Matematika Kelas X Matriks
OLEH : [ RIA NUR PUSPA SARI ]
[X IPA 1] [ ABSEN 25 ] SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG 2013/2014 MATRIKS
1.1 PENGERTIAN
Beberapa pengertian tentang matriks :
1. Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil atau kompleks) yang disusun atau dijajarkan secara empat persegi panjang menurut baris-baris dan kolom-kolom.
2. Matriks adalah jajaran elemen (berupa bilangan) berbentuk empat persegi panjang.
3. Matriks adalah suatu himpunan kuantitas-kuantitas (yang disebut elemen), disusun dalam bentuk persegi panjang yang memuat baris-baris dan kolom-kolom.
Notasi yang digunakan : Atau Atau
NOTASI MATRIKS
Matriks kita beri nama dengan huruf kapital seperti A, B, C, dll. Matriks yang mempunyai I baris dan j kolom ditulis A=(a ij ), artinya suatu matriks A yang elemen-elemennya a ij dimana indeks I menyatakan baris ke I dan indeks j menyatakan kolom ke j dari elemen tersebut.
Secara umum : ij Matriks A=(a ), i=1, 2, 3,…..m dan j=1, 2, 3,……., n yang berarti bahwa banyaknya baris m dan banyaknya kolom n.
Contoh :
- 1
- 3 2 3 12
A= -3 B= C=
- 1
- 4
2 Ukuran matriks 2 x 2 2 x 1 1 x 4 Jumlah baris
2
2
1 Jumlah kolom
2
1
4 Matriks yang hanya mempunyai satu baris disebut MATRIKS BARIS, sedangkan matriks yang hanya mempunyai satu kolom disebut MATRIKS KOLOM. Dua buah matriks A dan B dikatakan SAMA jika ukurannya sama (mxn) dan berlaku a ij = b ij untuk setiap i dan j KESAMAAN MATRIKS
) ) Dua matriks A=(a dan matriks B=(b yang berukuran sama jk jk (memiliki jumlah baris dan kolom yang sama), dikatakan sama jika dan
= b hanya jika a . Sebagai contoh, jk jk
x r u
2 0 8 = ,
( y s v ) ( − 1 4 3 ) x=3, y=−1,r =0, s=4,u=8, dan v=3
Maka
1.2 OPERASI PADA MATRIKS PENJUMLAHAN MATRIKS
Penjumlahan matriks hanya dapat dilakukan terhadap matriks- ij ij matriks yang mempunyai ukuran (orde) yang sama. Jika A=(a ) dan B=(b ) adalah matriks-matriks berukuran sama, maka A+B adalah suatu matriks C=(c ij ) dimana (c ij ) = (a ij ) +(b ij ) atau [A]+[B] = [C] mempunyai ukuran yang sama dan elemennya (c ij ) = (a ij ) +(b ij ) Contoh :
3 1 0
1
2
2 A= B= C= maka
4 1 1 0 3 3+0
3
1 2 1+2
3 A+B = + = =
4
1 4+1
5
3 1 0
2
1 A+C = +
4 1 0
A+C tidak terdefinisi (tidak dapat dicari hasilnya) karena matriks A dan B mempunyai ukuran yang tidak sama.
PENGURANGAN MATRIKS
Sama seperti pada penjumlahan matriks, pengurangan matriks hanya dapat dilakukan pada matriks-matriks yang mempunyai ukuran yang sama. Jika ukurannya berlainan maka matriks hasil tidak terdefinisikan.
Contoh :
3 A= B=
2 maka
4
3
4
3 3-0 4-
3
2
2
- 4
2 A-B = = =
4
3 4-3 5-
1 PERKALIAN MATRIKS DENGAN SKALAR
Jika k adalah suatu bilangan skalar dan A=(a ij ) maka matriks kA=(ka ij ) yaitu suatu matriks kA yang diperoleh dengan mengalikan semua elemen matriks A dengan k. Mengalikan matriks dengan skalar dapat dituliskan di depan atau dibelakang matriks. Misalnya [C]=k[A]=[A]k dan (c ij ) = (ka ij ) Contoh :
1 2 2 x 1 2 x 2 3 2 x 3
A= maka 2A=
0 -1 2 x 0 2 x-1
Pada perkalian skalar berlaku hukum distributif dimana k(A+B)=kA+kB Contoh :
3
1
4 A= B= dengan k=2, maka
2
1 K(A+B) = 2(A+B) = 2A+2B
3
6
3
5
2(A+B) = 2 + = 2 =
10
4
1
3
6
1
2
6
3
10
2A+2B = 2 + 2 =
1
4
6
2
1 PERKALIAN MATRIKS DENGAN MATRIKS
Beberapa hal yang perlu diperhatikan : 1. Perkalian matriks dengan matriks umumnya tidak komutatif.
