Induksi Tanaman Haploid Dianthus sp. Melalui Pseudofertilisasi Menggunakan Polen yang Diiradiasi dengan Sinar Gamma

Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011

INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI
MENGGUNAKAN POLEN YANG DIIRADIASI DENGAN SINAR GAMMA
Induction of Haploid Dianthus sp. Trough Pseudofertilization with Gamma Ray
Irradiated Pollen
Kartikaningrum, S1., A. Purwito2, G. A. Wattimena2, B. Marwoto1 dan D. Sukma2
1

Balai Penelitian Tanaman Hias, Segunung, Jl. Raya Pacet, Ciherang, Cianjur 43253,
Telp. /Fax. (+62263514138, Email : suskandari@yahoo.com
2
Institut Pertanian Bogor, Jl. Raya Dermaga, Bogor
ABSTRACT

Haploid plants of Dianthus sp. were obtained by pseudofertilization
using irradiated pollen. Gamma ray of 100 gray were used for inactivating pollen.
Crossing were made using 131 female as pod parents. After pollination 59%
fruits were harvested, 41% were dropped and only 51 ovaries were cultured on
the medium. Ovaries were explanted 1 – 2 weeks after pollination and cultured on

solid MS medium containing 400 mg L-1 glutamine + 103,77 mg L-1 prolin and
growth regulator including 1-Naphthaleneacetic acid (NAA) and 6Benzylaminopurine (BAP). The first ploidy seedling observation was made by
number of chloroplast in each side of guard cells of stomata leaves. Four haploid
plants were obtained from this screening, but based on chromosome counting
only three haploid plants revealed.
Key words: Dianthus sp., pseudofertilization, gamma ray, haploid plants

PENDAHULUAN
Sejak A. D. Bergener menemukan tanaman haploid pada Datura starmonium
pada tahun 1921, pemulia tanaman mulai bekerja ekstensif untuk mendapatkan
tanaman haploid baik secara in vivo maupun in vitro. Penemuan embrio dan tanaman
haploid yang dihasilkan melalui kultur antera Datura oleh Guha dan Maheswari pada
tahun 1966 membawa ke kemajuan perkembangan teknologi haploid. Teknologi ini
kemudian diterapkan pada beberapa spesies tanaman lain, namun frekuensi
keberhasilannya masih rendah. Secara alami haploid muncul sebagai hasil dari
partenogenesis. Teknik in vivo untuk menginduksi haploid diantaranya adalah:
androgenesis, gynogenesis, eliminasi kromosom melalui persilangan kerabat jauh,
semigami, perlakuan kimia, temperature shock, dan efek iradiasi.
Pada tanaman anyelir penelitian androgenesis dengan menggunakan antera
pernah dilakukan oleh Fu et al. (2008), namun hasilnya tidak memuaskan. Metode

tersebut dikembangkan oleh Kartikaningrum et al. (2011) dengan metode kultur antera
sebar (shed microspore), juga tidak menunjukkan respon yang baik. Pendekatan
metode lain untuk mendapatkan tanaman haploid perlu dicoba. Salah satu metode
yang dilakukan adalah pseudofertilisasi.
Pseudofertilisasi dengan memanfaatkan serbuk sari yang diradiasi diikuti
dengan penyelamatan embrio telah banyak diterapkan pada beberapa tanaman buah-

1196

Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011

buahan yaitu plum (Peixe et al. 2000), kiwi (Chalak and Legave, 1997, Musian et al.
1998), melon (Katoh et al. 1993), jeruk (Bermejo et al. 2011). Pada tanaman hias telah
dilakukan pada Primula (Carraro et al. 1990), bunga matahari (Todorova et al. 2004),
mawar (Meynet et al. 1994), anyelir (Dianthus caryophillus) (Sato et al. 2000) dan
tanaman lain pada kapas (Aslam, 2000; Savaskan, 2002). Pada tanaman buah-buahan
banyak menghasilkan buah tanpa biji yang disebabkan oleh embrio yang mengalami
degenerasi (Sugiyama et al. 2002). Pada tanaman apel tanaman haploid berhasil
diregenerasi setelah di silang dengan polen yang diiradiasi sinar gamma pada level

dosis 200 – 500 Gy diikuti dengan penyelamatan embrio pada umur 2-3 bulan setelah
polinasi dengan media MS (Zhang et al. 1991). Sementara pada tanaman mawar dosis
500 Gy merupakan dosis yang minimum untuk menginduksi parthenogenesis (Meynet
et al. 1994). Pada tanaman melon dosis yang diperlukan adalah 300 Gy sinar Gamma.
Produksi tanaman haploid pada anyelir (Dianthus
caryophyllus) melalui
pseudofertilisasi pernah di lakukan oleh Sato et al. (2000) menggunakan sinar X
dengan dosis 100 dan 200 kRad, namun frekuensi kejadiannya masih sangat kecil.
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan tanaman haploid melalui pseudofertilisasi
dengan serbuk sari yang diiradiasi dengan sinar gamma diikuti dengan penyelamatan
embrio muda secara in vitro.
BAHAN DAN METODE
Bahan Tanaman
Bahan tanaman menggunakan spesies Dianthus caryophyllus (cv “Laura”, cv
“Pradoravit”, cv “Rondesvous” dan cv “Alifia”) dan Dianthus chinensis (pink/V11,
ungu/V13, telstar/V15) koleksi Balai Penelitian Tanaman Hias. Dianthus caryophyllus
ditanam di bawah rumah plastik, sedang Dianthus chinensis ditanam di pot ukuran 17
cm di Kebun Percobaan tanaman hias Cipanas, pada ketinggian tempat 1100 m dpl.
Serbuk sari diambil dari tanaman Dianthus chinensis warna ungu (V13) dan kombinasi
merah ungu (V14) yang telah berumur 4 bulan dari bahan stek pucuk.

Koleksi Serbuk Sari, Iradiasi Dan Penyerbukan
Serbuk sari diambil dari tanaman pada fase T8 (11 hari setelah inisiasi bunga)
(Kartikaningrum, 2011. Unpublish), dikumpulkan dalam Petridish dan diiradiasi
menggunakan sinar gamma pada alat Gamma chamber 4000 A (CAIRT-BATAN,
Indonesia) dengan laju dosis 1 kRad/48 detik pada tanggal 6 April 2011. Dosis yang
digunakan adalah dosis tunggal 100 Gy (LD100). Setelah diradiasi serbuk sari diambil
sampelnya untuk diperiksa dengan menumbuhkannya pada larutan sukrosa 15% pada
suhu inkubasi 25 oC, selama 24 jam. Pemeriksaan lain dengan pewarnaan acetoorcein, kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk memastikan bahwa serbuk sari
tidak aktif.
Satu hari sebelum dilakukan persilangan, bunga betina diemaskulasi kemudian
ditutup dengan kertas untuk menghindari penyerbukan dari serbuk sari yang tidak
diinginkan. Penyerbukan dilakukan dengan menempelkan serbuk sari yang telah
diradiasi pada kepala putik dan ditutup kembali dengan kantong kertas. Sebagai
kontrol penyerbukan juga dilakukan dengan serbuk sari tanpa iradiasi.

