guna menyimpulkan dan memutuskan telah terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran serta penjatuhan sanksi berupa tindakan
administratif sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
22. Investigator adalah pegawai Sekretariat Komisi yang ditugaskan oleh Komisi untuk melakukan kegiatan Penyelidikan atau
membacakan Laporan Dugaan Pelanggaran pada Pemeriksaan Pendahuluan, mengajukan alat bukti, dan menyampaikan
kesimpulan pada Pemeriksaan Lanjutan.
23. Panitera adalah pegawai Sekretariat Komisi yang bertugas membuat Berita Acara Persidangan dan membantu Majelis Komisi
dalam persidangan, penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan, dan penyusunan Putusan Komisi.
24. Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil Tertentu yang diberi wewenang
khusus oleh Undang-Undang yang terkait untuk melakukan penyidikan.
25. Komisi Pengawas Persaingan Usaha selanjutnya disebut Komisi adalah Komisi yang dibentuk oleh Keputusan Presiden Nomor 75
Tahun 1999 Komisi Pengawas Persaingan Usaha sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2008.
26. Hari adalah hari kerja yaitu hari Senin sampai dengan hari Jumat kecuali hari libur nasional.
27. Undang-Undang adalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat.
BAB II RUANG LINGKUP
Pasal 2
1 Peraturan Komisi ini meliputi penanganan perkara berdasarkan: a. laporan
Pelapor; b.
laporan Pelapor dengan permohonan ganti rugi; c. Inisiatif
Komisi. 2 Penanganan perkara berdasarkan Laporan Pelapor terdiri atas
tahap sebagai berikut: a. Laporan;
b. Klarifikasi c. Penyelidikan;
d. Pemberkasan; e.
Sidang Majelis Komisi; dan f. Putusan
Komisi. 3 Penanganan perkara berdasarkan Laporan Pelapor dengan
permohonan ganti rugi terdiri atas tahap sebagai berikut: a. Laporan;
b. Klarifikasi
c. Sidang …
c. Sidang Majelis Komisi; dan
d. Putusan Majelis Komisi.
4 Pananganan perkara berdasarkan inisiatif Komisi terdiri atas tahap sebagai berikut:
a. Kajian; b. Penelitian;
c.
Pengawasan Pelaku Usaha; d. Penyelidikan;
e. Pemberkasan; f.
Sidang Majelis Komisi; dan g. Putusan
Komisi.
BUKU KEDUA TUGAS DAN WEWENANG
BAB I KETUA KOMISI
Pasal 3
1 Ketua Komisi mempunyai tugas memfasilitasi seluruh kegiatan penanganan perkara dengan berpegang pada prinsip-prinsip
efektifitas dan transparansi. 2 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
1, Ketua Komisi mempunyai wewenang: a.
menetapkan Pemeriksaan Pendahuluan; b.
menetapkan perlu atau tidaknya Pemeriksaan Lanjutan; c.
menetapkan status Terlapor, perjanjian danatau kegiatan Terlapor yang diduga melanggar, dan ketentuan Undang-
Undang yang diduga dilanggar; danatau
d. membentuk Majelis Komisi.
3 Wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat 2 ditetapkan dengan Keputusan Komisi yang terlebih dahulu mendapat
persetujuan Rapat Komisi.
BAB II WAKIL KETUA KOMISI
Pasal 4
1 Dalam hal Ketua Komisi berhalangan, tugas dan wewenang Ketua Komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan oleh
Wakil Ketua Komisi. 2 Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana
dimaksud ayat 1, Wakil Ketua Komisi berwenang mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Ketua Komisi.
BAB III …
BAB III MAJELIS KOMISI
Pasal 5
1 Keanggotaan Majelis Komisi ditetapkan dengan Keputusan Komisi.
2 Majelis Komisi bertugas: a. melakukan
Pemeriksaan Pendahuluan;
b. melakukan Pemeriksaan
Lanjutan; c.
menilai, menyimpulkan, dan memutuskan terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran;
d. menjatuhkan sanksi;
e. membacakan Putusan Komisi.
3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Majelis Komisi mempunyai wewenang:
a. melakukan Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksan Lanjutan;
b. meminta keterangan dari Instansi Pemerintah;
c. meneliti danatau menilai surat, dokumen, atau alat bukti
dalam Laporan Dugaan Pelanggaran; d.
mendapatkan surat, dokumen, atau alat bukti lain; e. meminta bantuan Penyidik untuk menghadirkan Terlapor,
Saksi, Ahli dan setiap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran yang tidak bersedia memenuhi panggilan untuk
memberikan keterangan danatau data.
f. memberikan kesempatan kepada Terlapor untuk menyampaikan pembelaan terkait dengan dugaan
pelanggaran; g.
mempelajari dan menilai semua hasil Pemeriksaan; h.
menentukan waktu Sidang Majelis untuk Pemeriksaan dan pembacaan Putusan Komisi;
i. menandatangani Putusan Komisi;
j. memberikan rekomendasi kepada Ketua Komisi untuk
memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah; k.
menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku usaha yangmelanggar ketentuan Undang-Undang.
BUKU KETIGA …
BUKU KETIGA HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK YANG DIPERIKSA
BAB I HAK DAN KEWAJIBAN PELAPOR DAN TERLAPOR