PELATIHAN TARI SANDING DI SANGGAR BINTANG SENJA DESA BANJAR MASIN KABUPATEN TANGGAMUS

PELATIHAN TARI SANDING DI SANGGAR BINTANG SENJA
DESA BANJAR MASIN KABUPATEN TANGGAMUS

(Skripsi)

Oleh:
SANAH LIYANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

ABSTRAK
PELATIHAN TARI SANDING DI SANGGAR BINTANG SENJA
DESA BANJAR MASIN KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh
SANAH LIYANA
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah proses pelatihan tari

sanding di Sanggar Bintang Senja Desa Banjar Masin Kabupaten Tanggamus.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelatihan tari sanding di
Sanggar Bintang Senja Desa Banjar Masin Kabupaten Tanggamus. Jenis
penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data yaitu: observasi, wawancara, dokumentasi, tes praktik dan
non-tes. Teori yang digunakan yaitu teori pendidikan nonformal. Sumber data
yang diperoleh adalah narasumber, pelatih tari sanding dan 6 peserta didik
perempuan Sanggar Bintang Senja. Analisis data diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini adalah peneliti
sendiri. Proses pelatihan tari dengan menggunakan metode latihan, peserta didik
dapat mengamati, mendengarkan, dan merasakan proses pelatihan tari secara
langsung. Langkah-langkah penggunaan metode latihan pada proses pelatihan
ragam gerak tari sanding di Sanggar Bintang Senja yaitu pelatih mempersiapkan
ruangan, melakukan pemanasan, memberitahukan tujuan pelatihan, kemudian
menyampaikan materi, melibatkan peserta didik untuk aktif dalam pelatihan,
pelatih maupun peserta didik menyimpulkan hasil pelatihan, lalu menutup
kegiatan dengan memberikan informasi materi yang akan dipelajari selanjutnya.
Proses pelatihan ini peserta didik menirukan terlebih dahulu ragam gerak yang
diajarkan oleh pelatih, kemudian peserta didik diberi kesempatan berlatih
mengulang ragam gerak yang sudah dipelajari dan diharapkan mampu menghafal

ragam gerak yang telah diajarkan.

Kata kunci: pelatihan, tari sanding, sanggar bintang senja.

ABSTRACT
SANDING DANCE TRAINING AT BINTANG SENJA ART STUDIO
BANJAR MASIN VILLAGE TANGGAMUS REGENCY

By
SANAH LIYANA
The problem in this research is how the process of sanding dance training at
Bintang Senja art studio Banjar Masin Village Tanggamus Regency. This research
was aimed to describe the practice process in sanding dance training at Bintang
Senja art studio Banjar Masin Village Tanggamus Regency. The research method
used was qualitative descriptive. The data collecting techniques used were:
observation, interview, documentation, test and non-test practice. Then,
nonformal education theory was used here. The data were elicited form certain
sources such as interviewee, sanding dance trainer and 6 female students of
Bintang Senja Art Studio. analysis of data obtained from interviews, field notes
and documentation. instrument of this study is the researchers themselves. Dance

training process by using practice methode, the students could observe, listen, and
engage the dance training process actively. The steps used in implementing the
practice method on the process of the training of sanding's various dance style
movements at Bintang Senja Art Studio were the trainer prepared the room,
warming up, notify the purpose of training, and than provide materials, involved
the students to be active in the training, trainer or students concluded the result of
the training, then closing activities by providing information materials that will be
studied next. In the training process, the students should be could imitate firstly
various dance style movements which were given by the trainer, the students had
given chance to practice various dance style movements that had been learned
previously.

Keywords: training, dance sanding’s, art studio bintang senja.

PELATIHAN TARI SANDING DI SANGGAR BINTANG SENJA
DESA BANJAR MASIN KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh
SANAH LIYANA


Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Seni Tari
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kandang Besi pada 4 Januari 1994, anak kedua dari empat
bersaudara buah hati Bapak Aliyan dan Ibu Hernawati. Pendidikan pertama kali
yang ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Tebabunuk
Kotaagung Barat pada tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1
Kotaagung Barat pada tahun 2009, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1
Kotaagung pada tahun 2012.


Pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,
Program Studi Pendidikan Seni Tari. Pada tahun 2015 penulis melaksanakan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Wonosobo Kabupaten
Tanggamus, Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Banjar Negoro kecamatan
Wonosobo Kabupaten tanggamus. Pada 2016 penulis melakukan penelitian di
sanggar Bintang Senja desa Banjar Masin Kabupaten Tanggamus untuk meraih
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).

MOTO
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan
(Q.S Al-Insyirah : 6)

Bukanlah suatu aib jika kamu gagal dalam suatu usaha, yang merupakan aib adalah jika
kamu tidak bangkit dari kegagalan itu
(Ali Bin Abi Thalib)

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunia yang tak terhitung. Sholawat

serta salam selalu tercurah kepada junjungan baginda Rasulullah Muhammad
SAW, dan dari lubuk hati yang paling dalam kupersembahkan karya ini sebagai
tanda bukti cinta kasihku kepada:
1. Orang tua tercinta, terkasih dan tersayang, Mak dan Bak yang senantiasa terus
mendoakan, selalu memberikan semangat dan dukungan kepada saya sampai
saat ini. Terima kasih yang tak terhingga atas semua yang telah kalian berikan
dan perjuangkan untuk saya selama ini.
2. Abangku tersayang Dedi Putrawan serta adikku tercinta Agus Niawan dan Yuli
Restika Sari, terima kasih atas doa dan dukungan serta semangat yang telah
diberikan kepada saya.
3. Untuk seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan motivasi
demi keberhasilan saya.
4. Sahabat dan teman-teman angkatan 2012 tercinta yang telah memberikan
semangat, motivasi, dan dukungan untuk pengerjaan skripsi ini.
5. Dosen-dosen yang telah mendidik, memberikan ilmu yang sangat bermanfaat
bagiku, dan bimbingan demi kelancaran tugas-tugasku.
6. Almamater tercinta Universitas Lampung.