1197

Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011


Penyelamatan Embrio
Buah dipetik pada umur satu sampai dua minggu setelah penyerbukan. Untuk
kontrol buah dipanen umur satu dan dua minggu setelah penyerbukan. Buah
dibersihkan dengan akuades, kemudian diikuti dengan perendaman pada alkohol 70%
selama 1 menit dan dilewatkan di atas api sekilas. Buah yang telah steril dibelah dan
embrio muda ditanam pada media. Dua media tumbuh dengan media dasar MS dan
penambahan 400 mg L-1 glutamine + 103,77 mg L-1 prolin, serta komposisi sukrosa dan
zat pengatur tumbuh yang berbeda-beda adalah M8 = MS + 0,35 mg L-1 NAA + 1 mg L1
BAP + 60 g L-1 sukrosa (Sato et al. 2000), dan M10 = MS + 1 mg L-1 2.4D + 1 mg L-1
BAP + 20 g L-1 sukrosa (Mosquera et al. 1999). Kultur embrio muda diinkubasi dalam
ruang dengan suhu 25 oC dengan penyinaran 16 jam tiap hari dengan intensitas
cahaya 1000 – 1700 lux. Embrio yang tumbuh menjadi tanaman kemudian disubkultur
pada media MS0.
Evaluasi Ploidi
Evaluasi tingkat ploidi awal pada tanaman di lakukan dengan memeriksa jumlah
kloroplas dalam sel penjaga stomata pada daun yang telah membuka sempurna.
Lapisan daun bagian bawah diambil dan ditempatkan pada gelas preparat, ditambah
beberapa tetes aquades, dan ditutup dengan gelas penutup, kemudian diperiksa di
bawah mikroskop pada perbesaran 10 x 10 dan 10 x 40.
Selain itu juga dilakukan penghitungan jumlah kromosom di Puslitbang Biologi

LIPI dan Balithi menggunakan potongan meristem. Potongan tersebut direndam dalam
larutan 0,002 M 8-Hydroxyquinolin selama 3-5 jam pada suhu 4 oC, kemudian dibilas
dengan akuades, dan difiksasi dalam 45% asam asetat selama 10 menit. Potongan
pucuk (meristem) dimasukkan pada campuran larutan1 N HCl dan 45% asam asetat
dengan perbandingan 1:3 pada air dengan suhu 60 oC selama 1-5 menit, dan diwarnai
dengan aceto-orcein 2%, dilakukan squashing
kemudian dihitung jumlah
kromosomnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma
Efek iradiasi pada perkecambahan serbuk sari terlihat bahwa pada dosis
iradiasi 100 Gy perkecambahan polen setelah 24 jam ditumbuhkan pada larutan
sukrosa 15% terhambat (Gambar 1C) dibandingkan dengan serbuk sari yang tidak di
iradiasi yang mampu berkecambah sempurna (Gambar 1A). Selain itu pada dosis 100
Gy kemampuan menyerap pewarna aceto-orcein berkurang (Gambar 1D)
dibandingkan dengan kontrol yang mampu menyerap pewarna aceto-orcein secara
intensif (Gambar 1B). Hasil ini menunjukkan bahwa serbuk sari non aktif.
Penyelamatan Embrio
Buah hasil penyerbukan yang dapat dipanen adalah buah dengan umur 10, 13
dan 14 hari setelah penyerbukan, sedang pada tanaman kontrol dipanen pada umur 7

dan 14 hari. Dari sebanyak 131 persilangan yang telah dilakukan 77 ovari (59%) dapat
dipanen, 54 ovari (41%) buah gugur. Dari 77 ovari yang dipanen hanya 51 ovari dan 2

1198

Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011

ovari kontrol diteruskan untuk di kultur. Hasil penyelamatan embrio ini 7 kultur berhasil
tumbuh, sementara dua persilangan kontrol tumbuh semua (Tabel 1).
Tabel 1. Pengaruh iradiasi sinar gamma 100 Gy pada serbuk sari terhadap
keberhasilan pertumbuhan embrio
Umur
buah
(HSP)

Jumlah ovary
yang ditanam

7


1

Jumlah eksplan berhasil tumbuh
V11 x V14

V15 x V14

0

0

D. caryophyllus x
V14
-

Jumlah
total
Kontrol
1


1

10

8

1

0

-

-

1

13

19


2

1*

-

-

3

14

25

3

0

0


3

6

Keterangan: *) kontaminasi, HSP: hari setelah penyerbukan
Hasil penelitian Sato et al. (2000), perlakuan iradiasi sinar X 100 kRad pada
serbuk sari sebagai donor polen menghasilkan 300 ovari yang berhasil ditanam, tetapi
hanya 55 ovari yang berhasil tumbuh dan beregenerasi. Sementara dosis iradiasi sinar
X 200 kRad diperoleh 100 ovary, namun hanya 1 ovary saja yang tumbuh. Tanaman
yang dihasilkan dari biji hasil penyerbukan dengan serbuk sari yang diiradiasi
merupakan hasil dari tidak lengkapnya transmisi genom jantan (Peixe et al. 2000).
Menurut Sestili dan Ficcadenti (1996), iradiasi pada tingkat yang rendah (sub lethal)
hanya merusak sebagian inti generatif saja, sehingga masih mampu menyerbuki sel
telur.
Menurut Pandey (1986) setelah aplikasi radiasi pada polen pada dosis yang
tinggi (lethal dosis), tidak terjadi fertilisasi normal dan genom paternal akan
tereliminasi, tetapi inti sel telur yang berada pada fase G1 kemungkinan distimulasi
untuk melanjutkan siklus sel. Embrio partenogenetik yang dihasilkan pada dasarnya
bersifat maternal. Jika donor serbuk sari bersifat sub lethal, inti dari serbuk sari rusak,
tetapi tidak dalam kapasitasnya secara fungsional dan fisik, sehingga fertilisasi normal
dapat terjadi. Generasi M1 (hasil persilangan dengan serbuk sari yang diradiasi) ini
menunjukkan variasi derajat kemiripan pada kedua tetua. Namun generasi M1 ini lebih
bersifat maternal dibandingkan dengan persilangannya yang murni, dan maternalisasi
meningkat sesuai dengan dosis yang semakin meningkat.
Dari hasil penelitian ini, embrio mulai tumbuh menjadi tunas pada minggu ke 4
setelah kultur. Makin lama umur buah dipanen, makin banyak jumlah ovary yang
ditanam (Tabel 1). Enam embrio langsung tumbuh menjadi tunas, sedang eksplan
hasil persilangan V11 x V14 (PF89) yang dipanen umur 10 hari terinduksi menjadi
kalus. Munculnya kalus ini kemungkinan disebabkan biji yang hanya mempunyai
endosperm saja, karena bersentuhan dengan media sehingga terinduksi menjadi
kalus. Pada tanaman apel setelah penyerbukan dengan serbuk sari yang diiradiasi
menghasilkan biji atau endosperm saja atau embrio dan endospernnya. Hal ini terjadi
karena hanya inti sperma tunggal saja yang ada dalam tabung sari yang mampu
membuahi sel telur atau berfusi dengan inti polar (Nicoll et al. 1987). Tetapi hasil yang
pasti harus dilihat tingkat ploidinya, hanya saja sampai saat ini kalus baru mengalami
regenerasi (Gambar 1 E-H).

1199

Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011

Persentase tertinggi terbentuknya embrio menjadi tanaman adalah pada umur
embrio 14 hari HSP (24%). Hasil penelitian Sato et al. (2000) umur 3 minggu
merupakan umur maksimal ovari yang dapat dipanen, selebihnya buah akan gugur.
Berbeda dengan penelitian ini, pada persilangan normal 3 minggu setelah
penyerbukan buah telah masak ditandai dengan berubahnya warna biji dari putih
menjadi hitam. Sehingga panen biji dilakukan maksimal umur dua minggu untuk
menghindari kehilangan materi. Perbedaan ini disebabkan oleh penggunaan materi
induk betina yang digunakan. Pada penelitian Sato et al. (2000) menggunakan
Dianthus caryophyllus sebagai penerima serbuk sari,yang memiliki umur berbunga
yang lebih lama. Tanaman kontrol yang dipanen satu minggu stelah penyerbukan
hanya satu ovul yang mampu tumbuh. Hasil ini menunjukkan bahwa umur satu minggu
buah masih terlalu muda untuk berkembang menjadi tanaman (Gambar 1 I-K). Buah
umur satu minggu biji belum masak dan berwarna putih, lambat laun biji berubah
menjadi coklat seperti biji masak. Sejalan dengan pendapat Bohanec (2009) dan
Musial et al. (2005) proses pemasakan kantung embrio berlanjut selama kultur in vitro.
Dalam satu ovari pada umumnya Dianthus chinensis memiliki 80-100 ovul.
Pada persilangan yang normal biasanya didapatkan biji hanya berkisar antara 10 - 20
saja. Hal ini terjadi karena viabilitas polen D. chinensis sangat rendah (40 – 60%)
(Kartikaningrum et al. 2011). Perlakuan iradiasi pada serbuk sari untuk penyerbukan
menyebabkan pertumbuhan embrio menjadi terhambat. Hal ini ditunjukkan dari hasil
persilangannya yang hanya tumbuh 5 eksplan dari 30 ovari yang ditanam di media M8
dan 2 eksplan dari 23 ovari yang ditanam di media M10 (Tabel 2). Pada kontrol semua
eksplan berhasil tumbuh. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua media perkecambahan
semuanya dapat digunakan. Tetapi M8 memiliki persentase yang lebih tinggi dibanding
M10, karena jumlah sukrosanya yang lebih tinggi. Hal yang sama juga terjadi pada
mawar (Meynet et al. 1994) bahwa embrio dapat berkecambah di semua media uji dan
tidak ada pengaruh penggunaan hormon yang berbeda-beda. Hasi penelitian Katoh et
al. 1993 penggunaan media E20A, MS dan N6 pada hasil penyelamatan embrio melon
juga tidak berbeda nyata.
Tabel 2. Pengaruh media terhadap jumlah ovari yang menghasilkan planlet
Media

