Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Jambi

SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAHAN
KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAMBI. OLEH
NANCY MAYRISKI SIREGAR 090503267
PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
Universitas Sumatera Utara

PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAMBI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan,

2013

Yang Membuat Pernyataan,

Nancy Mayriski Siregar NIM : 090503267

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, TERHADAP BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAMBI.
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui dan menganalisa apakah Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus berpengaruh terhadap Belanja Daerah pada Pemerintahan Kabupaten dan Kota di Provinsi Jambi.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik seperti analisis regresi linier, koefisien korelasi, uji t dan uji F. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan dan media internet. Data di peroleh melalui situs departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan, www.djpk.depkeu.go.id. Variabel Independen yang digunakan pada penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan variabel dependennya adalah Belanja Daerah.
Hasil membuktikan bahwa Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh signifikan dan simultan terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi dengan Adjusted R2 menunjukkan bahwa 42,3% pengaruh yang diberikan oleh variabel independen, sisanya sebesar 57,7% pengaruh diberikan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Secara parsial variabel Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum berpengaruh signifikan terhadap anggaran Belanja Daerah. Dengan demikian bagi pemerintah daerah diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dalam menyusun kebijakan dan strategi yang efektif dan efisien untuk pelaksanaan kegiatan perencanaan aktivitas pembangunan daerah.
Kata Kunci : Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Belanja Daerah
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LOCAL OWN REVENUE, GENERAL ALLOCATION FUND AND SPECIAL ALLOCATION FUND ON THE REGIONAL
EXPENDITURE OF REGENCIES AND CITIES IN JAMBI PROVINCE.
The Purpose of this research is to find out and to analyze whether Local Own Revenue, General Alocation Fund, Special Alocation Fund influence the Regional Expenditure of Regencies and Cities in Jambi Province.
The analysis method that is used in this research is quantitative method with classic assumption and statistic analysis such as linier regression, correlation coefficient, t test and F test. The data collection technique used is from literatures and internet. The data are taken from the website of Financial Department of Republic Indonesia, www.djpk.depkeu.go.id. The independent variables used in this research are Local Own Revenue, General Alocasion Fund and Special Alocation Fund, and dependent variabel is Regional Expenditure.
The results prove that Local Own Revenue, General Alocation Fund and Special Alocation Fund significantly and simultaneously influence the Regional Expenditure of Regencies and Cities in Jambi Province with Adjusted R2 expressing that 42,3% of the influence is given by independent variable. The rest 57,7% of the influence is given by other variables is not mentioned in this research model. Partially the variable of Local Own Revenue and General Alocation Fund influence significantly the Regional Expenditure. Consequently, this research will be useful for Local Government to arrange their effective and efficient strategy and policy especially for implementation of local development planning activities. Key Words : Local Own Revenue, General Alocation Fund, Special Alocation
Fund and Regional Expenditure
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten dan Kota di Provinsi Jambi”.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, bantuan, dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Teristimewa kepada kedua orangtua penulis, Effendi Siregar dan Tapi Masniari Hasibuan S.Pd., yang tak pernah lelah memberikan cinta dan kasih sayang yang tulus serta mendukung dan mendoakan penulis sampai ke jenjang pendidikan ini. Juga kepada kakak dan adik yang penulis sayangi, Nabillah Siregar, dan Nesha Ananta Siregar yang turut memberikan semangat, dukungan serta doa yang tulus hingga saat ini.
Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebagai penghargaan yang tulus kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., selaku Ketua
Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far MM., Ak., selaku
Universitas Sumatera Utara

Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. 4. Bapak Drs. Rasdianto, MSi., Ak., selaku Dosen Pembimbing, yang tanpa lelah memberikan arahan, bimbingan serta motivasi dalam menyelesaikan pembuatan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Syamsul Bahri, TRB., MM., Ak., selaku Pembaca Penilai yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam memberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. 6. Sahabat penulis yang saya sayangi, Ariansyah Paruhum Rangkuti serta Sahabat dan teman seperjuangan penulis, Indah Permata Sari, Melisa Zuriani Hasibuan, Desy Ira sari Siregar, Dian Rizki, Isrina Handayani Daulay dan Devi Tri Aldila yang turut memotivasi dan mendukung penyelesaian skripsi ini. Sahabat saya Desi Syahrani, Aprita Fatma Dwi, Nurhasanah Fazrin, Ria Susiyanti yang turut memberikan semangat serta mendoakan penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Teman-teman Akuntansi S1 Stambuk 2009, seluruh staf pegawai di Fakultas Ekonomi serta pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas bantuan, motivasi, dukungan dan doanya dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan segala keterbatasan kemampuan, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
Universitas Sumatera Utara

masukan serta saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, peneliti selanjutnya, maupun pembaca pada umumnya.

