Rangkaian Sensor Pengkondisi Sinyal Pengujian Mikrokontroller

regulator tegangan LM7805CT tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran jembatan dioda. Rangkaian skematik power supply dapat dilihat pada gambar 3.4 di bawah ini: Gambar 3.4 Rangkaian skematik power supply

3.5 Rangkaian Sensor Pengkondisi Sinyal

Pada prinsipnya penggunaan sensor TGS822 menggunakan prinsip pembagi tegangan untuk tegangan outputnya, ini dikarenakan sensor TGS822 merespon kadar dari uap alkohol dengan perubahan tahanan yang terjadi pada sensor. Oleh sebab itu rangkaian pengkondisi sinyal harus berpegang pada prinsip tahanan sebagai pembagi tegangan. Berikut adalah skema rangkaian yang penulis buat dan juga merupakan rangkaian rekomendasi sesuai datasheet sensor TGS822. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.5 Skema rangkaian untuk memfungsikan TGS822 Pada gambar di atas dapat kita lihat terdapat beberapa titik hubungan yaitu V C , V H , GND, V RL . Titik-titik tersebut adalah titik yang akan dihubungkan ke sistem. 1. V C , merupkan suplai tegangan untuk sirkuit sensor dan membutuhkan tegangan DC maksimum 24 volt, penulis menggunakan 5 Volt DC. 2. V H , merupakan suplai tegangan untuk heater dan membutuhkan DC stabil sebesar 5 Volt DC atau AC dengan toleransi tegangan ± 0,2 Volt. 3. GND, Ground merupakan koneksi grounding ke catu daya. 4. V RL , merupakan titik output tegangan analaog dari sensor.

3.6 Diagram Alir Pemrograman

Pemrograman menggunakan software Bascom. Bascom menggunakan bahasa BASIC yang merupakan bahasa tingkat tinggi dengan syntax yang mudah dipelajari. Berikut ini adalah diagram alir pemrograman yang penulis rancang untuk alat pengukur konsentrasi alkohol. Universitas Sumatera Utara START Inisiasi Port ADC Baca Output Sensor TGS8822 untuk warming up sensor Jika nilai ADC 20 Tidak Masukkan masukkan sampel minuman ber-alkohol ke dalam wadah Ya Tunggu +- 1 menit TGS822 = 570 TGS822 = 440 TGS822 = 50 Tidak Alkohol Golongan C 20 - +40 TGS822 50 Tidak Ya Alkohol Golongan B 5 - 20 Alkohol Golongan A 1 - 5 Ya Tampilkan ke LCD Tampilkan ke LCD Tampilkan ke LCD Tidak Alkohol Rendah atau Tutup wadah terbuka Ya Ya Tampilkan ke LCD Buka Tutup Wadah Reset Sensor ADC 15 Tidak TGS822 20 Tidak ADA ALKOHOL Ya Tampilkan ke LCD Gambar 3.6 Diagram alir pemrograman Universitas Sumatera Utara Diagram alir program di atas memiliki keterangan sebagai berikut : 1. Inisiasi port ADC, inisiasi port bertujuan untuk menentukan port mana saja yang akan digunakan pada mikrokontroler baik itu sebagai input maupun output sedangkan inisiasi ADC adalah penentuan mode ADC yang akan digunakan. 2. Baca sensor TGS822 untuk warming up sensor, untuk pertama kali dihidupkan sensor TGS822 perlu waktu untuk memanaskan elemen sensornya agar dapat berfungsi dengan baik. 3. Sembari pemanasan berlangsung sensor akan mengeluarkan tegangan output, tegangan inilah yang akan terus dipantau ADC untuk mengindikasikan apakah sensor sudah layak atau belum untuk melakukan deteksi alkohol, nilai pantauan ADC yang digunakan untuk indikasi sensor telah siap ialah jika nilai ADC lebih kecil dari 20. 4. Setelah sensor siap melakukan deteksi cairan beralkohol, maka sampel harus dipantau dengan sensor selama +- 1 menit untuk mendapatkan hasil yang baik. 5. Untuk pemantauan yang dilakukan selama +- 1 satu menit maka apabila, a. Nilai ADC 20, maka tidak ada alkohol tidak terkandung alkohol. b. Nilai ADC = 570, maka cairan beralkohol termasuk golongan C. c. Nilai ADC = 440, maka cairan berlakohol termasuk golongan B. d. Nilai ADC = 50, maka cairan beralkohol termasuk golongan A. e. Nilai ADC 50, maka cairan berkadar alkohol rendah atau tutup wadah terbuka. 6. Seluruh informasi yang diolah mikrokontroler akan ditampilkan ke LCD liquid crystal display agar mudah bagi pengguna untuk melihatnya. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Mikrokontroller

Pengujian mikrokontroler ATMega 8535 ialah dengan cara menghubungkan sistem minimum ATMega8535 dengan catudaya 5 Volt dan menghidupkan rangkaiannya, dan apabila sistem minimum aktif maka pengujian selanjutnya ialah menghubungkan pin-pin mikrokontroler dengan sebuah LED. Penulis tidak menghubungkan semua pin dengan LED tetapi hanya mengambil sebagian pin untuk menguji apakah port berjalan sesuai dengan program uji untuk menghidupkan LED yang penulis program ke mikrokontroler. Gambar 4.1 Rangkaian uji mikrokontroler dengan LED Universitas Sumatera Utara Berikut adalah program yang penulis berikan ke mikrokontroler dan berhasil untuk membuat LED berkedip dengan selang waktu mati 1 satu detik dan selang waktu hidup 1 satu detik. regfile = 8535def.dat crystal = 16000000 Config Porta = Output Config Portb = Output Config Portc = Output Config Portd = Output Do Porta = 255 Portb = 255 Portc = 255 Portd = 255 Wait 1 Porta = 0 Portb = 0 Portc = 0 Portd = 0 Wait 1 Loop End end program Program di atas adalah program yang memerintahkan seluruh port mikrokontroler Port A, Port B, Port C, Port D agar memberikan logika High 5 Volt dan logika Low 0 Volt setiap satu detik. Sehingga yang terjadi pada LED adalah kedipan hidup dan mati dengan selang waktu setiap satu detik. Ketika logika High 5 Volt diberikan, maka LED akan mati karena tidak ada beda potensial antara anoda dan katoda dari LED, sedangkan ketika logika Low 0 Volt maka LED akan hidup karena terjadi beda potensial antara anoda dan katoda. Universitas Sumatera Utara

4.2 Pengujian Sensor