan dan membimbing serta selalu
memberikan motivasi.

3.

Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P. selaku dosen penguji I atas kritik dan
saran yang diberikan untuk menjadikan skripsi ini lebih baik.

4.

Arina Swastika Maulita S.Farm.,Apt selaku dosen penguji II atas kritik
dan sarannya untuk menjadikan skripsi ini lebih baik.

5.

Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep.,Sp. Kom selaku Dekan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

6.

Nailis Syifa’ S.Farm., Apt., M.Sc selaku Ketua Program Studi Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

7.

Sovia Aprina B. S.Farm., Apt., M.Si selaku kepala laboratorium kimia
farmasi.

8.

Papaku Juju Jumhana Husein atas doa dan dukungannya baik secara moril
maupun materil, yang selalu mendoakan dan memberikan semangat dan
kesejukan sehingga skripsi ini dapat diselsaikan. Penulis bangga dan
bersyukur atas segala yang diberikan selama ini.

9.

Mamaku Martini Anita Rachman atas segaladoa dan semangat yang tiada
henti tercurahkan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis bangga dan bersyukur atas segala yang diberikan baik moril
maupun materil.

10.

Kakak-kakakku tersayang Vina Melviana, Visty Yunita, dan Si bungsu
Zaqi Ibnu Ramadhan, yang memberikan angin segarkan keceriaannya dan
menambah semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini kalian
adalah semangat dan inspirasiku.

11.

Kak Mahfud Nizar, Dhovan Afinda Prayuana, dan sales kompor tahun
1976, atas bantuan, semangat yang tiada lelah dan henti kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

12.

Buhari Adi Putra S.Farm.,Apt yang tidak pernah lelah mendampingi serta
memotivasi membantu dan selalu mendoakan penulis dalam segala situasi
serta menemani selama ini dengan penuh kesabaran.

13.

Kelompok Skripsi Biomedik Tanika Wulansari, Mauidhotul Hasanah, dan
Riris Ibriziati atas segala kerjasama serta semua bantuannya kepada
penulis dalam menyusun skripsi ini.

14.

Tanteku tersayang Ana Hasanah (Alm) atas support dan pendengar
terbaikku.

15.

Keluarga kecilku di Apotik Surya Abadi, Mas ardhis, Mbak Reni, Mbak
Vian, dek Dinda atas segala bantuan dan dukungannya dalam mencetak
skripsi ini.

16.

Mbak Susi, Mbak Evi, Mbak Fat, Pak Joko dan Mas Ferdy atas segala
bentuk bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.

17.

Teman – teman sekaligus saudaraku Farmasi angkatan 2009 yang
senantiasa memberikan motivasi dan semangat yang tidak bisa disebutkan
satu-persatu.

18.

Serta pihak-pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan
satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada
skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini dan semoga
bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 21 Juni 2014

