Kedudukan kosa kata gaul sebagai bahasa komunikasi remaja di Indonesia

w Indonesia: Untuk

Indonesia dalam
laranaPembangunan
Ragamnya:Sebuah
a Indonesia. Jilid I

1

KEDUDUKAN KOSA KATA GAUL SEBAGAI
BAHASA KOMUNIKASI REMAJA DI
SEKOLAH

Jakarta: Kepustak:aan

Krishandini
Institut Pertanian Bogar

PENDAHULUAN
Televisi sebagai media yang lebih sering dilihat oleh remaja. Banyak:
sinetron di televisi yang membidik segmen remaja. Marak:nya

sinetron remaja di televisi menampilk:an bahasa yang jauh dari
standar. Kesantunan bahasa remaja tidak: terlihat dalam tayangan yang
dihadirkan. Remaja begitu mudahnya mengucapkan kata yang berisi
sumpah serapah kepada ternan mereka di hadapan guru di sekolah.
Penelitian yang dilak:ukan Buhrmester dalam Santrock (2004)
menunjukkan bahwa pada masa remaja kedekatan dengan ternan
sebaya meningkat secara drastis, dan pada saat bersamaan kedekatan
hubungan dengan orang tua menurun secara drastis. Remaja lebih
sering berinterak:si dengan ternan sebaya, mereka merasa lebih bebas
mengungkapkan perasaan mereka dengan ternan sebaya. Mereka
juga lebih banyak: meluangkan wak:tu keseharian mereka dengan
ternan sebaya. Untuk itu, percakapan yang dilak:ukan supaya lebih
mengakrabkan diri dengan ternan dan memunculk:an eksistensi mereka
di dalam pergaulan. Interaksi remaja dengan ternan sebaya banyak:
dilakukan melalui media jejaring sosial. Melalui media inilah remaja
mencurahkan isi hati dan pikiran mereka. Berdasarkan pengamatan
peneliti, remaja cenderung menggunakan bahasa nonstandar dalam
menuliskan isi hati dan pikiran mereka. Bahasa nonstandar yang
peneliti mak:sudkan selanjutnya disebut kosa kata gaul. Beberapa kosa
kata gaul yang peneliti amati melalui media jejaring sosial (facebook),

misalnya: kamseupay, unyu-unyu, kepo, lebay,sotoy. Umurnnya remaja

164/ Memartabatkan Bahasa Melayu: Pengajian Bahasa

menggunakan kosa kata gaul ini untuk berinteraksi dengan ternan
mereka. Interaksi yang dilakukan dapat secara lisan maupun tulisan.
Hal ini menimbulkan minat peneliti untuk meneliti lebih lanjut
mengenai kosa kata gaul yang digunakan remaja. Peneliti mengkhusus
diri pada siswa remaja.
Dalam penelitian ini, ada dua rumusan masalah: (1) Seberapa
jauh siswa remaja memakai kosa kata gaul di sekolah; Apa alasan
siswa remaja menggunakan kosa kata gaul di sekolah. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui seberapajauh siswa remaja memakai
kosa kata gaul di lingkungan sekolah dan mengetahui alasan mereka
menggunakannya di lingkungan sekolah.

TINJAUAN PUSTAKA
Remaja adalah usia menjelang dewasa atau dapat dikatakan
masa peralihan dari masa kanak-kanak menjelang masa dewasa.
Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi

perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada
umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia
akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Sementara itu,
Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13
hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun
hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock
karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi
perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa. Dengan demikian,
para ahli membagi rentang waktu usia remaja dibedakan atas tiga fase,
yaitu 12-15 tahun (awal), 15-18 (pertengahan),18-21(akhir).
Remaja merupakan pribadi yang unik, pada masa ini remaja
penuh dengan kreativitas. Jika kreativitas ini dikembangkan ke arah
yang positif akan menghasilkan produk yang positif pula, namun
bisa terjadi yang sebaliknya. Bentuk kreativitas remaja terlihat dari
kepiawaian mereka menghasilkan kata-kata baru yang berbeda atau
di luar standar. Kata-kata nonstandar itu termasuk kata-kata slang .
Menurut Keraf (2010), kata slang adalah kata-kata nonstandar yang
informal,yang disusun secara khas; atau kata-kata yang bisa diubah
secara arbitrer; atau kata-kata kiasan yang khas, bertenaga dan jenaka
yang dipakai dalam percakapan. Kadangkala kata slang dihasilkan

dari salah ucap yang disengaja atau kadangkala berupa pengrusakan
sebuah kata biasa untuk mengisi bidang makna yang lain. Dalam hal
ini, peneliti menyebut kata-kata slang itu dengan kosa kata gaul.

