commit to user
terlalu banyak, apalagi jika memiliki karakter suara yang hampir sama, akan membingungkan pendengar.
d. Durasi Pendengar radio memiliki tingkat kejenuhan dalam mendengarkan
acara radio. Agar tidak melampaui kemampuan pendengar dalam mendengarkan
sandiwara radio,
sebaiknya untuk
satu kali
showpenyiaran, durasi sandiwara radio bisa dibuat antara 30 menit sampai dengan 60 menit. Jika ceritanya panjang, sebaiknya dibuat
dalam beberapa seri. Semakin panjanglama waktu penyiarannya, tantangan untuk membuat sandiwara radio yang lebih memikat dan
menarik akan menjadi semakin tinggi agar pendengar tidak bosan dan meninggalkan siaran radio.
2. Take Voice
Sebelum merekam suara pemain, harus dijelaskan alur cerita, karakter tokoh, tujuan akhir dari cerita, keadaan, waktu dan tempat kejadan agar
penokohan bisa maksimal.
3. Editing
Editing di sini dimulai dari membersihkan voice agar voice yang nantinya disiarkan menjadi “bersih”. Selanjutnya dalam proses editing yang
terpenting adalah penambahan musik dan sound effect efek suara. Musik dan sound effect memegang peranan penting untuk membuat sandiwara
radio menjadi lebih hidup dan bisa membantu pendengar dalam mengembangkan imajinasi. Untuk itu penting dalam memilih musik dan
commit to user
efek suara yang mampu menggambarkan situasi. Sebab penggunaan atau penempataan musik dan sound effect yang salah akan berakibat fatal.
4. Evaluasi
Dalam hal ini seorang “sutradara” drama radio harus melakukan evaluasi beserta para pemain yang terlibat dalam produksi drama radio.
Mengevaluasi sebuah drama radio yang sudah jadi namun belum disiarkan. Hal ini menjadi sangat penting agar karya tersebut benar-benar
pantas dan layak untuk disiarkan kepada pendengar.
.
commit to user
BAB III DESKRIPSI INSTANSI
A. Sejarah Berdirinya Radio Geronimo
Sekitar tahun 1968 mengiringi kemajuan jaman, di Yogyakarta mulai bermunculan
pemancar-pemancar model broadcasting. Pemancar-pemancar tersebut lahir dari hobby atau kegemaran di bidang elektronika dan kesenangan
akan musik atau lagu-lagu manca negara dan lagu-lagu nusantara, yang dipelopori oleh anak-anak muda pada umumnya. Di antara pemancar-pemancar yang
bermunculan di Yogyakarta, tersebutlah suatu tempat yang dikenal dengan Jl. Dr. Sutomo No. 45, yaitu sebuah rumah yang didiami oleh Bapak Abdul Mustajab
meninggal tahun 1981 beserta keluarga yang sekarang menjadi bengkel mobil Bambang. Di tempat inilah terdapat sekelompok anak muda yang suka berkumpul
sambil memutar musik piringan hitam lagu-lagu Barat dan mendengarkan chart radio luar negeri. Dari mereka lahirlah suatu gagasan untuk mendirikan pemancar
radio broadcasting. Setelah
mengadakan persiapan dengan teliti dan cermat, maka mengudaralah mereka pada gelombang 56 meter, dengan menamakan radionya
dengan sebutan “Gembel Rapi” yang artinya Gemar Belajar Rajin Berpikir. Mereka memilih nama Gembel Rapi karena kebanyakan dari mereka masih duduk
di bangku SMA dan mahasiswa. Gembel Rapi inilah yang merupakan cikal bakal