SANWACANA


Puji Syukur kehadirat Allah SWT (Tuhan Yang Maha Esa) karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, skripsi dengan judul “Pembelajaran Tari Sanding di
Desa Banjar Masin Kabupaten Tanggamus” ini dapat diselesaikan sebagai salah
satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Seni Tari, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada
1. Hasyimkan, S.Sn., M.A. selaku pembimbing I, dan Pembimbing Akademik.
Terima kasih atas kesabaran, nasihat, ilmu serta waktu yang diberikan dalam
membimbing penulis.
2. Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II, terima kasih atas
kesabaran, nasihat, ilmu serta waktu yang diberikan dalam membimbing
penulis.
3. Riyan Hidayatullah, S.Pd., M.Pd. selaku pembahas dan penguji, terima kasih
atas kesabaran, nasihat, ilmu serta waktu yang diberikan dalam membimbing
penulis.


4. Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni
Tari FKIP Unila. Terima kasih atas ilmu, bimbingan dan bantuan yang
diberikan kepada penulis selama menjalani studi.
5. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Lampung.
6. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
pendidikan Universitas Lampung.
7. Bapak dan Ibu dosen Dwiyana Habsari, S.Sn., M.Hum., Dr. I Wayan Mustika,
M.Hum. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn., terima kasih telah membekali penulis
dengan banyak ilmu selama melaksanakan pendidikan di Program Studi
Pendidikan Seni Tari FKIP Unila.
8. Bapak zainuddin, bang Mirto dan bang Azmi serta seluruh peserta didik
Sanggar Bintang Senja desa Banjar Masin Kabupaten Tanggamus, terima
kasih atas kerjasama dan bantuannya dalam proses menyelesaikan skripsi ini.
9. Kedua orang tua, Bak Aliyan dan Mak Hernawati terimakasih atas kasih
sayang, dukungan, motivasi, doa dan segalanya yang tak pernah henti tercurah
untuk penulis.
10. Abangku Dedi Putrawan, Adikku Agus Niawan, Yuli Restika Sari dan
ponakanku Siska Violita yang selalu menjadi motivasi dan penyemangat
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Kekasihku Firmansyah, terima kasih selalu meluangkan waktunya untuk
selalu memberi suport, teman sharing, dan yang selalu siap mendengarkan
curhatanku dalam berbagi keluh kesah, suka dan duka.

12. Mamak Somad dan keluarga, terima kasih atas dukungan dan bimbingan yang
telah diberikan selama ini.
13. Keluarga besar yang menjadi sumber kebahagiaan, terima kasih atas dukungan
yang diberikan.
14. Bapak dan Ibu kost tercinta Hi. Zainuddin BS dan Hj. Muryani, S.Pd. terima
kasih sudah menjaga dan memberikan nasehat selama empat tahun ini.
15. Martina Tri Budiarti dan Naning Indriyani teman satu atap seperjuangan
sekaligus keluargaku di sini terima kasih sudah menjadi tempat mengadu
segala keluh kesah selama empat tahun kebersamaan kita.
16. Adik-adik kost Hermita Puri, Wayan Murnita, Made, Siti Marinda Fitriani dan
Nadia yang selalu memberikan support dalam menyelesaikan skripsi ini.
17. Teman seperjuangan Dessy Efriza Syarif, Desi Ochtavian, Merly Violita,
Mustika Wulandari, Mega Gusti Kurnia, Putri Afriyani, Rahmawati
Pamungkas, Ria Andriani, Dewi Efitri, Meri Puspita Sari, Erfan Septian,
Kuswanto, Asep Supriyadi, Jaya Amisenna, dan teman-teman Prodi Seni Tari
2012 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terima kasih untuk

kebersamaan dan proses selama ini.
18. Alm. Nur Cipto, terimakasih atas nasehat dan proses yang luar biasa ini.
19. Sahabat-sahabatku Rosmalia, Baihaki, Ahmad Yani, Rita Listuti, Vera
Sulastri, Dian Jola Anggraini, Ovika Yanti, Rismila terima kasih atas support
yang telah kalian berikan selama ini.
20. Teman-teman KKN-PPL Ery Upil, Aulia, Anisa Justin, Isni Cenul, Pandan
Wangi, Nining, Maya Tilis, Doni Oom, dan Aak Ujang, terima kasih untuk
semangat dan kebersamaan kita.

21. Kakak tingkat Prodi Seni Tari 2008, 2009, 2010, 2011, serta adik tingkat
angkatan 2013, 2014, 2015.
22. Mas Jaya yang selalu ada waktu dalam menghadapi penulis dalam urusan
pemberkasan.
23. Staff dan bidang akademis kampus dan semua pihak yang telah mendukung
proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit
harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, amin.

Bandar Lampung, 12 Agustus 2016

Penulis

Sanah Liyana
NPM 1213043040

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTACT ....................................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
MOTTO .......................................................................................................... ix
SANWACANA ............................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................
1.4 Manfaat penelitian ......................................................................................
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................................

1
3
4
4
4

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pendidikan Nonformal ...............................................................................
2.1.1 Pengertian ..........................................................................................
2.1.2 Tujuan Pendidikan Nonformal ..........................................................
2.1.3 Karakteristik Pendidikan Nonformal ................................................
2.2 Pelatihan .....................................................................................................
2.3 Sanggar Seni ..............................................................................................
2.4 Definisi Tari ...............................................................................................
2.5 Tari Sanding ...............................................................................................
2.5.1.Busana dan Aksesoris .......................................................................
2.5.2.Musik pengiring Tari.........................................................................
2.5.3.Properti ..............................................................................................
2.5.4.Ragam Gerak .....................................................................................

6
6
7
7
9
10
11
13
14
19
20
21

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ........................................................................................ 30
3.2 Sumber Data ............................................................................................... 33

3.2.1 Data Penelitian ...............................................................................
3.2.2 Klasifikasi Sumber Data ................................................................
3.3 Teknik Pengumpulan Data .........................................................................
3.3.1 Observasi ...........................................................................................
3.3.2 Wawancara .......................................................................................
3.3.3 Dokumentasi ....................................................................................
3.4 Teknik Analisis Data ..................................................................................