Kedudukan Kosa Kata Gat

Kajian penelitian in'
oleh Nababan (1991) •
maslahl topik-topik beril
1. Bahasa, dialek,i'
2. Repertoire baha:
3. Masyarakat bah
4. Kedwibahasaan
5. Fungsi masyara:
6. Penggunaan bal
7. Sikap bahasa,
8. Perencanaan ba
9. Interaksi sosioli
10. Bahasa dan keb
Sikap bahasa adalah セ@

sikap bahasa menunujU:
berbahasa. Sikap 「。ィセ@
berbahasa atau perilaku

METODE PENELI'

Penelitian ini merup2
adalah deskriptif anali:
remaja yang duduk di
Sampel yang diambil S(
sampling , yakni masin
dan Bogor. Penelitian i
2012). Penelitian ini
langsung yang digunak

ahasa

berinterak:si dengan ternan
::cara lisan maupun tulisan.
1tuk meneliti lebih lanjut

!maja. Peneliti mengkhusus
;an masalah: (1) Seberapa
tul di sekolah; Apa alasan
ul di sekolah. Tujuan dari
auh siswa remaja memak:ai
mengetahui alasan mereka

a atau dapat dikatak:an
menjelang masa dewasa.
maja adalah masa transisi
tn masa dewasa yang pada
un dan berakhir pada usia
an tahun. Sementara itu,
jadi masa remaja awal (13
1 akhir (16 atau 17 tahun
ir dibedak:an oleh Hurlock
telah mencapai transisi
ewasa. Dengan demikian,
a dibedak:an atas tiga fase,
n),18-21(akhir).

:, pada masa ini remaja
1i dikembangkan ke arab
ang positif pula, namun
vitas remaja terlihat dari
baru yang berbeda atau
nnasuk kata-kata slang .
1ta-kata nonstandar yang
ta-kata yang bisa diubah
tas, bertenaga dan jenak:a
Ia kata slang dihasilkan
cala berupa pengrusak:an
:na yang lain. Dalam hal
gan kosa kata gaul.

Kedudukan Kosa Kata Gaul sebagai Bahasa Komunikasi Remaja di Sekolah 1165

Kajian penelitian ini termasuk da1am ranah sosiolinguistik yang
oleh Nababan (1991) dikatak:an bahwa sosiolinguistik mencak:up
maslah/ topik-topik berikut, yaitu
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Bahasa, dialek,idiolek, dan ragam bahasa,
Repertoire bahasa,
Masyarak:at bahasa,
Kedwibahasaan dan kegandaan,
Fungsi masyarak:at bahasa dan profil sosiolinguistik,
Penggunaan bahasa/etnografi berbahasa,
Sikap bahasa,
Perencanaan bahasa,
Interak:si sosiolinguistik, serta
Bahasa dan kebudayaan.


Sikap bahasa adalah kesopanan bereaksi terhadap suatu keadaan,
sikap bahasa menunujuk pada sikap mental dan sikap perilak:u da1am
berbahasa. Sikap bahasa dapat diamati antara lain melalui perilak:u
berbahasa atau perilak:u bertutur (Aslinda dan Syafyahya,2007).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupak:an penelitian kuantitatif. Sifat penelitian
adalah deskriptif analisis. Populasi dari penelitian ini adalah siswa
remaja yang duduk di bangku SMP dan SMA di Jakarta dan Bogor.
Sampel yang diambil sebanyak: 30 responden dengan teknikpurposive
sampling , yakni masing-masing 15 responden siswa remaja di Jakarta
dan Bogor. Penelitian ini dilak:sanak:an selama 3 bulan (Juni-Agustus
2012). Penelitian ini menggunakan metode langsung dan tidak
langsung yang digunak:an untuk mengetahui sikap bahasa.