Penulis

RINGKASAN
Jeruk nipis, Lime,limah, (C. limonellu Miq, C. medica Linn. Var. acida
Brandis., C. acida Roxb., C.aurantium L. var. amara Engl, C. javanica Blume)
merupakan tanaman yang tersebar diberbagai negara yang dikenal masyarakat
sebagai tanaman tradisional yang mempunyai banyak khasiat antara lain seperti
penyedap masakan, dan minyak atsirinya dapat digunakan sebagai bahan kosmetika,
bahan parfum, industry farmasi dan sebagai antibakteri.
Bukti – bukti ilmiah tersebut menjadikan masyarakat semakin tertarik untuk
mengonsumsi maupun menggunakan tanaman ini dalam setiap harinya. Namun,
masih sedikit masyarakat yang mengetahui bahwa jeruk nipis juga memiliki khasiat
sebagai antibakteri. Kemampuan minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
inilah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri gram positif Staphylococcus
aureus yang berada ditangan yang dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh
manusia.
Berdasarkan hal tersebut diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui efek aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus dari produk hand
sanitizer dalam mikroemulsi minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
secara in vitro. Minyak atsiri daun jeruk nipis ini diperoleh dari hasil proses
penyulingan dengan metode destilasi uap dan air (Water steam). Untuk mengetahui
efek antibakteri tersebut maka dilakukan pengujian antibakteri pada Staphylococcus
aureus yang merupakan bakteri gram positif yang dilakukan menggunakan metode
difusi cakram kertas untuk mengetahui nilai hambat bakteri Staphylococcus aureus.
Penelitian ini menggunakan empat perlakuan yaitu control sediaan hand sanitizer
formula I dengan konsentrasi minyak atsiri sebesar 1%, formula II dengan
konsentrasi minyak atsiri sebesar 10%, formula III dengan konsentrasi minyak atsiri
sebesar 20%, control negatif, control positif, dan control minyak atsiri daun jeruk
nipis (Citrus aurantifolia). Pembuatan sediaan hand sanitizer dalam mikroemulsi ini
menggunakan bahan pembawa yaitu Sorbitol, Tween 80, propilenglikol dan aquadest
yang kemudian diformulasikan sesuai prosedur sehingga menjadi sediaan
mikroemulsi yang memiliki karakteristik fisik yang baik. Sediaan hand sanitizer ini
kemudian disimpan selama satu minggu dan dilakukan uji evaluasi yang meliputi
pengujian Ph, Viskositas, Bobot jenis dan pemisahan fase selama empat minggu
berturut-turut untuk mengetahui stabilitas dari sediaan hand sanitizer dalam
mikroemulsi.
Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa minyak atsiri daun jeruk nipis
(Citrus aurantifolia) dalam bentuk hand sanitizer dalam mikroemulsi formula II
dengan konsentrasi minyak atsiri sebesar 20% memiliki aktivitas antibakteri paling
optimal dengan nilai zona hambat sebesar10.0 mm, 9.50 mm, dan 8,00 mm yang
ditunjukan pada zona bening media agar. Perlu dilakukan penelitian untuk menguji
efek antibakteri pada bakteri lainnya maupun diujikan dengan menggunakan jamur
(fungi). Penelitian ini dapat digunakansebagai bahan bagi penelitian selanjutnya.

ABSTRAK
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND SANITIZER DALAM
MIKROEMULSI MINYAK ATSIRI DAUN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia)
TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA INVITRO
Produk hand sanitizer atau antiseptik tangan yang sudah beredar pada
umumnya mengandung alkohol sebanyak 80% sebagai bahan aktifnya namun dinilai
tidak aman karena dapat mengiritasi kulit.
Daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan tanaman yang banyak
manfaat sehingga digunakan oleh masyarakat. Daun jeruk nipis memiliki aktifitas
sebagai antibakteri, sehingga jika dibuat dalam sediaan hand sanitizer akan
menunjang kesehatan masyarakat menjadi lebih baik selain itu dinilai lebih aman
untuk pemakaian jangka panjang dengan kandungan senyawa yang tidak mengiritasi
kulit. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan
metode difusi cakram kertas dengan subyek bakteri Staphylococcus aureus.
Kelompok uji dibagi menjadi empat bagian yakni dengan kontrol hand sanitizer
dalam mikroemulsi dengan konsentrasi minyak atsiri daun Citrus aurantifolia sebesar
1%, 10% dan 20%, kontrol positif, kontrol negatif, kelompok kontrol minyak atsiri.
Formula hand sanitizer dibentuk dalam mikroemulsi agar dapat tercampurnya
antara bahan aktif dengan bahan pembawa sehingga menjadikan sediaan yang
homogen. Dilakukan uji evaluasi yang meliputi uji pH, uji viskositas, bobot jenis dan
pemisahan fase agar sediaan sesuai dengan karakteristik mikroemulsi. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa sediaan hand sanitizer dalam mikroemulsi formula
III dengan konsentrasi minyak atsiri sebesar 20% mempunyai daya hambat
antibakteri lebih optimal dan mempunyai karateristik mikroemulsi yang baik
dibanding formula I dan II, dibanding dengan formula I dengan konsentrasi minyak
atsiri sebesar 1% dan formula II dengan konsentrasi minyak atsiri sebesar 10%.
Jumlah daya hambat Staphylococcus aureus yang didapat dianalisis dengan metode
ANAVA One way pada tingkat kepercayaan sebesar 95%, disertai dengan analisis
Tukey untuk studi lebih lanjut dalam menunjukan perbedaan yang signifikan.
Kata kunci : Minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia),hand sanitizer dalam
mikroemulsi, efek antibakteri, Staphylococcus aureus.

