commit to user 21
yang mungkin terjadi agar sistem akuntansi perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
menyusun tugas akhir dengan judul “EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PEMBAYARAN REKENING AIR PADA
PDAM KOTA SALATIGA”.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul yang telah penulis pilih dan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis membatasi rumusan masalah yaitu tentang:
1. Bagaimana penerapan sistem akuntansi penerimaan kas dari pembayaran rekening air pada PDAM Kota Salatiga?
2. Apa kelebihan dan kelemahan yang ada pada sistem akuntansi penerimaan kas dari pembayaran rekening pada PDAM Kota Salatiga?
D. Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi penerimaan kas dari
pembayaran rekening air pada PDAM Kota Salatiga. 2. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemaha yang ada pada sistem
akuntansi penerimaan kas dari pembayaran rekening pada PDAM Kota Salatiga.
commit to user 22
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang bermanfaat dan berguna
bagi perusahaan khususnya dalam sistem akuntansi terhadap kas dan juga digunakan sebagai evaluasi untuk pengembangan sistem akuntansi dimasa
yang akan datang
.
2. Bagi Penulis Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam
menerapkan teori sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang telah diperoleh dan dipelajari selama kuliah ke dalam praktik yang
sesungguhnya. 3. Bagi Pembaca
Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan mengenai sistem akuntansi penerimaan kas dan sebagai acuan dalam menyusun Tugas Akhir dimasa
yang akan datang.
commit to user
23
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Sistem dan Prosedur
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu Mulyadi, 2001:1.
Sedangkan menurut Romney 2006:2 sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen – komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan.
Prosedur adalah suatu urutan kegiatan krerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara
seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang – ulang Mulyadi, 2001:5. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa:
a. Prosedur adalah suatu urutan dari langkah demi langkah pekerjaan yang berhubungan satu sama lain;
b. Prosedur dapat menetapkan urutan-urutan, tahap rangkaian pelaksanaan yang saling berkaitan diantara seluruh rangkaian kegiatan;
c. Prosedur merupakan urutan aktivitas yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara sama.
2. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Suwardjono 2003:5 akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya
guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut. Sistem akuntansi adalah organisasi, formulir, catatan dan laporan yang
dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan Mulyadi,
2001:3. Unsur-unsur sistem informasi akuntansi Mulyadi, 2001: 3 adalah sebagai
berikut. a. Formulir.
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi.Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir ini
peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam didokumentasikan diatas secarik kertas.
23
commit to user
24
b. Jurnal. Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat,
mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dan data lain. c. Buku besar general ledger.
Buku Besar general ledger terdiri dari rekening – rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.
d. Buku pembantu subsidiary ledger. Buku Pembantu subsidiary ledger terdiri dari rekening – rekening pembantu yang
merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar e. Laporan.
Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan pada layar monitor komputer.
Menurut Mulyadi 2001:19, tujuan pengembangan sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut.
a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru. b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik
mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya. c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk
memperbaiki tingkat keandalan reliability informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan
kekayaan perusahaan. d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
3. Sistem Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern merupakan struktur yang melingkupi dan melekat pada suatu organisasi Suwardjono, 2003:279.Sedangkan menurut Mulyadi 2001:163
sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran – ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, serta mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Unsur – unsur sistem pengendalian intern Mulyadi, 2001:164 adalah sebagai berikut:
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang
cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
commit to user
25
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Menurut Suwardjono 2003:279, tujuan sistem pengendalian intern adalah
sebagai berikut. a. Keterandalan pelaporan keuangan.
b. Keefisienan dan keefektifan operasi. c. Ketaatan terhadap peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Adapun untuk mengendalikan suatu sistem pengendalian intern, dewasa ini dikenal dengan Teori Fraud and Cash. Teori Fraud adalah “A fraud is a dishonest act by
an employee that results in personal benefit to the employee at a cost to the employer” atau Fraud adalah tindakan tidak jujur oleh seorang karyawan yang menghasilkan
keuntungan pribadi dengan biaya ditanggung majikan.
Terdapat tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap kegiatan penyelewengan yang digambarkan oleh Triangel FraudKieso et al, 2012:304.
Unsur yang paling penting dari segitiga Fraud yang pertama adalah peluang.Seorang karyawan melakukan penyelewengan dilingkungan tempat kerja terjadi
karena adanya peluang artinya bahwa seorang karyawan dapat memanfaatkan peluang yang terjadi ketika tempat kerja tidak memiliki cukupkontrol untuk mencegah dan
mendeteksi kecurangan.Misalnya, tidak memadainya pemantauan terhadap tindakan karyawan sehingga dapat menciptakan peluang untuk pencuriandan karyawan
memberanikan diri karena mereka percaya bahwa mereka tidak akanditangkap.
