35 mengekpresikannya. Seperti yang diungkapkan oleh Hurlock 2000: 213
bahwa remaja tidak lagi mengungkapkan amarahnya dan dengan cara gerakan amarah yang meledak-ledak, melainkan dengan menggerutu,
tidak mau bicara, atau dengan suara keras mengkritik orang-orang yang menyebabkan amarah. Berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang
remaja dan meskipun emosi yang dimiliki oleh remaja agat kuat, tidak terkendali dan tampak irasional, akan tetapi pada umumnya akan selalu
ada perbaikan perilaku emosional yang dilakukan oleh remaja dari tahun ke tahun hingga menuju kematangan kedewasaan. Berdasarkan
perkembangan psikologis yang telah dikemukakan, atlet pada usia ini sudah mulai dapat berpikir yang rasional akan tetapi memiliki tingkat
sensitifitas yang cukup tinggi, hal ini akan berdampak pada motivasi latihan yang akan diikuti oleh anak didik pada usia ini.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian relevan dengan perbandingan tingkat kecerdasan emosional peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga beregu dengan yang
tidak mengikuti ekstrakurikuler yang pernah dilakukan adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo Putra Syaeli 2015 yang berjudul
“Tingkat Kecerdasan Emosional Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bolabasket di SMA N 1 Depok Sleman”. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik pengumpulan datanya menggunakan angket kecerdasan emosional yang terdiri dari 28
pernyataan meliputi aspek mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi
36 diri sendiri, faktor mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan.
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 50 peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket. Teknik sampling dalam penelitian ini
menggunakan Purposive Sampling sehingga didapatkan jumlah sampel peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket sejumlah 36 peserta
didik. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa
tingkat kecerdasan emosional peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket di SMA N 1 Depok Sleman berada pada kategori sangat tinggi
sebanyak 3 atau 8,3, kategori tinggi sebanyak 6 atau 16,7, kategori sedang sebanyak 17 atau 47,2, kategori rendah sebanyak 7 atau 19,4,
kategori sangat rendah sebanyak 3 atau 8,3. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Ema Suryanti 2010 yang berjudul “Tingkat
kecerdasan emosional EQ atlet pencak silat UKM UNY kategori tanding”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional atlet pencak silat UKM UNY kategori tanding berdasarkan faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik.
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan angket. Jumlah sampel yang digunakan dalam penilitian ini sebanyak 30 atlet.
Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data dengan menggunakan teknik analisis statistic deskriptif yang
dituangkan dalam bentuk prosentase. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1 Tingkat kecerdasan emosional dari faktor instrinsik atlet pencak
37 silat UKM UNY kategori tanding, sebagian besar responden masih dalam
kategori rendah sebanyak 16 orang 53,3; 2 Tingkat kecerdasan emosional dari faktor ekstrinsik atlet pencak silat UKM UNY kategori
tanding sebagian besar responden dalam kategori tinggi sebanyak 12 orang 40,0; 3 Tingkat kecerdasan emosional atlet pencak silat UKM UNY
kategori tanding sebagian besar responden masih dalam kategori sedang sebanyak 10 orang 33,3.
3. Penelitian yang dlakukan oleh Dion Prasetyo 2015 yang berjudul ‘Tingkat Kecerdasan Emosional Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler
Olahraga Beregu di SMA N 1 Karanganyar Kebumen”. Berdasarkan hasil
analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kecerdasan emosional peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga beregu di SMA N 1
Karanganyar Kebumen berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 3 atau 7,5, kategori tinggi sebanyak 10 atau 25, kategori sedang sebanyak 19
atau 47,5, kategori rendah sebanyak 5 atau 12,5, kategori sangat rendah sebanyak 3 atau 7,5.
C. Kerangka Berpikir