33
34
34
34
35
35
39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ...........................................................
4.1.1 Profil Singkat Sanggar Intan .............................................................
4.1.2 Situasi Umum Pengelolaan Sanggar .................................................
4.1.3 Data Peserta Didik.............................................................................
4.1.4 Sarana dan Prasarana.........................................................................
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................................
4.2.1 Laporan Hasil Penelitian Pendahuluan .............................................
4.3 Pertemuan Pertama.....................................................................................
4.4 Pertemuan Kedua .......................................................................................
4.5 Pertemuan Ketiga .......................................................................................
4.6 Pertemuan Keempat ...................................................................................
4.7 Pertemuan Kelima ......................................................................................
4.8 Pertemuan Keenam ....................................................................................
4.9 Pertemuan Ketujuh .....................................................................................
4.10 Pertemuan Kedelapan...............................................................................
4.11 Temuan.....................................................................................................

42
42
43
43
43
44
44
45
51
57
64
69
72
76
80
87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 89
5.2 Saran ........................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Busana dan aksesoris tari sanding ................................................... 15
Tabel 2.2 Ragam gerak tari sanding ................................................................ 23
Tabel 2.3 Pola lantai tari sanding..................................................................... 29
Tabel 3.1 Instrumen pengamatan tes praktik tari sanding ............................... 36
Tabel 3.2 Lembar pengamatan pelatih tari sanding ......................................... 38
Tabel 4.1 Data nama peserta didik kegiatan tari sanding ................................ 43
Tabel 4.2 Hasil pengamatan tes praktik individu pertemuan pertama ............. 49
Tabel 4.3 Pengamatan aktivitas pelatih............................................................ 50
Tabel 4.4 Hasil pengamatan tes praktik individu pertemuan kedua ................ 56
Tabel 4.5 Pengamatan aktivitas pelatih............................................................ 57
Tabel 4.6 Hasil pengamatan tes praktik individu pertemuan ketiga ................ 63
Tabel 4.7 Pengamatan aktivitas pelatih............................................................ 64
Tabel 4.8 Hasil pengamatan tes praktik individu pertemuan keempat ............ 67
Tabel 4.9 Pengamatan aktivitas pelatih............................................................ 68
Tabel 4.10 Hasil pengamatan tes praktik individu pertemuan kelima ............. 71
Tabel 4.11 Pengamatan aktivitas pelatih
.................................................... 72
Tabel 4.12 Hasil pengamatan tes praktik individu pertemuan keenam ........... 75
Tabel 4.13 Pengamatan aktivitas pelatih ..................................................... 75
Tabel 4.14 Hasil pengamatan tes praktik individu pertemuan ketujuh ............ 79
Tabel 4.15 Pengamatan aktivitas pelatih.......................................................... 79
Tabel 4.16 Hasil pengamatan tes praktik individu pertemuan kedelapan........ 83
Tabel 4.17 Pengamatan aktivitas pelatih.......................................................... 84
Tabel 4.18 Rekapitulasi aktivitas pelatih ......................................................... 85
Tabel 4.19 Rekapitulasi aktivitas proses pelatihan peserta didik..................... 86

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Alat musik tari sanding …. .......................................................... 19
Gambar 4.1 Tampak depan Sanggar Bintang Senja Desa Banjar Masin......... 42
Gambar 4.2 Pengamatan proses pelatihan peserta didik pertemuan pertama .. 46
Gambar 4.3 Pengamatan proses pelatihan peserta didik pertemuan kedua ..... 53
Gambar 4.4 Pengamatan proses pelatihan peserta didik pertemuan ketiga ..... 61
Gambar 4.5 Pengamatan proses pelatihan peserta didik pertemuan keempat . 65
Gambar 4.6 Pengamatan proses pelatihan peserta didik pertemuan kelima .... 70
Gambar 4.7 Pengamatan proses pelatihan peserta didik pertemuan keenam... 74
Gambar 4.8 Pengamatan proses pelatihan peserta didik pertemuan ketujuh ... 77
Gambar 4.9 peserta didik memakai kostum tari sanding................................. 81

BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu program untuk mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan dalam mempersiapkan kehidupan yang akan
datang, melalui pendidikan diharapkan menjadi wadah dalam proses pelatihan
agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan dasar dan dapat
mengabdikan dirinya kepada masyarakat sehingga dapat berguna bagi nusa dan
bangsa. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, dan
informal. Seperti yang diatur dalam UU No.20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 10 (dalam kamil, 2011:15) menyatakan bahwa.
Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal
pada setiap jenjang dan jenis pendidikan; ayat (11) Pendidikan formal
adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi; ayat (12)
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan terstruktur dan berjenjang; ayat (13) Pendidikan
informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Pendidikan nonformal merupakan salah satu jalur dari penyelenggaraan
sistem pendidikan di Indonesia. Dalam hal ini peniliti memfokuskan pada
pendidikan nonformal. Berkenaan dengan adanya sistem pendidikan yang
mencakup berbagai aspek ilmu pengetahuan yang akan dipelajari oleh peserta
didik yang salah satu diantara ilmu tersebut yakni mempelajari tentang

2

kebudayaan dan kesenian daerah yang dituangkan dalam bentuk kesenian tradisi
seperti seni tari suatu daerah. Menurut KBBI dalam sabaruddin SA (2013:61),
kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia
seperti kepercayaan, kesenian dan adat-istiadat. Jadi, budaya dapat dikatakan
sebagai identitas suatu bangsa dan suatu keharusan bagi negara untuk menjaga
identitas bangsanya. Indonesia adalah Negara yang kaya akan budaya dan
kesenian. Kesenian juga dapat digunakan sebagai cerminan atas karakter suatu
bangsa dan mempunyai peranan penting, yakni sebagai salah satu sarana untuk
mempersatukan berbagai perbedaan dalam satu kesatuan ciri bangsa Indonesia
khususnya seni tari.
Seni tari merupakan pernyataan budaya yang sifat, gaya dan fungsinya
tidak terlepas dari kebudayaan yang menghasilkannya karena lahirnya tari di
lingkungan kehidupan manusia bersamaan dengan tumbuhnya peradaban
manusia. Seni tari sudah dikenal sejak dahulu baik seni tari yang dilaksanakan
pada upacara-upacara adat maupun pada upacara yang sifatnya sebagai hiburan
dan merupakan sarana dalam pendidikan.
Tari sanding berasal dari kata perintah sandingkan atau pelaminankan,
Tari sanding ditarikan oleh gadis-gadis Lampung dan menggunakan selendang
sebagai properti tari pada saat pesta perkawinan adat Lampung, tari sanding
biasanya ditarikan pada acara pesta perkawinan, dan sebagai pembelajaran/
pelatihan dalam pendidikan formal maupun nonformal (Mirto, 3 November
2015). Dari sekian banyak ragam dan bentuk seni tari yang hidup dan
berkembang, khususnya di daerah Lampung dan merupakan pencerminan tata
kehidupan masyarakat yang harus dipelihara adalah tari sanding.

