Profil Keluarga Dampingan GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

Adapun Profil keluarga dampingan yang penulis dampingi adalah sebagai berikut : No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket 1. I Wayan Limpun Menikah 84 tahun Tidak Belum Sekolah PetaniPekebun Suami 2. Ni Ketut Rentet Menikah 82 tahun Tidak Belum Sekolah Ibu Rumah Tangga Istri 3. Ni Luh Nyeri Belum Kawin - Tidak Belum Sekolah BelumTidak Bekerja Anak Bapak I Wayan Limpun merupakan salah satu dari sekian keluarga kurang mampu yang menetap di Banjar Dinas Madan, Desa Musi, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Bapak I Wayan Limpun tinggal berdua saja dengan sang Istri yakni Ni Ketut Rentet di 1 rumah kecil nan sederhana. Anak dari Bapak I Wayan Limpun yakni Ni Luh Nyeri telah lama meninggal. Jadilah Bapak I Wayan Limpun tinggal berdua saja dengan sang Istri. Namun terkadang sang cucu yang bernama Agus sering berkunjung ke rumah beliau untuk sekedar menjenguk dan menjaga kakek dan neneknya yang sudah tua renta. Bapak I Wayan Limpun seringkali mengeluhkan rasa keram di bagian lengannya karena riwayat penyakit beri-beri yang pernah diderita oleh beliau. Karena itu Agus kerapkali membelikan obat pereda rasa sakit di apotek. Bapak I Wayan Limpun memiliki hewan peliharan yang tidak biasa yakni seekor monyet jinak. Beliau mengatakan bahwa monyet tersebut sudah menjadi teman keluh kesah serta teman yang selalu menemani kesehariannya. Untuk seoran pria yang berumur 84 tahun beliau cukup enerjik dan sehat, terlihat dari kegemaran beliau yang senang berbincang-bincang. Karena anak mereka satu-satunya telah meninggal bapak I Wayan Limpun dan sang Istri Ni Ketut Rentet dirawat oleh anak dari pernikahan sebelumnya dari Ni Ketut Rentet. Ni Ketut Rentet sendiri ternyata merupakan istri kedua dari I Wayan Limpun. Dari penghasilan sang anak sebagai petani inilah bapak I Wayan Limpun memenuhi kebutuhan sehari-hari, terkadang dibantu pula oleh sang cucu yang sudah bekerja di dekat rumahnya. 1.2. Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1. Pendapatan Keluarga Keluarga I Wayan Limpuntinggal di Desa Musi di lingkungan Banjar Dinas Madan. Keluarga I Wayan Limpun merupakan salah satu keluarga yang kurang mampu. Hal tersebut diakibatkan oleh rendahnya pendidikan yang ditempuh oleh suami-istri ini yang bahkan tidak menamatkan sekolahnya di jenjang SD sehingga tidak banyak pilihan pekerjaan yang dapat mereka lakukan. Bapak I Wayan Limpun dan Ibu Ni Ketut Rentetyang sudah tua renta tidak bisa melakukan suatu pekerjaan yang tetap, sehingga mereka hanya berdiam diri di rumah saja melakukan pekerjaan yang masih mungkin untuk dilakukan. Pendapatan Bapak I Wayan Limpun dan Ni Ketut Rentet per bulannya tidaklah menentu hal ini tentunya dikarenakan suami-istri ini tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Penyakit yang diderita I Wayan Limpun membatasi ruang gerak beliau sehingga beliau hanya melakukan pekerjaan ringan seperti membuat katik sate. Sedangkan sang istri yang sering mengeluhkan sakit dan nyeri pada beberapa anggota tubuhnya juga hanya bisa membantu perekonomian dengan membuat canang atau perlengkapan banten.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

• Kebutuhan sehari-hari Perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak I Wayan Limpun : Makan Sehari-hari : Rp 10.000 Beras 1 kg : Rp 7.000 Kopi untuk diminum : Rp 3.000 Sembahyang sehari-hari: Rp 5.000 Kebutuhan MCK : Rp 20.000 bulan Upacara odalan : Rp 300.000 6 bulan Lain-lain :Biaya rutin yang harus di keluarkan adalah biaya listrik dan air sebesar Rp. 100.000 , Jadi total pengeluaran tetap sebulan :Rp 670.000,- • Pendidikan - Bapak I Wayan Limpuntidak tamat SD. - Ibu Ni Ketut Rentettidak tamat SD. - Anak Ni Luh Nyeri telah meninggal dunia • Kesehatan Apabila ada salah satu dari suami-istri tersebut yang sakit, biasanya sang cucu Agus yang sebisa mungkin akan menanggung biaya pembelian obat di apotek terdekat. Sang cucu Agus yang bekerja sembari kuliah sungguh sangat mengesankan. Walapun dengan berbagai kekurangan ia tetap semangat dalam melanjutkan pendidikannya. Penghasilan didapatkan dari pekerjaannya sebagai salah satu buruh karyawan di PT. Akas yang beroperasi di dekat rumahnya. Penghasilan yang tidak menentu inilah yang akan digunakan dengan bijak oleh Agus untuk membantu kakek dan neneknya.