V11xV14

V15xV14

V15xV13

V14xV13

D.
caryophyllus x
V14

Kontrol
(V11xV1
4)

M8

jumlah
ovary
yang
ditanam
30

16 (4)*

1 (1)*

1

3

8

1(1)*

M10

23

17 (2)*

3

0

0

0

3(3)*

Keterangan : *) angka di dalam kurung adalah embrio yang berhasil tumbuh
M8 = MS + 0,35 mg L-1 NAA + 1 mg L-1 BAP + 60 g L-1 sukrosa (Sato et
al. 2000), M10 = MS + 1 mg L-1 2.4D + 1 mg L-1 BAP + 20 g L-1 sukrosa
(Mosquera et al. 1999).
Dari semua eksplan yang berhasil tumbuh pada media M8 dan M10 pada
umumnya hanya menghasilkan 1 – 2 biji yang mampu tumbuh dan sebagian besar
berasal dari persilangan V11 dengan V14 (Tabel 3).

1200

Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011

Tabel 3. Jumlah embrio yang tumbuh setiap ovari
Kode
genotipe

Betina

Donor
polen

Media

Jumlah embrio tumbuh

PF003

V11

V14

M8

1

PF035

V11

V14

M8

2

PF042

V11

V14

M8

1

PF069

V11

V14

M8

2

PF074

V15

V14

M8

1*

PF079

V11

V14

M10

1

PF089

V11

V14

M10

1

+

Keterangan: *) terkontaminasi +) planlet mati
Evaluasi Tingkat Ploidi
Dianthus chinensis diploid mempunyai jumlah kromosom 30, dan haploidnya
adalah 15. Salah satu pendekatan awal untuk melihat tingkat ploidi tanaman adalah
dengan melihat jumlah kandungan kloroplas dalam sel penjaga stomata yang dapat
diamati pada daun hasil kultur in vitro. Yuan et al. (1980) menemukan bahwa terdapat
korelasi antara tingkat ploidi kromosom dan jumlah kloroplas dalam sel penjaga
stomata pada beberapa tanaman. Ditemukan pula bahwa jumlah kloroplas bervariasi
secara signifikan diantara ploidi stomata yang berbeda dalam varietas yang sama.
Akurasi penghitungan kloroplas untuk identifikasi ploidi tanaman yang berbeda lebih
dari 90% (Zhang 2005, Winarto et al 2010).
Hasil analisis jumlah kandungan kloropas pada sel penjaga stomata diperoleh 4
genotipe yang diduga haploid (Tabel 4 dan Gambar 1 L-P). Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian Yuan et al. (1980) bahwa jumlah kloroplas bervariasi pada
genotipe yang sama dengan kisaran jumlah kloropas antara 9-24 pada genotype
haploid dan 19-36 pada genotipe diploid (kontrol).
Tabel 4.
Genotipe
PF035-1
PF042
PF069-1
PF079
Kontrol 1
Kontrol 2

Rerata dan kisaran jumlah kloroplas pada sel penjaga stomata enam
genotipe Dianthus cinensis
Jumlah stomata yang
Rata-rata jumlah kloroplas
Kisaran
diamati
77
15,88 ± 2.47
12 - 24
144
14,42 ± 1,79
9 - 18
47
13,51 ± 2,45
9 - 18
21
15,57 ± 2,18
10 - 18
116
26,00 ± 3,08
19 - 36
34
25,00 ± 2,19
21 - 31

Hasil analisis jumlah kromosom sejalan dengan analisis jumlah kloroplas pada
sel penjaga stomata. Jumlah kromosom diploid adalah 30 sedang haploid adalah 15
(Gambar 1 Q-T). Genotype PF79 dijumpai dua macam jumlah kromosom yaitu 15 dan
30. Hasil ini sama dengan yang diperoleh Fu et al (2008), bahwa beberapa Dianthus
chinensis jaringan vegetatifnya mempunyai 2 macam jumlah kromosom. Hasil

1201

Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011

penelitian Fu et al. (2008) dan Kartikaningrum et al. (2011) diketahui bahwa 2 macam
n dan 2n ditemukan pada sel mikrosporanya. Jaringan yang mengndung sel haploid
dan diploid pada dasarnya berasal dari sel haploid yang mengalami penggandaan
kromosom secara spontan pada sebagian jaringannya. Secara teori sel diploid dalam
tanaman haploid berasal dari kesalahan mitosis yang menghasilkan jalur sel dengan
laju pertumbuhan yang lebih cepat dibanding sel tetangganya yang haploid dan
mendominasi meristem (Winton dan Einspahr 1968).
Seperti pada umumnya tanaman haploid, pertumbuhan awal planlet Dianthus
chinensis haploid hasil pseudofertilisasi ini lebih lambat dibandingkan dengan planlet
diploid dan ukuran tanamannyapun lebih kecil pada media MS0 (Gambar 2).
Menurut Vassileva-Dryansovska (1966) embrio haploid dan endosperm diploid
atau haploid setelah polinasi dengan serbuk sari yang di radiasi terjadi melalui dua
jalan. Pertama adalah terkait dengan stimulasi inti dari induk betina untuk membelah
melalui piknosis kromatin jantan sedang kedua adalah terkait dengan fertilisasi dari sel
telur dengan rusaknya sel sperma, kromatin akan tereliminasi dalam sitoplasma.
Perlakuan iradiasi pada serbuk sari menyebabkan DNA kromosom rusak, sehingga
embrio yang dihasilkan dari serbuk sari yang diradiasi ini hanya mengandung
kromosom dari sel telur.

Gambar 1. (A-B) Perkecambahan serbuk sari dan penyerapan pewarna aceto-orcein
kontrol pada sukrosa 15%, (C-D) Perkecambahan dan penyerapan warna

1202

Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011

aceto-orcein pada sebuk sari yang diradiasi pada dosis 100 Gy. (E-H)
Eksplan V11 x V14 (PF89) yang terinduksi menjadi kalus. (I-K)
pertumbuhan embrio kontrol: biji umur 1 minggu, 30 hari setelah kultur, 42
hari setelah kutlur. (L-P) Kloroplas dalam sel penjaga stomata Dianthus
chinensis : haploid :(L) PF035-1, (M) PF042, (N) PF069-1, (O) PF079, dan
diploid : (P) kontrol. (Q-S) Jumlah kromosom : (Q) PF35.1 (2n=x=15), (R)
PF79 (2n=x=15 dan 30), (S) PF42 (2n=2x=15) dan (T) Kontrol (2n=2x=30)

Gambar 2. Pertumbuhan planlet (A) PF35.1, (B) PF42, (C) PF69.1, (D) PF79 dan (E)
diploid/kontrol
KESIMPULAN
1. Analisis tingkat ploidi awal tanaman dapat dilakukan dengan melihat jumlah
kloroplas pada sel penjaga stomata.
2. Jumlah kloroplas pada sel penjaga stomata mendekati jumlah kromosom.
3. Medium dengan kandungan sukrosa yang lebih tinggi jumlah embrio yang tumbuh
lebih tinggi
4. Penyerbukan menggunakan serbuk sari yang diradiasi 100 Gy dapat menginduksi
ginogenesis Dianthus sp. menghasilkan empat tanaman haploid berdasarkan
jumlah kloroplas pada sel penjaga stomata,tetapi berdasarkan jumlah kromosom
pada sel meristem apikal diperoleh tiga tanaman haploid.
DAFTAR PUSTAKA
Aslam, M. 2000. Utilization of pollen irradiation technique for the improvement of G.
Hirsutum L. Pakistan Journal of Biological Science 3 (11): 1814-1816.
Bermejo, A. J. Pardo and A. Cano. 2011. Influence of gamma irradiation on seedless
citrus production: pollen germination and fruit quality. Food and Nutrition
Science 2: 169-180.
Bohanec, B. 2009. Doubled Haploid via Gynofenesis. In A. Touraev et al. (Eds).
Advances in Haploid production in Higher Plants. Springer Science + Business
Media B.V. pp 35-46.
Carraro, L. P. D. Gerola, G. Lombardo and F.M. Gerola. 1990. Pseudo-selfcompatibility in ultraviolet irradiated plants of Primula acaulis (’pin’ morph).
Journal of Cell science 95: 659-665.
Chalak, L. And J. M. Legave. 1997. Effect of pollination by irradiated pollen in Hayward
Kiwifruit and spontaneous doubling of induce parthenogenetic trihaploids.
Scientia Horticultura 68: 83-97.
Chat, J. S. Decroocq and R. J. Petit. 2003. A one-step organelle capture: gynogenetic
kiwifruit with paternal chloroplas. Proc R. Soc. Lond. B 270:183-789.