Medan, Penulis

2013

Nancy Mayriski Siregar NIM : 090503267

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI


PERNYATAAN ................................................................................................ ABSTRAK ......................................................................................................... ABSTRACT ...................................................................................................... KATA PENGANTAR ...................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................... DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................

i ii iii iv vii ix x xi

BAB I

PENDAHULUAN........................................................................... 1.1. Latar Belakang ……………………………………………….. 1.2. Perumusan Masalah…………………………………………... 1.3. Batasan Penelitian……………………………………………. 1.4. Tujuan Penelitian……………………………………………... 1.5. Manfaat Penelitian…………………………………………….

1 1 10 11 11 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 2.1. Tinjauan Teoritis ....................................................................... 2.1.1. Belanja Daerah ................................................................ 2.1.2. Pendapatan Asli Daerah .................................................. 2.1.3. Dana Alokasi Umum....................................................... 2.1.4. Dana Alokasi Khusus...................................................... 2.2. Tinjauan Penelitian Tedahulu .................................................. 2.3. Kerangka Konseptual…………………………….. .................. 2.4. Perumusan Hipotesis ................................................................

13 13 13 17 26 30 30 36 38

BAB

III METODE PENELITIAN .............................................................. 3.1. Desain Penelitian....................................................................... 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 3.2.1. Populasi ........................................................................... 3.2.2. Sampel............................................................................. 3.3. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 3.3.1. Jenis Data ....................................................................... 3.3.2. Sumber Data ................................................................... 3.4. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 3.4.1. Teknik dokumentasi ....................................................... 3.4.2. Teknik studi pustaka ...................................................... 3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ....................... 3.5.1. Variabel dependen………………………....................... 3.5.2. Variabel independen………………………………........

39 39 39 39 39 41 41 41 41 41 42 42 42 43


Universitas Sumatera Utara

3.5.2.1. Pendapatan Asli Daerah……………………… . 3.5.2.2. Dana Alokasi Umum…………………………... 3.5.2.3. Dana Alokasi Khusus......................................... 3.6. Metode Analisis Data ............................................................... 3.6.1. Pengujian Asumsi Klasik………………………………. 3.6.2. Analisis Regresi Berganda ……………………………. 3.6.3. Pengujian Hipotesis …………………………………….

43 43 44 45 46 49 50

BAB

IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................. 4.1. Gambaran Umum Data Penelitian ........................................... 4.2. Analisis Hasil Penelitian ..................................... ..................... 4.3. Proses dan Hasil Analisis Data .................................................. 4.3.1. Pengujian Asumsi Klasik ................................................. 4.3.1.1. Uji Normalitas ..................................................... 4.3.1.2. Uji Multikolinearitas ........................................... 4.3.1.3. Uji Autokorelasi .................................................. 4.3.1.4. Uji Heterokedastisitas ......................................... 4.3.2. Hasil Analisis Regresi Berganda ...................................... 4.3.3. Koefisien Determinasi (R2) .............................................. 4.3.4. Pengujian Hipotesis .......................................................... 4.3.4.1. Uji t (Parsial) ....................................................... 4.3.4.2. Uji F (Simultan) .................................................. 4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................

53 53 55 57 57 58 62 63 64 66 68 69 69 71 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 5.1. Kesimpulan .................................................................................. 5.2. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 5.3. Saran ............................................................................................

75 75 76 77

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 78

LAMPIRAN ......................................................................................................... 82


Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No. Tabel

Judul

Halaman

2.1. 2.2. 3.1. 3.2. 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6. 4.7. 4.8. 4.9. 4.10.

Fomulasi Untuk Menghitung Besarnya DAU………………….... 29 Hasil Dari Penelitian Terdahulu….…….………………………... 33 Data Populasi Dan Sampel………………………………………. 40 Defenisi Operasional Variabel….................................................. 44 Sampel Data PAD, DAU, DAK ,Belanja Daerah.......................... 54 Statistik Deskriptif......................................................................... 56 Hasil Uji Normalitas Data ............................................................. 61 Hasil Uji Multikolinearitas............................................................. 62 Kriteria Pengambilan Keputusan.................................................... 63 Hasil Uji Autokorelasi.................................................................... 64 Hasil Analisis Regresi Berganda.................................................... 66 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi...................................... 68 Hasil Uji t (Parsial)......................................................................... 69 Hasil Uji F (Simultan).................................................................... 71

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar

2.1. 4.1. 4.2. 4.3.

Judul

Halaman

Kerangka Konseptual...……………………………… Grafik Histogram ….................................................... Normal Probability Plot ………….............................. Grafik Scatterplots.......................................................