ABSTRACT
ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF TEST PREPARATION HAND SANITIZER
IN MIKROEMULSION LEAF ESSENTIAL OIL LIME (Citrus aurantifolia)
AGAINTS Staphylococcus aureus IN INVITRO.
Products hand sanitizer or antiseptic hand had been in circulation in general
containing alcohol 80 % as the active ingredient but considered unsafe because it can
irritate skin.
Leaf lime (Citrus aurantifolia) is a plant that many benefits that are used by
the public. Lime leaves have activities as antibacterial, so if made in the preparation
of hand sanitizer will bolster public health being better in addition assessed more
secure for long term use with compounds that do not irritate the skin. This research is
experimental research by using the method diffusion discs paper with Staphylococcus
aureus bacteria aureus subject.
The test group is divided into four parts: with control of hand sanitizer in
mikroemulsi with concentrations of essential oils Citrus aurantifolia leaves of 1%,
10% and 20%, positive control, negative control, a control group of essential oils.
Hand sanitizer formula established in mikroemulsi in order to be mixing that
they could between the carrier material with active ingredients making preparations
that are homogeneous. Test the evaluation covering test ph test viscosity, specific
gravity of and separation phase to preparation according to characteristic
mikroemulsi. he results of this research show that the material of the hand sanitizer in
the mikroemulsi formula III with a concentration of 20% essential oil has
antibacterial drag more optimal power and have a good mikroemulsi characteristics
than the formula I and II, compared with the formula I with a concentration of 1%
essential oils and formula II with a concentration of 10% essential oil. The number of
staphylococcus aureus obstruent obtained analyzed with the methods anava one way
to 95 % level of confidence accompanied with an analysis tukey to study further in
showing a significant difference.

Key words: Leaf essential oil lime (Citrus aurantifolia), hand sanitizer, antibacterial
effects in mikroemulsi, Staphylococcus aureus.

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................ii
LEMBAR PENGUJIAN ...................................................................................iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iv
RINGKASAN ....................................................................................................vi
ABSTRAK .........................................................................................................vii
ABSTRACT .......................................................................................................viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvi
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 6
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 8
2.1 Tinjauan Umum Tanaman Jeruk Nipis
(Citrus aurantifolia )........................................................................ 8
2.1.1 Taksonomi Tanaman Jeruk Nipis ........................................... 8
2.1.2 Morfologi TumbuhanJeruk Nipis
(Citrus aurantifolia) ............................................................... 9
2.1.3 Kandungan dan kegunaan .................................................... . 10
2.2 Tinjauan Tentang Staphylococcus aureus ........................................ 10
2.2.1 Bakteri Staphylococcus aureus ............................................... 10
2.2.2 Morfologi dan Identifikasi Staphylococcus aureus................. 11
2.2.3 Patologi dan Patogenesis ......................................................... 12