1203

Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011

Fisher, M., Ziv, M., and Vainstien, A. 1993. An efficient method for adventitious shoot
regeneration from cultured carnation petals. Scientia Horticulturae. 53: 231-237.
Fu, X. P, S.H. Yang and M. Z. Bao. 2008. Factors affecting somatic embryogenesis in
anther culturesof Chinese pink (Dianthus chinensis L). In Vitro Cell.Dev.Biol.Plant (2008) 44:194–202.
Kartikaningrum, S. 2011. Teknologi Haploid anyelir: Studi biologi dan Pendahuluannya.
Laporan Teknik Khusus. Program Studi Pemuliaan dan Bioreknologi Tanaman.
Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. 37 hal..
________________, A. Purwito, G. A. Wattimena, B. Marwoto dan D. Sukma. 2011.
Teknologi Haploid Anyelir: Studi tahap perkembangan mikrospora dan seleksi
tanaman donor anyelir. Jurnal Hortikultura, vol 21 (2): 101-112.
Katoh, N., M. Hagimori and S. Iwai. 1993. Production of haploid plants of melon by
pseudofertilization Ovule Culture. Plant Tissue Culture Letters 10 (1): 60-66.
Leshem, B. 1990. Somaclonal variation in carnation. In: Biotechnology in Agriculture
and Forestry. Vol. 11. Somaclonal Variation in Crop Improvement. (Ed.) Bajaj,
Y.P.S., pp 573-585, Berlin Heidelberg: Springer-Verlag.
Meynet, J., R. Barrade, A. duclos and R. Siadous. 1994. Dihaploid plants of roses
(Rosa x hybrid, cv “Sonia) obtained by parthenogenesis induced using
irradiated pollen and in vitro culture of immature seeds. Agronomie 2: 169-175.
Mosquera T., L.E. Rodríguez A. Parra, and M. Rodríguez. 1999. In vitro adventive
regeneration from Carnation (Dianthus caryophyllus) anther. International
Symposium on Cut Flowers in the Tropics. ISHS Acta Horticulturae 482.
Musial K. B. Bohanec, M. Jakse and L. Przywara. 2005. The development of onion
(Allium cepa L.) embryo sac in vitro and gynogenesis induction in relation to
flower size. In vitro Cell Dev Biol-Plant 41: 446-452.
Nicoll, M. F., G. P. Chapman, and D. J, James. 1987. Endosperm responses to
irradiated pollen in apples. Theor. Appl. Genet 74: 508-515
Pandey, K.K. 1986. Gene transfer through the use of sublethally irradiated pollen: the
theory of chromosome repair and possible implication of DNA repair enzymes.
Heredity 57: 37-46
Peixe, A. M.D. Campos, C.Cavaleiro, J. Barroso, dan M. S. Pais. (2000). Gammairradiated pollen induce the formation of 2n endosperm and abnormal embryo
development in European plum (Prunus demestica L., cv “Rainha Claudia
Verde”). Scientia Horticultura 86: 267-278.
Plasmeijer, J. & C. Yanai. 2006. Cut Flowers and Ornamental Plants report. Market
News Service. Report No. M2. 46 p.
Savaskan, C. 2002. The effect of gamma irradiation on the pollen size of Gossipyium
hirsutum L. Turk J Bot 26 : 477-480
Sestili, S. and N. Ficcadenti. 1996. Irradiated pollen for haploid producton. In. Jain, S et
al. (Eds). In Vitro Haploid Production in Higher Plants. Vol. I. Kluwer Academic
Publishers. Dordrecht. pp. 263-274
Sugiyama, K. M. Morishita, dan E.. Nishino. 2002. Seedless watermelon produced via
soft X-irradiated pollen. HortScience 37:251-419.
Todorova, M., P. Ivanov, N. Nenova and J. Encheva. 2004. Effect of female genotype
on the efficiency of γ-inducedd parthenogenesis in sunflower (Helianthus
annuus L.). Helia 27 (41): 67-74.

1204

Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011

Vassileva-Dryanovska, O. A. 1966. Development of embryo and endosperm produced
after irradiated of pollen in Tradescantia. Hereditas 55: 129-148
Winarto, B., N. A. Mattjik, J. A. Teixeira da Silva, A. Purwito and B. Marwoto. 2010.
Ploidy screening of anthurium (Anthurium andreanum Linden ex andre)
regenerants derived from anther culture. Scientia Horticulturae 127: 86-90
Winton, L.L and D. W. Einspahr 1968. The use of treated pollen fro aspen haploid
production. For. Sci 14: 406-407
Yuan, Su-xia, L. Y. Mei, F. Z. Yuan, Y. L. Mei, Z. Mu, Z. Y. Yong and S. P. Tian. 2009.
Study on the relationship between the ploidy level of microspore-derived plants
and the number of chloroplast in stomatal guard cells in Brassica oleracea.
Agricultural Science in- China 8 (8): 939-946.
Zhang J. L. 2005. The relationship between stoma and the ploidy in grape. Gansu
Science and Technology, 21: 103-104
Zhang Y. X., and Y. Lespinasse. 1991. Pollination with gamma-irradiated pollen and
development of fruits, seeds and parthenogenic plants in apple. Euphytica 54:
101-109

1205

ISBN 978-979-25-1264-9

PROSIDING
EMINAR NASIONAL
PERHIMPUNAN HORTIKULTURA INDONESIA
2011
Balitsa Lembang, 23-24 November 2011

Tema :
Kemandirian Produk Hortikultura untuk
Memenuhi Pasar Domestik dan Ekspor

Kerjasama
Perhimpunan Hortikultura Indonesia
Institut Pertanian Bogor
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt, karena berkat rahmat dan hidayahnya
“Prosiding Program Seminar Nasional PERHORTI 2011” dapat diselesaikan.
Perhimpunan Hortikultura Indonesia (PERHORTI) menyelenggarakan Seminar
Nasional PERHORTI 2011 pada tanggal 23-24 November 2011 di Balai Penelitian
Tanaman Sayuran, Lembang-Bandung dengan tema “Kemandirian Produk Hortikultura
Untuk Memenuhi Pasar Domestik dan Ekspor”. Seminar dilaksanakan selama 2 (dua)
hari bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor dan Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Tujuan utama dari seminar ini adalah :
(1)Mengkomunikasikan dan mendiskusikan hasil-hasil penelitian terkini bidang
hortikultura diantara anggota PERHORTI dengan stakeholder, (2)Menyebarluaskan
hasil penelitian dan pengetahuan terkini yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu
dan industri hortikultura, (3)Memberikan sumbangsih pemikiran terkait dengan
kebijakan pengembangan hortikultura di Indonesia dan kemandiriannya, serta
peningkatan ekspor produk hortikultura, (4)Menyampaikan kegiatan tahunan pengurus
PERHORTI baik pada level Pusat maupun Cabang atau komisariat, (5)Soft launching
Center for Tropical Horticulture, launching varietas unggul baru sayuran.
Prosiding ini dibagi dalam 3 buku, yaitu : Prosiding 1 (Tanaman Sayuran),
Prosiding 2 (Tanaman Buah), serta Prosiding 3 (Tanaman Hias, Obat, Kebijakan Sosial
dan Ekonomi).
Pada kesempatan ini, panitia mengucapkan terimakasih kepada para sponsor
dan pihak-pihak yang telah membantu terselenggaranya seminar ini, antara lain : Wakil
Rektor Bidang Riset dan Kerjasama-IPB, Wakil Rektor Bidang Bisnis dan KomunikasiIPB, Departemen Agronomi dan Hortikultura-IPB, Pusat Kajian Buah Tropika, PT. East
West Seed Indonesia, PT. Surya Cipta Nusantara, PT. Bisi International.
Panitia berharap prosiding ini bermanfaat bagi seluruh peserta Seminar Nasional
PERHORTI 2011.
Lembang, 23 November 2011
Ketua Panitia,

