Eksplorasi Elaborasi Merangkum Isi Drama dan Mengaitkannya dengan Kehidupan Sehari-hari
LAMPIRAN
Lembar Materi 3.
Menonton Pementasan Drama
Sekurang-kurangnya, ada tiga tujuan seseorang dalam menonton drama, yaitu: 1
Menonton untuk memperoleh hiburan. 2
Menonton untuk memperoleh pelajaran, baik itu tentang cara pementasannya ataupun pelajaran dari kisah yang dipentaskannya.
3 Menonton untuk melakukan penilaian-penilaian.
4.
Mengidentikasi Pementasan Drama Berdasarkan Aspek-Aspeknya
1 Gerak atau action para tokoh, yang meliputi:
a. Mimik atau ekspresi wajah tokoh
b. Pantomimik atau gerak anggota tubuh yang lain
c. Blocking atau posisi aktor di atas pentas
2 Tata busana yang dipakai para tokoh cerita
Kostum merupakan pakaian dan perlengkapan yang melekat pada tubuh aktor. Kostum dapat membantu menghidupkan karakter tokoh. Sebelum berdialog pun
penonton dapat menggambarkan karakter dari kostum yang dipakai aktor. Kostum dapat juga membantu gerak aktor. Aktor dapat melakukan stage bussiness gerak-
gerak kecil di panggung memanfaatkan kostum. Bagian-bagian kostum dapat dibedakan: 1 pakaian dasar, kostum yang
kelihatan atau tidak kelihatan seperti korset, stagen; 2 sepatu, sepatu sangat penting sebagai kostum karena mempengaruhi cara bergerak dan cara berjalan.
Sepatu boot, sepatu tumit tinggi, yang dipakai wanita berbeda dengan sepatu kanvas; 3 pakaian tubuh pakaian yang dilihat penonton berupa blus, rok, kemeja,
celana, dipakai aktor sesuai warna, watak, dan usianya; 4 pakaian kepada berupa topi, mahkota, kopiah, gaya rambut, sanggul, gelung, dan wig. Pakaian kepala
harus sesuai dengan kostum yang memberi efek yang belum dicapai dalam kostum lain seperti jenggot, kumis, kaus tangan, ikat pinggang, tas, kacamata, sapu tangan,
pipa, tongkat, dsb.
Fungsi kostum selain memperkuat karakter juga membantu akting aktor untuk menumbuhkan atmosfir sedih, gembira, cemburu, resah, gelisah, takut, dsb. Pada
dasarnya kostum dapat dibedakan dalam kostum sehari-hari dan kostum budaya. 3
Tata panggung yang menggambarkan peristiwa tempat, waktu, suasana Panggung adalah tempat pementasan drama berlangsung. Ada tiga jenis
panggung dalam pentas drama. a.
Panggung Proskenium atau panggung konvensional, yaitu bentuk panggung yang menggunakan batas depan. Panggung lebih tinggi dan jarak antara
pemain dan penonton dibatasi. Contoh bangunan gedung teater ada panggung dan tempat penontonnya. semua gedung pertunjukan biasanya
berbentuk proskenium. Selain itu untuk pentas teater, gedung proskenium biasanya juga digunakan untuk pentas tari dan musik.
Dalam panggung proskenium ada bagian wing di bagian kiri dan kanan panggung. Pada bagian belakang panggung terdapat lorong untuk jalan
pemain sebelum mereka masuk dalam panggung. b.
Panggung teater arena yaitu tidak berbentuk panggung, tetapi sejajar dan dekat dengan penonton. Pentas arena dapat berbentuk U, L, O segitiga, segi
empat, dan disesuaikan dengan keinginan sutradara. Dalam panggung ini menuntut aktor bermain profesional dan kuat, bahkan mampu
berimprovisasi. Jika melakukan kesalahan dalam dialog dan lakuan, dalam teater arena tidak ada pembisik. Jarak antara pemain dan penonton sangat
dekat, bahkan bisa berkomunikasi. c.
Panggung terbuka yaitu pentas di udara terbuka atau di luar gedung. Pentas ini menarik karena memiliki latar alami seperti candi misalnya untuk pentas
Sendratari Ramayana di Candi Prambanan, di bawah pohon, di bagian pelataran monumen, dll. Risiko dalam menggunakan bentuk panggung ini
adalah cuaca. Jika hujan pentas tidak bisa dilaksanakan. 4
Tata bunyi efek dan musik Tata bunyi atau tata suara meliputi banyak kualifikasi spek yaitu akustik
ruangan, micropone dialog, efek bunyi, dan musik. Pada dasarnya tata suara dalam
pementasan dapat dibagi tatasuara yang dihasilkan oleh alat elektronik dan tata suara yang dihadirkan secara otentik yaitu dari mulut. Berbagai efek bunyi dapat
dihasilkan melalui media elektronik seperti keyboard, untuk menghasilkan bunyi desir angin, gemericik air, kicau burung, gelegar badai, lolongan anjing, dst.