2.3 Tinjauan Evaluas Daya Antimikroba ................................................ 13
2.3.1 Uji Aktivitas Antibakteri Secara In Vitro................................ 13
2.3.2 Metode Pengujian Antimikroba .............................................. 13
2.4 Tinjauan Tentang Minyak Atsiri....................................................... 15
2.4.1 Pengertian ................................................................................ 15
2.4.2 Susunan Kimia Minyak Atsiri................................................. 16
2.4.3 Cara Mendapatkan Minyak Atsiri ........................................... 16
2.4.4 Destilasi Minyak Atsiri ........................................................... 17
2.5 Tinjauan Hand Sanitizer .................................................................. 17
2.5.1 Bahan Pembawa Formula Sediaan Hand sanitizer
Dalam Bentuk Mikroemulsi .................................................... 18
2.6 Tinjauan Tentang Bahan Formula .................................................... 19
2.6.1 Propilenglikol (kosolven) ........................................................ 19
2.6.2 Tween 80 (Surfaktan) .............................................................. 19
2.6.3 Aquadestilata (Solvent) ........................................................... 19
2.6.4 Sorbitol (Co-surfaktan) ........................................................... 20
2.7 Pembentukan Mikroemulsi .............................................................. 20
2.8 Metode pembuatan hand sanitizer bentuk mikroemulsi .................. 21
2.8.1 Teori Pembentukan Mikroemulsi ............................................ 21
2.8.2 Tinjauan Mikrozid AF ............................................................ 23
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL .............................................................. 24
3.1 Kerangka Konseptual ........................................................................ 24
3.2 Uraian Kerangka Konseptual ............................................................ 25
BAB 4 METODE PENELITIAN ....................................................................... 26
4.1 Rancangan Penelitian ......................................................................... 26
4.1.1 Desain Penelitian ....................................................................... 26
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 27
4.3 Konsentrasi bahan uji ......................................................................... 27
4.4 Bahan dan Alat Penelitian .................................................................. 27
4.4.1 Bahan Penelitian....................................................................... 27

4.4.2 Bakteri Uji ................................................................................ 27
4.4.3 Bahan Untuk Membuat Sediaan Hand Sanitizer ..................... 27
4.4.4 Bahan Untuk Uji Daya Anti Bakteri ........................................ 27
4.4.5 Alat Penelitian .......................................................................... 27
4.4.6 Alat Evaluasi Penelitian ........................................................... 28
4.5 Variabel Bebas ................................................................................... 28
4.6 Variabel Tergantung ........................................................................... 28
4.7 Definisi Operasional ........................................................................... 28
4.8 Prosedur Kerja .................................................................................... 29
4.8.1 Rancangan formula sediaan Hand sanitizer
DalamMikroemulsi ................................................................. 29
4.9 Prosedur Pembuatan Hand Sanitizer bentuk mikroemulsi ................. 29
4.10 Skema Pembuatan sediaan Hand sanitizer ....................................... 30
4.11 Evaluasi Sediaan hand sanitizer bentuk mikroemulsi ...................... 30
4.12 Pembuatan Sediaan Hand Sanitizer
Dalam bentuk mikroemulsi .............................................................. 32
4.13 Pembuatan Media NA dan Sterilisasi ............................................... 32
4.14 Pembuatan Media Nutrient Broth dan Sterilisasi .............................. 33
4.15 Peremajaan Biakan ............................................................................ 33
4.16 Pembuatan Suspensi Bakteri Staphylococcus aureus ....................... 33
4.17 Prosedur Kerja Uji produk Hand sanitizer........................................ 33
BAB 5 HASIL PENELITIAN ............................................................................ 35
5.1 Sifat-sifat fisika kimia dari MinyakAtsiri ........................................... 35
5.1.1 Uji Organoleptis Sediaan .......................................................... 36
5.2 Hasil Pengukuran Viskositas (dPAS) Sediaan .................................... 38
5.3 Hasil Pengukuran pH Sediaan ............................................................. 36
5.4 Hasil pengamatan evaluasi bobot jenis sediaan .................................. 39
5.5 Evaluasi Mikroemulsi Dengan Uji Pemisahan fase ............................ 39
5.6 Hasil Uji Anti Mikroba Minyak Atsiri
Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) ............................................... 40

5.6.1 Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus .................................. 40
5.7 Analisis Data ....................................................................................... 43
BAB 6 PEMBAHASAN ...................................................................................... 44
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 50
7.1 Kesimpulan.......................................................................................... 50
7.2 Saran .................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 51
LAMPIRAN ......................................................................................................... 55

DAFTAR TABEL

Tabel
IV.1

Halaman
Rancangan formula sediaan Hand sanitizer
dalam Mikroemulsi .............................................................................. 29

V.2

Hasil identifikasi sifat-sifat kimia dari minyak atsiri
daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) .................................................. 35

V.3

Hasil evaluasi uji viskositas sediaan hand sanitzer
pada penyimpanan yang dilakukan selama empat minggu .................. 37

V.4

Hasil pengukuran pH sediaan hand sanitizer dalam
Mikroemulsi minyak atsiri daun jeruk nipis
(Citrus aurantifolia). ............................................................................ 38

V.5

Hasil evaluasi bobot jenis dari sediaan hand sanitizer
Minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) ............................ 39

V.6

Hasil pengukuran (mm) dengan diameter zona hambat
pertumbuhan Staphylococcus aureus terhadap sediaan uji
minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) ............................ 41

V.7

Hasil pengamatan dari kontrol bahan yang digunakan dalam
Pembuatan Hand sanitizer dalam mikroemulsi ................................... 41

V.8 Hasil uji Anava data aktivitas antibakteri minyak
atsiri Citrus aurantifolia terhadap bakteri
Staphylococcus aureus ......................................................................... 43

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1

Daun Citrus aurantifolia ................................................................. 9

2.2

Staphylococcus aureus .................................................................... 11

3.3

Bagan kerangka konseptual dari minyak asiri
daun jeruk nipis ............................................................................... 24

4.4

Prosedur kerja uji anti bakteri minyak atsiri
daun jeruk nipis ............................................................................... 26

4.5

Bagan pembuatan formulasi sediaan Hand sanitizer
dalam mikroemulsi .......................................................................... 30

5.1

Hasil pembuatan hand sanitizer dalam mikroemulsi
minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia). ....................... 36

5.2

Histogram Hasil Evaluasi Uji Viskositas Selama Empat
Minggu Pada Formula Satudengan Konsentrasi Minyak Atsiri
Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) sebesar 1%. ....................... 37

5.2

Hasil pengujian evaluasi viskositas dengan menggunakan
grafik dari masing – masing formula hand sanitizer yang
bervariasi konsentrasi minyak atsiri daun jeruk nipis
(Citrus aurantifolia) sebesar 20%. .................................................. 37

5.2

Histogram viskositas sediaan hand sanitizer dalam
Mikroemulsi dari minyak atsiri daun (Citrus aurantifolia)
Dengan konsentrasi minyak atsiri sebesar 20% .............................. 37

5.3

Hasil pengukuran pH sediaan hand sanitizer dalam
Mikroemulsi minyak atsiri daun jeruk nipis
(Citrus aurantifolia) pada formula 1 dengan
Konsentrasi minyak atsiri daun jeruk nipis sebesar 1% .................. 38

5.3

Pengujian pH pada formula 2dengan konsentrasi minyak
Atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) 10 % .......................... 38

5.3

Histogram pH sediaan hand sanitizer dalam mikroemulsi
formula 3 dari minyak atsiri daun Citrus aurantifolia
sebesar 20%selama 4 minggu. ......................................................... 38

5.4

Histogram evaluasi bobot jenis dari sediaan hand sanitizer
Minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) ....................... 39

5.5

Hasil uji freeze and thaw ................................................................. 40

5.6

Uji difusi cakram dari bakteri Staphylococcus aureus .................... 40

5.7

Histogram hasil pengukuran zona bening dari aktivitas
Antibakteri Staphylococcus aureus. ................................................ 42

5.7

Hasil pengamatan minyak atsiri daun jeruk nipis (mm)
Diameter zona hambat pertumbuhan Staphylococcus aureus ......... 42

5.7

Hasil pengamatan Mikrozid AF (mm) diameter zona
Hambat pertumbuhan Staphylococcus aureus ................................. 42

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1

Riwayat Hidup .......................................................................... 55