Dr. Nurul Khumaida

iii

DAFTAR ISI
Kata Pengantar

i

Daftar Isi
Sambutan Ketua Umum PERHORTI

ii
x

TANAMAN SAYURAN
Analisis Usahatani Kentang di Lahan Kering Dataran Tinggi Iklim Basah
Kerinci
Suharyon dan Syafri Edi

1

Pengaruh Beberapa Klon Dan Konsentrasi Antiviral Ribavirin Pada
Penumbuhan Jaringan Meristem Bawang Merah (Allium ascolonicum L.)
Asih K Karjadi

9

Pertumbuhan Dan Produksi Tomat Pada Aplikasi Aneka Kompos
Kotoran Ternak
Darwin H. Pangaribuan dan Andarias Makka Murni

17

Pengaruh Roguing dan Pengendalian Vektor Penyakit Virus Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah Asal Biji (Allium Cepa Var.
Ascalonicum)
Neni Gunaeni

25

Keragaman 30 Genotipe Cabai (Capsicum Annuum L.) Dari Berbagai
Grup dan Ketahanannya Terhadap Isolat Colletotrichum Sp. Penyebab
Penyakit Antraknosa.
Ernila, Sobir, Muhamad Syukur, Widodo

38

Perbaikan Produksi Jamur Shittake Dengan Modifikasi Bahan Baku
Suplemen dan Substrat
Etty Sumiati dan Liferdi L

50

Effects Of Cereals And Supplements On The Quality Of Mother Spawn
Media Of Straw Mushroom Volvariella Volvacea.
Etty Sumiati

65

Penggunaan Kompos Paitan (Thitonia Diversifolia L.) dan Pupuk
Kotoran Kambing Sebagai Alternatif Pengganti Pupuk Anorganik Pada
Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.)
N. Herlina, Koesriharti dan M.D. Faqihhudin

77

Incidence And Severity Of Pest And Diseases On Vegetables In Relation
To Climate Change (With Emphasis On East Java And Bali)
Wiwin Setiawati, Rakhmat Sutarya, Ketut Sumiarta, Agung
Kamandalu, Ida Bagus Suryawan; Evy Latifah and Greg Luther

88

Pengaruh Cekaman Air Terhadap Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicon
Esculentum Mill)
Koesriharti , Ninuk Herlina dan Syamira

100

Peran Pupuk Dalam Mendukung Pertumbuhan Sawi, Selada, Bayam,
dan Kangkung Dalam Sistem Hidroponik Secara Organik
Yudi Sastro, Ikrarwati, Ana F.C. Irawati
iv

109

Pengaruh Berbagai Varietas Tanaman, Kerapatan Tanaman dan Dosis
Pupuk Nitrogen Terhadap Serangan Organisme Pengganggu Tanaman
Bawang Merah
Ineu Sulastrini, W Setiawati, N Sumarni , I. M Hidayat

115

Mulsa Organik: Pengaruhnya Terhadap Lingkungan Mikro, Sifat Kimia
Tanah, Keragaan dan Cabai Merah (Capsicum Annuum, L.) Di Vertisol
Pada Musim Kemarau
Puji Harsono

122

Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Sitokinin Terhadap Pertumbuhan
Tunas Lateral Umbi Pada Tiga Varietas Bawang Merah (Allium
Ascalonicum L.)
Iteu M. Hidayat , Chotimatul Azmi, Gungun Wiguna

130

Effect Of Continous Concentration Of Ethylene On The Physiological
Development Of Potatoes
Setyadjit and R.B.H. Wills

136

Produksi Dan Penampilan 11 Nomor Bayam (Amaranthus Sp.) Di
Lembang, Cipanas, Dan Garut
Tri Handayani dan Iteu M. Hidayat

149

Hubungan Kekerabatan 26 Genotipe Terung (Solanum Melongena L.)
Berdasarkan 45 Karakter Pada Panduan Pengujian Individual (PPI)
Terung
Chotimatul Azmi

155

Morfologi Jaringan Daun dan Kandungan Asam Salisilat Pada Respon
Ketahanan Cabai Terhadap Infeksi Begomovirus
Dwi Wahyuni Ganefianti, Sriani Sujiprihati, Sri Hendrastuti Hidayat,
Muhamad Syukur

165

Peningkatan Produksi Benih Kentang G0 Berkualitas Melalui Sistem
Aeroponik
Juniarti P. Sahat dan Eri Sofiari

175

Pemasaran Sayuran Di Kabupaten Kediri dan Blitar Jawa Timur
Asma Sembiring, Joko Mariyono, Kuntoro Boga Andri, Hanik
Anggraeni Dewi, Victor Afari Sefa, Greg Luther

183

Eradikasi Kandungan Patogen Tular Benih Virus Cucumber Mosaic
Virus (CMV) dan Cendawan Colletotrichum Capsici Dengan Bahan
Nabati Pada Cabai Merah (Capsicum Annuum L.).
Astri Windia Wulandari, Ineu Sulastrini dan Ati Sri Duriat

192

Seleksi Kualitas Galur Kacang Panjang Pada Penanaman Musim
Kemarau.
Rahayu, S.T., R.P. Soedomo

201

Penampilan Fenotipik Galur Lanjut dan Varietas Caisin Di Dataran
Tinggi, Lembang
Rismawita Sinaga dan Rinda Kirana

207

v

Analisis Korelasi dan Sidik Lintas Karakter Fenotipik 15 Genotipe Cabai
(Capsicum Annuum L) Koleksi IPB
,
Deviona , Rahmi Yunianti Muhamad Syukur, M.Ridha Alfarabi
Istiqlal

217

Pengkajian Intensifikasi Budidaya Bawang Putih Melalui Penggunaan
Varietas Unggul Bermutu dan Pemupukan Berimbang
Samijan, Tri Reni Prastuti, Joko Pramono, Joko Susilo, Bambang
Prayudi

228

Karakteristik Sosial Ekonomi Usahatani Cabai Merah Di Kabupaten
Temanggung (Studi Kasus Perubahan Iklim Ekstrim Di Kecamatan Bulu
dan Tlogomulyo)
Renie Oelviani, Indah Susilowati, Bambang Suryanto

237

The Use Of Nylon Net Barrier And Vector Spraying For Controlling
Whitefly-Transmitted Geminivirus On Chili Pepper
Sutoyo, Anna Dibiyantoro and Manuel C. Palada

245

Penetapan Dosis Pemupukan N, P K Untuk Terubuk (Saccharum Edule)
Uma Fatkhul Jannah, Bambang S Purwoko, Anas D Susila

253

Pengaruh Larutan Asam Sitrat Pada Pembuatan Tepung Kentang Tiga
Verietas dan Kue Cakenya
SS. Antarlina , PER Prahardini

263

Pengaruh Alelopati Gulma Cyperus Rotundus, Ageratum Conyzoides,
dan Digitaria Adscendens Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat
(Lycopersicum Esculentum Mill.)
Yenny Fitria, Dwi Guntoro, Juang Gema Kartika

273

Penanganan Keamanan Pangan Sayuran Segar Untuk Mencapai
Sertifikasi Produk Prima Tiga Di Provinsi Jambi
Nur Asni dan Syafri Edi

283

Teknologi Pengolahan Cabai Kering dan Tepung Cabai Berkualitas
Untuk Mengatasi Kelebihan Produksi Menunjang Agroindustri Ditingkat
Petani Provinsi Jambi
Nur Asni dan Kiki Suheiti