166/ Memartabatkan Bahasa Melayu: Pengajian Bahasa

Kedudukan KosaK


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Situasi Pemakaian Kosa Kata Gaul
Jaduall Persentase Situasi Pemakaian Kosa Kata Gaul
SITUASI PEMAKAIAN KOSA KATA GAUL
Jawaban

Pertanyaan
1
Percakapan
sehari-hari

Pertanyaan
2
Percakapan
dengan
ternan

Pertanyaan
3
Percakapan

dengan guru
di dalam
kelas

Pertanyaan

4
Percakapan
dengan guru
di luar kelas

Pertanyaan
5
Percakapan
dengan
guru di luar
sekolah

Selalu

0

13

0

0

Sering

63
29

54
33

0

0

0

25

21

21

4

0

29

25

25

4

0

46

54

54

Jarang
San gat
jarang
Tidak
pemah

0

Berdasarkan hasil kuesioner siswa remaja (bagian A no 1[apakah
Anda memakai kosa kata gaul dalam percakapan sehari-hari]), siswa
remaja mengatakan sering memakai kosa kata gaul dalam percakapan
sehari-hari. Hal ini terilihat dari 30 responden 63% menyatakan sering.
Hanya 4% siswa remaja yang menyatakan tidak pemah dan sangat
jarang. Sementara itu, tidak ada satu pun siswa remaja yang mengatakan
selalu memakai kosa kata gaul dalam percakapan sehari-hari. Jika
hal ini dibandingkan dengan pertanyaan no 2, mengenai apakah
Anda memakai kosa kata gaul dalam percakapan dengan teman,54%
menjawab sering, 13% menjawab selalu, dan 33% menjawab jarang,
namun tidak ada yang menjawab sangat jarang maupun tidak pemah.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa remaja memiliki intensitas yang
tinggi dalam pemakaian kosa kata gaul dengan ternan mereka. Hasil
ini dapat mendukung penelitian Budiman (2010) yang menyatakan
bahwa 65% responden menggunakankata-kata slang dalam percakapan
mereka melalui media jejaring sosial. Media jejaring sosial adalah
media yang banyak digunakan remaja untuk berkomunikasi dengan
ternan sebaya. Sementara itu, dalam percakapan sehari-hari, mereka
tidak hanya berbicara dengan ternan melainkanjuga dengan orang tua
dan guru sehingga didapat perbedaan persentase seperti terdapat pada
kolom 1 dan 2 pada tabel 1 di atas.

Dalam percak
masih menempatk:
pun siswa yang m
di dalam kelas pen
tidak pemah, lalu
jarang. Data ini m
remaja yang mas
tutur mereka. Dat<
sama Grice Hュ。ォセ@
kelas pembelajara
kerja sama yang
interaksi yang terj
berakibat pada tid
juga sejalan deng1
1551-479 SM), k
seandainya terpili
saja meluruskan
menjabarkan: "Jil<
apa yang dimaksu'
apa yang seharus1
moral dan seni m
tidak jelas arahn)
berdiri dalam keb
kesewenang-wem
atas segala-galan)
Kerja sama d
kelas, terlihat da
pemah memakai
pembelajaran, 21
jarang.
Pertanyaan n'
gaul dengan gun
sama dengan ke1
didapat dari pert<
menjawab jarang
bahwa tidak ada
selalu.
Berdasarkan
menjadi respond'
terhadap bahasa I

Kedudukan Kosa Kata Gaul sebagai Bahasa Komunikasi Remaja di Sekolah / 167

.SAN

sa Kata Gaul

GAUL
4

ngan guru
luar kelas

Pertanyaan
5
Percakapan
dengan
guru di luar
sekolah

0

0

0

0

21

21

25

25

54

54

--

agian A no 1[apakah
sehari-hari]), siswa
ul dalam percakapan
i menyatakan sering.
セ@ pernah dan sangat
1ja yang mengatakan
an sehari-hari. Jika
. mengenai apakah
dengan teman,54%
セ@ menjawab jarang,
mpun tidak pernah.
liki intensitas yang
man mereka. Hasil
yang menyatakan
セ@ dalam percakapan
tring sosial adalah
:omunikasi dengan
ehari-hari, mereka
3. dengan orang tua
perti terdapat pada

