Teori Psikologi Sastra Landasan Teori

3. Teori Psikologi Sastra

Psikologi sastra merupakan salah satu kajian dalam penelitian sastra yang objeknya adalah kejiawaan. Pada dasarnya karya sastra yang dihasilkan oleh pengarang mengandung aspek-aspek kejiwaan yang sangat kaya. Menurut Diaches dalam Siswantoro, 2005:43 fungsi karya sastra adalah memberi gambaran yang jujur dan hidup tentang hakikat manuusia atau setidaknya memberi gambaran tetang mereka bahwa tujuan akhir sastra adalah semacam penjelasan tentang manusia. hubungan psikologi sastra didasarkan sebagai gejala pemahaman bahwa sebagai bahasa pasien, sastra secara langsung menampilkan ketidak sadaran bahasa. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memahami hubungan antara psikologi dan sastra, yaitu a memahami unsur-unsur kejiwaan pengarang sebagai penulis, b memahami unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional dalam karya sastra, dan c memahami unsur-unsur kejiwaan pembaca Ratna, 2009:343 . Psikologi sastra adalah analisis teks dengan mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologi. Dengan memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh, maka akan dapat dianalisis konflik batik yang mungkin saja bertentangan dengan teori psikologi Ratna, 2009:350 Psikologi sastra adalah suatu disiplin yang memandang karya sastra sebagai suatu karya yang memuat peristiwa-peristiwa kehidupan manusia yang diperankan oleh tokoh-tokoh faktual. Hal ini merangsang untuk melakukan penjajahan ke dalam batin atau jiwa untuk mengetahui lebih jauh tentang seluk beluk manusia yang beraneka ragam Semi dalam Sangidu, 2004:30. Mengenai psikologi sastra, pendapat juga disampaikan oleh Siswantoro 2005:32, yang mengemukakan bahwa psikologi sastra mempelajari fenomena kejiwaan tertentu yang dialami oleh tokoh utama dalam karya sastra ketika merespon atau bersaksi terhadap diri dan lingkungannya, dengan demikian gejala kejiwaan dapat terungkap lewat tokoh dalam sebuah karya sastra. Psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah yang bekaitan pada masalah yang berkaitan dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang terkandung dalam sastra. Aspek-asepk kemanusian inilah yang merupakan objek utama psikologi sastra sebab semata-mata dalam diri manusia itulah aspek kejiwaan dicangkokkan dan diinvestasikan. Penelitian psikologi sastra dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian diadakan anlisis terhadap suatu karya sastra sebagai objek penelitian, kemudian ditentukan teori-teori psikologi yang dianggap relevan untuk melakukan analisis Ratna, 2009:343. Siswantoro 2005:31-32 menyatakan bahwa secara kategori, sastra berbada dengan psikologi, sebab sastra berhubungan dengan dunia fiksi, drama, puisi, dan esay yang diklasifikasikan kedalam seni art, sedangkan psikologi merujuk kepada studi ilmiah tentang perilaku manusia dan proses mental. Meski berbeda, keduanya memiliki titik temu atau kesamaan, yakni keduanya berangkat dari manusia dan kehidupan sebagai sumber kajian. Berbicara tentang manusia, psikologi jelas terlibat erat karena psikologi mempelajari perilakunya. Psikologi sastra mempelajari fenomena, kejiwaan tentunya yang dialami oleh tokoh utama dalam karya sastra ketika merespon atau bereaksi terhadap diri dan likungannya. Dengan demikian, gejala dapat terungkap lewat perilaku tokoh dalam sebuah karya sastra.

4. Konflik Batin