3

Tari sanding merupakan salah satu tarian yang diajarkan di sanggar
Bintang Senja, melalui pelatihan tari sanding diharapkan peserta didik memiliki
rasa cinta dan bangga terhadap seni tradisi yang berkembang di daerahnya.
Pelatihan tersebut berisi tentang perwujudan simbolis adat istiadat dalam
kehidupan masyarakat dan mengenai tari sanding sangat dekat dengan
lingkungan mereka.
Sanggar tari merupakan bentuk pendidikan non formal yang melakukan
kegiatan secara terorganisasi dan mengutamakan penguasaan keterampilan
menari bagi anggota belajarnya. Sanggar Bintang Senja adalah suatu tempat atau
sarana yang digunakan oleh komunitas atau sekumpulan orang untuk melakukan
suatu kegiatan pelatihan yang kegiatanya lebih memfokuskan dalam bidang tari,
baik tari tradisi maupun tari kreasi. Pelatihan tari di sanggar Bintang Senja ini
hanya dilakukan oleh perempuan, sementara tari sanding aslinya ditarikan oleh
bujang gadis.
Berdasarkan kenyataan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pelatihan Tari Sanding di Sanggar Bintang Senja Desa
Banjar Masin Kabupaten Tanggamus.”

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peniliti dapat menarik rumusan
masalah “Bagaimanakah Proses Pelatihan Tari Sanding di Sanggar Bintang Senja
Desa Banjar Masin Kabupaten Tanggamus?”

4

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan Proses Pelatihan Tari sanding di Sanggar Bintang Senja Desa
Banjar Masin Kabupaten Tanggamus.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan pengetahuan yang dimiliki oleh anak tentang tari
Lampung.
2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para
guru/pelatih berkenaan dengan penyelenggaraan pelatihan praktik tari bagi
para peserta didik guna mengembangkan bakat peserta didik dalam menari.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam dunia seni tari
khususnya pendidikan seni tari.
4. Sebagai pengalaman dan dapat menambah wawasan bagi peneliti tentang
penyusunan skripsi yang dapat berguna di masa yang akan datang.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup dari penelitian ini sebagai berikut.
a. Subjek Penelitian
Sasaran (subjek) dalam penelitian adalah 6 peserta didik Sanggar Bintang
Senja.
b. Objek Penelitian

5

Masalah (objek) penelitian ini adalah proses pelatihan tari sanding
c. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini bertempat di sanggar Bintang Senja Desa Banjar Masin
Kecamatan Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus.
d. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2016.

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Nonformal
2.1.1 Pengertian
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Tidak dibatasi oleh
waktu, usia, jenis kelamin, ras (suku, keturunan) kondisi sosial budaya, ekonomi,
agama dll. Pendidikan nonformal adalah usaha yang terorganisir secara sistematis
dan kontinyu di luar sistem persekolahan, melalui hubungan sosial untuk
membimbing individu, kelompok dan masyarakat agar memiliki sikap dan citacita sosial (yang efektif) guna meningkatkan taraf hidup dibidang materil, sosial
dan mental dalam rangka usaha mewujudkan kesejahteraan sosial (Kamil,
2011:14).
Pengungkapan istilah pendidikan nonformal memberikan informasi
bahwa pada hakikatnya pendidikan tidak hanya diselenggarakan di pendidikan
formal saja, tetapi juga di pendidikan nonformal. Hal ini sesuai dengan UndangUndang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 1 ayat (10-13).
Pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah telah hadir di dunia
ini sama tuanya dengan kehadiran manusia yang berinteraksi dengan lingkungan

7

di muka bumi ini. Setelah jumlah manusia makin berkembang, situasi pendidikan
ini muncul dalam kehidupan kelompok dan masyarakat, kegiatan kelompok dan
masyarakat telah dilakukan oleh umat manusia jauh sebelum pendidikan sekolah
lahir di dalam kehidupan masyarakat (Djuju Sudjana, 2000:63).
Pendidikan nonformal adalah pendidikan kegiatan belajar mengajar yang
diadakan di luar sekolah yang didalamnya perlu perencanaan program yang
matang, melalui isi program, sarana prasarana, sasaran didik, sumber belajar.
Untuk

memenuhi

kebutuhan

pendidikan

peserta

didik

tertentu

untuk

mendapatkan informasi, pengetahuan, latihan, dan bimbingan sehingga mampu
bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan negara.

2.1.2 Tujuan Pendidikan Nonformal
Tujuan belajar di jalur pendidikan nonformal yang ditujukan untuk
kegiatan pendidikan kelanjutan setelah terpenuhinya pendidikan tingkat dasar,
serta pendidikan perluasan dan pendidikan nilai-nilai hidup. Contoh program
pendidikan nonformal yang ditujukan untuk mendapatkan dan memaknai nilainilai hidup misalnya pengajian, sekolah minggu, pendidikan kesenian dan
sebagainya. Dengan program pendidikan ini hidup manusia berusaha diisi dengan
nilai-nilai keagamaan, keindahan, etika dan makna (Abdulhak, 2012:44).

2.1.3 Karakteristik Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal memiliki ciri-ciri yang berbeda dari pendidikan
sekolah. Namun kedua pendidikan tersebut saling menunjang dan melengkapi.

