Pengertian Fidusia dan Jaminan Fidusia Obyek dan Subyek Jaminan Fidusia

f. Supporting Documents Berisi dokumen-dokumen pendukung lainnya, yang untuk konsumen perorangan misalnya fotocopy KTP, fotocopy Kartu Keluarga, pas foto, daftar gaji, dan sebagainya. Di samping dokumen-dokumen di atas, dalam transaksi pembiayaan konsumen terdapat tiga macam jaminan, yaitu : a. Jaminan Utama, berupa kepercayaan dari kreditur kepada debitur konsumen bahwa pihak konsumen dapat di percaya dan sanggup membayar hutang-hutangnya. b. Jaminan Pokok, berupa barang yang dibeli dengan dana tersebut. Apabila dana tersebut diberikan misalnya untuk membeli mobil, maka mobil yang bersangkutan menjadi jaminan pokoknya dan di buat dalam bentuk Fiduciary Transfer of Ownership fidusia. c. Jaminan Tambahan Dalam transaksi pembiayaan konsumen, jaminan tambahan sering juga disertakan, misalnya berupa pengakuan hutang Promissory Notes atau Actknowledgement of Indebtedness, kuasa menjual barang, dan Assignment of Proceed Cessie dari asuransi.

D. TINJAUAN TENTANG FIDUSIA

1. Pengertian Fidusia dan Jaminan Fidusia

Fidusia berasal dari bahasa Belanda yaitu fiducie, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut fiduciary transfer of ownership, yang artinya kepercayaan. Juga ada istilah fiduciary eigendom overdract FEO, yaitu penyerahan hak milik berdasarkan atas kepercayaan. Pengertian fidusia terdapat di dalam Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 pada Pasal 1 menyebutkan bahwa Fidusia yaitu “Pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tetap dalam penguasaan pemilik benda”. Pengalihan hak kepemilikan adalah pemindahan hak kepemilikan dari pemberi fidusia kepada penerima fidusia atas dasar kepercayaan, dengan benda tetap berada ditangan pemberi fidusia. Selain istilah fidusia, ada juga istilah lain yaitu jaminan fidusia yang terdapat dalam Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang jaminan fidusia yaitu, “hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, dan tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam UU. No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan Pemberi Fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada Penerima Fidusia terhadap kreditur lainnya”. Yang menjadi dasar hukum dari fidusia adalah Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. Dari isi Undang-undang tersebut di atas maka unsur-unsur jaminan fidusia adalah : a. adanya hak jaminan b. adanya obyek, yaitu banda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dibebani hak tanggungan. c. Benda obyek jaminan tetap berada dalam penguasaan pemberi kuasa. d. Memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur.

2. Obyek dan Subyek Jaminan Fidusia

Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, obyek jaminan fidusia ada 2 dua : a. Benda bergerak, baik yang berwujud maupun tidak berwujud; b. Benda tidak bergerak, khususnya bangunan yang tidak dibebani hak tanggungan. Sedangkan yang menjadi subyek jaminan fidusia adalah pemberi dan penerima fidusia. Pemberi fidusia adalah orang perorangan atau korporasi pemilik obyek jaminan fidusia, sedangkan penerima fidusia adalah orang perorangan atau korporasi yang mempunyai piutang yang pembayarannya dijamin dengan jaminan fidusia.

3. Pembebanan Jaminan Fidusia

Dokumen yang terkait

DPENY Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia.

0 2 15

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia.

0 4 13

PENDAHULUAN Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia.

0 4 14

JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT (STUDI PENYELESAIAN WANPRESTASI DI KOPERASI Jaminan Fidusia DalamPerjanjian Kredit Studi Tentang Penyelesaian WanprestasiDi Koperasi Simpan Pinjam Manunggal Makmur Di Surakarta.

0 1 26

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA Tinjauan Tentang Penyelesaian Wanprestasi Atas Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia Di Pd Bpr Bank Boyolali.

0 2 13

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA Tinjauan Tentang Penyelesaian Wanprestasi Atas Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia Di Pd Bpr Bank Boyolali.

0 1 13

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA Tinjauan Tentang Penyelesaian Wanprestasi Atas Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia Di Pd Bpr Bank Boyolali.

0 1 21

SKRIPSI Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia (Studi Kasus Di PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Blora).

0 3 12

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DENGAN JAMINAN FIDUSIA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DENGAN JAMINAN FIDUSIA (Studi kasus di PT. Mandiri Tunas Finance).

0 2 10

PENDAHULUAN PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DENGAN JAMINAN FIDUSIA (Studi kasus di PT. Mandiri Tunas Finance).

0 1 13