2. Syarat perkalian adalah jumlah banyaknya kolom pertama matriks sama dengan jumlah banyaknya baris matriks kedua.
3. Jika matriks A berukuran mxp dan matriks pxn maka perkalian A*B adalah suatu matriks C=(c ij ) berukuran mxn dimana c + ij = a i1 b 1j + a i2 b 2j a i3 b 3j + ………………….+ a ip b pj
3 Contoh : 1) A= 3 2 dan B= maka
1
1
3
11 A x B= x = (3x3) + (2x1) + = 3 2 1 (1x0)
1 3 2
3
2) A= dan B= maka
1
1 (3x3) + (2x1) +
11 A x B = = (1x0) 5 (1x3) + (2x1) +
Beberapa Hukum Perkalian Matriks :
1. Hukum Distributif, Ax(B+C) = AB + AC
2. Hukum Assosiatif, Ax(BxC) = (AxB)xC
3. Tidak Komutatif, AxB BxA
4. Jika AxB = 0, maka beberapa kemungkinan (i) A=0 dan B=0 (ii) A=0 atau B=0 (iii) A
0 dan B0
5. Bila AxB = AxC, belum tentu B = C
1.3 TRANSPOSE MATRIKS
Jika diketahui suatu matriks A=a ij berukuran mxn maka transpose T dari A adalah matriks A =nxm yang didapat dari A dengan menuliskan T baris ke-i dari A sebagai kolom ke-i dari A .
Beberapa Sifat Matriks Transpose : T T T (i) (A+B) = A + B
(ii) (A T ) = A (iii) k(A T ) = (kA) T (iv) (AB) T = B T A T
1.4 JENIS-JENIS MATRIKS KHUSUS
Berikut ini diberikan beberapa jenis matriks selain matriks kolom dan matriks baris.
1) MATRIKS NOL, adalah matriks yang semua elemennya nol Sifat-sifat :
1. A+0=A, jika ukuran matriks A = ukuran matriks 0 2. Ax0=0, begitu juga 0xA=0.
2) MATRIKS BUJURSANGKAR, adalah matriks yang jumlah baris dan jumlah kolomnya sama. Barisan elemen a 11 , a 22 , a 33 , ….a nn disebut diagonal utama dari matriks bujursangkar A tersebut.
Contoh : Matriks berukuran 2x2 A=
3) MATRIKS BUJURSANGKAR ISTIMEWA
a. Bila A dan B merupakan matriks-matriks bujursangkar sedemikian sehingga AB=BA maka A dan B disebut COMMUTE (saing).
b. Bila A dan B sedemikian sehingga AB=-BA maka A dan B disebut ANTI COMMUTE.
c. Mtriks M dimana M k+1 =M untuk k bilangan bulat positif disebut matriks PERIODIK.
d. Jika k bilangan bulat positif terkecil sedemikian sehingga M k+1 =M maka M disebut PERIODIK dengan PERIODE k.
e. Jika k=1 sehingga M 2 =M maka M disebut IDEMPOTEN.
1
2 p
f. Matriks A dimana A =0 untuk p bilangan bulat positif disebut dengan matriks NILPOTEN.
g. Jika p bilangan positif bulat terkecil sedemikian hingga p A =0 maka A disebut NILPOTEN dari indeks p.
4) MATRIKS DIAGONAL, adalah matriks bujursangkar yang semua elemen diluar diagonal utamanya nol.
Contoh : 1 0 A= 0 2
5) MATRIKS SATUAN/IDENTITY, adalah matriks diagonal yang semua elemen diagonalnya adalah 1.
Contoh : 1 0 A= 0 1
Sifat-sifat matriks identitas :
1. A x I=A
2. I x A=A 6) MATRIKS SKALAR, adalah matriks diagonal yang semua elemennya sama tetapi bukan nol atau satu.
Contoh : 4 0
A= 7) MATRIKS SEGITIGA ATAS (UPPER TRIANGULAR), adalah matriks bujursangkar yang semua elemen dibawah diagonal elemennya = 0.