291

Kajian Macam Urin Ternak Sumber Kompos Terhadap Pertumbuhan
Hasil Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea Sp.) Organik
Ramdan Hidayat

300

Teknologi Produksi Biji Botani Bawang Merah (Tss = True Shallot Seed)
Sebagai Alternatif Penyediaan Benih Bawang Merah Bermutu
Nani Sumarni, Wiwin Setiawi, Suwandi

311

Adaptasi Klon-Klon Hasil Silangan Bawang Merah (Allium Ascallonicum
L.) Pada Salinitas Terhadap Produksi Di Tegal – Jawa Tengah
Sartono Putrasamedja

322

Regenerasi Terubuk (Saccharum edule Hasskarl) Secara In Vitro
(Terubuk (Saccharum Edule Hasskarl) In Vitro Micropropagation)
Primadiyanti Arsela, Bambang Sapta Purwoko, Agus Purwito, Anas
D Susila

328

vi

Aplikasi Kompos Eceng Gondok dan Pupuk Anorganik Pada Tanaman
Caisim (Brassica Chinensis Var Para Chinensis)
Ardian, Armaini, Debi Fitria Gerniwati

336

Pengujian Multilokasi Calon Varietas Mentimun Hibrida Di Dataran
Medium
Rinda Kirana, U.Sumpena, B. Jaya, P. Soedomo G. Wiguna

343

Aplikasi Kompos Granule Diperkaya Pada Budidaya Bawang Merah
(Allium Cepa)
Nur Azizah , Syahrul Kurniawan dan Sisca Fajriani

348

Socio-Economic Aspects Of Vegetable Production And Consumption
In East Java And Bali, Indonesia
Joko Mariyono, Victor Afari-Sefa, Asma Sembiring, Hanik A. Dewi,
Kuntoro B. Andri, Putu Bagus Daroini, Arief L. Hakim

358

Kajian Aplikasi Mulsa Sekam Padi dan Kalium Terhadap Tanaman Cabai
Merah (Capsicum Annum L.) Pada Musim Kemarau
Azlina Heryati Bakrie

369

Pengaruh Ekstrak Tumbuhan Babadotan (Ageratum Conyzoides),
Tembakau (Nicotianae Tabacum L), Sirsak (Annona Muricata), Garam
(Natrium Klorida) dan Besnoid Terhadap Mortalitas Hama Keong
(Bradybaena Similaris) Pada Tanaman Kubis
Eti Heni Krestini dan Hadis Jayanti

377

Pengaruh Kombinasi Media Organik dan Aplikasi Air Kelapa Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tiga Macam Sayuran Tropik
Sigit Soeparjono

385

Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh Pada Budidaya Tomat Cherry
(Lycopersicon esculentum Var. Cerasiforme) Secara Hidroponik
Anas Dinurrohman Susila, Santi Suarni, Heri Pramono, Okpi Aksari

393

Analisis Rantai Nilai Komoditas Tomat dari Kecamatan Baturiti Menuju
Kota Denpasar
I Wayan Gede Sedana Yoga, I Made Supartha Utama, Nyoman Parining

407

Pengaruh Konsentrasi Nitrogen dan Sukrosa Terhadap Pertumbuhan
Stek mikro Kentang Kultivar Granola
J.J.G.Kailola, W.D.Widodo, G.A.Wattimena

420

Media Perkecambahan Dan Kondisi Ruang Simpan Serbuk Sari
Mentimun (Cucumis Sativus L.)
Indri Fariroh, Endah Retno Palupi, and Dudin Supti Wahyudin

431

POSTER TANAMAN SAYURAN
Perakitan Komponen Teknologi Pengelolaan Tanaman Kentang Secara
Terpadu Di Dataran Tinggi
Rini Rosliani , Asma Sembiring, Wiwin Setiawati dan Ineu Sulastrini

439

Heterosis Sifat Buah, Biji Dan Fisiologi Benih Pada Cabai (Capsicum
Sp.)
Luluk Prihastuti.Ekowahyuni, Catur herison dan Sri Rahayu

450

vii

Uji Adaptasi Beberapa Varietas Cabai Pada Lahan Pasang Surut Di
Jambi
Syafri Edi, Linda Yanti dan Endrizal

460

Pengaruh Konsentrasi Dan Sumber Karbohidrat Dalam Menginduksi
Umbi Mikro Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L)
A.K. Karjadi dan Buchory A.

467

Penekanan Vektor Dan Virus Mosaik Komplek Dengan Cara
Pengendalian Dan Penggunaan Mulsa Pada Tanaman Mentimun
(Cucucmis sativus L.)
Neni Gunaeni

475

Effects Of Substrate Thickness And Dosage Of Spawn Substrate
On Straw Mushroom Volvariella Volvacea Production
Etty Sumiati

486

Pengaruh Granulasi Dan Pengkayaan Terhadap Efektivitas Pupuk
Kompos Pada Sawi, Selada, Kangkung, Dan Bayam
Yudi Sastro, Ikrarwati, Suwandi

496

Evaluasi Ketahanan Varietas Xiaobaicai (Xbc) Terhadap Penyakit Akar
Gada (Plasmodiophora Brassicae)
Ineu Sulastrini, Iteu M. Hidayat, Leong Weng Hoy, and Tay Jwee
Boon

506

Keragaan Varietas Pak Choi (Brassica rapa L. cv. group Pak Choi)
Introduksi Di Lembang
Iteu M. Hidayat, Ineu Sulastrini, Leong Weng Hoy dan Jwee Boon
Tai

512

Uji Daya Hasil Pendahuluan Sayuran Daun Basela (Basella spp.) Di
Tiga Lokasi Dataran Tinggi Lembang, Cipanas, Dan Garut
Tri Handayani dan Iteu M. Hidayat

521

Korelasi Antara Beberapa Karakter Kuantitatif Bawang Daun (Allium
fistulosum L.)
Chotimatul Azmi dan Rinda Kirana

527

Pengaruh Ruang Simpan Dan Kemasan Benih Terhadap Kemunduran
Benih Cabai Merah (Capsicum Annuum L.) Varietas Tanjung-2
Nurmalita Waluyo

531

Inisiasi Meristem Dan Respon Pertumbuhan Planlet Klon-Klon Kentang
Harapan Pada Media Murashige Skoog
Juniarti P. Sahat, Helmi Kurniawan dan Asma Sembiring

538

Kemampuan Beberapa Isolat Azotobacter Sp. Dalam Memperbaiki
Perakaran Jagung (Varietas Pioneer) Secara In-Vitro Pada Beberapa
Level Pemupukan N Anorganik
Fahrizal Hazra and Etty Pratiwi

545

Pengaruh Minyak Nabati Dan Waktu Penyimpanan Pada Benih Cabai
Merah Terhadap Perkembangan Patogen Virus Cucumber Mosaic Virus
(CMV)
Astri W. Wulandari

555

viii

Uji Daya Simpan Beberapa Galur Tomat Olahan (Lycopersicon
Esculentum)
Rahayu, S.T., A. Asgar, B.Jaya

562

Evalusi Daya Hasil Beberapa Galur Tomat Di Kabupaten Bandung
Uum Sumpena dan Rismawita Sinaga

568

Keragaman Varietas Ubi Jalar Lokal Asal Desa Cilembu Berdasarkan
Karakter Kuantitatif Di Daerah Jatinangor
Sekar Laras Rahmannisa, Budi Waluyo, dan Agung Karuniawan

571

Pengujian Klon-Klon Hasil Silangan Bawang Merah Pada Musim
Penghujan Di Lembang
Sartono Putrasamedja

583

Teknologi Pengolahan Saus Cabai Berkualitas Dan Keamanan
Pangannya Ditingkat Petani Provinsi Jambi
Nur Asni dan Dewi Novalinda

592

Hubungan Mutu Fisiologis Benih Di Laboratorium Dan Di Lapangan
Pada Beberapa Varietas Cabai (Capsium annuum L.)
Luluk Prihastuti Ekowahyuni, Baran Wirawan dan Wahyu Aji
Prabowo

602

Adaptasi Galur-Galur Cabai Unggulan Ipb Di Kabupaten Kuantan
Singingi, Riau
Febri Farhanny, M. Syukur, dan Rahmi Yunianti

