didistribusikan tersebut agar diolah, tidak hanya mampu menyediakan kopi dalam bentuk kopi HS tapi mampu menyediakan kopi dalam bentuk kopi bubuk. Kopi
bubuk yang akan diproduksi harus memiliki ciri khas yang berbeda. Prosedur pengolahan kopi yang diterapkan pada UUP Mekar Sari berdasarkan Standar Operasi
Prosedural SOP yang dimuat dan diawasi oleh MPIG melalui penggunaan metode basah.
3.2 Sistem Produksi Kopi Sedap Enak Rasanya SER
Sistem produksi yang digunakan oleh UUP Mekar Sari dimulai dari proses persiapan bibit, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Semua proses yang dimulai
dari persiapan bibit hingga panen, UUP Mekar Sari mendapatkan bahan baku dari masyarakat sekitar selaku petani anggota Subak Abian Mekar Sari dan petani non
anggota subak. UUP Mekar Sari tidak memiliki kebun sendiri untuk menghasilkan bahan baku. Keempat proses tersebut yaitu 1. Persiapan bibit yaitu bibit yang akan
ditanam pada lahan diperoleh dari sumbangan pemerintah maupu secara swadaya dari kelompok untuk semua petani pemilik lahan perkebunan. 2. Penanaman, metode
penanaman yang diterapkan berdasarkan teori dan tehnik penanaman yang diterima pada saat Sekolah Lapang SL yang dilaksanakan oleh Unit Menejemen Lapangan
UML Petang dengan jarak tanam 2mx2m yang disesuaikan dengan keadaan pohon penaung yang sudah dari awal tumbuh pada lahan tersebut. Pohon penaung yang
sebagian besar tumbuh pada lahan petani adalah lamtoro dan dadap. 3. Pemeliharaan terbagi dalam empat kegiatan yang meliputi penyulaman, pemupukan, pemangkasan,
serta pengendalian hama dan penyakit Marini dan Anies, 2011. Penyakit yang menyerang tanaman kopi di Banjar Jempanang adalah 1 penyakit karat daun
dengan gejala berupa bercak-bercak berwarna kuning muda di sisi bawah daunnya 2 penyakit bercak daun dimana gejala yang ditimbulkan adalah daun yang terserang
akan terlihat bercak-bercak berwarna kuning. 3 penyakit jamur upas, gejala yang ditimbulkan adalah cabang atau ranting mendadak layu. Pengendalian hama dan
penyakit ini, petani Subak Abian memperoleh ilmu pengendaliannya pada saat mengikuti Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu SL-PHT kopi yang
dipandu oleh Unit Menejemen Lapangan UML Petang. 4. Panen, tehnik pemanenan yang dilakukan oleh para petani anggota Subak Abian adalah dengan cara petik
merah dan dengan cara puut memetik keseluruhan buah baik yang sudah merah maupun yang masih hijau. Pemanenan dapat dilakukan satu tahun sekali dengan
puncak panen raya dari bulan Mei-Agustus berdasarkan tingkat kematangan. Alat yang digunakan untuk panen kopi oleh para petani di Banjar Jempanang, Desa Belok
Sidan dinamai dengan dungki. Dungki merupakan alat yang berasal dari anyaman bambu berbentuk seperti keranjang bambu namun berukuran lebih kecil. Panen
pertama hingga kedua mayoritas petani anggota Subak memanen dengan cara petik merah. Panen berikutnya petani Subak Abian akan menerapkan metode puut, karena
dirasa buah kopi yang dihasilkan sudah mulai berkurang dan untuk memperkecil biaya yang dikeluarkan untuk biaya tenaga kerja. Panen petik merah dan puut telah
22 http:ojs.unud.ac.idindex.phpJAA
selesai, maka para petani pemilik lahan akan melakukan kegiatan ngunuh yakni memungut buah kopi yang jatuh pada saat panen raya dan tidak dimungut kembali
oleh pemetik.
3.3 Pendapatan
Analisis pendapatan memberi gambaran berapa keuntungan yang diperoleh oleh UUP Mekar Sari dari penerimaan yang didapat dengan mengalokasikan
sejumlah biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel dalam serangkaian aktifitas usahatani Hastinawati, 2006. Pendapatan di UUP Mekar Sari dari Bulan Februari-
Agustus 2014 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 1. Biaya Produksi, Penerimaan, Dan Pendapatan UUP Mekar Sari Pada Bulan Februari-Agustus 2014
No Uraian
Nilai Rp 1
Biaya tetap Penyusutan alat
1.635.000 Jumlah
1.635.000 2
Biaya variabel Bahan baku
Bahan bakar Air
Alat Transportasi
290.680.000 1.250.000
2.462.500 6.000.000
1.028.750
Jumlah 301.421.250
Total biaya 303.056.250
3 Penerimaan
32.700.000 4
Kerugian 270.356.250
Sumber: UUP Mekar Sari data primer olahan tahun 2014 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa rata-rata pendapatan kopi SER
merupakan hasil perhitungan satu kali musim panen, dimana terlihat jelas bahwa setelah dilakukan analisis pendapatan menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan yang
diperoleh UUP Mekar Sari sebesar Rp -270.350.250327 kg kopi SER. Ini berarti bahwa UUP Mekar Sari dalam berproduksi mengalami kerugian sebesar Rp
270.350.250327 kg kopi SER..
Adapun biaya tetap yang dikeluarkan oleh UUP Mekar Sari dalam proses produksi kopi di lokasi penelitian adalah biaya penyusutan alat-alat seperti mesin
sanggrai dan mesin pengolahan untuk menghasilkan kopi bubuk dengan rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 5.000kg kopi SER. Secara rinci biaya
penyusutan dihitung dengan asumsi bahwa alat-alat produksi yang digunakan untuk mengolah dalam UUP ini menyusut dalam presentase yang sama pada setiap
penerimaan penjualan. Besarnya presentase penyusutan yang ditetapkan oleh perusahaan adalah sebesar 5.
http:ojs.unud.ac.idindex.phpJAA 23