36 59 60 65

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran
1 2 3 4 4 5 6 7 8 9 10 11 11

Judul

Halaman


Laporan Realisasi PAD, DAU, DAK Tahun 2007-2011…82 Belanja Daerah 2008-2012………………………………..84 Statistik Deskriptif………………………………………...85 Histogram…………………………………………............85 Normal Probability Plot…………………………………...86 Uji Normalitas…………………………………………….86 Uji Multikolinieritas………………………………………87 Uji AutoKorelasi……………………………….…………87 Grafik Scatterplots………………………………………..88 Analisis Regresi Berganda………………………………..88 Hasil Koefisien Detrminasi……………………………….89 Hasil Uji t ………………………………………………89 Hasil Uji F………………………………………………90

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, TERHADAP BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAMBI.
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui dan menganalisa apakah Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus berpengaruh terhadap Belanja Daerah pada Pemerintahan Kabupaten dan Kota di Provinsi Jambi.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik seperti analisis regresi linier, koefisien korelasi, uji t dan uji F. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan dan media internet. Data di peroleh melalui situs departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan, www.djpk.depkeu.go.id. Variabel Independen yang digunakan pada penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan variabel dependennya adalah Belanja Daerah.
Hasil membuktikan bahwa Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh signifikan dan simultan terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi dengan Adjusted R2 menunjukkan bahwa 42,3% pengaruh yang diberikan oleh variabel independen, sisanya sebesar 57,7% pengaruh diberikan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Secara parsial variabel Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum berpengaruh signifikan terhadap anggaran Belanja Daerah. Dengan demikian bagi pemerintah daerah diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dalam menyusun kebijakan dan strategi yang efektif dan efisien untuk pelaksanaan kegiatan perencanaan aktivitas pembangunan daerah.
Kata Kunci : Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Belanja Daerah
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LOCAL OWN REVENUE, GENERAL ALLOCATION FUND AND SPECIAL ALLOCATION FUND ON THE REGIONAL
EXPENDITURE OF REGENCIES AND CITIES IN JAMBI PROVINCE.
The Purpose of this research is to find out and to analyze whether Local Own Revenue, General Alocation Fund, Special Alocation Fund influence the Regional Expenditure of Regencies and Cities in Jambi Province.
The analysis method that is used in this research is quantitative method with classic assumption and statistic analysis such as linier regression, correlation coefficient, t test and F test. The data collection technique used is from literatures and internet. The data are taken from the website of Financial Department of Republic Indonesia, www.djpk.depkeu.go.id. The independent variables used in this research are Local Own Revenue, General Alocasion Fund and Special Alocation Fund, and dependent variabel is Regional Expenditure.
The results prove that Local Own Revenue, General Alocation Fund and Special Alocation Fund significantly and simultaneously influence the Regional Expenditure of Regencies and Cities in Jambi Province with Adjusted R2 expressing that 42,3% of the influence is given by independent variable. The rest 57,7% of the influence is given by other variables is not mentioned in this research model. Partially the variable of Local Own Revenue and General Alocation Fund influence significantly the Regional Expenditure. Consequently, this research will be useful for Local Government to arrange their effective and efficient strategy and policy especially for implementation of local development planning activities. Key Words : Local Own Revenue, General Alocation Fund, Special Alocation
Fund and Regional Expenditure

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Akuntansi Sektor Publik, Khususnya di Negara Indonesia
semakin pesat seiring dengan adanya era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Salah satunya dengan dibuatnya ketetapan MPR yaitu Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang berkeadilan serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan landasan hukum bagi dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahaan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (yang kemudian direvisi dengan Undang- Undang Nomor 32 dan Undang- Undang Nomor 33 tahun 2004) sebagai dasar penyelenggaraan dari otonomi daerah.
Menurut Ulum (2008) : Otonomi daerah dewasa ini telah menjadi semacam new product dari sebuah “industri” bernama pemerintah yang begitu masuk di pasar langsung memperoleh tanggapan sangat tinggi. Otonomi daerah menjadi sesuatu yang marketable dari berbagai sisi dan bidang kajian. Di satu pihak, otonomi daerah memberikan harapan baru terhadap tumbuhnya kesadaran untuk membangun daerah secara lebih optimal, tidak lagi terkonsentrasi di Pusat. Namun di pihak lain otonomi daerah menghadirkan kekhawatiran munculnya “desentralisasi masalah” dan “desentralisasi kemiskinan”. Artinya pelimpahan dari beberapa wewenang dari Pusat di daerah juga disertai dengan pelimpahan masalah dan kemiskinan yang selama ini tidak dapat ditangani dan diselesaikan oleh pemerintah pusat.
Universitas Sumatera Utara