612

ix

TANAMAN BUAH
Pendampingan Kawasan Jeruk Di Sambas Kalimantan Barat
Titiek Purbiati, Arry Spriyanto, Zuhran

624

Potensi Pengembangan Klaster Buah Unggulan Di Jawa Tengah
Ir. Eny Hari Widowati, MSi

630

Potensi Varitas Lokal dalam Meningkatkan Kualitas Bibit Rambutan di
Aceh: Kajian Terhadap Morfologi Bibit pada Stadia Awal Pertumbuhan
Subekti Rahayu, James Roshetko, Khailal Mitras dan sabaruddin

640

Pengaruh Sumber Karbohidrat terhadap Induksi Embrio dan Daya
Multiplikasi Kalus Embrionik Jeruk Siam Kintamani (Citrus Suhuiensis)
Pada Perbanyakan Via Somatik Embriogenesis
Nirmala F. Devy, F. Yulianti Hardiyanto

648

Pengendalian Getah Kuning Buah Manggis Dengan Irigasi Tetes dan
Pemupukan Kalsium
Rai, I N., C. G. A Semarajaya, I W. Wiraatmaja, K. Alit Astiari

658

Produksi Pepaya Callina Pada Kombinasi Pupuk Organk dan Anorganik
Di Tanah Ultisol
Endang Darma Setiaty

668

Kajian Dampak Perubahan Iklim Ekstrim (Curah Hujan Tinggi) Terhadap
Pola Panen dan Produktifitas Jeruk (Citrus Retingulata) Di Indonesia
Hasim Ashari, Zainuri Hanif, Arry Supriyanto, Setiono

673

Karakteristik Morfologi Varietas Harapan Apel Indonesia
A. Sugiyatno, Suhariyono Sukadi

681

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan Tanaman Durian
Pada Beberapa Kabupaten Di Jawa Tengah
Eny Hari Widowati , Samijan, Rachman Djamal, Alfina Handayani

688

Kinetika Pertumbuhan Kalus Jeruk Siam Pontianak (Citrus Suhuinensis)
Pada Kultur Cair Dalam Shaker
Farida Yulianti, Nirmala F Devy, A. Syahrian Siregar

696

Hasil Mutu Buah Salak Gulapasir Pada Ketinggian Tempat Berbeda Di
Daerah Pengembangan Baru Di Bali
K.Sumantra, Sumeru Ashari, Tatik Wardiyati, Agus Suryanto

702

Infestasi Populasi Lalat Buah (Tephritidae) Pada Buah Belimbing dan
Jambu Batu Di Kawasan Pantai Utara, Jawa Barat
Hida Arliani dan Tati Suryati Syamsudin

711

Intensitas Cahaya Pada Kultur In Vitro Meningkatkan Keberhasilan
Aklimatisasi Pertumbuhan Tanaman Mini Stroberi
Ahmad Syahrian Siregar, Dita Agisimanto, Hardiyanto

721

x

Upaya Konservasi Tumbuhan Buah Endemik Kalimantan Belimbing
Darah (Baccaurea Angulata Merr.) Melalui Perbanyakan Secara
Generatif Vegetatif
Winda Utami Putri, Popi Aprilianti, Rismita Sari

727

Optimasi Media Tanam Budidaya Stroberi Dalam Pot
Oka Ardiana Banaty, Sri Widyaningsih, Zainuri Hanif Emi Budiati

736

Potensi Trichoderma Dalam Mengendalikan Perkembangan Busuk
Buah Apel Yang Diaplikasikan Pada Waktu Yang Berbeda
Sri Widyaningsih

744

Koleksi dan Keragaman Morfologi Isolat Phytophthora Sp. Pada
Beberapa Sentra Pertanaman Jeruk Di Indonesia
Dwiastuti, M.E dan S. Widyaningsih

753

Seleksi Morfologi Salak Varietas Kacuk yang Memiliki Sifat Superior
Sisca Fajriani dan nur azizah

762

Pengaruh Bakteri Endofit Terhadap Multiplikasi Tunas dan Pertumbuhan
Bibit Pisang Rajabulu (AAB)
Kasutjianingati, Roedhy Poerwanto, Widodo, Nurul Khumaida,
Darda Efendi

767

Pengaruh Jenis Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Pepaya
Genotipe IPB 3, IPB 4, IPB 9
Ketty Suketi dan Nandya Imanda

777

Induksi Embrio Somatik Jeruk Dengan Perlakuan Sukrosa dan
Fotoperiode Sebagai Upaya Mempersingkat Masa Juvenil Pada
Tanaman Jeruk Hasil Regenerasi In Vitro
Wahyu Widoretno, C. Martasari dan N.F. Devy

791

Studies On Different Disinfectant Material On Sterility And Viability Of
Mango Immature Flower Bud In Vitro Culture
Mochammad Roviq , Tatik Wardiyati

803

Shoot Growth Pattern Of Mangoes (Mangifera Indica L.) A\as Affacted
By Pruning And Molasse
Rugayah, Kus Hendarto, Naa Umi Ekowati, and Fatmawati

811

Benih Pepaya (Carica Papaya) : Bersifat Ortodoks ataukah Itermediet?
Suhartanto, M.R. , R.R. Wulandari , S.Sujiprihati

820

Respon Morfo-Fisiologi dan Penurunan Skor Getah Kuning Buah
Manggis (Garciana Mangostana L.) Terhadap Aplikasi Ca Secara
Eksternal
Yahmi Ira Setyaningrum, Dorly, Hamim

830

Pengaruh Bahan Organik dan Pupuk Fosfor Terhadap Pertumbuhan
Produksi Tanaman Melon (Cucumis Melo L.)
La Ode Safuan; Andi Bahrun;Rosmiyani

840

Daya Mangsa Harmonia Axyridis Pallas (Coleoptera: Coccinelidae)
Terhadap Hama Kutu Sisik Aonidiella Aurantii Maskell (Hemiptera:
Diaspididae) Pada Tanaman Jeruk
Otto Endarto, Prima Nindy Permata

851

xi

Keragaman Genetik Beberapa Aksesi Markisa
(Passiflora Sp.) Berdasarkan Primer Spesifik Inter Simple Sequence
Repeat (ISSR)
Muhammad Arif Nasution, Bakri Giding Nur, and Zulkifli Razak

864

Induksi Embrio Somatik Durian (Durio Zibethinus L.) Pada Beberapa
Media yang Dilengkapi Dengan Auksin dan Sitokinin
Ratih Pusparani, Darda Efendi, dan Dewi Sukma

873

Pengemasan Aktif Buah Rambutan Varitas Binjai Menggunakan Bahan
Penjerap Oksigen dan Karbondioksida
Elisa Julianti, Ridwansyah, Era Yusraini, Ismed Suhaidi

884

Perbandingan Pola Pita Isoenzim Kultivar
Pamelo (Citrus Maxima (Burm.) Merr.) Berbiji dan Tanpa Biji
Arifah Rahayu, Slamet Susanto, Bambang S. Purwoko, dan Iswari S.
Dewi

892

Perkecambahan In Vitro Pamelo (Citrus Maxima (Burm.) Merr.)
Kartika Ning Tyas, Slamet Susanto, Iswari S. Dewi , dan Nurul
Khumaida

900

Identifikasi Fragmen Penanda ISSR Yang Mencirikan Karakter Seedless
Pada Jeruk Keprok (Citrus Retuculata Blanco) dan Pamelo (Citrus
Maxima)
Hardiyanto, F. Yulianti, D. Agisimanto

908

Studi Waktu Aplikasi Kalsium Terhadap Pengendalian Getah Kuning dan
Kualitas Buah Manggis ( Garcinia Mangostana L)
Susi Octaviani Sembiring Depari, Roedhy Poerwanto dan Ade
Wachjar

914

Studi Pengendalian Getah Kuning dan Pengerasan Kulit Buah Manggis
(Garcinia Mangostana L.) Dengan Penyemprotan Kalsium
Yulinda Tanari, Darda efendi, Roedhy Poerwanto

923

Studi Perubahan Kualitas Pascapanen Buah Manggis (Garcinia
Mangostana L.) Pada Beberapa Stadia Kematangan Dan Suhu Simpan
Inanpi Hidayati S, Roedhy Poerwanto, Darda Efendi