1

Dalam percakapan dengan guru mereka di kelas, siswa remaja
masih menempatkan guru pada posisi terhormat sehingga tidak ada satu
pun siswa yang menjawab sering atau selalu memakai kosa kata gaul
di dalam kelas pembelajaran. Malahan, 46% siswa remaja mengatakan
tidak pernah, lalu 25% menjawab jarang dan 29% menjawab sangat
jarang. Data ini memberikan makna mengenai sikap berbahasa siswa
remaja yang masih memperlihatkan sikap positif terhadap ternan
tutur mereka. Data ini menyatakan bahwa ketaatan pada prinsip kerja
sama Grice (maksim Grice) dilakukan oleh siswa remaja di dalam
kelas pembelajaran. Dalam sebuah diskusi di dalam kelas diperlukan
kerja sama yang baik antara guru dan siswa, diharapkan dalam
interaksi yang terjadi tidak menimbulkan kesalahpahaman yang akan
berakibat pada tidak dipahaminya materi ajar yang diberikan. Hal ini
juga sejalan dengan pendapat Filsuf China Kong Hu Cu (Confusius,
1551-479 SM), ketika ditanya "Apa yang pertama kali dilakukan,
seandainya terpilih menjadi pemimpin negara?", menjawab, "Tentu
saja meluruskan bahasa." Jawaban ini mengejutkan. Lalu dia
menjabarkan: "Jika bahasa tidak lurus, apa yang dikatakan bukanlah
apa yang dimaksudkan. Jika yang dikatakan bukan yang dimaksudkan,
apa yang seharusnya diperbuat tidak diperbuat. Jika tidak diperbuat,
moral dan seni merosot. Jika moral dan seni merosot, keadilan akan
tidak jelas arahnya. Jika keadilan tidak jelas arahnya, rakyat hanya
berdiri dalam kebingungan yang tak tertolong. Maka, tak boleh ada
kesewenang-wenangan dengan apa yang dikatan. Ini paling penting di
atas segala-galanya."
Kerja sama dalam interaksi pembelajaran pun berlanjut di luar
kelas, terlihat dari data yang menunjukkan 54% menjawab tidak
pernah memakai kosa kata gaul dengan guru mereka di luar kelas
pembelajaran, 21% menjawab jarang, dan 25% menjawab sangat
Jarang.
Pertanyaan no 5 menanyakan Apakah Anda memakai kosa kata
gaul dengan guru di luar sekolah, siswa remaja menjawab rata-rata
sama dengan ketika menjawab pertanyaan no 4, persentase yang
didapat dari pertanyaan ini adalah 54%menjawab tidak pernah,21 %
menjawab jarang,25% menjawab sangat jarang. Data menunjukkan
bahwa tidak ada satu siswa remaja pun yang menjawab sering atau
selalu.
Berdasarkan persentase pada tabel 1 di atas, siswa remaja yang
menjadi responden ini dapat dikatakan menunjukkan sikap positif
terhadap bahasa Indonesia. Mereka sadar akan adanya norma bahasa.

Kedudukan Kosa Kata Gm

168/ Memartabatkan Bahasa Melayu: Pengajian Bahasa

Mereka terdorong untuk tetap menggunakan BI dengan baik dan benar.
Hal ini berkaitan dengan tiga ciri sikap bahasa yang dik:emukakan
Garvin dan Mathiot dalam Jendra (2010) ,yaitu kesetiaan bahasa
(language loyalti), kebanggaan bahasa (language pride),dan kesadaran
akan adanya norma bahasa (awareness of the norm). Kesadaran akan
adanya norma bahasa membuat siswa remaja tidak menggunakan kosa
kata gaul dalam lingkungan sekolah. Mereka dengan cermat, benar,
dan santun bersikap terhadap guru mereka.

b. Alasan Penggunaan Kosa Kata Gaul
Jadual 2 Persentase Alasan Penggunaan Kosa Kata Gaul
ALASAN PENGGUNAAN KOSA KATA GAUL
Pertanyaan
1
Mengakrabkan
diri