8

Dengan meninjau sejarah dan banyaknya aktivitas yang dilaksanakan, menurut
Abdulhak (2012:25) pendidikan nonformal memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Bertujuan untuk memperoleh keterampilan yang segera akan dipergunakan.
Pendidikan nonformal menekankan pada belajar yang fungsional yang sesuai
dengan kebutuhan dalam kehidupan peserta didik.
2. Berpusat pada peserta didik. Dalam pendidikan non formal dan belajar
mandiri, peserta didik adalah pengambilan inisiatif dan mengkontrol kegiatan
belajar.
3. Waktu penyelenggaraannya relatif singkat, dan pada umumnya tidak
berkesinambungan.
4. Menggunakan kurikulum kafetarian. Kurikulum bersifat fleksibel, dapat
dimusyawarahkan secara terbuka dan banyak ditentukan oleh peserta didik.
5. Menggunakan metode pembelajaran yang partisipatif dengan penekanan pada
belajar mandiri.
6. Hubungan pendidik dengan peserta didik bersifat mendatar. Pendidik adalah
fasilitator yang tidak mengurui. Hubungan diantara kedua belah pihak bersifat
informal dan akrab. Peserta didik memandang fasilitator narasumber bukan
sebagai instruktur.
7. Penggunaan

sumber-sumber

lokal.

Mengingat

sumber-sumber

untuk

pendidikan sangat langka, maka diusahakan sumber-sumber lokal digunakan
seoptimal mungkin.
Dalam pendidikan nonformal, peserta didik memiliki dan mengontrol
proses pelatihan. Peserta didik menciptakan suasana pelatihan sendiri dan ikut
menerjemahkan tujuan pelatihan sendiri atau sampai ikut merumuskannya.

9

Pelatih (tutor) bertindak sebagai fasilitator bukannya guru. Hubungan yang
dibangun antara keduanya harus berdasar pada hubungan persahabatan.
Fasilitator bisa saja datang dari sekolah (formal) tetapi perannya harus berubah
ketika masuk pada lingkungan pendidikan nonformal. Fasilitator bisa juga
sekelompok pelajar/siswa dari sekolah formal atau dari kelompoknya sendiri
yang memiliki kemampuan memimpin serta memiliki beberapa keahlian khusus
atau sebagai pengetahuan lain yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

2.2 Pelatihan
Seorang peserta didik perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan
dalam sesuatu, misalnya dalam menari, berkemah, berenang, atau berkebun.
Karena itu untuk memperoleh suatu keterampilan, peserta didik harus dibiasakan
latihan dalam proses belajar mengajar, maka salah satu teknik penyajian pelajaran
untuk memenuhi tuntutan tersebut ialah teknik latihan. Latihan merupakan suatu
cara yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai
sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan
keterampilan. Hendaknya latihan disiapkan untuk mengembangkan kemampuan
motorik yang sebelumnya dilakukan agar kegiatan itu bermanfaat bagi
perkembangan motorik peserta didik (Sagala, 213:217).

Latihan tidak hanya dilakukan sekali saja, tetapi harus berulang-ulang
agar peserta didik mampu meningkatkan kemampuan atau potensi dirinya dalam
pelatihan terutama dalam pelatihan tari sanding. Dengan demikian dalam
pelatihan tari di Sanggar diharapkan agar peserta didik mampu mengasah

10

keterampilan dalam hal menari dan dapat menghafal gerakan-gerakan yang
diajarkan dengan baik.

2.3 Sanggar Seni
“Sanggar merupakan wadah kegiatan dalam membantu menunjang
keberhasilan penguasaan keberhasilan” (Rusliyana dalam Khutniyah dan Iryanti,
2012:14). sanggar adalah tempat pertemuan yang dihadiri sekelompok manusia
atau orang yang biasa diadakan secara teratur dan berkala untuk mengadakan
penelitian, diskusi, kegiatan pembahasan mengenai bidang tertentu. Sanggar
merupakan pendidikan luar sekolah, yaitu pendidikan yang diterima dalam
keluarga, dalam lembaga yang tidak berupa sekolah atau masyarakat.
(koentjaraningrat dalam Khutniyah dan Iryanti, 2012: 14).
Berdasarkan beberapa uraian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
sanggar seni tari adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu
komunitas atau sekumpulan orang untuk melakukan suatu kegiatan pelatihan seni
tari yaitu kegiatan yang lebih memfokuskan pada bidang tari, baik tari tradisi
maupun tari modern. Sanggar tari merupakan bentuk pendidikan non formal yang
melakukan kegiatan secara terorganisasi dan mengutamakan penguasaan
keterampilan menari bagi anggota belajarnya.
Sanggar Bintang Senja merupakan sanggar tari yang kegiatannya lebih
memfokuskan pada bidang tari tradisional. Sanggar yang ada di kelurahan Banjar
Masin dan bergerak dibidang pelatihan tari tradisional ataupun kreasi baru.
Sanggar tersebut bernama sanggar Bintang Senja yang dipimpin oleh Azmi
Mahmud yang merupakan pelatih tari sanding, sanggar ini didirikan pada tahun

11

2009 hingga sekarang. Tari yang dipelajari di sanggar Bintang Senja yaitu tari
Sigeh Penguten, sanding, Bedana, payung, cindai, dan Selendang Songket.

2.4 Definisi Tari
Tari adalah keindahan, yang dinyatakan oleh kedalaman atau kekuatan
rasa. Jadi tari merupakan ungkapan ekspresi jiwa dan perasaan manusia yang
ditungkan melalui gerak tubuh yang diperhalus dengan nilai estetika sehingga
dapat dinikmati oleh khalayak ramai (Sedyawati, 1981:71).
Tari adalah kebudayaan dan kebudayaan adalah tari, dan wujud tari tidak
dapat dipisahkan dari konsep budaya. Problemnya adalah bagaimana menentukan
pentingnya tari dalam kebudayaan dengan mencatat fungsi-fungsi tari di dalam
masyarakat. Caranya adalah dengan mengukur pentingnya tari dalam kelompok
atau masyarakat, dengan mengamati secara menyeluruh apa yang ada di dalam
tari (Martaria, 2012:4).
Tari mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia karena dapat
memberikan berbagai manfaat, seperti sebagai hiburan dan sarana komunikasi.
Mengingat kedudukannya itu, tari dapat hidup, tumbuh, dan berkembang
sepanjang zaman sesuai dengan perkembangan kebudayaan manusianya. Tari
adalah gerak yang terpola. Tari sebagai bentuk seni tidak hanya sebagai
ungkapan gerak. Tetapi telah membawa nilai rasa irama yang mampu
memberikan sentuhan rasa estetis (Jazuli dalam putri, 2014:3).
Berdasarkan atas pola garapanya, tari dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
tari tradisi dan kreasi (Soedarsono, 1978:11)