Namun pekerja artistik kreatif dapat menghadirkan suara atau efek bunyi yang sederhana seperti suara langkah sepatu, pintu berderit, tembakan dengan
meletuskan balon atau petasan, detik jam dengan memukul gelas, dst. Selain efek bunyi, musik dapat digunakan sebagai ilustrasi yang memperindah pementasan.
Misalnya musik-musik ceria menandakan kesenangan dan keberceriaan, musik- musik sendu menandakan kepedihan, dst.
Beberapa fungsi musik dalam pementasan teater di antaranya 1 untuk menegaskan dialog tokoh, pada dialog cinta memerlukan ilustrasi musik romantik,
berbeda dengan ilustrasi musik untuk mendukung dialog kemarahan; 2 musik membantu adegan yang sedang berlangsung, misalnya suasana tegang perlu musik
yang bisa menunjang unsur mendebarkan; 3 memberikan efek keterkejutan shock menegaskan adanya peristiwa penting.
5 Tata lampu
Lampu atau sinar dalam sebuah pertunjukan tidak hanya berfungsi menerangi tetapi memiliki fungsi khusus.
a. Menerangi aktor sehingga terlihat jelas karakter fisik, psikis, dan sosial jelas
terlihat oleh penonton. b.
Memberikan efek alami seperti jam, musim, cuaca, dan suasana. Warna lampu hijau cerah menandakan pagi, warna kemerahan menandakan sore. Memberikan
atmosfer sesuai dengan tuntutan naskah. c.
Memberikan efek dekorasi untuk lebih berwarna dan hidup. Tata cahaya juga dapat digunakan untuk menghadirkan siluet, bayangan, bahkan dapat mengarah
pada fokus-fokus di panggung. Tata cahaya juga dapat digunakan untuk menggambarkan tempat dan suasana. Suasana masjid pada saat subuh di pagi
hari, pasti redup bertemaram menggambarkan ketenangan untuk menghadap
Tuhan. Demikian pula suasana Pura, Viraha, dan Gereja, cahaya yang dihasilkan membuat efek kekhusyukan.
Terdapat beberapa jenis lampu yang digunakan dalam pementasan drama, yaitu 1 strip light, lampu berderet. Lampu disusun dalam kotak khusus yang
mampu memancarkan sinar dengan terarah. Biasanya diletakkan di lantai footlight dan di depan pentas borderlight; 2 spotlight, lampu dengan sinar
yang kuat dan berguna untuk memberikan sinar atau cahaya pada bidang tertentu. Sinar dipantulkan pada titik reflector untuk kemudian dipancarkan
melalui lensa ke titik sasaran; 3 floodlight, lampu dengan sinar kuat diletakkan di tempat keluar masuk aktor, drop digantungkan di atas pentas
untuk menerangi aktor.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 NGAGLIK
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
KELAS SEMESTER : XI SEBELAS 1 SATU
PROGRAM : UMUM
ASPEK PEMBELAJARAN : MEMBACA ALOKASI WAKTU
: 4 X 45 MENIT 2 KALI PERTEMUAN
A. STANDAR KOMPETENSI
7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesianovel terjemahan.
B. KOMPETENSI DASAR
7.1 Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
No. Indikator Pencapaian Kompetensi
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
1. Mengidentifikasi ciri hikayat sebagai bentuk karya
sastra lama. Teliti
Cermat
2. Menemukan unsur-unsur intrinsik alur, tema,
penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat dalam hikayat.
3. Menceritakan kembali isi hikayat dengan bahasa
sendiri
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi ciri hikayat sebagai bentuk karya
sastra lama.
2. Peserta didik mampu menemukan unsur-unsur intrinsik alur, tema,
penokohan, sudut pandang, latar, gaya bahasa, dan amanat dan ekstrinsik dalam hikayat.
3. Peserta didik mampu menceritakan kembali isi hikayat dengan bahasa
sendiri.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian hikayat.
2. Ciri-ciri hikayat.
3. Unsur-unsur intrinsic hikayat.
4. Unsur-unsur ekstrinsik hikayat.
F. METODE PEMBELAJARAN
- Diskusi
- Tanya Jawab
- Penugasan
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama TAHAP
KEGIATAN PEMBELAJARAN Nilai Budaya Dan
Karakter Bangsa
PEMBUKA Apersepsi
10’ a.
Guru mengucapkan salam pembuka. b.
Guru mengecek kehadiran peserta didik. c.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini. d.
Guru menyebutkan judul-judul hikayat yang terkenal di Indonesia lalu menanyakan kepada
peserta didik apakah ada yang pernah mendengar judul-judul itu.
e. Guru menyebutkan sebuah hiayat yang cukup
Teliti Cermat
menarik dan cukup terkenal, yaitu salah satu bagian cerita Hikayat Pandawa Lima. Kemudian
peserta didik diminta untuk menebak judul ceritanya, pengarangnya, negara asal cerita, budaya
yang mempengaruhi, dan kelanjutan atau akhir ceritanya.
INTI 75’