Pertanyaan
2
Menghilangkan
grogi

Pertanyaan

4

Kebiasaan
bicara

Pertanyaan
4
Terlihat
keren

Pertanyaan
5
Bergosip
ten tang
guru

4

4

4

0

25

21

4

29

38

Tidak
setuju

46

46

38

58

33

Setuju

25

29

46

8

29

Sangat
setuju

0

0

8

0

0

Jawaban

Tidak
tahu
San gat
tidak
setuju

3

Menurut KBBI (2010), Alasan adalah dasar bukti (keterangan) yang
dipakai untuk menguatkan pendapat (sangkalan,perkiraan,dsb).
Responden yang dijaring dalam penelitian ini tidak mempunyai alasan
yang kuat atas penggunaan kosa kata gaul yang mereka pakai dalam
interaksi dengan guru. Hal ini sesuai dengan ciri khas remaja yang
masih mencari identitas diri.
Ada lima alasan yang peneliti berik:an kepada responden.Kelima
alasan ini peneliti berik:an berdasarkan hasil pengamatan sebelum
kuesioner dibuat. Dari penelitian ini, ingin diketahui alasan siswa
remaja menggunakan kosa kata gaul dalam percakapan dengan guru
mereka di sekolah. Sebanyak 25% responden mengatakan untuk
mengakrabkan diri dengan guru mereka. Responden juga menjawab
untuk menghilangkan grogi ketika berbicara dengan guru, dijawab
oleh 29% responden. Dengan alasan terbiasa berbicara menggunakan

kosa kata gaul, 46% ffi(
)'ang men)awab bahwa
ter\ihat keren. Sebany2
menggunakan kosa ka·.
(bergosip).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pe
memerhatikan norma
standar dalam percal<
menggunakan kosa kat
sebaya. Kalaupun ュ・イセ@
sebuah kebiasaan dan l

RUJUKAN

Aslinda dan Leni sケ。セ@
Refika Aditama.
Hurlock, E. B., 1973.
Kogakusha.
Jendra,Made lwan Indra'
Languages. Yogyaka
Keraf,Gorys, 2010. Diks.
Utama.
Nababan,PWJ. 1991.
Gramedia.
Papalia, DE., Olds, S. W.,
ed.). Boston: McGra
Santrock, J.W. 2004Life
Companies.
http://aeiou-aeiou. blogsp

fa hasa

Kedudukan Kosa Kata Gaul sebagai Bahasa Komunikasi Remaja di Sekolah /169

:m BI dengan baik: dan benar.
bahasa yang dikemuk:akan
0) ,yaitu kesetiaan bahasa
1guage pride),dan kesadaran
'the norm). Kesadaran akan
1ja tidak menggunakan kosa
reka dengan cermat, benar,

kosa kata gaul, 46% menjawabnya demik:ian. Hanya 8% responden
yang menjawab bahwa mereka menggunakan kosa kata gaul agar
terlihat keren. Sebanyak 29% responden menjawab bahwa mereka
menggunakan kosa kata gaul untuk: berbicara tentang guru mereka
(bergosip ).

KESIMPULAN

taan Kosa Kata Gaul

\KATAGAUL

1yaan

saan
I a

Pertanyaan
4
Terlihat
keren

Pertanyaan
5
Bergosip
ten tang
guru

4

0

29

38

58

33

8

29

0

0

r buk:ti (keterangan) yang
:sangkalan,perkiraan,dsb).
1i tidak mempunyai alasan
yang mereka pakai dalam
an ciri khas remaja yang
cepada responden.Kelima
tsil pengamatan sebelum
n diketahui alasan siswa
percakapan dengan guru
nden mengatakan untuk:
!sponden juga menjawab
ra dengan guru, dijawab
t berbicara menggunakan

Berdasarkan hasil penelitian ini, temyata siswa remaja masih
memerhatikan norma bahasa. Mereka masih menggunakan bahasa
standar dalam percakapan mereka dengan guru. Mereka hanya
menggunakan kosa kata gaul atau bahasa nonstandar terhadap ternan
sebaya. Kalaupun mereka menggunakan kosa kata gaul dengan alasan
sebuah kebiasaan dan hanya untuk: mengakrabkan diri dengan guru.

RUJUKAN
Aslinda dan Leni Syafyahya, 2007. Pengantar Sosiolinguistik.Bandung:
Refika Aditama.
Hurlock, E. B., 1973. Adolescent development. Tokyo: McGraw-Hill
Kogakusha.
Jendra,Made Iwan Indrawan, 2010. Sociolinguistics: The Study of Societies '
Languages.Yogyakarta:Graha Ilmu.
Keraf,Gorys, 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Nababan,PWJ. 1991. Sosiolinguistik:Suatu Pengantar. Jakarta:PT
Gramedia.
Papalia, DE., Olds, S. W., & Feldman, Ruth D, 2001. Human development (8th
ed.). Boston: McGraw-Hill
Santrock, J.W. 2004.Life-Span Development (9th ed.).Boston: McGraw-Hill
Companies.
http :1I aeiou-aeiou. blogspot.com/2007107I apa-pentingnya-bahasa.html