12

1. Tari Tradisi
Tari tradisi merupakan tari yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat secara turun-temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi,
sehingga selama tarian tersebut masih sesuai dan diakui oleh masyarakat,
maka masih termasuk tari tradisi (Jazuli dalam Khutniah, 2012: 12).
Berdasarkan penjelasan tersebut, tari tradisi dapat diungkapkan sebagai tata
cara menari yang dilakukan oleh masyarakat tertentu secara terus-menerus
kemudian dikembangkan oleh generasi berikutnya. Penata tari berperan
penting

dalam

menjaga

eksistensi

tari

tradisi

ketika

mengalami

perkembangan, sehingga tarian tersebut tetap betahan dan lestari (Aprilina,
2014: 2).
2. Tari Kreasi
“Tari kreasi merupakan tari yang mengarah kepada kebebasan dalam
mengungkapkan ekspresi menari, namun tetap berpijak dari unsur-unsur
tradisi” (Soedarsono, 1978: 11). Menyusun ide atau gagasan ke dalam sebuah
kreasi tari diperlukan persiapan khusus tentang pengetahuan tari daerah,
sehinnga dapat menjadi dasar pijakan untuk menemukan bentuk yang lain
atau kreasi baru. Kehidupan sehari-hari misalkan, pergaulan muda-mudi,
persahabatan dan lain sebagainya dapat menjadi gagasan atau ide di dalam
sebuah karya tari.
Tari merupakan salah satu warisan budaya yang perlu kita jaga dan kita
lestarikan keberadaannya, karena suatu budaya adalah cerminan suatu bangsa,
maka dari itu sebagai warga yang baik kita perlu mempertahankan kebudayaan
yang sudah ada, karena tari memiliki nilai budaya tinggi di masyarakat.

13

Mengembangkan tari berarti secara tidak langsung akan ikut melestarikan budaya
yang berupa tari tersebut, karena apabila kita ingin mengembangkan sebuah
tarian maka kita harus mempelajari terlebih dahulu tarian yang asli, dengan
mengembangkan tari kita telah melestarikan sekaligus mengembangkannya.
Djuju Sudjana (2000:52), mengemukakan bahwa pendekatan budaya (cultural
approach) penghargaan budaya dan kebiasaan, adat-istiadat yang tumbuh di
tengah-tengah masyarakat dalam pembangunan masyarakat adalah hal yang perlu
diperhatikan. Adapun salah satu contoh warisan budaya yang sudah ada adalah
tari sanding.

2.5 Tari Sanding
Sejauh ini belum ada kajian pustaka mengenai tari sanding, baru sebatas
narasumber wawancara karena tari sanding ini merupakan tari tradisional yang
baru diangkat dipermukaan. Tari sanding adalah tari hiburan pada saat pesta
perkawinan adat Lampung, untuk menghibur pengantin pria dan wanita yang
sedang duduk bersanding dan berbahagia. serta menghibur tamu-tamu yang
menghadiri acara pesta perkawinan tersebut.
Tari sanding dibawa dari Belalau Liwa diperkirakan pada tahun 1967.
Pengaruh dari melayu islam, hal ini terlihat pada rebana, lirik lagu, musik,
pakaian dan gerak tari sanding. Tari sanding berasal dari kata perintah
sandingkan, yang artinya apabila pasangan kekasih yang sudah memiliki
hubungan yang lebih serius yaitu akan melangkah ke jenjang pernikahan, maka
diadakan musyawarah antar kedua keluarga terlebih dahulu. Jika kedua keluarga
tersebut sudah sepakat, kemudian melakukan musyawarah kepada masyarakat

14

pekon (desa) untuk memberitahukan bahwa anaknya akan menikah, jika semua
anggota masyarakat sudah setuju, maka akan segera disandingkan (Azmi, 2015).
Dalam tari sanding ini memiliki tujuan yaitu:
1. Mengucapkan selamat kepada pengantin
2. Memberikan pesan-pesan tentang kehidupan dalam berumah tangga

Menurut Mirto (3 November 2015) tari sanding sebagai perwujudan
simbolis adat istiadat dan kehidupan masyarakat. Tari sanding ditarikan oleh
gadis-gadis Lampung dan menggunakan selendang sebagai properti tari pada saat
pesta perkawinan adat Lampung, tari sanding biasanya ditarikan pada acara
pesta perkawinan yang dilakukan pada malam hari, serta sebagai pembelajaran
dalam pendidikan formal maupun nonformal. Sampai saat ini tari sanding masih
berkembang di kabupaten Tanggamus kecamatan Kotaagung Barat khususnya
masyarakat desa Banjar Masin, Negara Batin, Kandang Besi dan Bandar
Kejadian.

Tari sanding ditarikan oleh penari laki-laki dan perempuan secara
berpasangan, namun seiring dengan perkembangan zaman, hingga saat ini lakilaki tidak lagi belajar tentang kesenian dan akhirnya tari sanding ditarikan oleh
penari perempuan saja (Zainuddin, 2015).

2.5.1 Busana dan Aksesoris
Busana yang biasa dipakai pada pementasan tari sanding yaitu hinjang
tapis, kawai kurung handak (baju kurung putih), selendang, bebe, sigokh sai

15

batin (siger kecil), penekan jidat, sanggul, melati, anting, gelang burung, papan
jajar, kalung melati, gelang pipih, gelang kanou, pending, gaharu.

Tabel 2.1 Busana dan Aksesoris Tari Sanding
No

Nama

1

Siger

2

Gaharu

3

Sanggul

Gambar

16

4

Kembang Melati

5

Anting

6

Peneken

7

Tapis

17

8

Baju Kurung

9

Bebe

10

Selendang Putih

11

Khantai melati
(kalung melati)

18

12

Papan Jajar

13

Gelang Kanou

14

Gelang Burung

15

Gelang Pipih

19

16

Pending

(Foto, Sanah Liyana:2016)

2.5.2 Musik Pengiring Tari
Adapun alat musik yang digunakan untuk mengiring tari sanding yaitu
terbangan/rebana
Gambar 2.1 Alat Musik Terbangan/Rebana

Selain diiringi alat musik rebana, tari sanding juga diiringi dengan lagu
tari. Pembawa lagu/vokalis harus dapat membawakan lagu dengan nada/irama
yang tepat seiring dengan musik tari sanding tersebut.