Pada reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi menjadi suatu fenomena global. Tuntutan demokratisasi ini menyebabkan sistem pengelolaan keuangan daerah mampu memberikan nuansa manajemen keuangan yang lebih adil , rasional, transparan, partisipatif , akuntabilitas dan bertanggung jawab. Aspek yang paling penting yaitu akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan pemerintah termasuk di bidang pengelolaan keuangan negara maupun daerah.
Akuntabilitas publik Menurut Mardiasmo (2002) adalah “ pemberian informasi dan pengungkapan seluruh aktivitas dan kerja finansial Pemerintah Daerah kepada pihak-pihak yang berkepentingan ”. Pengamat ekonomi, pengamat politik, investor, hingga rakyat mulai memperhatikan setiap kebijakan dalam pengelolaan keuangan. Untuk mewujudkan transparansi telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2006 tentang Sistem informasi Keuangan Daerah yang pada intinya pemerintah daerah wajib menyajikan informasi keuangan daerah secara terbuka kepada masyarakat, konsekuensinya setiap pemerintah daerah harus membangun sistem informasi keuangan daerah. Tuntutan transparansi dan akuntabilitas publik begitu sering ditujukan kepada para manajer pemerintah di daerah. Seiring dengan itu semua peraturan pemerintah 105 tahun 2000 juga mensyaratkan pertanggungjawaban keuangan dalam bentuk laporan keuangan yaitu berupa Neraca Daerah, Arus Kas, dan Realisasi Anggaran, bagi kepala daerah. Hal itu semua pada akhirnya menuntut kemampuan manajemen daerah untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien dan efektif.
Universitas Sumatera Utara

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah diartikan sebagai rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 (dalam Kawedar, dkk, 2008), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Mengingat berdasarkan teori Keyness, APBD merupakan salah satu mesin pendorong ekonomi. Dan belanja daerah adalah belanja yang tertuang dalam APBD yang diarahkan untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan. Peranan APBD sebagai pendorong dan salah satu penentu tercapainya target dan sasaran makro ekonomi daerah diarahkan untuk mengatasi berbagai kendala dan permasalahan pokok yang merupakan tantangan dalam mewujudkan agenda masyarakat yang sejahtera dan mandiri. Kebijakan pengelolaan APBD difokuskan pada optimalisasi fungsi dan manfaat pendapatan, belanja dan pembiayaan bagi tercapainya sasaran atas agenda-agenda pembangunan tahunan.
APBD harus memuat sasaran yang diharapkan menurut fungsi belanja, standar pelayanan yang diharapkan dan perkiraan biaya satuan komponen kegiatan yang bersangkutan, serta bagian pendapatan APBD yang digunakan untuk membiayai belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan dan belanja modal/investasi.
Universitas Sumatera Utara

Unsur- Unsur APBD menurut Halim (2004 :15-16) adalah sebagai berikut: 1) Rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara rinci. 2) Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk
menutup biaya-biaya sehubungan dengan aktivitas tersebut, dan adanya biaya-biaya yang merupakan batas maksimal pengeluaran-pengeluaran yang akan dilaksanakan. 3) Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka. 4) Periode anggaran yang biasanya satu tahun. Pesatnya pembangunan daerah yang menyangkut perkembangan kegiatan fiskal yang membutuhkan alokasi dana dari pemerintah daerah mengakibatkan pembiayaan pada pos belanja yang terdiri dari pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan membutuhkan tersedianya dana yang besar pula mentransferkan dana perimbangan kepada pemerintah daerah. Dana perimbangan tersebut terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan bagian daerah dari bagi hasil pajak pusat. Disamping Dana Perimbangan tersebut, pemerintah daerah juga memiliki sumber pendanaan sendiri berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pinjaman Daerah, maupun Lain-lain Penerimaan Daerah yang sah. Kebijakan penggunaan semua dana tersebut diserahkan kepada pemerintah daerah. Pembiayaan penyelenggaraan pemerintah berdasarkan asas desentralisasi dilakukan atas beban APBD. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan asas desentralisasi, kepada daerah diberi kewenangan untuk memungut pajak/retribusi dan mengelola sumber daya alam. Sumber dana bagi daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan (DBH, DAU, dan DAK) dan Pinjaman Daerah, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Tiga sumber pertama langsung dikelola oleh Pemerintah
Universitas Sumatera Utara


