D. Tinjauan Pustaka
1. Tanaman ceremai Phyllanthus acidus L. Skeels
a. Klasifikasi tanaman ceremai Di bawah ini adalah klasifikasi dari tanaman ceremai Phyllanthus acidus
L. Skeels menurut Hutapea 1991 : Divisio
:Spermatophyta Sub divisio
:Angiospermae Classis
: Dicotyledoneae Ordo
: Euphorbiales Familia
: Euphorbiaceae Genus
: Phyllanthus Species
: Phyllanthus acidus L. Skeels b. Deskripsi
Pohon ceremai memiliki tinggi ± 10 m. Batangnya tegak, bulat, berkayu, mudah patah, kasar, dengan percabangan monopodial,
warna batang coklat muda. Daunnya halus, tangkai silindris, majemuk, lonjong, berseling, panjang 5-6 cm, lebar pertulangan 2-3 cm, tepi daun
rata, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau muda. Bunga majemuk, bulat diranting, tangkai silindris, panjang ± 1 cm, warna hijau
muda, kelopak bentuk bintang, halus, mahkota merah muda. Buah ceremai bulat, dengan permukaan berlekuk, warna kuning keputih-
putihan. Bijinya bulat pipih, coklat muda. Akarnya tunggang dengan warna coklat muda Hutapea, 1991.
e. Khasiat Tanaman ceremai Phyllanthus acidus L. Skeels
mempunyai khasiat sebagai hepatoprotektor Lee et al., 2006, antibakteri dan antijamur Melendez dan Capriles, 2005; Satish et al.,
2007; Jagessar et al., 2008; Erwiyani, 2009. Hasil penelitian Jagessar et al. 2008 dengan metode disc diffusion menunjukkan bahwa ekstrak
etanol daun ceremai mampu menghambat pertumbuhan C. albicans. Daun ceremai Phyllanthus acidus L. Skeels berkhasiat
untuk urus-urus dan obat mual. Akar ceremai digunakan untuk obat asma dan daun muda untuk obat sariawan Hutapea, 1991. Daun
ceremai Phyllanthus acidus L. Skeels juga berkhasiat sebagai peluruh dahak ekspektoran Anonim, 1989.
f. Kandungan kimia Daun, kulit batang dan kayu ceremai Phyllanthus acidus
L. Skeels mengandung saponin, flavonoid, tannin, dan polifenol, di samping itu kayunya juga mengandung alkaloid Hutapea, 1991. Hasil
penelitian Erwiyani 2009 dengan metode kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah ceremai mengandung polifenol
dan saponin.
2. Penyarian