2

Surat Pernyataan........................................................................ 56

3

Lampiran perhitungan bobot jenis sediaan . ............................. 57

4

Determinasi Tanaman Citrus aurantifolia ................................ 58

5

Determinasi bakteri Staphylococcus aureus. ............................ 59

6

Data Penelitian Statistik ............................................................ 60

7

Tabel F Tabel ............................................................................ 63

8

Alat-alat Penelitian .................................................................... 64

Daftar Pustaka
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi keempat.
Terjemahan dari Introduction to Pharmaceutical Dosage Form, oleh
Ibrahim, Farida. UI-Press. Jakarta: 143;376-390
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
A.R. Gennaro,, Remington: The Science and Practice of Pharmacy, 1995
Block, S. 2001. Disinfection, Sterilization and Preservation. 4th. Edition. Williams
and Wilkins. P.
British Pharmacopoeia. (2009). British Pharmacopoeia, Volume I & II. London:
Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA). Page 4788.
Buchbauer, G., Jager, W., Dietrich, H., Plank, Ch., and Karamat, E. 1991.
Aromatherapy: Evidence for Sedative Effects of Essential Oil of
Lavender after Inhalation. Journal of Biosciences;. 46c, 1067-1072
Buckle, J. 1999. Use of Aromatherapy as Complementary Treatment for
Chronic Pain. J. Alternative Therapies; 5, 42-51.
Dalimartha, Setiawan, 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Trubus
Agriwidya. Hal 86.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV.
Jakarta.
DEPKES RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
Eccleston, G.M., 1994. Microemulsions. in: Swarbrick, J., Boylan, J.C. (Ed),
Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, vol. 9. Marcel Dekker Inc.,
New York, 375–421.
Ferguson 2001. Medicinal Use of Citrus scienses department.Cooperative
extension services Institute of Food Agricultural Science, University of
Florida, Gainesville (on line), http://edis.ifas.ufl.edu/body Chi 96.
Diaksestanggal 11/08/2007
Gao, Z.-G., 1998, Physicoshemical Characterization and Evaluation of a
Microemulsion System for Oral Delivery Cyclosporin A, Int J Pharm
183: 86
Guenther, E., 1975 (a), Minyak Atsiri, Jiid I, terjemahan oleh S. Ketaren, 1987,
UI-Press, Jakarta, 131-141.
Hammond B, Ali Y, Fendler E, DolanM, Donovan S. Effect of hand sanitizer use
on elementary school absenteeism.Am J InfectControl.2000; 28: 340 – 6.
Jawetz E, Melnick JL., Adelberg EA, 2007, Mikrobiologi Untuk Profesi
Kesehatan, edisi 23, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Ketaren, S., 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta.

