Tindak Direktif Menuntut Tindak Komisif Mengancam Tindak Komisif Mengecam

22 berbahasa yang tidak santun terhadap peserta tutur di bawahnya. Dalam hal ini, tampak jelas adanya hubungan bahasa dan kekuasaan dalam perilaku berbahasa guru-guru Bourdieu, 1984: 91. Guru adalah pihak yang memiliki kuasa, sedangkan murid adalah pihak terkuasa.

4.3.2.3 Tindak Direktif Menuntut

Ketika guru menuntut siswa agar melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya, guru cenderung berbahasa yang agak tegas, tetapi rasionalitas. Misalnya, ketika guru menuntut agar hasil ujian menjadi lebih baik, maka tuturan yang disampaikan seperti di bawah ini. Tuturan diurutkan dari yang paling kerap digunakan sampai yang jarang digunakan. 17 Belajar dengan baik supaya nilai ujian bagus. 18 Saya bahagia kalau hasil ujian nanti semua bagus. 19 Semua siswa nilainya harus bagus. Semua tuturan di atas, masih memperlihatkan kuasa penuturnya. Tampak guru sebagai entitas yang memegang kuasa, sehingga tidak memberi peluang bagi petutur untuk menolak perintah guru.

4.3.2.4 Tindak Komisif Mengancam

Tuturan yang bernada mengancam dilakukan guru ketika mendapati siswanya yang bandel. Guru, tampaknya tidak sabar dan cenderung berbahasa yang mengancam siswanya. Di bawah ini adalah urutan tuturan yang digunakan guru yang dibenarkan siswa. 20 Kalau Anda sayang kepada orang tua, sekolah, dan guru, semestinya Anda tidak berbuat itu lagi. 21 Saya mohon perbuatan itu jangan diulang lagi. 22 Apakah Anda berjanji tidak akan berbuat itu lagi? 23 Jangan mengulangi perbuatan itu lagi 24 Tolong perbuatan itu jangan diulangi

4.3.2.5 Tindak Komisif Mengecam

Tindak komisif mengecam dilakukan guru ketika melihat atau mendapati siswanya bodoh. Guru cenderung melakukan kekerasan verbal jika berhadapan dengan siswa bodoh. Hal ini, terbukti dengan banyaknya guru-guru yang menggunakan tuturan yang kasar, dan tuturan ini juga dibenarkan oleh siswa. Di 23 bawah ini, disajikan tuturan dimaksud. Dari nomor 25 dan seterusnya memperlihatkan gradasi tuturan yang paling kasar sampai yang kurang kasar. 25 Kalau berpikir pakai otak jangan pakai dengkul 26 Begitu saja tidak bisa, lebih baik ke Rahim ibumu 27 Apakah kamu punya otak? 28Tolong belajar lebih giat lagi, saya yakin kamu bisa.

4.3.2.6 Tindak Ekspresif Memberi Selamat