9
4. Memobilisasi massa
Merupakan suatu proses mengorganisasikan individu yang telah termotivasi kedalam kelompok-kelompok atau mengorganisasikan kelompok
yang sudah ada. Dengan mobilisasi dimaksudkan agar motivasi individu dapat diubah menjadi tindakan kolektif.
5. Membangun kapasitas
Maksudnya adalah melembagakan kemampuan untuk mengembangkan dan mengelila program yang komprehensif dan membangun kritikal massa
pendukung yang memiliki ketrampilan advokasi.
2.5. Unsur Dasar Advokasi
Sharma dalam Notoatmodjo 2005, ada delapan unsur dasar advokasi, yaitu antara lain adalah:
1. Penetapan tujuan Advokasi
Agar upaya advokasi dapat berhasil tujuan, advokasi perlu dibuat lebih spesifik berdasarkan pertanyyan berikut: apakah isu atau masalah tersebut dapat
menyatukan atau membuat berbagai kelompok bersatu dalam suatu koalisi yang kuat? Apakah tujuan advokasi dapat dicapai? Apakah tujuan advokasi memang
menjawab permasalahan? 2.
Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi Adanya data dan riset pendukung sangat penting agar keputusan dibuat
berdasarkan informasi yang tepat dan benar. Oleh karena itu, data dan riset mungkin diperlukan dalam menentukan masalah yang akan diadvokasi,
identifikasi solusi pemecahan masalah maupun menentukan tujuan yang realistis.
3. Identifikasi khalayak sasaran advokasi
Bila isu dan tujuan telah disusun, upaya advokasi harus ditujukan bagi kelompok yang dapat membuat keputusan dan idealnya ditujukan bagi orang
yang berpengaruh dalam pembuatan keputusan, misalnya staf, penasihat, orang tua yang berpengaruh, media massa dan masyarakat.
10
4. Pengembangan dan penyampaian pesan advokasi
Khalayak sasaran berbeda bereaksi tidak sama atas pesan yang berbeda. Seorang tokoh politik mungkin termotivasi kalau dia mengetahui banwa banyak
dari konstituen yang diwakilinya peduli terhadap masalah tertentu. Seorang Menkes mungkin akan mengambil keputusan ketika kepada yang bersangkutan
disajikan data rinci mengenai besarnya masalah kesehatan tertentu. Jadi penting diketahui pesan apa yang diperlukan agar khalayak sasaran yang dituju dapat
membuat keputusan yang mewakili kepentingan advokator. 5.
Membangun koalisi Melibatkan orang dalam jumlah yang besar dan mewakili berbagai
kepentingan, sangat nermanfaat bagi upaya advokasi maupun dukungan politis. Bahkan daam satu organisasi sendiri, koalisis internal yaitu melibatkan
berbagai orang dari berbagai divisi departemen dalam mengembangkan program baru, dapat membantu consensus untuk aksi kegiatan. Pertimbangkan
lagi siapa lagi yang akan diajak bermitra dalam aliansi atau koalisi upaya advokasi yang dirancang.
6. Membuat persentasi yang persuasif
Kesempatan untuk mempengaruhi khalayak sasaran kunci seringkali terbatas waktunya. Kecermatan dan kehati-hatian dalam meyempaikan
argument yang meyakinkan atau model cara presentasi dapat mengubah kesempatan terbatas ini menjadi upaya advokasi yang berhasil.
7. Penggalangan dana untuk advokasi
Semua kegiatan termasuk upaya advokasi memerlukan dana. Mempertahankan upaya advokasi yang berkelanjutan dalam jangka panjang
memerlukan waktu, energi dalam penggalangan dana atau sumber daya lain untuk menunjang upaya advokasi.
8. Evaluasi upaya advokasi
Untuk menjadi advocator yang tangguh diperlukan umpan balik berkelanjutan serta evaluasi atas upaya advokasi yang telah dilakukan.
11
2.6.Langkah-langkah Pokok dalam Advokasi Kesehatan
Menurut Sharma dikutip dari Hadi Pratomo dalam Notoatmodjo, 2005, terdapat delapan unsur dasar dalam advokasi, yaitu penetapan tujuan, pemanfaatan
data, identifikasi khalayak sasaran, pengembngan dan penyampaian pesan, membangun koalisi, membuat penyajian atau persentasi yang persuasif,
penggalangan dana dan evaluasi. Menurut Depkes 2007, terdapat lima langkah kegiatan advokasi antara lain adalah:
1. Identifikasi dan analisis masalah atau isu yang memerlukan advokasi
Masalah atau isu advokasi perlu dirumuskan berbasis data atau fakta. Data sangat penting agar keputusan yang dibuat berdasarkan informasi yang
tepat dan benar. Data berbasis fakta sangat membantu menetapkan masalah, mengidentifikasi solusi dan menentuka tujuan yang realistis. Adanya data
sering menjadi argumen yang sangat persuasif. 2.
Identifikasi dan analisis kelompok sasaran Sasaran kegiatan advokasi ditujukan kepada para pembuat keputusan
decision makers atau penentu kebijakan policy makers, baik dibidang kesehatan maupun di luar sector kesehatan yang berpengaruh terhadap publik.
Tujuannya agar para pembuat keputusan mengeluarkan kebijakan-kebijakan. Antara lain dalam bentuk peraturan, undang-undang, instruksi, dan yang
menguntungkan kesehatan. Dalam mengidentifikasi sasaran perlu ditetpkan siapa saja yang menjadi sasaran, mengapa perlu diadvokasi, apa
kecenderunagnnya, dan apa harapan kita kepadanya. 3.
Siapkan dan kemas bahan informasi Tokoh politik mungkin akan termotivasi dan akan mengambil keputusan
jika mereka mengetahui secara rinci besarnya masalah kesehatan tertentu. Oleh sebab itu penting diketahui pesan atau informasi apa yang diperlukan agar
sasaran yang dituju dapat membuat keputusan yang mewakili kepentingan advocator. Kata kunci untuk bahan informasi ini adala informasi yang akurat,
tepat dan menarik.
12
Beberapa pertimbangan dalam menetapkan bahan informasi ini meliputi: a.
Bahan informasi minimal memuat rumusan masalah yang dibahas, latar belakang masalahnya, alternative mengatasinya, usulan peran atau
tindakan yang diharapkan, dan tindak lanjut penyelesaiannya. Bahan informasi juga minimal memuat tentang 5 W 1 H what, why, who,
where, when dan how. b.
Dikemas menarik, ringkas, jelas dan mengesankan. c.
Bahan informasi tersebut akan lebih baik lagi jika disertai data pendukung, ilustrasi contoh, gambar dan bagan.
d. Waktu dan tempat penyampaian baan informasi, apakah sebelum, saat
atau setelah pertemuan. 4.
Rencanakan teknik atau cara atau kegiatan operasional Beberapa teknik atau kegiatan operasional avokasi dapat meliputi
konsultasi, lobi, pendekatan atau pembicaraan formal atau informal terhadap para pembuat keputusan, negoisasi atau resolusi konflik, pertemua khusus,
debat publik, petisi, pembuatan opini, dan seminar-seminar kesehatan. 5.
Laksanakan kegiatan, pantau dan evaluasi serta lakukan tindak lanjut Upaya advokasi selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan sesuai
rencana yang telah disusun, memantau dan mengevaluasinya serta melakukan tindak lanjut. Evaluasi diperlukan untuk menilai ketercapaian tujuan serta
menyempurnakan dan memperbaiki strategi advokasi. Untuk menjadi advokat yang tangguh, diperlukan umpan balik berkelanjutan dan evaluasi terhadap
upaya advokasi yang telah dilakukan.
2.7.Peran Dinas Provinsi dan Kabupaten Kota dalam Advokasi Kesehatan
Menurut Depkes 2007, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten Kota memiliki peran sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah isu, berhubungan dengan hal-hal yang perlu dilakukan
untuk advokasi.
13
2. Menetapkan arah atau kebijakan atau strategi dengan menetapkan tujuan,
sasaran pencapaian, dan strategi pelaksanaan advokasi. 3.
Menentukan sasaran, siapa yang perlu diberikan advokasi. 4.
Memilih pelaku, siapa yang akan melakukan advokasi 5.
Menyusun bahan advokasi, menugasi tim penyusun bahan advokasi dan menetapkannya.
6. Mengembangkan kemitraan dengan cara membangun dan mengembangkan
kemitraan untuk advokasi. 7.
Mengelola kegiatan advokasi dengan merencanakan, menggerakkan pelaksanaan, memantau, mengawai, dan menilai kegiatan advokasi
2.8. Indikator Keberhasilan Advokasi Kesehatan