932

Analisa Pertumbuhan Dan Variasi Somaklonal Beberapa Aksesi Nenas
Lokal Bangka Hasil Perbanyakan In Vitro Di 4 Lahan Kiritis Bangka
Tri Lestari, Eries Dyah Mustikarini, Utut Widyastuti, Suharsono

943

Pembuatan Klon Pisang Barangan Tahan Cekaman Kemasaman
Hidayat

953

Analisis Hubungan Kekerabatan Manggis (Garcinia Mangostana L.)
Terhadap Kerabat Dekatnya Melalui Penanda Morfologi
Sulassih, Sobir, dan Edi Santosa

961

Variasi Pohon dan Buah “Belimbing Merah” (Baccaurea Angulata Merr.)
Habitat Tumbuhan di Kalimantan Barat dan Nutrisi Buahnya
Reni Lestari and Elly Kristiati Agustin

969

xii

Studi Pengakaran Tunas Manggis In Vitro Dengan Penyambungan dan
Kaki Ganda
Fauziyah Harahap

978

Penampilan Beberapa Karakter Buah Lima Genotip Pepaya (Carica
Papaya.L) Di Tiga Lokasi
Tri Budiyanti, Noflindawati, dan Sunyoto

986

Keefektifan Bahan Pemadat dan Pemotongan Haustorium Pada Kultur
Embrio Zigotik Kelapa Kopyor
Siti Halimah Larekeng, Nurhayati AA. Mattjik, Agus Purwito,
Sudarsono

993

Fenologi Pembungaan Tiga Varietas Kelapa Genjah Kopyor Pati
Ismail Maskromo, Hengki Novarianto, Sudarsono

1002

Efektivitas Pengendalian Vektor Penyakit CVPD (Diaphorina Citri
Kuw.) Berbasis Kelompok Tani Di Kabupaten Sambas, Kalimantan
Barat
Arry Supriyanto , M. Zuhran , Budi Abduchalek , dan Tommy Purba

1011

Pengaruh Pembrongsongan dan Jenis Bahan Pembrongsong terhadap
Kualitas serta Tingkat Serangan Hama Penyakit pada Buah Pisang
Tanduk
Ani Kurniawati, Kasutjianingati, Miftahul Bahrir

1020

Ekspresi Morfologis Tiga Kemampuan Berbuah Tanaman Durian Kultivar
Monthong Kondisi Kesuburan Fisik dan Kimia Media Tumbuhnya
Nursuhud, Sumadi, Dedi Widayat, Wawan Sutari

1029

Evaluasi Keragaman Fenotipik Pisang Cv. Ampyang Hasil Iradiasi
Gamma Di Rumah Kaca
Reni Indrayanti, Nurhayati A. Mattjik, Asep Setiawan, dan
Sudarsono

1040

Heritability Of Fruit Quality In The Progenies Of Day Neutral And
Short Day Hybrid Cultivars
Rudi Hari Murti, Hwa Yeong Kim, Young Rog Yeoung

1052

Pengujian Pertumbuhan Beberapa Bibit Pepaya Hibrida (Carica Papaya
L.)
Ketty Suketi, dan Vicky Octarina C

1065

Picloram Konsentrasi 0.5 Atau 1.0 µm Dapat Menginduksi
Embryogenesis Somatik Pada Biji Muda Manggis (Garcinia Mangostana.
L)
Darda Efendi dan Hana I. Purba

1076

POSTER TANAMAN BUAH
Perbandingan Secara Ekonomi Usahatani Jeruk Siam Yang Menerapkan
Spo dan Tanpa Menerapkan Spo Di Kabupaten Karo, Sumatera Utara
Lizia Zamzami, Otto Endarto, Susi Wuryantini

xiii

1087

Pertumbuhan, Produksi dan Kualitas Pisang Tanduk
(Musa Paradisiaca Var. Typica, Aab Group) Pada Dua Jenis Teknik
Budidaya
Ani Kurniawati, Ita Utami Aidid, Heri Harti
The Use Of Picloram On Somatic Embryogenesis Regeneration
Of Pineapple
Ika Roostika, Ika Mariska, Nurul Khumaida, and Gustaf Adolff
Wattimena

1094

i
1104

Pemodelan Struktur Tajuk Tanaman Durian Menggunakan Sumbu X, Y,
Z dan Program Autodesk 3ds Max
Nursuhud dan Tatas Rudatin

1115

Penyebaran Pohon Induk Jeruk Bebas Penyakit Di Indonesia
A. Sugiyatno, Suhariyono dan A Triwiratno

1126

Struktur Buah, Biji Serta Periode Simpan Biji Burahol (Stelechocarpus
Burahol Hook.F. & Toms)
Winda Utami Putri, Dodo Hary Wawangningrum

1137

Penggunaan Bahan Penjerap Etilen Pada Pengemasan Aktif Buah
Rambutan Var.Binjai
Ridwansyah, Elisa Julianti, Era Yusraini, Ismed Suhaidi

1144

xiv

TANAMAN HIAS, OBAT, KEBIJAKAN SOSIAL DAN EKONOMI
TANAMAN HIAS
Kemandirian Benih Anggrek Untuk Pasar Domestik dan Ekspor
Ir. Lita Soetopo, Ph.D

1151

Respon Pertumbuhan dan Kualitas Tanaman Bromeliad (Neoregelia Sp.)
Pada Berbagai Tingkat Intensitas Cahaya
Nurul Aini, Sitawati, Dwi Lili Indayani

1161

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hias Unik Kantong Semar
(Nepenthes Spp.) Secara In Vitro Di Kebun Raya Bogor
Yupi Isnaini

1171

Optimasi Pertumbuhan dan Multiplikasi Lini Klon Plbs Anggrek
Spathoglottis Plicata Blume Melalui Modifikasi Komposisi Medium MS
dan Sitokinin.
Atra Romeida, Surjono Hadi Sutjahjo, Agus Purwito, Dewi Sukma,
Rustikawati

1179

Penggunaan BA (Benziladenin) dalam Memproduksi Subang Bibit
Gladiol (Gladiolus Hybridus, L)
Ir. Tri Dewi Andalasari M,Si

1189

Induksi Tanaman Haploid Dianthus sp. Melalui Pseudofertilisasi
Menggunakan Polen yang Diiradiasi dengan sinar Gamma
Kartikaningrum, S., A. Purwito, G. A. Wattimena, B. Marwoto D.
Sukma

1196

Analisis Pertumbuhan dan Morfologi Tanaman Hias Krisan
(Dendranthema Grandiflora Tzvelev) Hasil Induksi Mutasi
Andina F. Firdausya, Nurul Khumaida, Rahmi Yunianti

1206

Karakterisasi Morfologi Bunga dan Kualitas Bunga Beberapa Mutan
Krisan (Dendranthema Grandiflora Tzvelev) Hasil Induksi Mutasi
Andina F. Firdausya, Nurul Khumaida, Rahmi Yunianti

1216

Induksi Keragaman Dua Varietas Krisan (Dendranthema Grandiflora
Tzvelev) Dengan Iradiasi Sinar Gamma Secara In Vitro
Nurul Khumaida dan Sadewi Maharani

1222

Studi Pertumbuhan dan Pembungaan Tiga Jenis Impatiens Wallerana
Pada Berbagai Tingkat Naungan
Eko Widaryanto, Cicik Udayana, Medha Baskara Retno Umiarti

1234

Induksi Kalus Tiga Kultivar Lili (Lilium Sp) Dari Petal Bunga Pada
Beberapa Media( Callus Induction Of Three Cultivars Lilium Sp From
Petals On Several Medium)
Ridho Kurniati, Agus Purwito , GA Wattimena dan Budi Marwoto

1244

Pertumbuhan Bibit Berbagai Panjang Stek Pucuk Sanseveira Pada
Beberapa Konsentrasi Kingtone F
Nora Augustien dan Ramdan Hidayat

1251

Keragaman Morfologi Hoya Purpureofusca Hook.F. Asal Taman
Nasional Gunung Gede Pangranggo
Sri Rahayu, Kartika Ning Tyas, Hary Wawangningrum

1257

xv

Pengaruh Mutasi Fisik Melalui Iradiasi Sinar Gamma terhadap Keragaan
Caladium spp.
Syarifah Iis Aisyah dan Feti Nariah

1265

Ku