1 3 2
1 A= 0 1 2 3 0 0 4
8) MATRIKS SEGITIGA BAWAH (LOWER TRIANGULAR), adalah matriks bujursangkar yang semua elemen diatas diagonal elemennya = 0.
1 0 0 A= 4 2 0
1 2 3 9) MATRIKS SIMETRIS, adalah matriks bujursangkar yang elemennya simetris secara diagonal. Dapat juga dikatakan bahwa matriks simetris adalah matriks yang transposenya sama dengan dirinya sendiri. Contoh : 1 2 T 1 2
A= dan A = 2 3 2 3
1
1 10) MATRIKS ANTISIMETRIS, adalah matriks yang trnsposenya adalah T negatif dari matriks tersebut. Maka A =-A dan a ij =-a ij , elemen diagonal utamanya = 0 Contoh :
0 1 -3 0 -1 3 T A= maka A =
- 1 0 4 1 0 -4 2 -2 3 -4 0 -3 4 0
11) MATRIKS TRIDIAGONAL, adalah matriks bujursangkar yang semua
1 elemen-elemennya = 0 kecuali elemen-elemen pada diagonal utama serta samping kanan dan kirinya. Contoh : 1 2 0
A= 1 2 3 0 2 3
12) MATRIKS JODOH Ā, adalah jika A matriks dengan elemen-elemen bilangan kompleks maka matriks jodoh Ā dari A didapat dengan mengambil kompleks jodoh (CONJUGATE) dari semua elemen- elemnya. Contoh :
2-3i 2+3i
A= maka Ā=
- 2i 2i
5
5 13) MATRIKS HERMITIAN. Matriks bujursangkar A=(a ij ) dengan elemen- elemen bilangan kompleks dinamakan MATRIKS HERMITIAN jika
(Ā)'=A atau matriks bujursangkar A disebut hermitian jika a ij = ā ij . dengan demikian jelas bahwa elemen-elemen diagonal dari matriks hermitian adalah bilangan-bilangan riil.
Contoh :
2
2
2 A= maka dan Ā'= 5+i
5+i 5-i 5-i
14) MATRIKS KOFAKTOR, yaitu matriks yang didefinisikan sebagai
c A = A . jk a a a A A A 11 12 13
c
11 12 13 a a a = A A AJika A= maka A , dengan 21 22 23 21 22 23
a a a A A A 31 32 33 31 32 33 [ ] [ ] 1 +1 a a 1+2 a a 22 23 21 23 A =(− 1) =(− 1) 11 , A 12 , dan seterusnya. a a a a
[ 32 33 ] [ 31 33 ]
15) MATRIKS ADJOINT, yaitu matriks yang diperoleh dari transpose cT . matriks kofaktor. Jadi, adj A=A c cT 1 3
1 −
2 1 −
3 Untuk A= , A = , dan adj A=A = .
[ 2 1 ] [ −
3 1 ] [ −
2 1 ]
adj A=A 16) Jika , matriks A dikatakan self-adjoint. 2 A dikatakan involuntary.
17) Jika A = I , matriks 18) Jika A= ´A , matriks A dinamakan matriks real. T I , matriks A dinamakan matriks orthogonal. 19) Jika A A = † A dinamakan matriks uniter. 20) Jika A A = I , matriks 21) Jika A=− ´A , matriks A dinamakan matriks imajiner murni. 2
22) Jika A = A , matriks A dinamakan matriks idempotent (indepotent matrix).
1.5 TRANSFORMASI ELEMENTER PADA BARIS DAN KOLOM SUATU
MATRIKS
Yang dimaksud dengan transformai pada baris atau kolom suatu matriks A adalah sebagai berikut.
1. Penukaran tempat baris ke-i dan baris ke-j atau penukaran kolom ke-i dan kolom ke-j dan ditulis H ij (A) untuk transformasi baris dan K ij (A) untuk transformasi kolom. Contoh :
a. Penukaran baris
1 2 2 3
1 A= H 12 (A)
H 12 (A) berarti menukar baris ke-1 matriks A dengan baris ke-2
b. Penukaran kolom
1 2
1
2 A= K 23 (A) 2 3
2
1
1
3 K 13 (A) berarti menukar kolom ke-2 matriks A dengan kolom ke-3
2. memperkalikan baris ke-i dengan suatu bilangan skalar h i (h) 0, ditulis i (k)
H (A) dan memperkalikan kolom ke-i dengan skalar k 0, ditulis K (A).