Faktor kedua yang memberikan kontribusi untuk penyelewengan yaitutekanan keuangan.Karyawan terkadang melakukan penipuan karena masalah keuangan pribadi
yang disebabkan oleh terlalu banyak utang. Atau mereka mungkin melakukan penipuan karena mereka ingin menjalani gaya hidup yang tidak mampu dibayar dari gaji mereka
saat ini.
Faktor ketiga yang memberikan kontribusi untuk penyelewengan yaitu rasionalisasi.Dalam rangka untuk
membenarkan penipuan mereka, karyawan
merasionalisasi tindakan tidak jujur mereka. Sebagai contoh, karyawan kadang-kadang membenarkan penipuan karena mereka percaya bahwa mereka underpaid sementara
majikan membuat banyak uang. Para karyawan merasa dibenarkan mencuri karena mereka percaya bahwa mereka layak untuk dibayar lebih.
Pengendalian Internal terdiri dari semua metode terkait dan langkah-langkah yang diadopsi dalam sebuah organisasi untuk menjaga aset-asetnya, meningkatkan
keandalan catatan akuntansi, meningkatkan efisiensi operasi, dan memastikan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan. Sistem pengendalian internal memiliki lima komponen
utama sebagaimana tercantum di bawah Kieso et al, 2012:305. a. Pengendalian lingkungan.
commit to user
26
Pengendalian lingkungan adalah tanggung jawab manajemen puncak untuk membuat kejelasan bahwa organisasi memiliki nilai-nilai integritas dan aktivitas tidak etis
tidak akan ditoleransi. Komponen ini sering disebut sebagai tone at the top. b. Penilaian risiko.
Perusahaan harus mengidentifikasi dan menganalisis berbagai faktor yang menciptakan risiko bagi bisnis dan harus menentukan bagaimana untuk mengelola
risiko tersebut. c. Mengontrol aktivitas.
Untuk mengurangi terjadinya kecurangan, manajemen harus merancang kebijakan dan prosedur untuk mengatasi risiko spesifik yang dihadapi oleh perusahaan.
d. Informasi dan komunikasi. Sistem pengendalian internal harus menangkap dan mengkomunikasikan semua
informasi terkait baik turun dan naik organisasi, serta menyampaikan informasi kepada pihak-pihak eksternal yang sesuai.
e. Pemantauan. Sistem kontrol internal harus dipantau secara.Kekurangan yang signifikan harus
dilaporkan kepada manajemen puncak dan atau dewan direksi.
Prinsip Kegiatan Pengendalian Internal
Kegiatan pengendalian khusus yang digunakan oleh perusahaan akan berbeda- beda, tergantung pada penilaian manajemen terhadap risiko yang dihadapi. Penilaian ini
sangat dipengaruhi oleh ukuran dan sifat perusahaan.Enam prinsip kegiatan pengendalian adalah sebagai berikut Kieso et al, 2012:307.
a. Pembentukan tanggung jawab b. Pemisahan tugas
c. Prosedur Dokumentasi d. Fisik kontrol
e. Verifikasi internal f.
Kontrol sumber daya manusia
4. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
commit to user
27
Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi Baridwan, 2007:83.Sistem informasi akuntansi penerimaan kas merupakan
sistem yang menangani transaksi-transaksi yang berhubungan dengan penerimaan kas yang terjadi secara rutin pada suatu perusahaan.Penerimaan kas pada PDAM Kota
Salatiga berasal dari pembayaran rekening air minum pelanggan.
Sistem akuntansi kas adalah sistem yang dirancang untuk menangani transaksi penerimaan dan pengeluaran kas.Dengan demikian yang dimaksud sistem akuntansi
penerimaan kas adalah suatu jaringan prosedur yang saling berhubungan yang dibuat menurut pola atau rancangan yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan transaksi
penerimaan kas pada suatu perusahaan.
Salah satu sumber penerimaan kas suatu perusahaan berasal dari pelunasan piutang dari debitur.Sumber penerimaan kas pelunasan piutang dari debitur relatif lebih
besar dari penerimaan kas dari penjualan tunai.Hal ini disebabkan karena sebagian besar produk perusahaan dijual melalui penjualan kredit, yang dimaksudkan untuk
meringankan debitur dalam melaksanakan pembayaran.