20

Lirik lagu tari sanding:
Aduh senangnya penganten baru
Duduk bersanding merasa malu
Berjabat tangan dengan tetamu
Berpesta besar di ini waktu
Penganten laki muda rupawan
Penganten istri cantik budiman
Bagai merpati dua sai kawan
Jodoh sai timpal dalam rangkaian
Wahai kawanku bujang dan dara
Marilah kita gembira ria
Malam inilah malam bahagia
Sebagai akhir masa remaja
Kita doakan pada yang esa
Semoga mempelai panjang jodohnya
Kita doakan bersama-sama
Moga-mogalah tetap bahagia
Aduh senangnya penganten baru
Senyum tertawa karna diganggu
Duduknya tenang sedikit malu
Memang begitu penganten baru
Selamat menempuh hidup yang baru
Pada penganten yang senyum mesra
Semoga hidup rukun selalu
Murah rizkinya dan bahagia
Kita panjatkan puji dan syukur
Kepada tuhan ilahirobbi
Semoga hidup penganten istri
Tetap setia pada suami
Untuk akhirnya kami ucapkan
Selamat menempuh hidup yang baru
Mintalah maaf pada penganten
Kami menari berhenti dulu. (Azmi, 2015).

2.5.3 Properti
Menurut Dibya dalam Mayasari (2012: 21), Properti yaitu kelengkapan
tari yang dimainkan, yang dimanipulasi sehingga menjadi bagian dari gerak.
Properti yang digunakan pada tari sanding adalah selendang. Properti selendang
memiliki peranan ganda, selendang merupakan bagian dari kostum yang dipilih
dan dipakai untuk melengkapi pakaian lainnya seperti kebaya, kain, dll.

21

Selendang juga berfungsi sebagai properti, yakni digunakan sebagai bagian gerak
itu sendiri dalam sebuah tarian.

2.5.4 Ragam Gerak
Ragam gerak tari Sanding sebagai berikut.
1. Hormat Tari
2. Jimpang Selendang
3. Selendang Motokh
4. Selendang Ngimpun
5. Silang Selendang
6. Salam Tari
a. Gerak hormat tari pada hitungan 1-8 posisi badan mendak, kepala agak
nunduk ke depan, tangan kanan memegang selendang yang diletakkan di
depan pinggang sebelah kanan, sedangkan tangan kiri memegang selendang
yang diletakkan di belakang pinggang kiri.
b. Gerak jimpang selendang posisi kedua tangan memegang kedua ujung
selendang, pada hitungan 1 kaki kanan mundur ke belakang kemudian ditutup
dengan kaki kiri sambil di titik, tangan kanan dekat dengan pinggang kanan
sedangkan tangan kiri sejajar dengan pundak sebelah kiri. Hitungan 2 kaki kiri
maju ke depan kemudian ditutup dengan kaki kanan sambil di titik, tangan kiri
dekat dengan pinggang kiri sedangkan tangan kanan sejajar dengan pundak
sebelah kanan. Begitu seterusnya sampai hitungan 8.
c. Gerak selendang motokh dari hitungan 1-8 posisi kedua tangan diayunkan
mengikuti arah kaki, sedangkan pada hitungan 1-4 posisi kaki kanan memutar

22

kearah sebelah kiri mengikuti hitungan sampai pada posisi awal, begitu
selanjutnya pada hitungan 5-8
d. Gerak selendang ngimpun/serumpun pada hitungan 1 posisi tangan kanan
yang memegang selendang lebih rendah dari posisi tangan kiri pada hitungan
yang sama kaki kanan maju ke depan. Hitungan ke 2 posisi tangan kiri yang
memegang selendang lebih rendah dari posisi tangan kanan. Hitungan yang
sama kaki kiri maju ke depan, begitu seterusnya sampai hitungan 8
e. Gerak silang selendang saat hitungan 1 posisi selendang diayun kekanan dan
kaki kanan mundur sambil digenjot. Hitungan 2 selendang diayun kekiri
sambil kaki kanan maju. Arah badan mengikuti arah ayunan selendang.
Kemudian hitungan 3-8 memutarkan selendang, posisi tangan kanan diangkat
berada di atas kepala, tangan kiri sejajar di depan dada, badan berputar
mengikuti arah selendang sampai kembali pada posisi awal.
f. Gerak salam tari saat hitungan 1 posisi badan jongkok dengan kaki di jinjit,
kedua telapak tangan yang memegang selendang didekatkan di depan dada
posisi kedua tangan menyatu.
(Azmi, 2015)
Tari sanding mempunyai makna tersendiri yang dapat dilihat dari nama
ragam geraknya. Dari makna geraknya yaitu:
-

Hormat tari untuk menghormati tokoh-tokoh adat atau orang-orang yang
terhormat.

-

Jimpang selendang untuk menunjukkan kepiawaian dalam memainkan
selendang.

23

Selendang motokh menggambarkan dinamika kehidupan rumah tangga yang

-

selalu berputar, artinya jika sudah berumah tangga cara berfikirpun harus
sudah memiliki tujuan atau pandangan hidup kedepannya. Jangan lagi
disamakan sewaktu masih bujang dan gadis.
Selendang ngimpun/serumpun menggambarkan bahwa masyarakat Lampung

-

sering berkumpul untuk memecahkan masalah dan saling membantu antar
masyarakatnya (Azmi, 2015).

Tabel 2.2 Ragam Gerak Tari Sanding
No

Ragam Gerak

Hit

Uraian

Ragam Keterangan

Gerak
1

Hortmat Tari

1-8

Tangan kanan
diletakkan di
depan pinggang
kanan dan tangan
kiri diletakkan di
belakang pinggang
kiri

Posisi badan
mendak,
kepala agak
menunduk
kedepan, dan
kaki di jinjit.

Jimpang Selendang

1

Tangan kanan
mengayun
selendang
Kedepan pinggang
kanan sedangkan
tangan kiri sejajar
dengan pundak
sebelah kiri
dengan kaki kanan

Posisi kedua
tangan
memegang
kedua ujung
selendang
sambil
diayunkan
(dilakukan
berulang-

.