Contoh :
1 2 1 2 1 2
(-2) (1/2)
A= H 2 (A)= K 3 (A)=
2 3
- -4 -6
2 3 (k)
3. Menambah kolom ke-i dengan k kali koom ke-j, ditulis K ij (A) dan (h)
1/2 -2
1 menambah baris ke-i dengan h kali baris ke-j, ditulis H ij (A).
Contoh : (-1) 1 2 1 2 H 23 (A)
A=
2 2 2 3 2 3 H + (-1*H )
1 (2) 1 2
K 31 (A)
2 2 2 K 3 + (2*K 1 )
1.6 MATRIKS EKUIVALEN
Dua buah matriks A dan B disebut ekuivalen (A~B) apabila salah satunya dapat diperoleh dari yang lain dengan transformasi-transformasi elementer terhadap baris dan kolom. Kalau transformasi elementer hanya terjadi pada baris saja disebut ELEMENTER BARIS, sedangkan jika transformasi terjadi pada kolom saja disebut ELEMENTER KOLOM. Contoh :
4 1 2 3
A= dan B=
1 A dan B adalah ekuivalen baris karena jika kita mempertukarkan
baris ke-1 dengan baris ke-2 pada matriks A atau H 12 (A), maka akan didapat matriks B. 12 (1) (-1) 42 K K
4 0 2 3 0 2
A=
1
1 K 1 +(1*K 2 ) K 4 +(-1*K 2 ) 5 1 3
4 1 3
1
1 H 12 3 0 2 5 1 3
1
1 5 1 3 3 0 2
1.7 MATRIKS ELEMENTER
Anxn disebut matriks elementer jika dengan sekali melakukan transformasi elementer terhadap suatu matriks identity I diperoleh Anxn. Contoh : Diketahui matriks
1 0
0 1 I 3 = H 12 (I)
1 0 H 31 (k)(I) 3 2 0 1
H +(k* H ) 1 0
H 32 (-4)(I) 0 1
H 3 +(-4* H 2 )
1.8 INVERS MATRIKS
Jika A dan B adalah matriks persegi, dan berlaku A . B=B . A=I maka dikatakan matriks A dan B saling invers. B disebut invers dari A, atau − 1 . Matriks yang mempunyai invers disebut invertible atau ditulis A matriks non singular, sedangkan matriks yang tidak mempunyai invers disebut matriks singular.
Untuk mencari invers matriks persegi berordo 2×2, coba perhatikan :
a b ad−bc ≠ 0
Jika A= dengan , maka invers dari matriks A (ditulis
) adalah sebagai berikut:
A − 1
c d − 1 [ ]
1
d − b A = ad−bc [ − c a ]
Jika ad−bc=0 maka matriks tersebut tidak mempunyai invers, atau disebut matriks singular. Sifat-sifat matriks persegi yang mempunyai invers: − 1 − 1 − 1
( A . B) = B . A − 1 − 1 − 1
(
B. A) = A . B
A A − 1
( ¿ ¿ t) ( ¿¿ − 1)= ¿
¿
1.9 DETERMINAN MATRIKS
Syarat suatu matriks dapat dicari determinannya adalah matriks tersebut
a b
harus merupakan matriks persegi. Jika A= , maka rumus untuk
[ c d ]
mencari determinan matriks berordo 2×2:
a b detA= [ A ] = = ad−bc [ c d ]
Sedangkan untuk mencari determinan matriks berordo 3×3 menggunakan aturan Sarrus. Contoh:
a a a 11 12 13
3 ×3= ¿
a a a 21 22 2 3
Jika
a a a 31 32 33 [ ]
A ¿ a a a a a 11 12 13 11 12 Determinan A= a a a a a 21 22 2 3 21 22 a a a a a 31 32 33 31 32 [ ]
[ A ] = a a a a a a a a a − a a a − a a a + + − a a a 11 22 33 12 23 31 13 21 32 13 22
31
11 23 32 12 21 33Sumber :
1. Beninglarashati.files.wordpress.com/2008/10/bab-1-matriks.doc Alamat Download:
Diambil Kamis, 31 Oktober 2013 Pkl 14.14 2. staff.uny.ac.id/sites/default/files/Matriks%20dan
%20Determinan.docx Alamat Download:
Diambil Kamis, 31 Oktober Pkl 19.44
3.
Diambil Kamis, 31 Oktober 2013 Pkl 19.53
4.
Diambil Kamis, 31 Oktober 2013 Pkl 20.10