Leon Lachman, Herbert A. Lieberman dan Joseph L. Kanig. Teori dan praktek
Farmasi Industri II. Edisi III. Penerjemah Siti Suyatmi. Jakarta : UI Press.
1994; 1076 – 1079.
Lachman, L., Lieberman, Herbert A., Kanig & Joseph L., 1994. Teori dan Praktek
Farmasi Industri II. Terjemahan dari The Theory and Practise of
Industrial Pharmacy, oleh Suyatmi, Siti. UI-Press. Jakarta: 1029-10901.
Lutony TL; Rahmawati Y, 1994, Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri,
cetakan I penebar swadaya, Jakarta, 1.
Madigan, M. T., and Martinko, J. M., (2006), Biology of Microorganisms, PrenticeHall, New Jersey
Maya, L. Pembuatan Sediaan Mikroemulsi dari Minyak Buah Merah
(Pandanus coroideus). Skripsi Program Sarjana Farmasi, FMIPA UI. Depok.
Mansjoer, Arif et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III Jilid 2. Jakarta
media aesculapiusn FK UI.
Maryani H., 2003, Minyak Cinta: Terapi aroma peningkat gairah seksual,
Agromedia Pustaka, Jakarta, iii, 8.
Nath, D. R., Bhuyan, M., Goswami, S., 2006. Botanicals as Mosquito Larvicides.
Defence Science Journal, 56, 507-511
Nornoo, A.O., Osborne, D.W., Chow, D.S.L. 2008. Cremophor-free intravenous
microemulsions for paclitaxel. International Journal of Pharmaceutics. 349.
108–116.
Pelczar, M. J. dan Chan. E. C. S. (1998), Dasar- Dasar Mikrobiologi 2,
Penerjemah: R. S. Hadioetomo, T. Imas, S. S. Tjitrosomo, Angka Penerbit UIPress. Jakarta, 78.
Price and Shirley. 1997. Aromateraphy for Health Professionals. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta; 41-46.
Rahmawati, J. 2003. Percobaan Pendahuluan Pembuatan Sedian Mikroemulsi
dengan Gameksan sebagai Model Obat. Skripsi Program Sarjana Farmasi,
FMIPA-UI. Depok.
Rao, RR danFasad, KR. 2003.“Effect of Velocity-Slip and Viscosity variation on
journal Bearings”.Vol. 46. Hal 143-152. India
Rao, N.G.R., Patel, T. dan S. Gandhi. (2009). Development and Evaluation of
Carbamazepine Fast Dissolving Tablets Prepared with A Complex by
Direct Compression Technique. Asian J. Pharma. April-June.3(2):97-103.
Rowe, R.C., Sheskey P.J., Weller, P.J., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Exipient, Sixth Edition. London: The Pharmaucetical Press and The
American PharmauceticalAssosiation.

Sandora TJ, Taveras EM, Shih M-C, Resnick EA, Lee GM, Ross- Degnan D, et al.
Hand sanitizer reduces illness transmission in the home [abstract 106].
In: Abstracts of the 42nd annual meeting of the Infectious Disease Society
of America; Boston, Massachusetts; 2004 Sept 30–Oct 3. Alexandria (VA):
Infectious Disease Society of America; 2004.
Sandora TJ, Taveras EM , Shih MC, Resnick EA, Lee GM, Ross-Degnan D,
Goldmann DA. A randomized, controlled trial of a multifaceted
intervention including alcohol-based hand sanitizer and hand-hygiene
education to reduce illness transmission in the home. Pediatrics. 2005 Sep;
116(3):587-94.
Soemarno. 2000. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Yogyakarta Akademi
Analis Kesehatan Yogyakarta.
Valnet J. 1980. The Practice of Aromatherapy. Daniel, Saffron Walden.
Volk and Wheeler, 2003, Mikrobiologi dasar I, edisi revisi, Erlangga, Jakarta.

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND SANITIZER DALAM MIKROEMULSI MINYAK ATSIRI DAUN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) TERHADAP Escherichia coli SECARA IN VITRO

2 22 23

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND SANITIZER DALAM MIKROEMULSI MINYAK ATSIRI DAUN NILAM (Pogostemon cablin Benth) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

4 43 21

Efek Pemberian Air Perasan Jeruk Nipis Terhadap Pencegahan Pembentukan, Penghambatan Pertumbuhan, dan Penghancuran Biofilm Staphylococcus aureus Secara In Vitro

0 11 105

AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli

0 4 8

FORMULASI SEDIAAN SALEP (OINTMENT) MINYAK ATSIRI DAUN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia (Christm & Panz) Swingle) SEBAGAI ANTI JERAWAT DAN UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI SECARA IN VITRO.

0 5 21

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN JERUK KEPROK (Citrus nobilis Lour.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli.

0 1 22

FORMULASI KRIM OBAT JERAWAT MINYAK ATSIRI DAUN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia, Swingle) DAN UJI DAYA ANTIBAKTERI SECARA IN VITRO.

0 0 21

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI KULIT BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swingle.) UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI KULIT BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swingle.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli.

0 1 13

AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli

0 1 5

Uji Daya Hambat Antibakteri Fungi Endofit Kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus

0 0 5