Daerah melalui APBD, sedangkan yang lain dikelola oleh Pemerintah Pusat melalui kerja sama dengan Pemerintah Daerah ( Halim, 2009).
Kendala utama yang dihadapi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan otonomi daerah adalah minimnya pendapatan yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Proporsi Pendapatan Asli Daerah yang rendah, di lain pihak, juga menyebabkan Pemerintah Daerah memiliki derajat kebebasan rendah dalam mengelola keuangan daerah. Sebagian besar pengeluaran, baik langsung maupun tidak langsung, dibiayai dari dana perimbangan, terutama dana alokasi umum. Alternatif jangka pendek peningkatan penerimaan Pemerintah Daerah adalah menggali dari Pendapatan Asli Daerah. Pungutan Pajak dan Retribusi Daerah yang berlebihan dalam jangka panjang dapat menurunkan kagiatan perekonomian, yang pada akhirnya akan menyebabkan menurunnya Pendapatan Asli Daerah. Disamping Dana Perimbangan, Pemerintah Daerah mempunyai sumber pendanaan sendiri berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pembiayaan, dan Lainlain Pendapatan. Kebijakan penggunaan semua dana tersebut diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Seharusnya Dana Transfer dari Pemerintah Pusat diharapkan digunakan secara efektif dan efisien oleh Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat. Kebijakan penggunaan dana tersebut sudah seharusnya pula secara transparan dan akuntabel.
Namun, pada praktiknya transfer dari Pemerintah Pusat merupakan sumber pendanaan utama Pemerintah Daerah untuk membiayai operasi utamanya seharihari, yang oleh Pemerintah Daerah “dilaporkan” di perhitungan APBD. Tujuan dari transfer ini adalah untuk mengurangi (kalau tidak mungkin menghilangkan)
Universitas Sumatera Utara

kesenjangan fiskal antar pemerintah dan menjamin tercapainya standar pelayanan publik minimum di seluruh negeri.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Optimalisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah hendaknya didukung upaya Pemerintah Daerah dengan meningkatkan kualitas layanan publik (Mardiasmo, 2002). Pendapatan Asli Daerah (PAD) setiap daerah berbeda-beda. Daerah yang memiliki kemajuan di bidang industri dan memiliki kekayaan alam yang melimpah cenderung memiliki PAD jauh lebih besar dibanding daerah lainnya, begitu juga sebaliknya. Karena itu terjadi ketimpangan Pendapatan Asli Daerah. Disatu sisi ada daerah yang sangat kaya karena memiliki Pendapatan Asli Daerah yang tinggi dan disisi lain ada daerah yang tertinggal karena memiliki Pendapatan Asli Daerah yang rendah.
Menurut Halim (2009), “permasalahan yang dihadapi daerah pada umumnya berkaitan dengan penggalian sumber-sumber Pajak dan Retribusi Daerah yang merupakan salah satu komponen dari Pendapatan Asli Daerah masih belum memberikan konstribusi signifikan terhadap penerimaan daerah secara keseluruhan serta kemampuan perencanaan dan pengawasan keuangan yang lemah”. Hal tersebut dapat mengakibatkan kebocoran-kebocoran yang sangat berarti bagi daerah. Peranan Pendapatan Asli Daerah dalam membiayai kebutuhan pengeluaran daerah sangat kecil dan bervariasi antar daerah, yaitu kurang dari 10% hingga 50%. Sebagian besar wilayah Provinsi dapat membiayai kebutuhan pengeluaran kurang dari 10%. Distribusi pajak antar daerah sangat timpang karena basis pajak antar daerah sangat bervariasi. Peranan pajak dan retribusi daerah
Universitas Sumatera Utara

dalam pembiayaan yang sangat rendah dan bervariasi terjadi hal ini terjadi karena adanya perbedaan yang sangat besar dalam jumlah penduduk, keadaan geografis (berdampak pada biaya relatif mahal) dan kemampuan masyarakat, sehingga dapat mengakibatkan biaya penyediaan pelayanan kepada masyarakat sangat bervariasi.
Penentuan besarnya alokasi dana untuk suatu kegiatan terutama yang dilaksanakan oleh unit-unit kerja daerah ditentukan dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar dalam menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan dengan jumlah atau persentase tertentu tanpa dilakukan kajian yang mendalam. Suatu unit kerja dalam mengajukan usulan program/proyek kurang memperhatikan kenyataan yang sesungguhnya, yaitu kenyataan yang dapat memprediksi kebutuhan-kebutuhan yang seharusnya diperlukan. Unit-unit kerja malah berlomba-lomba mengajukan usulan program / proyek sebanyakbanyaknya dan menganggarkannya melebihi kebutuhan riil. Pengalokasian dana yang hanya berdasarkan data tahun sebelumnya dengan pengajuan program/proyek yang melebihi kebutuhan riil mengakibatkan kenaikan jumlah Belanja Daerah. Besarnya alokasi anggaran belanja daerah tersebut ternyata tidak didukung dengan alokasi pendapatan daerah sebagai sumber pendanaan bagi belanja. Kondisi ini mengakibatkan defisit anggaran bagi pemerintah daerah itu sendiri.
Menurut Darise (2009): Dana Alokasi Umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi bertujuan untuk pemerataan dan mengurangi ketimpangan
Universitas Sumatera Utara