Berdasarkan sistem akuntansi yang baik, sistem penerimaan kas dari piutang harus menjamin diterimanya kas dari debitur oleh perusahaan, bukan oleh karyawan yang
tidak berhak menerimanya. Untuk menjamin diterimanya kas oleh perusahaan, sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan Mulyadi, 2001:482 :
a. Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindahbukuan
melalui rekening bank giro bilyet. Jika perusahaan hanya menerima kas dalam bentuk cek dari debitur, yang ceknya atas nama perusahaan bukan atas unjuk, akan
menjamin kas yang diterima oleh perusahaan masuk ke rekening giro bank perusahaan. Pemindahbukuan juga akan memberikan jaminan penerimaan kas masuk
ke rekening giro bank perusahaan. b. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam
jumlah penuh. Sesuai elemen-elemen yang termasuk dalam sistem akuntansi maka di dalam
suatu perusahaan sistem akuntansi penerimaan kas dari piutang meliputi : a. Fungsi Yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari piutang menurut Mulyadi 2001:487 adalah sebagai berikut:
1 Fungsi Sekretariat. Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi sekretariat
bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan remittance ad-vice melalui pos dari para debitur perusahaan. Fungsi sekretariat bertugas
untuk membuat daftar surat pemberitahuan atas dasar surat pemberitahuan yang diterima bersama cek dari para debitur. Dalam struktur organisasi fungsi
sekretariat berada di tangan bagian sekretariat.
2 Fungsi Penagihan.
commit to user
28
Fungsi penagihan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang
dibuat oleh fungsi akuntansi. 3 Fungsi Kas.
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui pos atau
fungsi penagihan jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui penagih perusahaan.Fungsi kas bertanggung jawab untuk menyetorkan kas yang
diterima dari berbagai fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh.
4 Fungsi Akuntansi. Fungsi akuntansi bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas
dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang.
5 Fungsi Pemeriksaan Intern. Fungsi pemeriksaan intern melaksanakan penghitungan kas yang ada di
tangan fungsi kas secara periodik serta bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek ketelitian catatan kas yang diselenggarakan
oleh fungsi akuntansi. b. Dokumen Yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari piutang menurut Mulyadi 2001:488 adalah sebagai berikut:
1 Surat Pemberitahuan. Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud
pembayaran yang dilakukannya. Surat pemberitahuan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang
dikirimkan oleh debitur melalui penagih perusahaan atau pos. Bagi perusahaan yang menerima kas dari piutang, surat pemberitahuan ini digunakan sebagai
dokumen sumber dalam pencatatan berkurangnya piutang di dalam kartu piutang. Karena surat pemberitahuan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar.
2 Daftar Surat Pemberitahuan. Daftar surat pemberitahuan merupakan rekapitulasi penerimaan kas
yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau fungsi penagihan. Jika penerimaan kas dari piutang perusahaan dilaksanakan melalui pos, fungsi sekretariat bertugas
membuka amplop surat memisahkan surat pemberitahuan dengan cek, dan membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima setiap hari. Jika penerimaan
kas dari piutang dilaksanakan melalui penagih perusahaan, pembuatan daftar surat pemberitahuan dilakukan oleh fungsi penagihan. Daftar surat
pemberitahuan dikirimkan ke fungsi kas untuk kepentingan pembuatan bukti setor bank dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bukti
setor bank dalam pencatatan penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas.
3 Bukti Setor Bank. Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetor kas yang
diterima dari piutang ke bank.Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh
commit to user
29
fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas dari piutang ke bank.Dua lembar tembusannya diminta kembali dari bank setelah ditandatangani dan dicap
oleh bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank.Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi
sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas.
4 Kuitansi. Kuitansi merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan
bagi para debitur yang telah melakukan pembayaran utang mereka. c. Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan merupakan salah satu unsur dari sistem akuntansi pokok. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas
yang berasal dari piutang sebagai berikut: 1 Jurnal Penjualan.
Jurnal penjualan digunakan oleh bagian akuntansi untuk mencatat transaksi penjualan yang terjadi.
2 Jurnal Penerimaan Kas. Catatan akuntansi ini digunakan oleh bagian akuntansi untuk meringkas dan
mencatat transaksi penerimaan kas dari berbagai sumber. 3 Buku Besar.
Buku besar merupakan ringkasan akun- akun yang sudah dicatat dalam jurnal yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan.
4 Kartu Piutang. Kartu piutang ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang
perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya. d. Jaringan Prosedur
Prosedur Penerimaan kas dari piutang melalui penagihan perusahaan menurut Mulyadi 2001:493 adalah sebagai berikut ini:
1 Bagian Piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada Bagian Penagihan.
2 Bagian Penagihan mengirimkan penagihan, yang merupakan karyawan perusahaan, untuk melakukan penagihan kepada debitur.
3 Bagian Penagihan menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan remmint- tance advice dari debitur.
4 Bagian Penagihan menyerahkan cek kepada Bagian Kasa. 5 Bagian Penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada Bagian Piutang
untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.
commit to user
30
6 Bagian Kasir mengirim kuitansi sebagai tanda penerimaan kas kepada debitur. 7 Bagian Kasir menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas cek tersebut dilakukan
endorsement oleh pejabat yang berwenang. 8 Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank debitur.
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN