Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy: Kajian Psikologi Sastra

(1)

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY:

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA

SKRIPSI

OLEH

IRHAMNA

100701009

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Konflik Batin Tokoh Utama dalam NovelBumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy: Kajian Psikologi Sastra

Skripsi Oleh Irhamna 100701009

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana sastra dan telah disetujui oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Irwansyah, M.S. Drs. Haris Sutan Lubis, M.S.P. NIP 195304251983031002 NIP 195909071987021002

Departemen Sastra Indonesia Ketua,

Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si. NIP 196209251989031017


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Konflik Batin

Tokoh Utama dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy: Kajian Psikologi Sastra”benar hasil dari karya penulis. Judul tersebut belum

pernah ditulis, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain untuk memperoleh gelar sarjana. Semua sumber data yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, dan sesuai aslinya. Apabila pernyataan yang saya buat ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Medan, November 2015 Penulis,

Irhamna


(4)

Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Bumi Cinta Karya

Habiburrahman El Shirazy: Kajian Psikologi Sastra

Abstrak

Irhamna

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara

Dalam psikologi sastra, konflik batin dan gejala kejiwaan para tokoh pada novel, mengandung fenomena-fenomena yang terlihat dari tingkah laku para tokoh dalam suatu karya. Konflik batin merupakan suatu unsur yang terdapat di dalam jiwa manusia yang menentukan tingkah laku dan pola pikir manusianya itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untukmengemukakan konflik batin tokoh utama dalam menghadapi godaan gadis Rusia yang benar-benar menguji keimanan tokoh utama. Upaya dalam menghadapi godaan tersebut, tokoh utama berusaha untuk selalu mengerjakan salat dan berdoa kepada Allah SWT, agar terhindar dari marabahaya yang selalu datang menghampirinya. Manfaat penelitian ini, semoga para pembaca mendapat pemahaman dan pembelajaran tentang konflik batin dan upaya menghadapi ujian iman di dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Landasan teori yang digunakan adalah psikoanalisa melalui analisis naluri id,ego, dan superego yang dikemukakan oleh Freud. Dalam penelitian ini, digunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan konflik batin yang dialami oleh tokoh utama dengan mekanisme membaca berulang-ulang (hermeneutika). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa di dalam novel Bumi Cinta terdapat gambaran tentang konflik batin, ujian iman, dan upaya menghadapi godaan gadis Rusia.


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulilllah, puji dan sukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang sampai saat ini masih memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga selama proses penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.Skripsi yang berjudul “Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Bumi Cinta Karya

Habiburrahman El Shirazy: Kajian Psikologi Sastra” ditulis untuk memenuhi

syarat mendapatkan gelar sarjana dari Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara, Dr. M. Husnan Lubis, M.A. selaku Pembantu Dekan I, Drs. Samsul Tarigan selaku Pembantu Dekan II, dan Drs. Yuddi Adrian Muliadi, M.A. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si. selaku Ketua Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, M.S.P. selaku Sekretaris Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis.


(6)

3. Bapak Drs. Irwansyah, M.S., selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, M.S.P., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan ilmu, waktu, dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Salliyanti. M.Hum., selaku dosen penasehat akademik dan seluruh Bapak dan Ibu dosen yang mengajar di Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

5. Kepada orang tua tercinta, Ayahanda M. Darmawan. B.A (alm)dan Ibunda Kamaliah Satu. B.A yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya kepada penulis, sertabanyak memberikan pelajaran hidup bagi penulis, berkat doa dan dukungannya penulis dapat menyelesaikan perkuliahan ini.

6. Saudara-saudaraku bang Dika, bang Nahwa, bang Mis, Kakak, dan Adikku Hasanah yang telah mendukung, mendoakan, dan menjadi inspirasi bagi penulis agar tetap bersemangat dalam menyelesaikan perkuliahan ini.

7. Kepada keluarga khususnya kepada Rika dan Mutiara yang telah setia menemani dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan ini.


(7)

8. Kepada sahabat-sahabatku Bovi, Ayar, Toga, Irfan, Tomo, Iklas, windi, Jol, Mahra dan kepada teman-teman seangkatan 2010 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu telah banyak membantu dan memberi masukan kepada penulis selama dalam proses penyusunan skripsi ini.

Semoga hasil penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kalangan umum dan bagi penulis sendiri. Jika terdapat kekurangan di dalamnya, penulis mohon kritik dan saran.

Medan, November 2015 Penulis,

Irhamna


(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

PERNYATAAN ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1Latar Belakang 1

1.2Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 3

1.3.1 Tujuan Penelitian 3

1.3.2 Manfaat Penelitian 3

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Konsep 4

2.1.1 Novel 4

2.1.2 Konflik Batin 5

2.1.3 Psikologi Sastra 6

2.2 Landasan Teori 7

2.3 Tinjauan Pustaka 9

BAB III METODE PENELITIAN 11

3.1 Metode Penelitian 11

3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 12


(9)

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data 12

3.3 Sumber Data 13

3.4Metode Analisis Data 13

BAB IV PEMBAHASAN 14

4.1 Bentuk Konflik 14

4.2 Konflik Batin Tokoh Utama 14 4.3 Upaya Tokoh Utama Mempertahankan Imannya dalam Menghadapi Godaan Gadis-Gadis Rusia 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 58

5.1 Simpulan 58

5.2 Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 61

SINOPSIS


(10)

Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Bumi Cinta Karya

Habiburrahman El Shirazy: Kajian Psikologi Sastra

Abstrak

Irhamna

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara

Dalam psikologi sastra, konflik batin dan gejala kejiwaan para tokoh pada novel, mengandung fenomena-fenomena yang terlihat dari tingkah laku para tokoh dalam suatu karya. Konflik batin merupakan suatu unsur yang terdapat di dalam jiwa manusia yang menentukan tingkah laku dan pola pikir manusianya itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untukmengemukakan konflik batin tokoh utama dalam menghadapi godaan gadis Rusia yang benar-benar menguji keimanan tokoh utama. Upaya dalam menghadapi godaan tersebut, tokoh utama berusaha untuk selalu mengerjakan salat dan berdoa kepada Allah SWT, agar terhindar dari marabahaya yang selalu datang menghampirinya. Manfaat penelitian ini, semoga para pembaca mendapat pemahaman dan pembelajaran tentang konflik batin dan upaya menghadapi ujian iman di dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Landasan teori yang digunakan adalah psikoanalisa melalui analisis naluri id,ego, dan superego yang dikemukakan oleh Freud. Dalam penelitian ini, digunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan konflik batin yang dialami oleh tokoh utama dengan mekanisme membaca berulang-ulang (hermeneutika). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa di dalam novel Bumi Cinta terdapat gambaran tentang konflik batin, ujian iman, dan upaya menghadapi godaan gadis Rusia.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asumsi dasar penelitian psikologi sastra antara lain dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, karya sastra merupakan produk dari suatu kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berbeda pada situasi setengah sadar (subconscious),setelah jelas baru dituangkan ke dalam bentuk secara sadar (conscious). Antara sadardan tidak sadar selalu mewarnai dalam proses imajinasi pengarang. Kedua, kajian psikologi sastra di samping meneliti perwatakan tokoh secara psikologis juga aspek-aspek pemikiran dan perasaan pengarang ketika menciptakankarya tersebut. Seberapa jauh pengarang mampu menggambarkan perwatakan tokoh sehingga karya menjadi semakin hidup (Endraswara, 2008:96).

Karya sastra pada dasarnya akan mengungkapkan kejadian. Namun kejadian tersebut bukanlah fakta sesungguhnya, melainkan fakta mental pencipta. Pencipta karya sastra telah mengolah halus fakta objektif dengan daya imajinasi sehingga tercipta fakta mental imajinatif. Karya sastra dipandang sebagai fenomena psikologis yang menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh jika teks itu berupa drama maupun prosa.

Sastra merupakan kesenian yang selalu berada dalam kehidupan manusia. Kehadiran sastra di tengah-tengah masyarakat tidak dapat ditolak, bahkan kehadiran sastra tersebut menyatakan bahwa salah satu realitas sosial budaya. Semi (2012:1)menyatakan bahwa sastra tidak saja dinilai sebagai sebuah karya seni yang memiliki budi, imajinasi, dan emosi, tetapi telah dianggap sebagai suatu karya kreatif yang dimanfaatkan sebagai konsumsi intelektual di samping konsumsi emosi.


(12)

Novel yang berjudulBumi Cinta (BC) karya Habiburrahman El Shirazy menceritakan tentang seorang sarjana lulusan Universitas Islam Madinah, bernama Muhammad Ayyas kelahiran Indonesia. Saat ini, Ayyas sedang melanjutkan program magisternya pada salah satu universitas di New Delhi India.

Ayyas meneliti tentangsejarah Islam modern, dibimbing oleh Prof. NajmuddinAsghar. Prof. Najmuddin merupakan orang yang sangatberpengaruh terhadap perkembangan sejarah Islam modern, mengenai bahan penelitiannya Ayyas disarankan melakukan penelitian pada salah satu negara yang saat ini perkembangan Islam di negara tersebut sedang berkembang pesat. Negara tersebut adalah Rusia yang juga termasuk salah satu negara terbebas di dunia, sebagian besar penduduknya menganut paham atheis(tidak meyakini adanya Tuhan) dan menjunjung tinggi freesex (seks bebas). Oleh karena itu, seiring berkembangnya Islam, menurut Prof. Najmuddin sangat tepat untuk Ayyas melakukan penelitian langsungdi negara tersebut.

NovelBC tersebut menjadi menarik untuk dianalisis. Peristiwa yang dialami tokoh utama di dalam novel BC banyak memberikan ilmu yang bermanfaat, juga pelajaran, dan pesan moral bagi para pembaca khususnya bagi penulis sendiri. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian secara mendalam untuk mendapatkan pemahaman dan pelajaran dari cerita yang terdapat di dalamnya. Novel BC tersebut dapat memotivasi pembaca menajdi lebih baik, apabila pembaca mampu memahami makna dan pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui cerita novel tersebut.


(13)

Yang menjadi objek penulis dalam novel BC adalah konflik batin yang dialami tokoh utama yaitu Ayyas. Ayyas mengalami tekanan batin, yaitu ujian iman selama melakukan penelitian program magisternya di Rusia yangbelum pernah dikunjunginya sama sekali. Penulismencoba menganalisiskonflik batin yang dialami tokoh utama dan bagaimana upaya menghadapi godaankecantikan gadis-gadis Rusia.

1.1Rumusan Masalah

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, perlu merumuskan masalah agar permasalahan yang diteliti lebih jelas. Adapun masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah konflik batin tokoh utama dalam novel BC?

2. Bagaimanakah upaya tokoh utama mempertahankan imannya dalam menghadapi godaan gadis-gadis Rusia dalam novel BC?

1.1 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.1.1 Tujuan Penelitian

1. Mengemukakan gambaran tentang konflik batin dalam novel BC dengan kajian psikologi sastra.

2. Mengemukakan upaya tokoh utama dalam menghadapi godaan gadis-gadis Rusia dan cara mempertahankan imannya di dalam novel BC.

1.1.2 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memahami konflik batin dengan kajian psikologi sastra.

2. Dapat menambah pemahaman tentang konflik batin bagi penulisdan jugaumum.

3. Memahami teori psikologi sastra untuk mendeskripsikankejiwaan tokoh di dalam novel.


(14)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2001:588) konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.

2.1.1 Novel

Dalam Kamus Istilah Sastra (KIS, 2007:136) novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan yang menggelarkan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang dan mengandung nilai hidup, diolah dengan teknik lisahan dan ragaan yang menjadi dasar konvensi penulisan.

Reeve menyatakan bahwa novel adalah gambaran dari kehidupan dan perilaku yang nyata, dari zaman pada saat novel itu ditulis (Wellek dan Warren, 1989:282). Stanton (2007:90) menyatakan bahwa novel mampu menghadirkan perkembangan satu karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit karakter, dan berbagai peristiwa yang rumit terjadi beberapa tahun silam secara mendetil.

Novel merupakan suatu karya fiksi, karya yang berbentuk kisah atau cerita yang melukiskan tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa rekaan. Novel memiliki apa yang disebut dengan tokoh, perilaku, dan plot. Novel melibatkan sejumlah orang yang melakukan sesuatu dalam suatu konteks total yang diatur atau dirangkai dalam urutan logis, kronologis, sebab-akibat, dan sebagainya (Aziez dan Hasim, 2010:2-4).


(15)

Novel adalah salah satu bentuk karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan dan memiliki unsur-unsur yang membangun novel tersebut. Sebuah novel menceritakan kehidupan manusia yang bersosialisasi dengan lingkungannya. Pengarang berusaha mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung di dalam novel tersebut.

2.1.2 Konflik Batin

Konflik batin terjadi karena adanya tekanan dalam jiwa seseorang yang mempengaruhi pola pikir sehingga menyebabkan daya konsentrasi menjadi lemah. Tiap jiwa seseorang memiliki hasrat untuk bersikap jujur dan tidak dapat membohongi diri sendiri. Batin seseorang dapat menolak sesuatu peristiwa yang tidak dapat diterima, tetapidengan keterpaksaan harus diterimasehingga menjadikan seseorang itu merasa tertekan akibat adanya keterpaksaan.Konflik batin juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan diri sendiri. Pada lingkungan tertentu seseorang dapat menjadi tertekan oleh keadaan yang terjadi, sedangkan dalam diri sendiri disebabkan oleh adanya keragu-raguan dan gangguan terhadap pola pikir dalam menentukan suatu pilihan sehingga pikiran menjadi tidak terarah.

Konflik batinadalah percekcokan, perselisihan, pertentangan di dalam cerita rekaan atau drama yang disebabkan oleh adanya dua gagasan atau lebihatau keinginan yang saling bertentangan atau menguasai diri sehingga mempengaruhi tingkah laku(KBBI, 2001:587).


(16)

Konflik merupakan kejadian atau peristiwa yang sangat penting dalam sebuah cerita, menariknya suatu cerita adalah dengan adanya kejadian atau peristiwa yang mengandung unsur-unsur tertentu seperti kontroversi yang membuat tokoh dalam cerita mengalami konflik. Konflik terjadi karena adanya dorongan-dorongan naluri dalam jiwa yang saling bertentangan. Wellek dan Warren (1989:285) menyatakan bahwa konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan.

Konflik adalah pertentangan antara kedua kekuatan dalam cerita rekaan, drama, atau sajak klasik. Pertentangan ini dapat terjadi di antara para tokoh, antara tokoh dan masyarakat, antara tokoh dan lingkungannya, antara tokoh dan alam, atau antara tokoh dan dirinya sendiri (KIS, 2007:205).

2.1.3 Psikologi Sastra

Psikologi membantu mengentalkan kepekaan pengarang pada kenyataan dan mempertajam kemampuan pengamatan. Psikologi merupakan suatu persiapan dalam menciptakan sebuah karya, kebenaran psikologi akan mempunyai nilai artistik (nilai seni) yang kompleksitas pada suatu karya jika kebenaran psikologi itu merupakan suatu karya seni (Wellek dan Warren, 1989:108).


(17)

Psikologi sastra memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam berkarya. Psikologi sastra mengenal karya sastra sebagai pantulan kejiwaan. Pengarang akan menangkap gejala jiwa yang kemudian diolah ke dalam teks berupa karya yang dipandang sebagai fenomena psikologis yang menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh di dalamnya (Endraswara, 2008:96).

Psikologi sastra tidak bermaksud untuk memecahkan masalah-masalah psikologi praktis, tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya.Meskipun demikian, bukan berarti bahwa analisis psikologi sastra sama sekali terlepas dari kebutuhan masyarakat. Sesuai dengan hakikatnya, karya sastra memberikan pemahaman terhadap masyarakat secara tidak langsung(Ratna, 2004:342).

Padapenelitian ini penulis menggunakan teori psikologi sastra melalui analisis psikoanalisaberlandaskanid,ego, dan superegodalam mengemukakan gambarankejiwaan tokoh utama di dalam novel BC.

2.2 Landasan Teori

Dalam teori psikoanalisa yang dikemukakan oleh Freud, kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga unsur atau sistem, yaitu id,ego, dan superego. Ketiga sistem tersebut memiliki fungsi, kelengkapan, prinsip-prinsip operasi, dinamisme, dan mekanismenya masing-masing. Ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk suatu totalitas (Koswara, 1991:32).


(18)

Id (Das Es) adalah sistem kepribadian yang di dalamnya

terdapat naluri-naluri bawaan. Id dalam menjalankan fungsi dan operasinya dilandasi oleh maksud mempertahankan konstansi (the

principle of constancy) yang ditujukan untuk menghindari keadaan tidak

menyenangkan dan mencapai keadaan yang menyenangkan ( the

pleasure principle). Dalam mencapai maksud dan tujuan itu id

memiliki perlengkapan berupa dua proses yaitu, proses pertama adalah tindakan-tindakan refleks.

Proses kedua adalah proses primer, suatu proses yang melibatkan reaksi psikologis yang rumit dimaksudkan bahwa id berusaha mengurangi tegangan dengan cara membentuk bayangan dari objek yang bisa mengurangi tegangan. Dengan demikian, organisme atau individu membutuhkan sistem lain yang bisa mengarahkannya kepada pengurangan-pengurangan tegangan secara nyata atau sesuai dengan kenyataan. Sistem yang dibutuhkan adalah ego (Koswara, 1991:32-33).

Ego adalah sistem kepribadian individu yang mengarah

kepada objek kenyataan dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan (the reality principle). Menurut Freud, ego terbentuk pada struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar.

Ego bertindak sebagai penunjuk pada kenyataan. Proses dalam

menjalankannya, ego memiliki peranan psikologis yang tinggi yakni fungsi kognitif(berhubungan) atau intelektual (pemikiran) (Koswara, 1991:33-34).

Superego (Das Ueberich) terbentuk melalui internalisasi

(penghayatan) nilai-nilai atau aturan-aturan oleh individu dari sejumlah figur yang berperan, berpangaruh, atau berarti bagi individu tersebut.

Superegoadalah sebagai pengendali naluri id atas keinginan yang

disalurkan untuk dapat diterima oleh masyarakat (Koswara, 1991:34-35).


(19)

Ketiga sistem tersebutdalam diri seseorang yang mempunyai jiwa yang sehat merupakan satu susunan yang bersatu dan harmonis, bekerja sama dengan teratur yang memungkinkan seorang individu untuk bergerak secara efisien dan memuaskan dalam lingkungannya.

Tujuan dari gerak-gerik ini adalah untuk memenuhi keperluan dan keinginan manusia yang pokok. Sebaliknya, jika ketiga sistem tersebut ini bertentangan satu sama lain maka orang yang bersangkutan dinamakan orang yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dia tidak puas dengan dirinya sendiri dan dengan dunia yang efisiennya menjadi berkurang.

Teori Freud sangatlah penting bagi penulis untuk dapat menganalisis kejiwaan seseorang terhadap tokoh dalam teks sastra. Teks sastra merupakan proses bawah sadar pembaca. Apabila suatu karya mampu mempengaruhi jiwa pembaca maka karya tersebut akan semakin berkualitas dan memiliki nilai yang tinggi dalam dunia sastra. Sastra juga tidak dapat terlepas dari kehidupan masyarakat sebab sastra lahir dari lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, sastra sangat berpangaruh terhadap kehidupan masyarakat.

2.3Tinjauan Pustaka

Novel BC karyaHabiburrahman El Shirazy merupakan novel pembangun jiwa, apabila pembacanya dapat memaknai pesan-pesan yang disampaikan oleh pengarang maka pembaca akan mendapatkan pelajaran dan pengalaman yang bermanfaat.

Sejauh ini, telah ada beberapa peneliti yangmelakukan penelitian terhadapnovel tersebutdariberbagaisudutpandangyang berbedamenggunakan teori psikologi sastra.


(20)

Sebelumnya telah ada yang melakukan penelitian dengan tinjauan psikologi sastra. Penelitiandengan teoripsikologi sastra dengan sudut pandang yang berbeda telah dilakukan oleh Kurnia Putri Permatasari dalam skripsinya yang berjudul“Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy: Tinjauan Psikologi Sastra dan Nilai Religius.” Kurnia menganalisis struktur yang membangun novel dengan tinjauan psikologi dan nilai religius dari aspek psikologi.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Nila Kumala Sari dengan judul skripsinya adalah “AnalisisTeknik Pelukisan Tokoh Dalam Novel

Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy.” Penelitian yang dilakukan

oleh Nila adalah menggambarkan watak para tokoh yang ada dalam novel sesuai dengan tempat tinggalnya.

Penelitian berikutnya tentang novel BC dilakukan oleh Fitri Hariani dengan judul skripsi“AnalisisTema Dan Alur Dalam Novel Bumi

Cinta Karya Habiburahman El Shirazy”. Hasil analisis yang dilakukan, Fitri

menyimpulkan ada terdapat dua tema yaitu tema mayor dan tema minor, sedangkan untuk alurnya Fitri menyimpulkan bahwa alur novel tersebut adalah alur maju.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian sastra bermuladari persoalan yang muncul dari karya sastra itu sendiri. Persoalan itu menjadi objek untuk bahan penelitian. Dari bahan yang telah matang untuk diteliti maka peneliti wajib memilih metode yangakandigunakan untukmelakukan penelitiannyasebagaidasar untuk memahami bagaimana menganalisis hasil data yang diperoleh penulis. Dalam penelitian ini penulis menggunakanpenelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif untuk mendapatkan data, menganalisis data, dan mengklasifikasi data yang sesuai dengan rancangan penelitian selanjutnya. Semi (2012:28) menyatakan, metode kualitatif dilakukan dengan mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antara konsep yang sedang dikaji secara empiris (pengamatan).

Ratna (2004:47) menyatakan bahwa objek penelitian bukan gejala sosial sebagai bentuk substantif melainkan makna-makna yang terkandung di balik tindakan yang justru mendorong timbulnya gejala sosial tersebut. Dalam ilmu sastra, analisis data dilakukan dengan merujuk pada sumber datanya seperti karya dan naskah sebagai data penelitiandan data formal merujuk pada kata, kalimat, dan wacana.


(22)

3.2.1 Metode Hermeneutika

Hermeneutika merupakan metode yang paling sering digunakan dalam penelitian karya sastra. Karya sastra perlu ditafsirkan sebab di satu pihak, karya sastra terdiri atas bahasa, di pihak lain di dalam bahasa sangat banyak makna yang tersembunyi atau dengan sengaja disembunyikan sehingga dalam memahami makna sastra diupayakan dengan membaca berulang-ulang (Ratna, 2004:44-45). Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah novel BC dengan membaca berulang-ulang untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang diteliti.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan dataadalahcara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kepustakaan dan teknik catat.Teknikkepustakaan dilakukan dengan mencari

sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian. Teknikcatatdilakukan dengan mencatat permasalahan pada objek penelitian secara teliti, fokus,dan terarah.Hasil proses mencatat tersebut dirangkum untuk digunakan dalam penyusunan laporan penelitian sesuai rumusan masalah penelitian.


(23)

Adapun sumber data penelitian ini adalah:

Judul novel : Bumi Cinta

Penerbit : Santri Ikhwah Group

Pengarang : Habiburrahman El Shirazy

Tahun terbit : 2013

Cetakan : Pertama

Warna sampul : Putih dan hitam dengan judul berwarna merah gelap

Gambar sampul : Kremlin Moskwa Rusia dan pemandangan kursi panjang yang diselimuti salju

Jumlah halaman : 546

3.4Metode Analisis Data

Analisis data adalah cara yang digunakan untuk mengkaji data yang diteliti. Pada Penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif sebagaiproses penelitian dan pemahaman berdasarkan metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia pada karya sastra yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dankejadian yang terjadi saat sekarang dan memusatkanperhatian pada masalah aktual. Hasil yang diperoleh berupa uraian penjelasan. Sesuai dengan pernyataan Ratna (2004:53) metode analisis deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Secara etimologis deskripsi dan analisis berarti menguraikan.

BAB IV


(24)

4.1 Bentuk Konflik

Stanton menyatakan bahwabentuk konflik sebagai bentuk kejadian, dapat pula dibedakan ke dalam dua kategori, yaitukonflik fisik dan

konflik batin,konflik eksternal dankonflik internal(Nurgiyantoro, 1994:124).

Dari kedua jenis konflik tersebut dalam kajian ini penulis hanya mengkaji konflik batin atau konflik internal yang terjadi pada tokoh utama.

4.2 Konflik Batin Tokoh Utama

Konflik batin tersebut berupa konflik internal yang dialami oleh tokoh utama. Sejak menerima arahan daripembimbingnya, yaituProf.Najmuddin Asghar. Ayyas disarankan melakukan penelitian mengenai perkembangan Islam modern pada salah satu negara yaitu Rusia. Saat ini, di negara tersebut perkembangan Islam sedang mengalami kemajuan yang pesat. Rusia adalah negara yang terkenal bebas karena sebagian dari penduduknya menganut paham atheis (tidak mengakui adanya Tuhan). Ayyas adalah pemuda yang taat beragama tentu akan berpikir tentang keselamatan dirinya dan juga imannya.

Pada saat tiba di Rusia, suhu dinginsedangmelanda Rusia. Salju-salju terus turun, pemandangan kota Moskwa rata dengan salju. Ayyas yang tidak terbiasa dengan suhu dingin merasa tidak nyaman dengan keadaan cuaca yang dialaminya. Segala perlengkapanmusim


(25)

dingin telah disediakannya, tetapi belum cukup untuk menahan suhu dingin di Rusia.

Ayyas meminta Devid mencari tumpangan agar segera sampai ke tempat tujuan mereka. Saat itu, Devid memilih menumpangitaksi carteran daripada naik bus, metro,dan marshrutka karena dengantaksi carteran, mereka tidak perlu mengangkatbarang-barangbawaannya sebabada supirtaksi yang bersedia membantunya.

Devidmelakukan negosiasi mengenai ongkos dari bandara Sheremetyevoke tempat tujuan mereka, yaitu Panvilovsky Pereulok dengan supir taksi yang akan mereka tumpangi.Devid berpura-pura tidak mengerti bahasa Rusia, tujuannya ingin mengetahui apakah supir taksi tersebut jujur atau tidak. Melihat penampilannya, orang seperti supir taksi tersebut tidak mungkin berbohong. Akan tetapi, setelah melakukan negosiasi ternyata supir taksi itu ingin mengelabui Devid dan Ayyas. Ayyas bisa saja tertipu oleh supir tersebut karena Ayyas belum paham mengenai keadaandi Rusia.

Ayyas dan Devid telah sampai di apartemen yang menjadi tempat tinggal Ayyas selama di Rusia. Kemudian mereka mengangkat barang bawaannya menuju kamar yang berada di lantai tiga. Devid telah menyediakan tempat tersebut sebelum Ayyas berangkat ke Rusia.


(26)

Pada saat merekaberjalan menaikitangga, tiba-tiba ada seorang gadis Rusia memakaipalto(mantel tebal saat musim dingin) merah mudaturunmelewati tangga tersebut, gadis itupun tersenyum sambil menyapa Devid. Gadis tersebut sudah berkenalan dengan Devid terlebih dahulu ketika saat menyewakan apartemen tersebut. Gadis itu bernama Yelena, lalu Yelenapun mengulurkan tangannya kepada Ayyas untuk sekedar berjabat tangan dan berkenalan.

Dalam hal ini, naluri ego mendominasi naluri id. Ayyas pun menolak berjabat tangan dengan Yelena. Seperti pada kutipan berikut:

“Hai Devid, ini temanmu yang akan tinggal di atas ya?”

“Hai Yelena. Iya, ini temanku. Kenalkan namanya Ayyas. Lengkapnya Muhammad Ayyas.”

“Sorry, tanganku kaku kedinginaan. E, e, senang kenalan dengan Anda.”

“O ya wajar itu, kau pasti baru pertama kali ke sini. Dabro pozhalovath v Moskve (selamat datang di Moskwa)!”

“Iya. Kau benar. Terima kasih.” (BC:30)

Ayyas dan Devid kembali berjalan menaiki tangga. Kemudian Ayyas terkejut dengan pernyataan Devid yang di luar dugaannya. Dalam tahap ini. Naluri yang mendominasi batin Ayyas adalah ego


(27)

karenaDevidmengatakan bahwa Ayyas akan tinggalbersama gadis yang bernama Yelena tersebut. Seperti pada kutipan berikut:

“Cantik ya Yas? Ada darah Finland dalam dirinya. Kau beruntung. Kau akan tinggal satu apartemen dengannya. Gunakan kesempatan sebaik-baiknya.”

”Apa Dev!? Kau jangan main-main denganku! Aku masih waras Dev! Aku tidak mungkin bisa hidup bebas seperti kamu!”

“Tenang, Sobat. Jangan marah dulu. Kita bawa dulu barangmu ke atas. Nanti aku jelaskan semuanya. Aku samasekali tidak bermaksud menjerumuskan kamu. Aku berusaha mencarikan tempat yang saat ini terbaik untukmu. Dengarkan dulu semua penjelasanku, baru kau boleh marah kalau kau memang ingin marah. Okey?”

“Baik!”

“Yang rileks sedikitlah Bos. Aku ini temanmu, percayalah padaku!”

(BC:30-31)

Ayyas mengucap “Audzubillahi min fitnatin nisaa” (aku berlindung kepada Allah SWTdari fitnah perempuan) dan mohon dijaga oleh Allah SWTdari hal-halyang tidak diinginkan.Akhirnya mereka sampai di ruangan apartemen yang dituju. Apartemen tersebut memiliki sebuah ruangan, di dalam ruangan itu ada ruang tamu, dapur, dan lemari untuk alat perlengkapan memasak.

Devid membuka pintu ruangan tersebut dan melihat tempat gantungan palto, lalu menggantungkan paltonya. Ayyas mengikuti Devid menggantungkan paltonya dan Ayyas memperhatikan sekitar


(28)

ruangan tersebut. Ayyas merasa kagum dengan keindahan ruangan itu, lalu Ayyas melihat susunan rak tempat sepatu yang dilihatnya bukanlah sepatu para lelaki, melainkan sepatu para kaum hawa yang tersusun rapi dengan berbagai macam model. Devid menarik tanganAyyas danmengajaknya masuk kedalam kamar yang disewakan Devid untuknya.

Mereka pun masuk kedalam kamar, lalu Devid langsung memulai pembicaraan. Devid meminta maaf kepada Ayyas karena menempatkannya tinggal bersama dua gadisRusia, gadis tersebut memiliki wajah sangatcantik. Devid menjelaskan mengapa tidak memberitahu Ayyas dari awal bahwa Ayyas akan tinggal bersama dua gadis Rusia tersebut. Tujuan Devid sebenarnya baik karena Devid telah mengetahui situasi di ibu kota Rusia yaitu Moskwa. Devid mengatakan, jika Ayyas tinggal bersama dengan dua gadis tersebut, menurutnya Ayyas akan lebih aman. Meskipun merekabebas, tetapi mereka masih akan berpikir untuk tidak membawa pasangannya kedalam kamar mereka. Dalam hal ini. Naluri superegomendominasi naluri ego. Batin Ayyas merasa tidak nyaman dengan tempat tinggalnya. Seperti pada kutipan berikut:

“Mungkin dengan tinggal bersama perempuan kau merasa aku

aman. Ya, mungkin tubuh dan hartaku aman. Tapi bagaimana dengan imanku Dev? Justru imanku sangat terancam. Jika tinggal dengan bule laki-laki aku malah akan merasa aman!”


(29)

“He he he, kamu merasa tinggal bersama bule laki-laki aman? Bodoh! Di antara bule itu ada yang gay. Apalagi yang ekstrim. Bayangkan kalau kau ternyata tinggal bersama empat bule gay. Kau mau jadi apa, heh? Nanti kau kira aku yang menjerumuskan kamu!”

“Agaknya aku datang ke tempat yang salah.” (BC:36-37)

Devid pun melanjutkanpenjelasannya. Jika Ayyas tinggal bersama laki-laki, mungkin tubuh dan harta Ayyas akan aman, tetapilaki-laki di Moskwabanyak yang suka sesama jenis. Jikapun tidak, laki-laki tersebut tidak akansegan-segan membawapasangannya masuk kedalam kamar merekadan melakukan hal-hal yang tidak wajar. Hal tersebut justru lebih menjadi ancaman bagi iman Ayyas daripadatinggalbersama dengan gadis Rusia, yaitu Yelena dan Linor.

Ayyas merasa dirinya datang ketempat yang salah. Devid pun berusaha meluluhkanhati Ayyas. Devid mengatakan bahwa tempat tersebut merupakan tempat yang strategis, jika ingin pergi sangat mudah dan tidakjauh dari pusat transportasi umum. Devid kembali menjelaskan tentang apartemen tersebut. Apartemen itu memiliki tiga kamar yang berbeda, setiap kamar memiliki kamar mandi masing-masing. Ruangan yang digunakan bersama hanyalah dapur dan ruang tamusaja,selebihnya tidak. Urusan pribadi Ayyas pun akan lebih terjaga dan aman.

Devid meminta ijin kepada Ayyas untuk kembali ke apartemennya, ada keperluan lain yang harus segera diselesaikannya.


(30)

Ayyas pun mengijinkannya dan mengucapkan terima kasih kepada Devid karena telah membantunya.

Ayyas melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim, yaitu melakukan salat lalu berdoa dan membaca Alquran. Di dalam kamarnya, Ayyas termenung dan berpikir bahwa dirinya sedang dilanda sebuah bencana besar, yaitu tinggal bersama dengan dua orang gadis Rusia yang bukan mahramnya. Ayyas merasa hari-hari yang dilalui akan terasa sulit.

Malam pun tiba, lalu pintu kamar Ayyas diketuk. Jantungnya berdebar-debar. Ayyas memohon ampun kepada Allah SWT agar dilindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan. Ayyas membuka pintu kamarnya, lalu terkejut melihat yang berdiri didepan pintu kamarnyaadalah gadis yang berjumpa dengannyasaat berjalan ditangga kini berdiri di hadapannya. Jantung Ayyas semakin berdebar-debar, pikirannya tidak tenangkarena langsungbertatapan muka melihat wajahcantikgadistersebut danAyyas punmenundukkan wajahnya. Yelena mengajaknya makan malam bersama di ruang tamu sebagai penyambutan selamat datang di Moskwa.Ayyas pun memenuhi ajakan Yelena dengan rasa terpaksa. Tiba-tiba bel berbunyi, ternyata yang datang adalah gadis Rusia yang Ayyas lihat saat hendak menaiki mobil sambil membawa biola. Gadis tersebut bernama Linor dan tinggal satu ruangan apartemen bersama Ayyas dan Yelena.


(31)

Saat Linor masuk, Yelena mengenalkan Ayyas dengan Linor. Terjadilah percakapan sehingga membuat Ayyas marah. Linor menyinggung agama yang Ayyas yakini dan mengatakannya sebagai agama primitif. Seperti pada kutipan berikut:

“Ya kenalkan saya Linor. Lengkapnya Linor E.J. Lazarenko.” “Saya Muhammad Ayyas. Mahasiswa dari Indonesia.”

“Pasti Muslim.” “Benar.”

“Ternyata benar, banyak sekali penganut agama primitif itu.” “Apa maksud anda? Siapa yang Anda maksud penganut agama primitif? Orang-orang muslim?” (BC:54)

Dari kutipan diatas. Naluri ego menolak pernyataan Linor karena menyinggung masalah agama yang Ayyas yakini dalam hidupnya. Pada tahap ini, ego mendominasi id dan superego.

Pada saat itu, Yelena tahu apa yang sedang terjadi. Yelena tahu persis watak Linor selama ini. Yelena sudah menduga bahwa Ayyas akan membela agamanya sampai mati apabila ada yang tidak suka dengan agama yang Ayyas yakini. Demi menghindari percakapan yang lebih sengit, Yelena menyuruh Linor segera masuk ke kamarnya dan beristirahat. Dalam tahap ini naluri superegomendominasi ego. Seperti pada kutipan berikut:

“Kelihatannya dia sangat letih, dan suasana hatinya sedang tidak baik. Maafkan kalau Linor tadi menyinggung perasaanmu.”


(32)

“Semoga temanmu itu bisa istirahat dan suasana hatinya kembali membaik.” (BC:55).

Pada hari ketiga berada di Moskwa, Ayyas pun merasa dirinya sudah dalam keadaan normal seperti biasanya. Ayyas bergegas pergi untuk menemui Prof. Abramov Tomskii di Moskovskyj Gosudarstvennyj Universiteit (MGU). Prof. Tomskii adalah guru besar pakar sejarah Asia Barat dan juga sangat disegani para sejarawan Rusia. Prof. Tomskii adalah orang yang harus Ayyas temui di Moskwa, sebagaimana diarahkan oleh pembimbingnya.

Prof. Najmuddin ingin Ayyas langsung bertemu dengan Prof. Tomskii agar hasil penelitian Ayyas lebih baik karena telah berjumpa langsung dengan pakar sejarahnya. Saat itu, Prof. Tomskii mengatakan kepada Ayyas, sebenarnya Ayyas tidak perlu bersusah payah datang ke Moskwa. Mengenai data penelitian Ayyas dapat mengakses situs MGU melalui internet.

Pada tahap ini, naluri id, berkeinginan untuk mencari data penelitian melalui internet, tetapi naluri ego mendominasi naluri id. Kenyataannya Ayyas harus melakukan penelitian langsung ke Moskwa demi mendapatkan data yang valid mengenai sejarah Islam modern. Seperti pada kutipan percakapan berikut:

“Sebenarnya kamu tidak perlu bersusah payah mengadakan penelitian kemari. Itu cukup studi perpustakaan saja. Kau juga bisa banyak mengakses data lewat internet. Dan jika ada yang kurang kau bisa mengakses data yang ada di perpustakaan MGU


(33)

ini dari India. Kenapa harus bersusah-susah, jika dengan yang mudah dan praktis kau bisa mendapatkan data yang akurat dan bisa dipertanggung-jawabkan.”

“Jujur saya inginnya seperti itu Profesor Tomskii. Tapi Profesor Najmuddin tidak mau. Dia mensyaratkan saya harus pernah riset langsung ke Rusia. Harus melihat langsung Rusia. Datanya harus dari referensi pertama, tidak kedua apalagi ketiga. Referensi kedua hanya pendukung saja.” (BC:77-78)

Mendengar pengakuan Ayyas, Prof. Tomskii memakluminya karena pembimbingnya adalah sahabat Prof. Tomskii saat menjadi mahasiswa dan paham betul sifatnya. Pada saat itu, Prof. Tomskii menyatakan bahwa dirinya tidak dapat membimbing Ayyas secara langsung,dirinya harusberangkat ke Istanbul Turkiuntukurusan kenegaraanyang dirinya harus ikut serta dalam acara tersebut. Dalam tahap ini naluri superegomendominasi ego. Seperti pada kutipan berikut:

“Ayyas, aku paham semua yang diinginkan pembimbingmu. Jujur, sebenarnya aku ingin membimbingmu menemukan data-data terbaik dan melakukan penelitian sejarah terbaik. Aku sudah menyiapkan waktu untuk itu sebenarnya. Tapi sayang, tadi aku baru mendapatkan tugas dari rektor untuk terbang ke Istanbul. Aku diminta membantu kedutaan Rusia di Turki selama beberapa bulan, belum bisa ditentukan waktunya. Ada masalah kenegaraan yang harus melibatkan pakar sejarah Asia Barat.” “Jadi saya harus bagaimana Profesor?”

“Tenang. Kau tetap jalankan rencanamu. Aku telah siapkan

asistenku untuk membantumu. Dia nanti akan membantumu dua puluh empat jam kalau perlu. Dan selama aku pergi, kau bisa menggunakan ruangan ini untuk bekerja. Asal kau jaga kerapiannya. Bagaimana?”


(34)

Ayyas merasa tidak nyaman karena ditinggal oleh Prof. Tomskii, meskipun telah digantikan oleh asistennya. Dalam tahap ini, naluri superego kembali mendominasi ego, demi menjaga hubungan baik dengan Prof. Tomskii, Ayyas pun menerima tawaran Prof. Tomskii. Seperti pada kutipan berikut:

“Dibimbing siapa pun saya tidak masalah. Yang penting

semuanya berjalan dengan baik dan saya bisa segera menyelesaikan tesis saya dengan hasil terbaik.” (BC:83)

Hari itu, pertemuan ditutup dengan makan siang bersama disalah satu kantin MGU. Prof. Tomskii, Dr. Anastasia Palazzo, dan Ayyas. Setelah selasai makan, Dr. Anastasia berpesan kepada Ayyas agar besok pukul 10.00 waktu Rusia pertemuan pertama dimulai di ruangan Prof. Tomskii. Ayyas pun menyetujuinya dan Ayyas bergegas kembali menuju apartemennya.

Setibanya di apartemen. Ayyas terkejut melihat Yelena yang duduk sambil menonton televisi dengan pakaian seadanya di ruang tamu. Yelena pun hanya menutupi bagian penting dari tubuhnya, batin Ayyas pun merasa terganggu. Dalam tahap ini, naluri egomendominasi

id dan superergo. Saat itu Ayyastidak menghiraukanYelena,

tetapisempat terjadi percakapan singkat.Ayyastidak berani bertatap muka denganYelena danhanya menunduk sambilberjalanmenjawab pertanyaan Yelena lalu langsungmasuk kekamarnya. Seperti pada kutipan berikut:


(35)

“Hey, baru pulang, sukses urusannya?”

“Ya sukses. Spakoinoi Nochi, (selamat malam) Yelena!”

“Hei tunggu, duduklah sini sebentar. Hangatkan tubuhmu dengan Vodka ini. Temani aku berbincang-bincang sebentar.”

“Maaf Yelena, aku sangat letih, aku harus istirahat.” “Duduklah, lima belas menit saja.”

“Maaf Yelena, aku tidak bisa. Sebaiknya kau istirahat saja.” (BC:90-91)

Naluri id berkeinginan dirinya bersedia untuk menemani Yelena berbincang malam itu, tetapi melihat Yelena yang berpakaian seadanya, Ayyas khawatir tidak dapat mengontrol hawa nafsunya.

Keesokan harinya. Ayyas kembali berangkat ke MGU menemui Dr. Anastasia, sesuai dengan janji mereka yang akan membahas mengenai penelitiannya. Ketika sampai di MGU, Ayyas melihat Dr. Anastasia duduk di dalam ruangan Prof. Tomskii sambil membaca buku. Ayyas mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan tersebut. Dr. Anastasia bertanya dan ingin mengetahui tentang bagian penelitiannya. Ayyas masuk dan duduk. Naluri id berkeinginanbahwa dirinya ingin sekali menatapwajah Dr. Anastasiayang memilikiwajahsangat cantik dan lebih cantik dari gadis yang satu apartemen bersama Ayyas.

Kegugupan Ayyas terlihat setelah Dr.Anastasia mengajak Ayyas berbicara. Naluri superegomendominasi naluri id dan Ayyas pun


(36)

memfokuskan pikirannya kepada pembicaraanmengenai penelitiannya. Seperti pada kutipan berikut:

“Dabroye Utra (selamat pagi), Doktor!”

“Hei, Dabroye Utra (selamat pagi). Kau sudah datang Ayyas.” “Kau datang setengah jam dari janji kita. Kau kelihatannya

bersemangat.”

“Ya, tidak mau terlambat. Ternyata masih lebih lambat dari Doktor.”

“Kau tidak lebih lambat dari saya, hanya mungkin saya lebih cepat darimu. Saya selalu ingin lebih dulu dari orang lain. Jadi, apa langsung saja kita mulai?”

“Saya ikut Doktor.”

“Baik, silahkan duduk. Saya ingin menjelaskan beberapa hal penting kepadamu.”

“Maaf, bisa ditutup pintunya.” (BC:101)

Pada saat itu, tanpa menjawab perintah Dr. Anastasia Ayyas langsung menutup pintunyadan segera duduk. Naluri id mengatakan bahwa batinnya merasa lebih nyaman jika pintu ruangan tersebut tetap terbuka. Akan tetapi, naluri ego mendominasi naluri id, sehingga Ayyas tidak dapatmenolak permintaan Dr. Anastasia.

Waktu pun terus berlalu. Jam menunjukkan saatnya Ayyas untuk melakukan salat Ashar. Begitu juga dengan Dr. Anastasia harus segera kembali ke apartemennya, ada tugas paper yang harus segera


(37)

diselesaikannya. Ayyas segera melakukan tugasnya dan mencari tempat untuk salat.

Dalam perjalanan pulang, Ayyas melihat seorang wanita tuasedang meminta pertolongan kepada orang yang barlalu-lalang disekitarnya, tetapi tidakadayang memperdulikannya. Tibalah giliran Ayyas melewatinya tepat di depan wanita tua tersebut, wanita tua itu pun menghentikannya, lalu meminta pertolongannya.

Pada saat itu, naluri egomenolak permintaan wanita tua tersebut dan tidak menghiraukannya, tetapi wanita tua itu langsung memegangi tangan Ayyas dan menunjukkearah jalan sempit yang gelap. Naluri

superegomendominasi ego, dan terpaksa memenuhipermintaannya.

Ayyas terkejut melihat seorang gadis terkapar tidak berdaya di jalan yang gelap dan sempit tersebut. Naluri ego mengatakan bahwa gadis tersebut harus segera dibawa ke rumah sakit, jika tidak gadis tersebut akan matikedinginanakibat tertimbun salju yang terus turun.Ayyas merasa khawatir dan cemas, lalu membopong gadis itu kearah keramaian dan mencari tumpangan. Saat itu juga ada taksi yang melintaskearah mereka dan Ayyas langsung memberhentikannya. Seperti pada kutipan berikut:

“Ke mana?”

“Ke Medical Centre terdekat.” “Tiga puluh ribu rubel!” “Apa?!”


(38)

“Tunggu! tiga puluh ribu rubel tak masalah.” (BC:173)

Pada saat di rumah sakit, Ayyas meminta wanita tua itu untuk menunggu keterangan dari dokter mengenai keadaan Yelena. Ayyas kembali ke apartemennya memberitahu Linor bahwa Yelena sedang sekarat. Ayyas tidak tahu kepada siapa lagi Ayyas harus minta tolong untuk mengurus Yelena. Dalam tahap ini, naluri superego mendominasi naluri ego. Seperti pada kutipan berikut:

“Kenapa dikunci dari dalam? Takut ketahuan seperti kemarin malam?”

“Ah tidak. Tidak ada orang lain selain aku.” “Kalau boleh aku mau minta tolong.” “Apa itu?”

“Yelena kritis di rumah sakit.” “Kritis? Separah apa dia?”

“Sekarat! Kelihatannya ada yang berniat menghabisinya. Aku minta kau menemani aku kesana. Kalau kau tahu kerabat atau teman dekatnya tolong dihubungi sekarang.” (BC:178)

Keesokan harinya, Ayyas bersiap-siap untuk berangkat ke MGU menemui Dr. Anastasia. Ayyas jugabersiap-siap menjadipembicara dalam acara seminar yang diadakan di FakultasKedoketeran MGU, Ayyas diundang oleh Dr. Anastasia sebagaipembicara pengganti karena salah satu dari pembicara pada acara seminartersebut berhalangan hadir. Seminar tersebut bertema tentang “Tuhan Bagi Manusia di Era Modern”. Ayyas


(39)

juga memberitahu Yelena dan Linor agar menghadiri seminar tersebut dan menyaksikan Ayyas yang ikut sebagai pembicara. Ayyas bertujuan agar Yelena dapat kembali mempercayai akan adanya Tuhan dan Tuhan bukanlah khayalan belaka seperti yang selama ini Yelena yakini.

Awalnyanaluri ego, mengatakan untuk tidak menjadi pembicara pada seminar tersebut kepada Dr. Anastasia.Ayyas merasa tidak layak dalam hal itu. Akan tetapi, Dr. Anastasia memaksanya. Naluri superego mendominasi naluriegodan Ayyas pun menerima tawaran Dr. Anastasia. Seperti pada kutipan berikut:

“Kau saja yang jadi pembicara. Kau bisa. Bahasa Inggrismu bagus, bahasa Rusiamu juga lumayan. Dan kau sarjana dari Madinah. Yah, kau saja ya?”

“Jangan saya Doktor, yang lain saja kan masih banyak.”

“Ini waktunya mendesak. Sudah, aku putuskan kau saja yang jadi

pembicara menggantikan intelektual dari Kazan University itu. Kau ingat, empat hari lagi seminarnya di Fakultas Kedokteran. Aku juga jadi pembicara di seminar itu. Jadi nanti kau ke sini dulu, kita berangkat ke sana bersama. Kau bisa nulis makalah?” “Doktor ini sangat mepet waktunya.”

“Baik tidak apa. Kalau kau bisa membuat makalah akan lebih baik. Temanya, ‘Tuhan Bagi Manusia di Era Modern’.”

“Baiklah.” (BC:230-231)

Hari itu seminar berjalan dengan lancar. Banyak pertanyaan diajukan kepada Ayyas. Ayyas menjawab satu per satu dengan baik dan tenang. Ketika seminar selesai, Ayyas berdiri hendak


(40)

meninggalkan ruangan seminar tersebut. Ayyas tidak menyadari tiba-tiba Dr. Anastasia memeluk dan mencium pipi kiri dan pipi kanan Ayyas dengan sangat cepat. Ayyas pun tidak dapat mengelak karena kejadiannya begitu cepat. Saat itu,banyak para wartawanmengabadikan peristiwatersebut. Naluri ego Ayyas ingin marah sejadi-jadinya dan ingin menampar Dr. Anastasiakarena Ayyas merasa tidak pantas Dr. Anastasia melakukan hal tersebut kepada dirinya sebab Dr. Anastasia bukanlah mahram Ayyas dan dia tidak suci bagi Ayyas.

Dalam tahap ini, naluri superego mendominasi naluri ego. Seperti pada kutipan berikut:

“Ia harus menghajar nafsunya, dan melibasnya, tanpa ampun. Ia tidak boleh memberi harapan sedikit pun kepada nafsunya untuk mengindera segala hal yang berkaitan dengan Anastasia.”

(BC:339)

Waktu terus berlalu, hari pun semakin gelap. Ayyas kembali melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim, yaitu salat dan membaca Alquran. Pada saat itu, Ayyas sedang melakukan sujud di rakaat terakhir dalam salatnya, Ayyas merasakan ada yang memasuki kamarnya. Ayyas menyabarkan diri untuk menyelesaikan salatnya.Selepasmengucapkan salam,Ayyasmenoleh kebelakang dan


(41)

terkejut sambil mengucapkan “Astagfirullahaladzim!”. Ternyata Linor telah duduk di kursi kamar Ayyas, lalu tersenyum kepadanya dengan nada menggoda dan mengenakanpakaian seadanya. Lelaki normal manapun,jika melihat gadis seperti Linor akan langsung ingin menyentuhnya. Dalam tahap ini, naluri superego mendominasi naluri

iddan naluri ego. Seperti pada kutipan berikut:

“Kau masuk kamarku tanpa ijin!”

“Aku sudah ijin, hanya kau tidak mendengarnya. Dan aku percaya kau mengijinkan!”

“Bagaimana kau masuk, padahal pintu itu terkunci!?”

“Kau tidak menguncinya Atau kau lupa menguncinya. Aku masuk saja!”

“Dengan hormat aku minta kau ke luar sekarang!” “Setelah kau membantuku. Aku perlu bantuanmu!”

“Kau tidak harus memasuki kamarku kalau ingin aku membantumu.”

“Justru aku ingin kau membantuku di kamarmu ini.” “Aku tidak paham maksudmu?”

“Dengan melihatku berpakaian seperti ini, kau tidak juga paham?”

“Ya aku paham?”

“Apa aku juga harus melepas semua yang kukenakan sampai kau paham?” (BC:368-369)

Ayyas mengerti dan paham maksud Linor. Ayyas juga lelaki normal seperti umumnya lelaki yang memiliki hawa nafsu pada lawan jenisnya. Saat itu, jantung Ayyas berdebar-debar. Terlintas dalam


(42)

pikirannya,jika memenuhi ajakan Linor tidak akan ada orang yang melihatnya karena hanya mereka berdua didalam kamar tersebut. Linor pun perlahan berdiri dari duduknya, Ayyas juga berdiri dari duduknya dan menghadap Linor. Dalam hal ini, naluri idmenginginkan kesenangan naluri ego sebab impian tersebut merupakan keinginan semua lelaki, tetapi naluri superegomendominasi naluri id danego. Seperti pada kutipan berikut:

“Jadi kau mau?” “Mendekatlah!”

“Berbaliklah, aku ingin melihat punggungmu!” (BC:370)

Linor semakin mendekat dan membalikkan badannya, Ayyas melihat punggungnya yang putih, bersih, dan mulus. Jantung Ayyas semakin berdebar-debar, tubuhnya gemetar. Ayyas langsung memukul titik lemah bagian punggung Linor dengan keras dan Linor pun jatuh pingsan. Ayyas segera menangkap tubuh Linor agar tidak jatuh ke lantai. Perlahan Ayyas menurunkannya ke lantai, lalu mengambil mantel yang dilepaskannya saat menghampiri dirinya danmemakaikannya kembali ke tubuh Linor.

Ayyas menyeret Linorkembali ke kamarnya dengan hati-hati agar tidak ketahuan oleh Yelena, sebab jika Yelena tahu bisa semakin rumit urusannya.Ayyas meletakkan Linor,lalu membiarkannya tergeletak di kamarnya. Ayyaskembali ke kamarnya mengunci pintu dan


(43)

mengganjalnya dengan meja. Ayyas menangis sedih, dirinya hampir saja melakukan dosa besar yang seumur hidup belum pernah dilakukannya.

Keesokanharinya, Ayyas berangkat ke MGU menemui Dr.Anastasia untuk menyampaikan segala ketidaksenangannya kepada Dr. Anastasia yang telah menciumnya tanpa seijinnya. Dalam hal ini, naluri

superego tidak menerima kelakuan Dr. Anastasia. Dirinya harus

bersikap tegas agar tidak terulang kembali. Seperti pada kutipan berikut:

“Doktor Anastasia, apa kabar?” “Oh Kau!”

“Ya. Kenapa Doktor seperti kaget begitu?”

“Aku kira kau tidak akan datang lagi? Aku kira kau sudah pulang ke Indonesia atau ke India? Di mana saja kau selama ini? Kau tidak memberi kabar, tidak sms, juga tidak menelepon. Ditelpon tidak bisa, disms tidak dibalas. Ada apa denganmu?”

“Maafkan saya Doktor, agak lama saya tidak memberi kabar, saya ada sedikit masalah.”

“Masalah apa?”

“Saya sedang marah kepada seseorang.”

“Marah kepada seseorang? Apa hubungannya dengan kehadiranmu ke sini?”

“Sangat berhubungan. Sebab, terus terang saja, saya marah pada Anda, Doktor.”

“Marah pada saya? Apa yang saya lakukan sehingga membuatmu marah?”

“Anda telah berlaku tidak patut pada saya.” “Apa itu? Saya tidak paham.”


(44)

“Jadi karena ciuman itu?!” “Ya.”

“Itu biasa saja. Aku pikir kau suka.”

“Aku tidak mau mendapat ciuman dari perempuan yang tidak halal bagi saya. Anda bukan siapa-siapa saya. Bukan ibu saya, bukan kakak saya, dan bukan adik saya. Anda tidak halal bagi saya. Anda tidak boleh mencium saya. Dan saya tidak boleh mencium Anda. Kalau Anda mencium saya atau saya mencium Anda, kita telah menodai kesucian diri kita. Kita telah melakukan dosa. Itu ajaran agama saya.”

“Kalau istri mencium suaminya?”

“Boleh. Halal. Bahkan mendatangkan pahala dari Tuhan.”

“Maafkan aku kalau begitu. Aku tidak tahu. Aku tidak akan mengulanginya, kecuali nanti kalau aku suatu saat halal bagimu.”

(BC:377-378-379)

Usai mengungkapkan isi hatinya, Ayyas meminta ijin kepada Dr. Anastasia untuk tidak berlama-lama di MGU. Dirinya harus segera kembali ke apartemen dan mengemasi barang-barangnya. Sore itu,Ayyas akan meninggalkan apartemennya. Ayyas akan tinggalbersamaBapak Joko di komplek KedutaanBesar Republik Indonesia (KBRI) di kawasan Smolenskaya ke Aptekarsky Pereulok Baumanskaya. Bapak Joko bekerja sebagai seorang guru di Sekolah Indonesia Moskwa (SIM).

Ayyas diperbolehkan tinggal bersamanyasetelah kepulangan istrinya ke Indonesia untuk menemani ibunya yang sudah mulai sakit-sakitan.Ayyas pun merasasangat bahagia, dirinya tidak akan lagi melihat


(45)

Yelena dan Linor mengenakan pakaian seksi yang dapat membangkitkan hawa nafsu.

Pagi-pagi sekalisebelum matahari terbit, Ayyas telah rapi dan keluar dari apartemennya untuk bertemu dengan Dr. Anastasia di bawah lambang metro yang ada di sekitar stasiun. Hari itu, Ayyas dan Dr. Anastasia akanke stasiun televisi untuk menjadi narasumber dalamacara“Talk Show” (siaran langsung) dengan temaRusia Berbicara.

Acara tersebut berjalan dengan lancar dan tertib. Pada saat jeda, tiba-tiba acaranya diakhiri dengan begitu saja. Ayyas dan Dr. Anastasia pun bertanya kepada pihak stasiun televisi, mengapa acara tersebut berakhir begitu saja. Ternyata ada peristiwa yang harus segera diliput, yaitu peristiwa pemboman pada sebuah hotel legendarisdi Moskwayang keberadaannya sudah ada sejak zaman Lenin dan Stalin.

Ayyas dan Dr. Anastasia pun kembali keMGU. Setelah sampai,tepatnya di ruangan Prof. Tomskii merekaberbincangmasalah Tuhan. Ayyas hanya menjawab dengan tenang dan singkat, “Bagimu Agamamu dan Bagiku Agamaku”. Dr. Anastasia terdiam dan merasa kagum kepada Ayyas mendengar kata-katanya yang begitu bijak. Ayyas memberitahu, bahwa kata-katanya itu adalah arti dari sebuah ayat di dalam Alquran.

Tiba-tiba telepon genggam (handphone) Dr. Anastasiaberdering. Guru besar yang juga pembicara saat mereka melakukan seminar


(46)

meneleponnya. Guru besar tersebut meminta Dr. Anastasia menyaksikan berita televisi mengenai pemboman di Metropole Hotel yang terjadi beberapa jam setelahmereka siaran.

Dalam hal ini, naluri ego merasa ada sesuatu yang ganjil, apa yang sebenarnya terjadi sehingga dirinya menjadi kambing hitam dalam pemboman Metropole Hotel tersebut.Seperti pada kutipan berikut:

“Ada apa sebenarnya?”

“Kita lihat siaran tentang pemboman Metropole Hotel. Kata Profesor Lyudmila pemboman itu dikaitkan dengan dirimu.” “Apa maksudnya dikaitkan dengan diriku? Aku tidak paham.”

“Makanya kita lihat siaran itu. Biar kita tahu apa yang terjadi.” (BC:450-451)

Dari laporan berita tersebut lobi hotel terlihat hancur porak-poranda, banyak korban jiwa berjatuhan dalam peristiwa tersebut. Dari keterangan berita, polisi menduga pelaku pemboman adalah orang dari Asia Tenggara. Dari saksi mata dan rekaman kamera pengintai hotel, analisa sementaradiduga pelaku pemboman wajahnya mirip sekali dengan Ayyas. Dalam tahap ini, naluri ego tidak menerima kenyataan yang terjadi sebab pada saat kejadian tersebut Ayyas berada di stasiun televisi dalam acara siaran langsung. Ayyasmerasa tidak melakukan pemboman, mengapabisa tertuduh bahwa dirinyalah yang melakukannya. Ayyas juga merasa heran, darimana foto dirinya bisa ada dalam


(47)

laporanyang disiarkan oleh stasiun televisi swasta yang menyiarkannya.Melihat laporan itu naluri superego mendominasi naluri

id dan ego. Seperti pada kutipan berikut:

“Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa diriku yang dituduh? Bagaimana mereka mendapatkan fotoku?”

“Ini jelas ada suatu skenario yang kita tidak tahu. Tetapi kau tenanglah, aku dan Profesor Lyudmila akan menjadi orang yang pertama membelamu. Kau punya alibi yang sangat kuat. Saat pemboman itu terjadi kau sedang siaran langsung bersamaku. Tidak mungkin kau berada di dua tempat dalam satu waktu.”

(BC:451)

Ayyas memberitahu Bapak Joko mengenai masalah yang menimpanya. BapakJoko pun siap untukmembantunya. Saat siaranberlangsung, para anggota KBRI merekam siaran tersebut. Rekamanitu cukup menjadi bukti bahwa Ayyas tidak melakukan pemboman itu. Ayyas dan Dr. Anastasia segera kembalike stasiun televisi tempat mereka siaran memintapihak stasiun televisi agar siap membantu Ayyas jika masalah tersebut sampai diperpanjang olehpihak yangberwajib.

Pihak KBRI sudah menyiapkan gugatankepada media untuk meralat laporannyayang menuduhAyyas sebagai pelaku pemboman. Ayyas pun merasa tenang dan lega karena dirinya merasa tidak sendirian.


(48)

Padaakhirnya, stasiun televisidan pihak kepolisian yang memberitakan Ayyas sebagai pelaku pemboman meralat laporannya, lalu meminta maafkepada Ayyas,kepada seluruh bangsa Indonesia, dan Rusia atas kecerobohan mengenai pemberitaan tersebut. Ayyas merasa lega dan dapat dengan bebas melakukan aktivitasnya kembali sebagai peneliti di Moskwa. Ayyas tidakperlu takut lagi karena semua masalah yang menimpanya sudah selesai dengan baik. Kini Ayyas bisa fokuskepada penelitiannya yang sudah hampir selesai.

Musim semi telah tiba. Mataharisudah mulai menampakkan cahayanya, suasana di Moskwa sudah mulai hangat. Pagi itu, setelah selesai sarapanpagi, Ayyas menyempatkan diri untuk menikmati keindahan kota Moskwa. Cuaca pagi itu sangat bagus. Ayyas juga sudah tidak memiliki waktulama diMoskwa. Jadwalkepulangannya meninggalkan Moskwa sudah jelas,hanya tinggal dua hari lagi. Data penelitian yang Ayyas perlukan sudah lebih dari cukup. Kepada pihak MGU, khususnya Dr. Anastasia Palazzo Ayyas telahmeminta ijin danmeminta maaf jika ada kesalahan selama bimbingan dengannya.

Saat itu, Ayyas berjalan mengelilingi Kremlin. Ayyas melihat-lihat lingkungan sekitarnya dengan rasa kagum akan keindahan Kremlin. Ayyas pun terus berjalan. Tiba-tiba Ayyas mendengar


(49)

seperti ada yang memanggilnya dari belakang. Ayyas merasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, ternyata yang memanggil Ayyasadalah sahabat lamanya,yaitu Devid sambil memegang tangan seorang gadis yang membungkus tubuhnyadengan pakaian muslimah. Ayyas tidak menduga yang dilihatnya ternyata Yelena yang telah memeluk agama Islam dan telah menikah dengan Devid. Pagi itu, mereka bertiga berjalan menikmati suasana pagi di Kremlin Moskwa Rusia, setelah merasa puas menikmati suasana pagi tersebut, Ayyasdan Devid serta Yelenaberpisahuntuk menyelesaikan urusannyamasing-masing.

Saat tiba di apartemen, Ayyas melihat seorang gadis berjalan mengarah ke apartemennya. Ayyas penasaran dan terus mengikutinya dari belakang. Gadis itu juga merasa ada yang mengikutinya dari belakang, ketikamelangkah suara sepatu yang mengikutinya juga melangkah, ketika berhenti suara sepatu tersebut juga berhenti. Gadis itu menghentikan langkahnya dan menunggu sampai orang yang mengikutinya keluar. Saat itu, Ayyas merasa tidak sabar untuk menunggu gadis itu berjalan lagi. Ayyas pun melangkahkan kakinya agar gadistersebuttidakmerasa diikuti. Ketika melangkahkan kakinya, Ayyas terkejut melihat gadis tersebut sudah berdiri di hadapannya. Ayyas pun tidak mengenali siapagadistersebut dan mengenakan pakaian yang membungkus tubuhnya. Ayyas merasa telah melakukan kesalahan karena mengikuti gadis tersebut dari belakang sehingga gadis itupun


(50)

menunggunya. Naluri superego mendominasi apa yang dirasakan naluri

iddan ego.Seperti pada kutipan berikut:

“Ayyas?”

“Anda Ayyas, benar?”

“Ya benar. Saya Ayyas. Bagaimana Anda kenal saya?” “Kau sudah lupa padaku ya? Aku ini Linor.”

“Linor?”

“Iya, Linor yang pernah satu apartemen denganmu.”

“Ingatan saya masih sehat. Maaf, Linor yang pernah saya kenal tidak seperti Anda.”

“Demi Allah, Ayyas, aku ini Linor.”

“Dan Linor yang Aku kenal tidak mengenal sumpah demi Allah.” “Sekarang Linor itu sudah mengenal Allah, Ayyas. Dia sudah berubah. Ayo ijinkan aku masuk ke apartemenmu aku akan jelaskan semuanya.”

“Jelaskanlah di sini saja. Tidak ada masalah. Aku takut kalau kau masuk ke apartemen berdua denganku nanti bisa terjadi fitnah.” “Tolonglah Ayyas, ini penting sekali. Dan aku sekalian mau numpang salat.”

“Salat?” “Ya.”

“Linor mau salat?” “Ya.”

“Allahu Akbar! Ini sebuah keajaiban. Tetapi aku belum bisa percaya kalau Anda Linor.”

“Berilah kesempatan padaku untuk salat dan menunjukkan siapa aku sebenarnya.”