2

24

mundur ke
belakang
kemudian ditutup
dengan kaki kiri
sambil di titik
2

tangan kiri
mengayun
selendang kedepan
pinggang kiri
sedangkan tangan
kanan sejajar
dengan pundak
sebelah kanan
dengan kaki kiri
maju ke depan
kemudian ditutup
dengan kaki kanan
sambil di titik

3

Mengulang seperti
hitungan ke 1

4

Mengulang seperti
hitungan ke 2

5

Mengulang seperti
hitungan ke 1

6

Mengulang seperti
hitungan ke 2

7

Mengulang seperti
hitungan ke 1

8

Mengulang seperti
hitungan ke 2

ulang)

25

3

Selendang Motokh

1-2

Posisi badan
mendak, kaki
kanan memutar
kearah sebelah kiri
dan kaki kiri di
jinjit

3-4

Arah badan proses
ke belakang, Kaki
kanan di jinjit

5-6

Arah badan
berproses ke
depan, Kaki kiri di
jinjit

7-8

Badan kembali ke
depan, kaki kanan
di jinjit

Posisi kedua
tangan
memegang
kedua ujung
selendang
sambil
diayunkan,
(dilakukan
berulangulang)

26

4

Selendang

1

posisi tangan
kanan yang
memegang
selendang lebih
rendah dari posisi
tangan kiri pada
hitungan yang
sama kaki kanan
maju ke depan

2

posisi tangan kiri
yang memegang
selendang lebih
rendah dari posisi
tangan kanan.
Hitungan yang
sama kaki kiri
maju ke depan

3

Sama seperti
hitungan ke 1

4

Sama seperti
hitungan ke 2

5

Sama seperti
hitungan ke 1

6

Sama seperti

Ngimpun/Serumpun

Posisi kedua
tangan
memegang
kedua ujung
selendang
sambil
diayunkan
(dilakukan
berulangulang)

27

hitungan ke 2

5

Silang Selendang

7

Sama seperti
hitungan ke 1

8

Sama seperti
hitungan ke 2
posisi selendang
diayun kekanan
dan kaki kanan
mundur sambil
digenjot

1

2

selendang diayun
kekiri sambil kaki
kanan maju

3-4

proses memutar
selendang dengan
mengangkat
tangan kanan
diatas kepala dan
tangan kiri di
depan dada

Kedua
tangan
memegang
kedua ujung
selendang
yang sudah
disilangkan,
Arah badan
mengikuti
arah ayunan
selendang

28

6

Salam Tari

(Foto, Sanah Liyana:2016)

5-6

posisi menghadap
ke belakang
dengan
mengangkat
tangan kanan
diatas kepala dan
tangan kiri di
depan dada

7-8

kembali ke posisi
awal dan posisi
selendang depan

1

posisi badan
jongkok dengan
kaki di jinjit

kedua
telapak
tangan yang
memegang
selendang
didekatkan
di depan
dada

29

Tabel 2.3 Pola Lantai Tari sanding

No

Pola Lantai

Keterangan

1

2

Pola lantai awal berbentuk
vertical menghadap ke
tamu/penonton.
X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

(Sumber: pola lantai oleh pelatih)
Keterangan:
X = Posisi Penari

Pada gerakan jimpang
selendang sampai gerakan
silang selendang, pola lantai
berbentuk horizontal dan
peserta didik berhadaphadapan.
Pola lantai akhir pada gerakan
salam tari, kembali lagi pada
pola lantai awal berbentuk
vertical menghadap ke
tamu/penonton.

30

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian digunakan untuk memperoleh data penelitian yang
berisi tentang rancangan pelaksanaan penelitian mulai dari mengumpulkan,
mengolah, dan menganalisis data agar terlaksana secara sistematis (Mutaqin,
2014:38). penelitian ini merupakan prosedur penelitian kualitatif menghasilkan
data deskriptif, dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan proses pelatihan tari sanding di Sanggar Bintang Senja Desa
Banjar Masin Kabupaten Tanggamus. Dengan tidak adanya manipulasi keadaan
dan kondisi yang ada dan memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan
penelitian secara lugas dan apa adanya (Sugiyono, 2014:2). Hal yang
dideskripsikan adalah pelatihan tari sanding di Sanggar Bintang Senja Desa
Banjar Masin Kabupaten Tanggamus.
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap-tahap secara sistematis
agar diperoleh data yang sistematis pula. Terdapat empat tahap yang akan
dilakukan dalam penelitian ini, yaitu mulai tahap pra-lapangan, lapangan, analisis
data, dan penulisan laporan (Moleong, 2011:85). Tahap pra-lapangan merupakan
tahap penjajakan lapangan. Enam langkah yang dilakukan dalam tahap pralapangan, yaitu

31

a. Memilih salah satu sanggar yang akan diteliti, yakni sanggar Bintang Senja
desa Banjar Masin kabupaten Tanggamus sebagai salah satu sanggar yang ada
di kecamatan Kotaagung Barat kabupaten Tanggamus.
b. Permohonan izin kepada pihak sanggar desa Banjar Masin agar penelitian ini
dapat dilaksanakan di sanggar tersebut. Permohonan ini berupa surat penelitian
pendahuluan dan surat izin penelitian.
c. Melakukan observasi awal terhadap pelatih tari sanggar Bintang Senja dan
peserta didik yang melaksanakan pelatihan tari pada sanggar Bintang Senja
desa Banjar Masin Kabupaten Tanggamus.
d. Melakukan wawancara kepada pembina sanggar sekaligus pelatih tari, bapak
Azmi Mahmud pada hari Minggu tanggal 1 November 2015 pukul 02.30
WIB di sanggar/kediaman pelatih tari sanggar Bintang Senja desa Banjar
Masin kabupaten Tanggamus. Wawancara juga dilakukan untuk mendapatkan
informasi dari peserta didik yang mengikuti kegiatan pelatihan tari pada hari
Minggu tanggal 17 Januari 2016 pukul 13.00 WIB di sanggar/kediaman
pelatih tari sanggar Bintang Senja desa Banjar Masin kabupaten Tanggamus.
e. Menyusun rancangan penelitian setelah mengetahui perm