kemampuan keuangan antar daerah melalui penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan dan potensi daerah. Permasalahan Dana Alokasi Umum terletak pada perbedaan cara pandang antara pusat dan daerah tentang Dana Alokasi Umum. Bagi pusat, Dana Alokasi Umum dijadikan instrument horizontal imbalance untuk pemerataan atau mengisi fiscal gap. Bagi daerah, Dana Alokasi Umum dimaksudkan untuk mendukung kecukupan. Permasalahan timbul ketika daerah meminta Dana Alokasi Umum sesuai kebutuhannya. Di sisi lain, alokasi Dana Alokasi Umum berdasarkan kebutuhan daerah belum bisa dilakukan karena dasar perhitungan fiscal needs tidak memadai ( terbatasnya data, belum ada standar pelayanan minimum masingmasing daerah, dan sistem penganggaran yang belum berdasarkan pada standar analisis belanja). Ditambah total pengeluaran anggaran khususnya APBD belum mencerminkan kebutuhan sesungguhnya dan cenderung tidak efisien. Menurut Ulum (2009) : Dana Alokasi Khusus adalah dana yang berumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan pembangunan daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) serta Dana Alokasi Khusus (DAK) dapat dikatakan sebagai faktor - faktor yang mempengaruhi Belanja Daerah dikarenakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu indikator yang berkaitan langsung dengan pembiayaan Belanja Daerah, dan Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus sendiri merupakan sejumlah dana yang dialokasikan kepada setiap Daerah Otonom
Universitas Sumatera Utara

(provinsi/kabupaten/kota) di Indonesia setiap tahunnya sebagai dana pembangunan. Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus menjadi salah satu komponen pendapatan pada APBD. Oleh karena itu faktor diatas termasuk dalam anggaran pendapatan, yang kontribusinya mempengaruhi terhadap pembiayaan belanja daerah.

Sumber-sumber Pendapatan Daerah yang diperoleh dan dipergunakan untuk membiayai penyelenggaran urusan Pemerintah Daerah. Warsito, dkk (2008) mengatakan “ bahwa Belanja Daerah dirinci menurut urusan Pemerintah daerah, organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja”. Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan Provinsi atau Kabupaten/Kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Belanja penyelenggaran urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Dalam rangka memudahkan penilaian kewajaran biaya suatu program atau kegiatan, belanja menurut kelompok belanja terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Menurut Halim (2009) belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak memiliki keterkaitan secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja
Universitas Sumatera Utara

bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. Sedangkan Belanja Langsung merupakan belanja yang memiliki keterkaitan secara langsung dengan program dan kegiatan yang meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa serta Belanja Modal.
Fenomena umum yang dihadapi oleh sebagian besar pemerintahan daerah di Indonesia dibidang keuangan daerah adalah relatif kecilnya peranan (kontribusi) Pendapatan Asli Daerah (PAD) didalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dengan kata lain peranan/kotribusi penerimaan yang berasal dari Pemerintah pusat dalam bentuk sumbangan dan bantuan, bagi hasil pajak dan Bukan pajak, mendominasi susunan APBD.
Berdasarkan uraian latarbelakang yang dikemukakan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Dan Kota di Provinsi Jambi.”
1.2. Perumusan Masalah
Dengan adanya otonomi daerah Pemerintah Kabupaten/Kota, maka pengelolaan keuangan sepenuhnya berada ditangan pemerintah daerah itu sendiri dan dituangkan dalam APBD yang menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai kegiatan pelaksanaan tugas pembangunan. Salah satu indikator penting adalah kemampuan dalam bidang keuangan yang tercermin dalam pendapatan. Untuk itu dicari faktor-faktor yang diharapkan mempunyai hubungan dan dapat mempengaruhi peningkatan pendapatan dan pengeluaran
Universitas Sumatera Utara

pembangunan yang merupakan unsur Belanja Daerah yaitu Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus. Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
“ apakah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Belanja Daerah pada pemerintahan kabupaten dan kota di Provinsi Jambi periode 2007-2011?”
1.3. Batasan Penelitian
Agar dapat terfokus dalam pembahasannya maka penelitian ini di batasi pada masalah dalam penelitian adalah: 1. Pemerintahan Kabupaten dan kota yang secara konsisten melaporkan
laporan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Belanja Daerah di provinsi Jambi. 2. Data yang digunakan dalam penelitian ini hanya dalam periode 2007 - 2011.
1.4. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai pada
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis secara pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Belanja Daerah pada pemerintahan kabupaten dan kota di Provinsi Jambi periode 2007-2011.
Universitas Sumatera Utara