(51)

Ayyas pun melangkah menuju pintu apartemen, lalu membukanya. Ayyas mempersilakan Linor masuk dan mengambil wudhu, lalu salat di ruang tamu. Ayyas juga mengambil wudhu dan masuk ke kamarnya, lalu mengunci pintu kamarnya rapat-rapat dan salat. Selesai melakukan salat, Linor menunggu Ayyas di ruang tamu dengan sabar. Penampilan Linor sangat berbeda pada saat tinggal bersama dengan Ayyas, kini penampilannya sungguh sama persis seperti wanita muslimah pada umumnya. Dalam tahap ini naluri ego mendominsai naluri id. Seperti pada kutipan berikut:

“Anda siapa?”

“Tadi sudah aku katakan, aku ini Linor.” “Anda perempuan yang tadi?”

“Ya.”

“Subhanallah. Anda benar-benar Linor.” “Ya aku Linor.”

“Dan Anda kini berjilbab dan salat?”

“Ya, karena aku menjadi muslimah sekarang.”

“Alhamdulillah. Maha besar Allah. Kenapa Anda ada di gedung tua ini? Apakah Anda tersesat dan kita bertemu dengan tidak sengaja?”

“Moskwa ini sudah menjadi sum-sum bagiku. Aku sama sekali tidak tersesat. Aku memang menyengaja datang ke dom tua ini.”

“Apa atau siapa yang Anda cari.” “Kamu. Ayyas. Yang aku cari.”


(52)

“Aku.” “Ya.”

“Kenapa kau mencariku? Dan kemana saja kau selama ini? Yelena sampai putus asa mencari keberadaanmu.”

“Baiklah aku akan bercerita panjang lebar. Termasuk bercerita bagaimana aku masuk Islam. Tetapi aku minta kau tidak menceritakannya kepada siapa-siapa kecuali kepada dirimu saja. Apa kau bersedia berjanji?”

“Baik. Aku janji.” (BC:533-534)

Linor pun menceritakan tentang siapa dirinya sebenarnya, juga siapa yang merancang pemboman Metropole Hotel dan kejahatan-kejahatan yang telah dilakukan Linor tanpa perikemanusiaan. Linor menceritakan jati dirinya, seperti yang diceritakan Madame Ekaterina kepadanya. Ayyas merasa simpati, perjuangannya mengkaji Islam untuk mencari petunjuk hidup membuat Ayyas terharu dan bahagia mendengarnya.

Linor menceritakan mimpi bertemu ibu kandungnya. Ibunya mati syahid saat menjadi relawan di Berlin. Ibunya berpesan untuk mencari pendamping hidup yang teguh menjaga kesuciannya, seperti kisah Nabi Yusuf as. Linor pun telah menemukan secara detail kisah Nabi Yusuf as. Linor merasa tidak perlu mencari seseorang seperti kisah Nabi Yusuf as karena Linor merasa telah menemukannya. Pada


(53)

saat Linorbelum memeluk Islam,Linor telah mengujinya dan tidak tergoda dengan kemolekan tubuh yang dimilikinya. Lelaki tersebut sungguh menjaga kesuciannya dan keteguhan imannya. Lelaki yang diceritakan Linor adalah Ayyas.Linor pun menyadaribetapa kotor dan hina dirinya sehingga Linor merasa tidak pantasmenjadi pendampingAyyas.Linor hanya ingin menyampaikan pesan ibunya melalui mimpinya. Jika tidak disampaikannya, maka Linor akan merasa dirinya tidak ada gunanya lagi untuk hidup di dunia ini.Kini Linor datang menemui Ayyas dan meminta Ayyas untuk bersedia menjadi pendamping hidupnya.

Dalam tahap ini, naluri ego mendominasi naluri id yang berkeinginan untuk langsung menerima permintaan Linor, tetapi naluri

superego dalam prosesnya mendominasi naluri id dan ego. Seperti pada

kutipan berikut:

”Sayadoakan kau istiqamah di jalan yang lurus, dan kau pegang teguh keislamanmu sampai kau bertemu Allah.Untuk permintaanmu, sungguh kau adalah gadis dengan pesona yang tidak bisa ditolak kaum lelaki. Tetapi berumah tangga bukanlah sebuah permainan atau hanya uji coba. Berumah tangga harus semakin melipatgandakan amal saleh dan kebaikan. Ini tidak sederhana. Saya perlu musyawarah dan Istikharah. Padahal besok lusa saya harus kembali ke Indonesia. Saya tidak tahu harus bagaimana.”

“Bagaimana kalau nanti malam kau Istikharah, jadi besok pagi sudah ada jawabannya?”

“Bagaimana kalau setelah Istikharah sekali belum juga ada kemantapan mengiyakan atau menolak?”

“Sebenarnya aku tidak tergesa-gesa. Aku hanya menyampaikan apa yang ada di dalam hatiku, yang aku merasa akan terus mengganjal jika kau benar-benar telah pergi meninggalkan Moskwa, tanpa tahu apa yang terjadi pada diri


(54)

Linor sesungguhnya. Jika kau mau kau tetap saja pada rencanamu pulang ke Indonesia. Di Indonesia kau bisa musyawarah dengan keluarga dan handai taulan, dan kau bisa beristikharah. Hasilnya yang berarti sangat kau yakini, sampaikanlah kepadaku. Menerima atau menolak. Jika menerima di mana akad nikah akan dilangsungkan. Aku siap jika akadnya harus di Indonesia. Aku akan terbang ke Indonesia, insya Allah.”

“Saranmu itu baik. Kalau begitu biarlah aku musyawarah dan salat Istikharah di Indonesia.”

“Aku akan bersabar menunggumu. Aku berharap tidak lama setelah kau sampai di Indonesia, kau menyampaikan kabar baikmu kepadaku. Dan aku berharap Indonesia menjadi bumi cinta, dimana aku bisa mewakafkan seluruh sisa umurku untuk berjuang meninggikan kalimat Allah.”

“Amin.” (BC:536-537)

Ayyas merasa sedih mendengar kalimat Linor yang penuh harap pada dirinya. Ayyas tidak dapat langsung menerima permintaan Linor. Ayyas merasa tidak bisa berbuat banyak, kecuali menyerahkan segala urusan perjodohannya kepada Allah SWT. Linor juga berpesan kepadanya agar tidak memanggil dirinya dengan nama Linor, tetapi memanggilnya dengan nama Sofia. Sofia adalah nama muslimah Linor.

Sofia berpamitan untuk segera pulang. Ketika Sofia menuruni tangga dan keluar dari pintu gerbang apartemen, Ayyas melihat Sofia dari kejauhan dengan balutan jilbab putih yang terlihat sangat anggun. Ayyas merasa sedih dan menangis, ingin rasanya Ayyas memanggil Sofia dari jendela, tetapi Sofia melangkah semakin menjauh dan Ayyas merasabahwa Sofiatidak akan mendengarnya.


(55)

Ayyasmasih melihatSofia yang terus melangkah, tiba-tiba Ayyas melihat ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggidari arah belakang Sofia, seorang penumpang dari mobil tersebut membuka kaca mobilnya dan mengeluarkansenjataapiyang mengarah kepada Sofia. Ayyas berteriak sekuat tenaga memanggil Sofia. Dalam tahap ini naluri ego mendominasi naluri id dan superego. Seperti pada kutipan Berikut:

“Sofiaaa awaaass!” Dan

“Dor! Dor! Dor!” (BC:541)

Ayyas mendengar suara tembakan itu mengarah ke tubuh Sofia. Ayyas segera berlari menuruni apartemennya, lalu menghampiri Sofia yang telah ambruk di trotoar jalan. Ayyas merasa terpukul dan merasa kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Sofia seperti bukan orang lain lagi baginya.Ayyasmerasa kehilangan orang yang sangat tulus mencintai dirinya karena Allah SWT. Air matanyamenetes, seluruh anggota tubuhnya merasa lemas saat memangku tubuh Sofiayang berlumuran darah. TubuhSofia sudah tidak lagi berdaya. Ayyas memandangi wajahnya yang pucat, lalu meraba nadinya dan ternyata


(56)

masih berdenyut. Dari kejauhan Ayyas melihat sebuah mobil, lalu memberi isyarat meminta pertolongan, tetapi mobil tersebut tidak menghiraukannya. Ayyas membopong tubuh Sofia yang terus mengeluarkan darah. Ayyas berusaha keras dengan sekuat tenaganya mencari pertolongan. Dalam hatinya,Ayyas berjanji kepada Allah,jika Sofia selamat Ayyas akan menikahinya dan menjadikannya sahabat untuk berjuang di jalan-Nya sampaimaut memisahkan dirinya denganSofia.

Tiba-tiba Ayyas mendengar sebuah mobil dari arah belakangnya datang menghampirinya, seorang ibu pengemudi mobil tersebut menghentikan mobilnya tepat di samping Ayyas. Dalam tahap ini naluri id mendominasi ego dan superego. Seperti pada kutipan berikut :

“Tolonglah Madame, ada orang yang menembaknya. Tadi nadinya masih berdenyut. Mungkin masih bisa diselamatkan kalau dia segera sampai di rumah sakit,”

“Ditembak? Apa suara tembakan tadi?” “Iya benar.”

“Oh Tuhan. Apa salahnya? Kenapa sampai ada yang tega padanya. Ayo cepat naik ke mobil. Kita bawa dia ke rumah sakit.”

“Baik Madame.” (BC:543-544)

Ayyas membopong Sofia masuk ke mobil, tangan Sofia semakin terasa dingin. Ayyas mencari-cari denyut nadinya, tetapi tidak


(57)

juga merasakannya. Ayyas tidak ingin kehilangan Sofia. Ayyas juga tidak ingin Sofia mati. Dalam tahap ini naluri ego mendominasi naluri id . Seperti pada kutipan berikut:

“Sofia, Sofia. Kau jangan mati dulu Sofia. Bertahanlah Sofia. Aku akan menikahimu. Demi Allah, aku akan menikahimu. Bertahanlah Sofia!” (BC:544)

Ayyas belum pernah menangisi seorang perempuan seperti ini dengan bercucuran air mata. Mobil sedan itu melaju dengan cepat, agar segera sampai ke rumah sakit. Ayyas terus merasakan denyut nadi Sofia, tetapi tidak juga dirasakannya. Batin Ayyas merasa apakah Sofia sudah mati? Kecemasan dan kekhawatiran Ayyas semakin sangat kuat dengan penuh rasa cinta karena Allah SWT semata. Ayyas berdoa dengan suara gemetar, seperti pada kutipan berikut :

“Ya Allah, aku tetap memohon kepada-Mu agar Engkau selamatkan Sofia. Hanya Engkaulah yang bisa menyelamatkannya ya Allah. Engkaulah Dzat yang menghidupkan dan mematikan. Ya Allah berilah kesempatan padaku untuk memenuhi permintaan orang yang berhijrah di jalan-Mu. Akan tetapi jika Engkau menakdirkan Sofia mati, ya Allah, maka jadikanlah matinya itu syahid di jalan-Mu. Dan terimalah dia denganpenuhkeridhaan-Mu. Jika itu yang terjadiya Allah, maka syahidkan pula akudi jalan-Mu, agarkelakaku bisaberjumpa dengannyadi Bumi Cinta-Muyang sejati, yaitu surga yang Engkau sediakan bagi hamba-hamba-Mu yang beriman dan beramal saleh. Kabulkanlah doaku, ya Allah. Amin.” (BC:545-546)

Mendengar doa Ayyas tersebut, ibu setengah baya itu dengan lirih berkata:


(58)

“Ameen. Tuhan pasti mengabulkan doa yang berbalut darah dan air mata seperti doamu, Malcishka (anakku). Percayalah, Tuhan pasti mengabulkan. Pasti.” (BC:546).

4.3 Upaya Tokoh Utama Mempertahankan Imannya dalam Menghadapi Godaan Gadis-Gadis Rusia

Tahap kajian ini, mengenai bagaimana upaya tokoh utama dapat melawan naluri egodari hawa nafsunya dan mengendalikankeinginan dari naluri iddengan rasa sabar dan takwa. Sementara naluri superego, mengendalikan keinginan-keingianan dari naluri id yang bertujuanuntuk dapat tersalurkan dengan baik dan diterima oleh lingkungan sekitarnya. Dalam tahap ini, penulismenganalisis apa saja yang dilakukan oleh tokoh utama dalam menghadapi godaan gadis Rusia yang satu apartemen dengannya dan lingkungan sekitarnya yang sangat menguji keimanannya.

Tiba di Rusia, Ayyas sudah ditunggu oleh sahabatnya Devid di bandara Sheremetyevo Rusia. Mereka berdua langsung mencari taksi carteran untuk segera mengantar mereka menuju apartemen yang telah disediakan oleh Devid. Di dalam perjalanan, Ayyas dan Devid bercerita panjang lebar mengenai pengalaman masing-masing. Devid


(1)

Sumber Internet:

Putri Permatasari, Kurnia. 2012. “Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy: Tinjauan Psikologi Sastra dan Nilai Religius”. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Diakses. 7 November 2014.

Kumala Sari, Nila. 2014. “Analisis Teknik Pelukisan Tokoh Dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy”. Skripsi. Sumatera Barat: Universitas Muhammadiya Diakses 7 November 2014.

Hariani, Fitri. 2013. “Analisis Tema Dan Alur Dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy”. Skripsi. Tanjung Pinang: Universitas Maritim Raja Ali Ha Diakses. 7 November 2014.


(2)

Sinopsis

Muhammad Ayyas kerap dipanggil Ayyas adalah seorang mahasiswa dari Indonesia yang merupakan seorang santri salaf, Ayyas ditugaskan oleh Profesor Najmudin untuk melakukan penelitian mengenai sejarah Islam yang ada di Moskwa Rusia. Negera yang penduduknya paling banyak menganut atheis dan menjunjung tinggi free sex(seks bebas).Ayyas harus berjuang mempertahankan imannya, keyakinan, dan akidahnya selama melakukan penelitian tersebut di Moskwa yang merupakan tempat belum pernah Ayyas kunjungi sama sekali.

Ayyas dijemput oleh sahabatnya sewaktu SMP dahulu bernama Devid, mereka sudah hampir sembilan tahun tidak bertemu. Setelah beberapa saat bercerita pengalaman satu sama lain, mereka kemudian segera menuju apartemen yang telah disewakan oleh Devid untuk Ayyas selama melakukan penelitian di Moskwa. Tanpa disadari, Ayyas dikejutkan dengan sebuah kenyataan bahwa dirinya harus satu apartemen dengan gadis bule Rusia yang berwajah sangat cantik. Mereka adalah Yelena dan Linor, Ayyas takut imannya akan runtuh jika harus tinggal bersama kedua gadis tersebut. Namun menurut Devid, itulah yang terbaik untuk Ayyas. Devid menjelaskan secara detail alasan mengapa Devid memilih apartemen tersebut, setelah mendengar penjelasan dari Devid, Ayyas pun mengerti dan mengikuti apa kata Devid.


(3)

Selama Ayyas tinggal satu apartemen bersama dua gadis bule Rusia itu, Ayyas sangat terkejut karena gadis-gadis tersebut bukanlah orang baik-baik. Suatu malam ketika Ayyas pulang dari MGU, Ayyas memergoki Linorbersama seorang anggota mafia Rusia sedang melakukan perzinahan di ruang tamu apartemen. Ayyas tidak menghiraukan mereka dan meninggalkan ruang tamu memasuki kamarnya. Ayyas pun menyalakan laptopnya dan memutar lantunan ayat suci Al Quran dengan keras hingga suaranya terdengar ke ruang tamu. Karena merasa terganggu, lelaki itu menggedor-gedor pintu kamar Ayyas dan memaki-maki Ayyas, dan terjadilah perkelahian. Semenjak dari kejadian itu, Ayyas juga mengetahui bahwa Yelena adalah seorang pelacur kelas atas dan seorang atheis yang tidak percaya akan adanya Tuhan.

Suatu saat, Yelena mengalami peristiwa yang sangat tidak manusiawi, Yelena disiksa dan dibuang di pinggiran jalan sempit yang gelap gulita oleh pelanggannya dari dalam mobil. Saat itu, Yelena merasa seluruh tubuhnya kaku dan tidak bisa digerakan. Yelena berfikirsedang berada diujung kematian. Tidak ada seorang pun menolongnya sehingga Yelena tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan pada siapa harus meminta tolong lantaran tempat dia dibuang sangat gelap dan jauh dari keramaian. Batin Yelena sesungguhnya mengingat Tuhan, danhati kecilnya menyebut-nyebut nama Tuhan memintai pertolongan-Nya sambil meneteskan air mata. Semakin lama, tubuh Yelena mulai tertimbun salju dan tiba-tiba ada seorang wanita tua melihatnya. Wanita tua itu sedang sibuk mencari sisa-sisa makanan yang telah dibuang orang dan wanita itu berlari menghampiri Yelena. Melihat Yelena yang sedang sekarat, dan wanita tersebut langsung mencari bantuan kepada orang-orang untuk menolong Yelena, namun tak ada seorang pun yang bersedia membantunya. Beberapa saat kemudian, ada seorang pemuda yang tidak keberatan untuk membantunya yang tidak lain adalah Ayyas secara kebetulan melewati jalan itu. Akhirnya Yelena pun dilarikan ke rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan, dokter mengatakan jika terlambat sedikit


(4)

Linor merasa tidak pernah puas dengan apa yang telah didapatnya, batinnya selalu dihampiri perasaan gelisah. Linor pun dikejutkan dengan sebuah kenyataan tentang siapa dirinya sebenarnya. Ternyata Linor adalah keturunan Palestina, dan bukanlah keturunan Yahudi seperti yang selama ini diyakininya dan sangat dia banggakan. Linor juga hanyalah seorang anak angkat dari sahabat ibu kandungnya sewaktu menjadi relawan ketika perang melanda Sabra dan Sathila, Palestina. Linor mengetahui semua itu dari Madame Ekaterina yang selama ini dianggap sebagai ibu kandungnya sendiri. Linor sangat menyesal dengan semua perbuatannyaselama ini sebagai agen Zionis, Linor juga merasa bahwa sama saja dirinya telah membunuh ibu kandungnya sendiri

Selama tinggal di Rusia, Devid merasakan hidupnya semakin hampa dan tanpa arah tujuan. Devid meminta Ayyas untuk menuntunnya ke Jalan yang benar, dan Devid pun kembali mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai tanda keislamannya. Ayyas memberikan solusi agar Devid segera menikah, dan Ayyas pun menyarankannya agar menikah dengan Yelena. Tanpa pikir panjang akhirnya Devid menerima saran Ayyas dan melamar Yelena, ternyata lamaran Devid diterima baik oleh Yelena. Akhirnya, Yelena pun mengucapkan dua kalimat syahadat dan memeluk agama Islam, kemudian menikah dengan Devid.

Linor pun mengucapkan dua kalimat syahadat dan masuk agama Islam, suatu malam Linor bermimpi bertemu dengan ibu kandungnya, dalam mimpinya itu ibu kandungnya berpesan kepada Linor agar menikah dengan seseorang yang memiliki sifat seperti Nabi Yusuf as. Linor bertanya-tanya dalam hati mengapa ibunya berpesan seperti itu. Linor pun mencari tahu kisah Nabi Yusuf as. Setelah mempelajari kisah Nabi Yusuf as. dan memahaminya, Linor pun teringat kepada Ayyas yang memiliki sifat seperti Nabi Yusuf as. sehingga Linor pun beranggapan bahwa yang dimaksud oleh ibunya itu adalah Ayyas. Linor menemui Ayyas dengan berpakaian muslimah, sehingga Ayyas tidak mengenalinya. Ayyas terkejut dan bersyukur kepada Allah karena Linor telah bertaubat dengan sungguh-sungguh.


(5)

Linor langsung menyatakan maksudnya yang menanyakan apakah Ayyas bersedia menjadikannya sebagai istri, saai itu Ayyas tidak langsung menjawabnya.Linor pun berpamitan untuk segera pulang dan berkemas berharap Ayyas menjawab esok harinya. Ketika Linor sudah keluar dari apartemennya saat ini, Ayyas berubah pikiran dan ingin mengatakan bahwa dirinya menerima dan memenuhi permintaan Linor untuk menjadi suaminya. Dibelakang Linor terlihat sebuah mobil hitam yang mengarah kepadanya Ayyas melihat orang yang ada di dalam mobil itu mengeluarkan senjata api mengarah kepada Linor dan Ayyas berteriak memperingatkan Linor, namun terlambat tubuh Linor langsung terjatuh, ternyata orang tersebut menembak Linor. Ayyas berlari menghampiri Linor dan tidak berdaya melihat Linor yang berlumuran darah. Ayyas mengangkat Linor dan meminta pertolongan kepada siapapun yang lewat disekitarnya untuk membawa Linor ke rumah sakit.

Beberapa saat kemudian, seorang ibu mengendarai mobil menghampirinya, Ayyas pun meminta pertolongan kepada ibu tersebut untuk membawa Linor ke rumah sakit. Ayyas menyesal tidak langsung menjawab permintaan Linor. Ayyas pun menangis yang kalau siapa saja yang melihat dan mendengarnya pasti akan tersayat hatinya. Tangisan seorang pecinta sejati yang mencintai karena Allah dan kehilangan karena Allah.


(6)

Biografi Pengarang

Habiburrahman El Shirazy lahir di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia 30 september 1976. Memulai pendidikan di Mts Futuriyyah I Mranggen, sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak. Pada tahun 1992, ia belajar di Madrasah Aliyah program khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah itu, melanjutkan belajar ke Fakultas Ushuluddin, jurusan Hadist Universitas Al-Azhar, Kairo, dan selesai tahun 1999. Pada tahun 2000, lulus Postgraduate Diploma (Pg.D), melanjutkan S2 di The Institute For Islamic Studies di Kairo.

Adapun karya-karyanya yaitu:

- Ayat-ayat Cinta

- Ketika Cinta Bertasbih - Ketika Cinta Berbuah Surga - Di atas Sajadah Cinta - Dalam Mihrab Cinta - Bumi Cinta

Novel yang menjadi bahan penelitian penulis saat ini - Cinta Suci Zahrana

- The Romance