Mengetes sistem dalam proses yang dinamakan POST
Mengkontrol semua aspek dalam proses boot
Mengeluarkan kode kesalahan audio dan video ketika ada masalah selama POST
Menyediakan instruksi dasar untuk komputer agar dapat mengatur peranti dalam sistem
Menemukan dan mengeksekusi kode BIOS apapun dalam kartu ekspansi
Menemukan volume atau sektor boot dari drive manapun untuk memulai sistem operasi
Memastikan kesesuaian antara hardware dan sistem BIOS mudah terlihat letaknya karena ukurannya lebih besar dari pada
kebanyakan chip lainnya. Seringkali memiliki label plastik mengkilau yang memuat nama manufakturer, nomer serial chip, dan tanggal produksi chip.
Informasi ini sangat penting ketika tiba waktunya dalam memilih chip untuk proses upgrade.
Gambar 41. Basic InputOutput System BIOS
3. EPROM, EEPROM, and Flash ROM
ROM adalah cara paling umum digunakan untuk menyimpan program tingkat- sistem yang harus tersedia dalam PC setiap saat. Contoh yang paling umum
adalah program sistem BIOS. Program BIOS disimpan dalam ROM yang dinamakan sistem BIOS ROM. Dengan memiliki program ini dalam ROM yang
disimpan secara permanen berarti menyediakan data ketika power dinyalakan. Oleh karena itu, PC akan dapat menggunakannya untuk mem-boot up sistem.
EPROM dan EEPROM adalah chip ROM yang dapat dihapus dan diprogram ulang. Erasable programmable read-only memory EPROM adalah tipe khusus
dari programmable read-only memory PROM yang dapat dihapus dengan menggunakan sinar ultraviolet yang dilewatkan melalui jendela tembus pandang
diatas chip. Karena chip ROM memiliki instruksi yang dapat membuat peranti berfungsi dengan baik, kadangkala harus diprogram ulang atau diganti ketika
7
instruksi untuk peranti yang diupgrade dibutuhkan. Tidak seperti EPROM, chip EEPROM dapat dihapus dengan menggunakan voltase listrik normal yang lebih
tinggi daripada menggunakan sinar ultra violet. Ketika sistem BIOS termuat dalam EEPROM, maka dapat diupgrade dengan menjalankan instruksi tertentu.
Flash ROM adalah chip EEPROM spesial yang dapat dikembangkan sebagai hasil teknologi pengembangan EEPROM. Toshiba menciptakan istilah untuk
kemampuan chip dapat dihapus dalam waktu sekejap atau sangat cepat. Flash ROM mengatur BIOS pada kebanyakan sistem baru. Flash ROM ini dapat
diprogram ulang dibawah penggunaan kontrol software khusus. Meng-upgrade BIOS dengan menggunakan software khusus dikenal sebagai flashing. BIOS
diimplementasikan dalam flash memory yang dikenal dengan nama plug-and- play BIOS, dan hal tersebut mendukung piranti plug-and-play. Chip tersebut
mengambil data ketika komputer dimatikan sehingga informasi secara permanen disimpan. Flash memory lebih murah dan lebih powerfull daripada teknologi chip
EEPROM.
4. Slot Ekspansi