5
organisasi atau pemerintah, mereka yang peduli terhadap kesehatan atau kesejahteraan individu dan masyarakat promotor kesehatan, perlu terlibat atau
mempengaruhi pembuatan keputusan tersebut.
2.2. Tujuan Advokasi Kesehatan
Menurut Departemen Kesehatan RI 2007, tujuan advokasi kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya kesehatan, baik berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana, kemudahan, keiktusertaan dalam kegiatan,
maupun berbagai bentuk lainnya sesuai keadaan dan usaha. 2.
Tujuan Khusus 1
Adanya pemahaman atau pengenalan atau kesadaran. 2
Adanya ketertarikan atau peminatan atau tanpa penolakan. 3
Adanya kemauan atau kepedulian atau kesanggupan untuk membantu dan menerima perubahan
4 Adanya tindakan perbuatan kegiatan nyata yang diperlukan
5 Adanya kelanjutan kegiatan kesinambungan kegiatan
Menurut Notoatmodjo, 2007 secara inklusif terkandung tujuan-tujuan advokasi antara lain yaitu:
1. Komitmen Politik Political Comitment
Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di tingkat dan di sektor manapun sangat diperlukan terhadap permasalahan kesehatan dan
upaya pemecahan permasalahan kesehatan. Pembangunan nasional tidak terlepas dari pengaruh kekuasaan politik yang sedang berjalan. Oleh sebab itu
pembangunan di sector kesehatan juga tidak terlepas dari kondisi dan situasi politik pada saat ini. Baik kekuasaan eksekutif maupun legislative di Negara
manapun ditentukan oleh proses politik, terutama hasil pemeliharaan umum pada eksekutif dan legislative terhadap masalah kesehatan masyarakat,
ditentukan oleh pemahaman mereka terhadap masalah-masalah kesehatan.
6
Demikian pula seberapa jauh mereka mengalokasikan anggran pembangunan nasional begi pembangunan sektor kesehatan, juga tergantung
pada cara pandang dan kepedulian concern mereka terhadap kesehatan dalam konteks pembangunan nasional. Oleh sebab itu untuk meningkatkan komitmen
para eksekutif dan legislative terhadap kesehatan perlu advokasi kepada mereka. komitemen politik ini dapat diwujudkan antara lain dengan pernyataan-
pernyataan, baik secara lisan maupun tertulis, dapi para pejabat eksekutif maupun legislative, mengenai dukungan atau persetujuan terhadap isu-isu
kesehatan. 2.
Dukungan Kebijakan Policy Support Dukungan konkret yang diberikan oleh para pimpinan institusi di semuua
tingkat dan di semua sektor yang terkait dalam rangka mewujudkan pembangunan di sektor kesehatan. Dukungan politik tidak akan berarti tanpa
dikeluarkannya kebijakan yang konkret dari pembuat keputusan. Oleh sebab itu, setelah adanya komitmen politik dari para eksekutif maka perlu ditindak
lanjuti dengan advokasi agar dikeluarkannya kebijakan untuk mendukung program yang telah memperoleh komitmen politik tersebut. Dukungan
kebijakan ini dapat berupa Undang-undang, peraturan pemerintah atau peraturan daerah, surat keputusan pimpinan institusi baik pemerintah maupun
swasta, instruksi atau surat edaran dari para pemimpin lembaga institusi, dan sebagainya.
3. Dukungan Masyarakat Social Acceptance
Dukungan masyarakat berarti diterimanya suatu program oleh masyarakat. Suatu program kesehatan apa pun hendaknya memperoleh
dukungan dari sasaran utama program tersebut, yakni masyarakat, terutama tokoh masyarakat. Oleh sebab itu apabila suatu program telah mendapat
komitmen dan dukungan kebijakan, maka langkah selanjutnya adalah memperoleh dukungan masyarakat. Untuk sosialisasi program ini, para petugas
tingkat operasional atau local, misalnya petugas dinas kesehatan kabupaten dan puskesmas, mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh sebab itu para
7
petugas tersebut juga mempunyai kemampuan advokasi. Untuk petugas kesehatan tingkat distrik, sasaran advokasi adalak kepala distrik, parleman
distrik, pejabat lintas sektoral di tingkat distrik dan sebagainya. Sedangkan sasaran advokasi petugas puskesmas adalah kepala wilayah kecamatan, pejabat
lintas sektoral tingkat subdistrik, para tokoh masyarakat setempat, dan sebagainya.
4. Dukungan Sistem System Support
Agar suatu program berjalan dengan baik, perlu adanya sistem, mekanisme, atau prosedur kerja yang jelas yang mendukungya. Oleh sebab itu
sistem kerja atau organisasi kerja yang melibatkan kesehatan perlu dikembangkan. Mengingat bahwa masalah kesehatan merupakan dampak dari
berbagai sektor, maka program untuk pemecahannya atau penanggulangannya pun harus bersama-sama dengan sektor lain. Dengan kata lain, semua sektor
pembangunan yang mempunyai dampak terhadap kesehatan, harus
memasukkan atau mempunyai unit atau sistem yang menangani masalah kesehatan di dalam struktur organisasinya. Unit ini secara internal menangani
masalah kesehatan yang dihadapi oleh karyawan, dan secara eksternal mengatasi dampak institusi tersebut terhadap kesehatan masyarakat.
2.3. Sasaran dan Pelaku Advokasi Kesehatan