1.5. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini secara terperinci dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Manfaat bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai pelatihan intelektual, mengembangkan wawasan berfikir yang dilandasi konsep ilmiah khususnya ilmu akuntansi sektor publik.
2. Manfaat bagi pemerintah daerah, menjadi masukan bagi pemerintah daerah dalam melakukan penyusunan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah dan dapat digunakan sebagai masukan untuk mendukung pembuatan atau kebijakan mengenai penganggaran.
3. Manfaat bagi akademisi, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan di bidang akuntansi sektor publik.
4. Manfaat bagi masyarakat, menjadi dasar penentuan sikap dalam mendukung pembangunan daerah.
5. Manfaat bagi peneliti selanjutnya, dijadikan sebagai referensi untuk penelitian yang sejenis.
Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Belanja Daerah
Pengertian Belanja menurut PSAP No.2, Paragraf 7 (dalam Erlina dkk ,2008) adalah “ semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi saldo Anggaran lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah”. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 59 tahun 2007 dan perubahan kedua dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua. “Belanja Daerah didefenisikan sebagai kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih”. Istilah belanja terdapat dalam laporan realisasi anggaran, karena dalam penyusunan laporan realisasi anggaran masih menggunakan basis kas. Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), oganisasi dan fungsi. Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokkan belanja yang didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktifitas. Klasifikasi belanja menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintah untuk tujuan pelaporan keuangan menjadi: 1. Belanja Operasi. Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk
kegiatan sehari-hari pemerintah pusat / daerah yang member manfaat jangka pendek. Belanja Operasi meliputi:
Universitas Sumatera Utara

a. Belanja pegawai, b. Belanja barang, c. Bunga, d. Subsidi, e. Hibah, f. Bantuan sosial. 2. Belanja Modal. Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap berwujud yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Nilai aset tetap dalam belanja modal yaitu sebesar harga beli/bangunan aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan. Belanja Modal meliputi: a. Belanja modal tanah, b. Belanja modal peralatan dan mesin, c. Belanja modal gedung dan bangunan, d. Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan, e. Belanja modal aset tetap lainnya, f. Belanja aset lainnya (aset tak berwujud) 3. Belanja Lain-lain/belanja Tak Terduga. Belanja lain-lain atau belanja tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tida biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat
Universitas Sumatera Utara

diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat/daerah. 4. Belanja Transfer. Belanja Transfer adalah pengeluaran anggaran dari entitas pelaporan yang lebih tinggi ke entitas pelaporan yang lebih rendah seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah provinsi ke kabupaten /kota serta dana bagi hasil dari kabupaten/kota ke desa. Belanja Daerah, meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 dan adanya perubahan kedua dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua, belanja dikelompokkan menjadi: 1. Belanja Langsung. Belanja Langsung adalah belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan program dan kegiatan. Belanja Langsung terdiri dari belanja:
a. Belanja pegawai, b. Belanja barang dan jasa, c. Belanja modal. 2. Belanja Tidak Langsung. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara

a. Belanja pegawai, b. Belanja bunga, c. Belanja subsidi, d. Belanja hibah, e. Belanja bantuan sosial, f. Belanja bagi hasil kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan
desa. Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupeten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pendapatan Daerah yang diperoleh baik dari Pendapatan Asli Daerah maupun dari dana perimbangan tentunya digunakan oleh pemerintah daerah untuk membiayai Belanja Daerah. Dirjen Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Departemen Keuangan Republik Indonesia mengungkapkan bahwa pada dasarnya, pemerintahan daerah memiliki peranan penting dalam pemberian pelayanan publik. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa permintaan terhadap pelayanan publik dapat berbeda-beda antar daerah. Sementara itu, Pemerintah Daerah juga memiliki yang paling dekat dengan publik untuk mengetahui dan mengatasi perbedaan-perbedaan dalam
Universitas Sumatera Utara

permintaan dan kebutuhan pelayanan publik tersebut. Satu hal yang sangat penting adalah bagaimana memutuskan untuk mendelegasikan tanggung jawab pelayanan publik atau fungsi belanja pada berbagai tingkat pemerintahan.
Secara teoritis, terdapat dua pendekatan yang berbeda dalam pendelegasian fungsi belanja, yaitu pendekatan “pengeluaran” dan pendekatan “pendapatan”. Menurut pendekatan “pengeluaran”, kewenangan sebagai tanggung jawab antar tingkat pemerintahan dirancang sedemikian rupa agar tidak saling timpang tindih. Pendelegasian ditentukan berdasarkan kriteria yang bersifat obyektif, seperti tingkat lokalitas dampak dari fungsi tertentu, pertimbangan keseragaman kebijakan dan penyelenggaraan, kemampuan teknik dan manajerial pada umumnya, pertimbangan faktor-faktor luar yang berkaitan dengan kewilayahan, efiensi dan skala ekonomi, sedangkan menurut pendekatan “pendapatan” , sumber pendapatan publik dialokasikan antar berbagai tingkat pemerintah yang merupakan hasil dari tawar-menawar politik. Pertuakaran iklim politik sangat mempengaruhi dalam pengalokasian sumber dana antar tingkat pemerintahan. Selanjutnya, meskipun pertimbangan prinsip di atas relevan, namun kemampuan daerah menajadi pertimbangan yang utama.
2.1.2.Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pengertian Pendapatan Asli Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal 1 angka 18 bahwa “Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah
Universitas Sumatera Utara

sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah sebagai sumber utama pendapatan daerah yang dapat dipergunakan oleh daerah dalam rnelaksanakan pemerintahan dan pembangunan daerah sesuai dengan kebutuhannya guna memperkecil ketergantungan dalam mendapatkan dana dan pemerintah tingkat atas (subsidi). Dengan demikian usaha peningkatan Pendapatan Asli Daerah seharusnya dilihat dari perspektif yang lebih luas tidak hanya ditinjau dan segi daerah masing-masing tetapi daham kaitannya dengan kesatuan perekonomian Indonesia. Pendapatan Asli Daerah itu sendiri, dianggap sebagai alternatif untuk memperoleh tambahan dana yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan pengeluaran yang ditentukan oleh daerah sendiri khususnya keperluan rutin. Oleh karena itu peningkatan pendapatan tersebut merupakan hal yang dikehendaki setiap daerah.
Menurut Mamesah (1995:30) menyatakan bahwa :
pendapatan daerah dalam hal ini pendapatan asli daerah adalah salah satu sumber dana pembiayaan pembangunan daerah pada Kenyataannya belum cukup memberikan sumbangan bagi pertumbuhan daerah, hal ini mengharuskan pemerintah daerah menggali dan meningkatkan pendapatan daerah terutama sumber pendapatan asli daerah. Penjelasan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 : Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi Daerah, basil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai mewujudan asas desentralisasi.
Universitas Sumatera Utara

Dalam upaya memperbesar peran pemerintah daerah dalam pembangunan, pemerintah daerah dituntut untuk lebih mandiri dalam membiayai kegiatan operasional rumah tangganya. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa pendapatan daerah tidak dapat dipisahkan dengan Belanja Daerah, karena adanya saling terkait dan merupakan satu alokasi anggaran yang disusun dan dibuat untuk melancarkan roda pemerintahan daerah (Rozali, 2002). Sebagaimana halnya dengan Negara, maka daerah dimana masing-masing pemerintah daerah mempunyai fungsi dan tanggung jawab untuk meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan rakyat dengan jalan melaksanakan pembangunan disegala bidang sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah bahwa “Pemerintah daerah berhak dan berwenang menjalankan otonomi, seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan”. (Pasal 10) Adanya hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan Kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, merupakan satu upaya untuk meningkatkan peran pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi daerahnya dengan mengelola sumber-sumber pendapatan daerah secara efisien dan efektif khususnya Pendapatan Asli Daerah sendiri.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah mengisyaratkan bahwa Pemerintah Daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri diberikan sumber-sumber pedapatan atau penerimaan keuangan Daerah untuk membiayai seluruh aktivitas dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas
Universitas Sumatera Utara

pemerintah dan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat secara adil dan makmur.
Adapun sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 157, yaitu:
1. Hasil pajak daerah;
Pajak merupakan sumber keuangan pokok bagi daerah-daerah disamping retribusi daerah. Pengertian pajak secara umum telah diajukan oleh para ahli, misalnya Rochmad Sumitro (1998) yang merumuskannya “Pajak lokal atau pajak daerah ialah pajak yang dipungut oleh daerah-daerah swatantra, seperti Provinsi, Kotapraja, Kabupaten, dan sebagainya”. Sedangkan Siagian (1990) merumuskannya sebagai, “pajak negara yang diserahkan kepada daerah dan dinyatakan sebagai pajak daerah berdasarkan peraturan perundang-u

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal pada Kota di Pulau Sumatera

3 155 93

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah di Provinsi Aceh

1 50 99

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Provinsi Aceh

5 75 107

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Lain-lain Pendapatan terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara)

1 39 84

The influence of original local government revenues, general allocation funds and special allocation funds to local government expenditures

0 12 99

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN DANA BAGI Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Belanja Pegawai (Studi Emipis Terhadap Kabupaten/Kota Di Provinsi J

0 2 18

PENGARUH BELANJA DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP Pengaruh Belanja Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia(Studi Empiris Pada Pemerint

2 6 19

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah (Studi Empiris Pada Kabupaten/Kota Wilayah Jawa Tenga

0 5 18

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah (Studi Empiris Pada Kabupaten/Kota Wilayah Jawa Tenga

0 1 14

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Jambi

0 0 12